Ada beberapa cara mengimani kitab al Quran yang tidak termasuk di dalamnya brainly

Home Gaya Hidup Gaya Lainnya

din | CNN Indonesia

Senin, 08 Mar 2021 12:26 WIB

Ada beberapa cara mengimani kitab al Quran yang tidak termasuk di dalamnya brainly

Salah satu yang tak kalah penting dalam menjadi umat Muslim adalah memahami hikmah beriman kepada Kitab-kitab Allah, khususnya Al-Quran. (Foto: CNN Indonesia/Safir Makki)

Jakarta, CNN Indonesia --

Keimanan terdapat dalam hati dan diamalkan dengan perbuatan. Keimanan akan mendorong seseorang melakukan sesuatu yang sesuai dengan ajaran dan tuntutan agama.

Iman kepada kitab-kitab Allah SWT juga tercermin dalam perilaku seorang Muslim. Berikut beberapa perilaku dan hikmah beriman kepada kitab-kitab Allah SWT:

1. Meningkatnya Kualitas Kehidupan Diri

Iman pada kitab-kitab Allah SWT dapat meningkatkan kualitas kehidupan pribadi. Fungsi ini tercantum dalam ayat Alquran berikut ini:

وَالَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِمَآ اُنْزِلَ اِلَيْكَ وَمَآ اُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ ۚ وَبِالْاٰخِرَةِ هُمْ يُوْقِنُوْنَۗ

اُولٰۤىِٕكَ عَلٰى هُدًى مِّنْ رَّبِّهِمْ ۙ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ

Artinya: "Dan mereka yang beriman kepada (Alquran) yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dan (kitab-kitab) yang telah diturunkan sebelum engkau serta mereka yakin akan adanya akhirat. Merekalah yang mendapat petunjuk dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung." (Q.S. al-Baqarah [2]: 4-5).

Ada beberapa cara mengimani kitab al Quran yang tidak termasuk di dalamnya brainly
Selain membaca, pahami juga hikmah beriman kepada Kitab-kitab Allah (Foto: CNN Indonesia/ Damar)

Ayat di atas menjelaskan bahwa orang-orang yang beriman kepada Alquran dan menjadikannya pedoman hidup adalah orang-orang yang mendapat petunjuk dari Allah.

Alquran berisi perintah beribadah dan menyembah Allah agar manusia tidak terlena dengan kehidupan dunia.

Alquran juga mengajarkan manusia berbuat baik dan tolong-menolong kepada sesama. Selain itu, Alquran juga melarang hal-hal yang dapat merugikan manusia.

Kitab Allah mengajarkan manusia agar memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat.

2. Mengajarkan Cara Membangun Kehidupan Bermasyarakat

Alquran mengajarkan cara bersikap terhadap sesama dalam berbagai keadaan. Allah tidak membedakan manusia berdasarkan status sosial maupun jabatan.

Dengan persamaan tersebut kehidupan masyarakat akan tenang. Masyarakat yang mengamalkan ajaran Alquran akan menjadi masyarakat yang baik.

3. Menjalin Kerukunan

Alquran mengajarkan umat Islam tentang persatuan dan kerukunan dalam bernegara. Rasulullah SAW telah mencontohkan ketika membangun negara Madinah.

Beliau menerapkan kebebasan beragama, toleransi antar-umat beragama, serta semangat mempertahankan musuh serangan negara lain yang berniat memecah persatuan.

4. Meningkatkan Keimanan kepada Allah SWT

Alquran berisi perintah, larangan, dan imbauan dalam beribadah. Seseorang yang mengamalkan Alquran akan meningkatkan keimanan kepada Allah SWT.

Selain itu, seseorang yang mengamalkan Alquran berarti melaksanakan perintah, menjauhi larangan, serta melakukan imbauan Allah SWT dan Rasulullah SAW.

Ada beberapa cara mengimani kitab al Quran yang tidak termasuk di dalamnya brainly
Hikmah beriman kepada kitab-kitab Allah adalah meningkatan iman kepada Sang Pencipta (Foto: Adhi Wicaksono)

Beriman kepada Kitab-Kitab sebelum Alquran

Beberapa perilaku yang dapat dilakukan sebagai wujud keimanan kepada kitab yang diturunkan sebelum Alquran, yaitu kitab Taurat, Zabur, dan Injil sebagai berikut:

  1. Meyakini bahwa kitab Taurat diterima oleh Nabi Musa a.s. untuk menjadi peringatan serta pedoman baginya dan Bani Israel.
  2. Meyakini bahwa kitab Zabur diterima oleh Nabi Daud a.s. untuk menjadi peringatan serta pedoman baginya dan kaumnya.
  3. Meyakini bahwa kitab Injil diterima oleh Nabi Isa a.s. untuk menjadi peringatan serta pedoman baginya dan Bani Israel.
  4. Meyakini bahwa Allah SWT menurunkan kitab Taurat, Zabur, serta Injil untuk menjadi peringatan hanya bagi kaum pada masanya.
  5. Meyakini bahwa kitab Taurat, Zabur, serta Injil merupakan wahyu Allah SWT dan bukan karangan nabi dan rasul.
  6. Meyakini bahwa hanya Allah SWT yang Maha Mengetahui segala sesuatu tentang kitab Taurat, Zabur, dan Injil.

Beriman kepada Alquran

Alquran adalah kitab yang terjaga keasliannya dan tidak akan berubah sampai akhir zaman.

Alquran berbeda dengan kitab-kitab sebelumnya yang hanya berfungsi sebagai peringatan bagi kaum tertentu, pedoman bagi semua umat manusia hingga akhir zaman.

Ada beberapa cara mengimani kitab al Quran yang tidak termasuk di dalamnya brainly
Hikmah beriman kepada kitab-kitab Allah, termasuk Al-Quran (Foto: ANTARA FOTO/Saiful Bahri)

Alquran telah menyempurnakan ajaran yang terdapat pada kitab-kitab sebelumnya. Ajaran yang terdapat dalam kitab-kitab tersebut tidak lagi berlaku setelah Alquran diwahyukan.

Oleh karena itu, kita tidak perlu menjalankan ajaran yang terdapat pada kitab Taurat, Zabur, dan Injil.

Syariat yang berlaku untuk umat sebelum Nabi Muhammad SAW pun tidak berlaku bagi umat saat ini, kecuali untuk syariat-syariat tertentu yang telah ditetapkan oleh Alquran dan sunah Rasulullah SAW, misalnya syariat Nabi Ibrahim AS.

Hal ini tidak berarti syariat para nabi dan rasul terdahulu tidak baik, tetapi Alquran telah menyempurnakan syariat sebelumnya. Dengan demikian, kita tidak perlu menjalankan syariat terdahulu.

Kita hanya diberi kewajiban untuk mengamalkan ajaran yang terdapat dalam Alquran. Perilaku penerapan iman kepada Alquran dapat dilakukan dengan beberapa cara di atas.

(din/fjr)

Saksikan Video di Bawah Ini:

TOPIK TERKAIT

Selengkapnya

Penyusun: Ummu ‘Ummar dan Ummu Ziyad
Muroja’ah: Ust. Abu Mushlih Ari Wahyudi

Beriman kepada kitab-kitab Allah adalah termasuk salah satu rukun iman, sebagaimana firman Allah azza wa jalla yang artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.” (QS. An-Nisaa’: 136)


Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa Allah ta’ala memerintahkan agar kita beriman kepada-Nya, kepada Rasul-Nya shallallahu’alaihiwasallam, kepada kitab-Nya yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya yakni Al-Qur’an dan juga memerintahkan agar kita mengimani kitab-kitab yang diturunkan sebelum Al-Qur’an. Dalam hadits dari Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam bersabda, “Hendaknya engkau beriman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitabNya, para rasu-lNya, hari Akhir dan hendaknya engkau beriman kepada qadar (takdirNya), yang baik maupun yang buruk.” (HR. Muslim)

Saudariku, perlu kita ketahui bersama bahwa keimanan kepada kitab-kitab Allah terkandung di dalamnya empat unsur, yaitu:

Pertama, adalah beriman bahwa kitab-kitab itu benar-benar diturunkan dari sisi Allah ta’ala.

Kedua, beriman kepada apa yang telah Allah namakan dari kitab-kitabNya dan mengimani secara global kitab-kitab yang kita tidak ketahui namanya. Allah ta’ala berfirman yang artinya, “Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al-Kitab dan neraca supaya manusia dapat melaksanakan keadilan.” Ayat ini menunjukkan bahwa terdapat kitab bagi setiap Rasul, akan tetapi kita tidak mengetahui seluruh namanya. Adapun kitab-kitab yang kita ketahui namanya adalah Al-Qur’an Al-Karim yang diturunkan kepada Nabi kita Muhammad shallallahu’alaihiwasallam, Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa ‘alaihissalaam, Zabur yang diturunkan kepada Nabi Dawud ‘alaihissalaam, Suhuf Ibrohim, dan Taurat (Ada sebagian ulama yang menyatakan kitab yang diturunkan bagi nabi Musa ‘alaihissalaam adalah Taurat, ada pula yang menyatakan bahwa bagi nabi Musa ‘alaihissalaam terdapat kitab lainnya yaitu Suhuf Musa).

Ketiga, yaitu membenarkan berita-berita yang benar dari kitab-kitab tersebut sebagaimana pembenaran kita terhadap berita-berita Al-Qur’an dan juga berita-berita lainnya yang tidak diganti atau dirubah, dari kitab-kitab terdahulu (sebelum Al-Qur’an).

Keempat, yaitu mengamalkan hukum-hukum yang tidak dihapus (nasakh) serta dengan rela dan pasrah menerimanya, baik kita ketahui hikmahnya atau tidak. Ketahuilah saudariku, bahwa seluruh kitab yang ada telah terhapus (mansukh) dengan turunnya Al-Qur’an. Allah ta’ala berfirman yang artinya, “Dan Kami telah turunkan kepadamu Alquran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan sebagai muhaimin terhadap kitab-kitab yang lain itu.” (QS. Al-Maa’idah 5:48). Artinya, Al-Qur’an sebagai ‘hakim’ atas kitab-kitab yang ada sebelumnya. Maka tidaklah diperbolehkan untuk mengamalkan hukum apapun dari hukum-hukum terdahulu, kecuali yang sah dan diakui oleh Al-Qur’an.

Buah Keimanan Kepada Kitab-Kitab Allah

Setelah mengetahui bagaimana mengimani kitab-kitab Allah secara benar, maka tentunya keimanan tersebut akan berdampak bagi diri seorang muslim. Diantara buah keimanan tersebut adalah:

  1. Mengetahui pertolongan Allah ta’ala pada hamba-hamba-Nya dimana Allah menurunkan kepada setiap kaum kitab yang memberi petunjuk pada mereka.
  2. Mengetahui dengan hikmah-Nya, Allah ta’ala mensyari’atka kepada setiap kaum sesuai dengan keadaan mereka. Sebagaimana dalam firman-Nya, “Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang.” (QS. Al-Maa’idah 5:48)

Semoga kini engkau memahamibagaimana beriman kepada kitab-kitab Allah ta’ala secara benar. Kitab-kitab yang seluruhnya adalah kalamullah yang disampaikan oleh malaikat Jibril kepada setiap Rasul. Tunduk dan berserah diri dengan apa yang ada pada kitab terakhir yang diturunkan yaitu Al-Qur’an dengan tanpa menafikan kebenaran yang ada pada kitab-kitab sebelumnya. Mengamalkan seluruh hukumnya tanpa memilih sebagian ayat dan menolak ayat lainnya yang ini merupakan tindakan kekufuran – na’udzubillahi min dzalik-. Semoga Allah memudahkan kita dalam menjalankan syari’at ini. Hanya Allah-lah tempat bersandar dan memohon pertolongan.

Maroji’:

  1. Pelajaran Tauhid untuk Tingkat Lanjutan. Dr. Abdul Aziz bin Muhammad Alu Abdul Lathif. Darul Haq.
  2. Syarah Tsalaatsatul Ushuul – terjemahan -, Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin/. Al Qowam.
  3. Syarah Al ‘Aqidah Al Wasithiyah li Jam’il ‘Ulama. Dar Ibnul Jauzi.

***

Artikel www.muslimah.or.id

Sahabat muslimah, yuk berdakwah bersama kami. Untuk informasi lebih lanjut silakan klik disini. Jazakallahu khairan

🔍 Orang Arab Telanjang, Hadits Husnudzon, Memberi Nama Anak Menurut Islam, Wanita Muslimah Berjilbab, Dakwah Tentang Sabar, Cara Memutuskan Pacar Karena Allah, Doa Mandi Wajib Sehabis Haid, Arti Nama Ghifari Dalam Islam, Anak Kecil Berdoa, Istri Menafkahi Suami