Apa alasan yang dipertimbangkan sehingga perlu menggunakan hidroponik?


Tanaman dapat tumbuh optimum dengan menyesuaikan kebutuhan tanaman semasa pertumbuhannya. Kebutuhan tersebut menjadi faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Faktor pertumbuhan tanaman yang dibudidayakan secara hidroponik dapat dibedakan menjadi faktor utama dan faktor lingkungan.


Faktor utama yang berpengaruh secara langsung terhadap pertumbuhan tanaman secara hidroponik, yaitu air baku, nutrisi/ pupuk dan mineral, media tanam, ketersediaan oksigen serta kualitas benih. Selanjutnya, faktor lingkungan meliputi suhu, cahaya, dan kelembapan (RH).

5 Faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman hidroponik

1. Air Baku

Air baku pada hidroponik ialah air yang belum dicampur dengan nutrisi. Air yang digunakan harus bersih dalam artian tidak mengandung kotoran, sampah, lumpur, pathogen, atau zat pencemar. Penggunaan air baku yang baik untuk pertumbuhan tanaman secara hidroponik yaitu memiliki ppm dibawah 100 ppm dan tidak melebihi 150 ppm. PPM (part per million) dapat diukur dengan alat TDS meter.


Air baku yang digunakan untuk berkebun secara hidroponik diantaranya, air tanah, air sumur, air AC, dan air hujan. Sebagian petani memilih untuk menadahai air hujan sebagai air baku untuk tanaman hidroponik. Air hujan memiliki kualitas dan kandungan mineral yang berlimpah dengan EC/PPM rendah. Sebelum digunakan sebagai air baku untuk hidroponik, air hujan disaring terlebih dulu agar kotoran yang terbawa tidak masuk ke bak penampungan.

2. Nutrisi/Pupuk dan Mineral

Pupuk dalam berkebun secara hidroponik lebih sering disebut sebagai nutrisi. Berbentuk cair dan larut dalam air. Pemberian nutrisi pada budidaya hidroponik sangat penting karena kebutuhan hara tanaman bergantung pada nutrisi yang diberikan. Nutrisi dapat diserap akar tanaman secara langsung melalui larutan nutrisi. Ketersediaan nutrisi secara langsung bagi tanaman dapat menginduksi pertumbuhan tanaman dengan lebih cepat.

Unsur hara tersedia bagi tanaman pada pH 5.5 – 7.5, dengan kondisi yang optimal pada pH 6.5. Unsur hara yang dibutuhkan tanaman terdiri dari hara makro dan mikro. Unsur hara makro dibutuhkan tanaman dalam jumlah besar dan konsentrasi dalam larutan relatif tinggi. Unsur hara makro mencakup N, P, K, Ca, Mg, dan S. Unsur hara mikro yaitu unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah sedikit dan konsentrasi dalam larutan rendah. Unsur hara mikro harus tersedia bagi tanaman meski dalam jumlah sedikit, karena juga berpengarh terhadap pertumbuhan tanaman. Unsur hara mikro meliputi e, Mn, Zn, Cu, B, Mo, dan Cl.

Kebutuhan unsur hara tanaman berbeda-beda tergantung pada jenis tanaman dan tingkat pertumbuhannya. Nutrisi atau larutan hara dibuat dengan cara melarutkan nutrisi/pupuk dalam air. Berbagai jenis pupuk dapat digunakan untuk larutan nutrisi, pemilihannya berdasarkan kelarutan nutrisi dan kandungan hara.

3. Media Tanam

Jenis media tanam dalam berkebun secara hidroponik sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Media tanam yang baik mampu membuat unsur hara tersedia, kelembapan terjamin, dan drainase baik. Media tanam berfungsi sebagai penopang tanaman dan sarana meyalurkan larutan nutrisi atau air.

Media tanam yang digunakan harus dapat menyediakan air, unsur hara, oksigen, dan tidak mengandung zat beracun bagi tanaman. Tiap bahan media tanam memiliki sifat yang berbeda dan memengaruhi sifat lingkungan media, missal tingkat suhu, aerasi, dan kelembapan. Pemilihan media tanam sebaiknya disesuaikan dengan jenis dan karakteristik tanaman.

Apa alasan yang dipertimbangkan sehingga perlu menggunakan hidroponik?
Hidrogel

Apa alasan yang dipertimbangkan sehingga perlu menggunakan hidroponik?

4. Ketersediaan Oksigen

Memulai berkebun hidroponik, Sobat Pintar harus tahu bahwa tanaman memerlukan oksigen untuk pengambilan nutrisi dari akar. Oksigen dalam budidaya secara hidroponik sangat penting. Ketersediaan oksigen dalam sistem akar meningkatkan pertumbuhan tanaman dengan lebih cepat. Tingkat oksigen yang rendah menyebabkan tanaman layu karena akar tidak mampu secara optimal menyerap air dan hara yang dibutuhkan tanaman.

Oksigen terlarut (dissolved oxygen) pada larutan nutrisi hidroponik sebaiknya di atas 6 ppm. Cara untuk mengetahui tingkat oksigen yang terlarut (DO) ialah mengukur dengan alat DO meter. Peningkatan ketersediaan oksigen membantu pertumbuhan akar dan meningkatkan penyerapan nutrisi. Keseluruhan sistem hidroponik mengoptimalkan ketersediaan oksigen dalam sistem perakaran.

5. Kualitas Benih

Tiap menanam atau budidaya, kualitas benih menjadi faktor penting. Benih tanaman yang baik, dapat tumbuh optimal dalam kondisi yang optimum. Pemilihan benih menjadi modal utama dalam budidaya baik secara hidroponik maupun konvensional. Benih dalam budidaya hidroponik, sebaiknya disemai terebih dahulu. Benih disemai pada tray atau media semai. Benih yang berkualitas ialah benih yang memiliki tingkat germinasi lebih dari 80%, pertumbuhan cepat dan seragam, bebas dari hama dan penyakit.

Penyemaian dilakukan sebelum proses penanaman, pindah tanam ke instalasi hidroponik. Media semai yang umum digunakan ialah pasir dan rockwool. Pasir memiliki aerasi dan drainase yang baik. Rockwool memiliki daya serap air yang tinggi dan steril. Benih umumnya mulai berkecambah umur 3 – 7 HST. Benih yang siap tanam berumur 21 – 28 HST atau memiliki jumlah daun 3 – 4.

Faktor lingkungan yang memengaruhi pertumbuhan tanaman secara hidroponik, diantaranya ialah:

  1. Suhu
    Suhu/temperatur dalam budidaya hidroponik bisa dibedakan menjadi suhu lingkungan dan suhu larutan nutrisi. Suhu lingkungan yang optimal untuk tiap jenis tanaman berbeda-beda. Tanaman sawi, kangkung, pakcoy umumnya memerlukan suhu lingkungan antara 25-32 derajat Celcius. Sedangkan, untuk suhu larutan nutrisi berkisar antara 20-28 derajat Celcius. Suhu larutan nutrisi yang tinggi dapat menyebabkan tingkat kelarutan oksigen menurun, bahkan tidak tersedia jika suhu larutan terlalu tinggi. Suhu yang tinggi pada tanaman dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman menjadi lebih cepat (bolting). Selain itu, suhu yang tinggi bisa menjadi salah satu faktor yang memengaruhi rasa pahit pada sayuran, seperti selada.
  2. Cahaya, kebutuhan tanaman hidroponik akan cahaya dapat terpenuhi dengan cara hidroponik outdoor dimana tanaman mendapat sinar matahari langsung. selain itu, untuk hidroponik indoor dapat dilakukan dengan memasang lampu LED, HID, atau fluoresens. Tanaman memerlukan cahaya sejak perkecambahan untuk mencegah terjadinya etiolasi (biasa disebut kutilang) hingga panen.
  3. Kelembapan, kondisi kelembapan (RH) yang optimal untuk tanaman hidroponik sekitar 70%. kelembapan di atas 70% dikategorikan kelembapan tinggi yang menyebabkan evapotranspirasi dan daya serap akar akan hara berkurang. Sedangkan kelembapan di bawah 70% dikategorikan kelembapan rendah, yang menyebabkan tanaman menjadi layu.

Tanaman hidroponik dapat tumbuh cepat dan subur apabila kita mengoptimalkan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman secara hidroponik. Kita dapat mencegah pertumbuhan tanaman hidroponik yang lambat, dengan memperhatikan faktor yang mempengaruhinya. Faktor utama berupa air baku yang harus murni (tidak tercemar), nutrisi/pupuk yang tepat jenis dan waktu, media tanam yang memiliki kelembapan dan drainase baik, ketersediaan oksigen bagi akar tanaman, dan kualitas benih yang bermutu.

Apa alasan yang dipertimbangkan sehingga perlu menggunakan hidroponik?

Peningkatan jumlah penduduk dunia serta menyempitnya lahan pertanian mendorong kita untuk memanfaatkan teknologi dalam mengelola produksi pangan agar selain dapat mencukupi juga memiliki kualitas yang lebih baik. Hidroponik adalah jawaban untuk kebutuhan masa depan dan berikut adalah 5 alasan utama mengapa hidroponik sudah harus mulai diadopsi.

Hidroponik adalah metode budidaya tanaman tanpa menggunakan media tanam tanah. Saat ini hidroponik merupakan salah satu sektor pertanian yang perkembangannya paling pesat dan diyakini akan mendominasi produksi pangan dimasa depan. Banyak keunggulan serta kelebihan yang ditawarkan dengan menggunakan metode hidroponik dan berikut adalah 5 alasan utama mengapa metode ini perlu dipertimbangkan dan diadopsi.

Hemat Air
Percaya atau tidak, budidaya menggunakan metode hidroponik pada beberapa jenis tanaman panen dapat menghemat penggunaan air sampai 90% dibanding dengan metode tradisional yang menggunakan media tanah.

Hemat Lahan
Dengan luas lahan yang sama, budidaya hidroponik dapat ditanami 4x lipat lebih banyak daripada metode tradisional. Dengan kata lain; budidaya hidroponik hanya membutuhkan ¼ kali luas lahan untuk menanam jumlah yang sama dibanding metode tradisional.

Tanpa Tanah
Hidroponik tidak membutuhkan tanah sebagai media tumbuh, namun menggunakan media “pasif” dimana kadar pH, kebutuhan nutrisi makro dan mikro serta kebutuhan oksigen semuanya dapat diatur dan langsung dapat diserap oleh akar. Selain itu juga bebas dari penyakit dan hama tanaman yang disebabkan oleh mikroba yang hidup dalam tanah.

Daya Tumbuh
Kecepatan tumbuh (panen) beberapa jenis tanaman bisa mencapai 2x lebih cepat dibanding metode tradisional karena semua asupan nutrisi, air dan oksigen yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dapat diatur.

Tanpa Bahan Kimia
Dengan adanya kemajuan teknologi serta inovasi dalam formulasi nutrisi hidroponik, kini mereka tidak lagi membutuhkan herbisida maupun pestisida yang diramu dari bahan kimia yang memiliki dampak berbahaya terhadap lingkungan, hewan maupun kesehatan manusia.