Kilang minyak (bahasa Inggris: oil refinery) adalah pabrik/fasilitas industri yang mengolah minyak mentah menjadi produk petroleum yang bisa langsung digunakan maupun produk-produk lain yang menjadi bahan baku bagi industri petrokimia. Produk-produk utama yang dihasilkan dari kilang minyak antara lain: minyak nafta, bensin (gasoline), bahan bakar diesel, minyak tanah (kerosene), dan elpiji.[1][2] Kilang minyak merupakan fasilitas industri yang sangat kompleks dengan berbagai jenis peralatan proses dan fasilitas pendukungnya. Selain itu, pembangunannya juga membutuhkan biaya yang sangat besar. Kilang minyak merupakan salah satu bagian downstream paling penting pada industri minyak bumi.
Minyak mentah yang baru dipompakan ke luar dari tanah dan belum diproses umumnya tidak begitu bermanfaat. Agar dapat dimanfaatkan secara optimal, minyak mentah tersebut harus diproses terlebih dahulu di dalam kilang minyak. Minyak mentah merupakan campuran yang amat kompleks yang tersusun dari berbagai senyawa hidrokarbon. Di dalam kilang minyak tersebut, minyak mentah akan mengalami sejumlah proses yang akan memurnikan dan mengubah struktur dan komposisinya sehingga diperoleh produk yang bermanfaat. Secara garis besar, proses yang berlangsung di dalam kilang minyak dapat digolongkan menjadi 5 bagian, yaitu:
Gambar ini memperlihatkan proses distilasi (penyulingan) minyak mentah yang berlangsung di Kolom Distilasi. Tahap awal proses pengilangan berupa proses distilasi (penyulingan) yang berlangsung di dalam Kolom Distilasi Atmosferik dan Kolom Distilasi Vacuum. Di kedua unit proses ini minyak mentah disuling menjadi fraksi-fraksinya, yaitu gas, distilat ringan (seperti minyak bensin), distilat menengah (seperti minyak tanah, minyak solar), minyak bakar (gas oil), dan residu. Pemisahan fraksi tersebut didasarkan pada titik didihnya. Kolom distilasi berupa bejana tekan silindris yang tinggi (sekitar 40 m) dan di dalamnya terdapat tray-tray yang berfungsi memisahkan dan mengumpulkan fluida panas yang menguap ke atas. Fraksi hidrokarbon berat mengumpul di bagian bawah kolom, sementara fraksi-fraksi yang lebih ringan akan mengumpul di bagian-bagian kolom yang lebih atas. Fraksi-fraksi hidrokarbon yang diperoleh dari kolom distilasi ini akan diproses lebih lanjut di unit-unit proses yang lain, seperti: Fluid Catalytic Cracker, dan lain-lain. Produk-produk utama kilang minyak adalah:
Di Indonesia terdapat sejumlah kilang minyak, antara lain:
Semua kilang minyak di atas dioperasikan oleh Pertamina.
Seiring dengan kebutuhan BBM di dalam negeri yang semakin meningkat, Pertamina berupaya untuk meningkatkan kemampuan produksi BBM dari kilang-kilang BBM di dalam negeri. Sejalan dengan hal tersebut diatas maka dibangunlah Kilang BBM Kasim yang bertujuan memenuhi kebutuhan BBM untuk daerah Papua dan sekitarnya, yang sebelumnya didatangkan dari Kilang BBM Balikpapan Kalimantan Timur. Pembangunan kilang BBM tersebut dilakukan dengan pertimbangan sebagai berikut:
Kilang BBM Kasim dibangun diatas areal seluas kurang lebih 80 HA. dan terletak di desa Malabam kecamatan Seget kabupaten Sorong Papua bersebelahan dengan Kasim Marine Terminal (KMT) Petro China, kurang lebih 90 km sebelah selatan kota Sorong. Kilang tersebut mulai beroperasi sejak Juli 1997 sampai saat ini. Design Philosophy : Kilang BBM Kasim mengolah crude lokal produksi daerah kepala burung Papua. Lokasi Kilang BBM ini dipilih disekitar area Petro China dengan dasar pertimbangan :
BASIS PERENCANAAN : Kilang BBM Kasim mempunyai kapasitas 10.000 barrel / hari, dirancang untuk mengolah Crude (minyak mentah) Walio (60%) dan Salawati (40%). Produk yang dihasilkan adalah :
Dari total produksi BBM RU VII dapat memberi kontribusi sekitar 15 % dari total kebutuhan MALIRJA (MALUKU & IRIAN JAYA). VISI : "Menjadi Kilang handal, memberikan keuntungan, dan berwawasan lingkungan sesuai standar kelas dunia pada tahun 2015" MISI : "Mengolah minyak mentah menjadi produk BBM secara efisien dengan yield optimal dan berwawasan lingkungan. Memberikan nilai tambah bagi pelanggan, pemegang saham, pekerja, serta memberikan kontribusi positif bagi percepatan pembangunan di wilayah Maluku & Papua" Refinery Unit VII Sorong di design mengolah Walio – Salawati crude komposisi 60 %- 40 % dengan sulfur content 0,56 % wt, salt 2,0 ptb, BS & W 0,10 % vol.
Pengelolaan Air Buangan Unit Proses & Tanki Timbun 1. Pengendalian Oily Water :
2. Pengendalian Sludge :
|