Andi Azis. Foto: Wikipedia 8 April 1950 menjadi saksi bisu atas meledaknya pemberontakan Andi Azis di Makassar. Pemberontakan tersebut dipicu oleh kekecewan para mantan serdadu KNIL (Koninklijk Nederlandsch-Indische Leger, Pasukan Kolonial Hindia Belanda). Berdasarkan kesepakatan Konferensi Meja Bundar (KMB), saat itu pasukan KNIL akan digabung dengan APRIS (Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat) bersama pasukan TNI. Namun KNIL menolak dan merasa didominasi oleh para tentara TNI yang berasal dari Jawa. Andi Azis, sebagai mantan perwira KNIL pun memimpin pemberontakan. Ia menuntut agar KNIL diberi wewenang atas keamanan di Negara Indonesia Timur. Andi Azis. Foto: dictio.idPemberontakan Andi Azis terjadi setelah mantan serdadu KNIL menyerang markas dan menyandera sejumlah perwira APRIS di Makassar. Setelah menguasai Makassar, mereka memberi peringatan kepada pemerintah untuk memenuhi tuntutan mereka. Tepat pada 8 April 1950, pemerintah Indonesia akhirnya mengeluarkan ultimatum kepada Andi Azis dan pasukannya. Berikut ini beberapa upaya yang dilakukan pemerintah guna menganggulangi pemberontakan Andi Azis, yaitu:
Kol. A.E. Kawilarang dan staf tiba di Makassar pada 20 April 1950 dan disambut hangat oleh Mayor H.V. Worang. Tampak Kol. A.E. Kawilarang bersama rombongan sedang berjalan menuju kota Makassar untuk mengatasi Pemberontakan Andi Aziz. KOMPAS.com - Pemberontakan Andi Azis terjadi pada 5 April 1950 di Makassar. Pemberontakan ini dilakukan di bawah pimpinan Kapten Andi Azis, seorang mantan perwira tentara Hindia Belanda, KNIL (Koninklijk Nederlands Indisch Leger) yang baru saja bergabung di APRIS (Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat). Andi Azis melakukan pemberontakan karena menolak masuknya pasukan APRIS. Andi Azis ingin mempertahankan keutuhan Negara Indonesia Timur. Baca juga: Sejarah Berdirinya Kerajaan Pajang Latar BelakangSebagai bentuk kesepakatan Konferensi Meja Bundar (KMB), dibentuklah APRIS yang terdiri dari dua unsur. Ada Tentara Nasional Indonesia (TNI) bentukan Indonesia, dan ada Tentara Hindia Belanda atau Koninklijk Nederlandsch-Indische Leger (KNIL) bentukan Belanda yang diminta meleburkan diri ke APRIS. Setelah digabung, kedua unsur itu tak langsung bersatu. Saat itu ada sentimen bahwa tentara KNIL lebih superior dibanding TNI. Andi Azis merupakan seorang mantan perwira KNIL atau tentara Hindia Belanda yang kemudian bergabung dalam APRIS. Pelantikan Andi Azis disaksikan oleh Letkol Ahmad Yunus Mokoginta, Panglima Tentara Teritorium Negara Indonesia Timur pada 30 Maret 1950. Di saat yang sama, terjadi gelombang demonstrasi besar di Makassar. Kelompok anti-federal menuntut agar Negara Indonesia Timur segera membubarkan diri dan bergabung dengan Indonesia. Kelompok pro-federal juga berdemonstrasi untuk mempertahankan Negara Indonesia Timur.
Kol. A.E. Kawilarang dan staf tiba di Makassar pada 20 April 1950 dan disambut hangat oleh Mayor H.V. Worang. Tampak Kol. A.E. Kawilarang bersama rombongan sedang berjalan menuju kota Makassar untuk mengatasi Pemberontakan Andi Aziz. KOMPAS.com - Andi Azis merupakan mantan perwira KNIL (Koninklijke Nederlandsch-Indische Leger) atau Tentara Kerajaan Hindia Belanda. Setelah Indonesia merdeka pada 1945, Andi Azis ingin mempertahankan Negara Indonesia Timur. Di samping Andi Azis menentang campur tangan APRIS (Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat) menyelesaikan konflik yang ada di Sulawesi Selatan. Ia memberontak dan memimpin sendiri pasukannya untuk melakukan berbagai serangan pada April 1950 di Makassar. Dilansir dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Andi Azis bersama pasukannya menyerang dan menduduki beberapa tempat vital di Makassar. Tidak hanya itu, ia Letnan Kolonel A.J. Mokoginta yang merupakan Panglima Teritorium Indonesia Timur, ditangkap. Baca juga: Berbagai Pergolakan di Dalam Negeri (1948-1965) Setelah mengetahui hal ini, Pemerintah Indonesia langsung bertindak dengan mengeluarkan ultimatum kepada Andi Azis. Ultimatum ini dikeluarkan pada 8 April 1950. Secara garis besar, ultimatum tersebut berisikan perintah agar Andi Azis melaporkan diri dan mempertanggungjawabkan perbuatannya ke Jakarta, sebelum 4 x 24 jam. Jika Andi Azis tidak melakukannya, Kapal Angkatan Laut Hang Tuah akan mengebom Kota Makassar. Pemerintah Indonesia juga memerintahkan agar Andi Azis menyerahkan semua senjata yang dimiliki dan digunakannya serta membebaskan para tawanan. Menurut Nugroho Notosusanto dalam buku Pejuang dan Prajurit (Konsepsi dan Implementasi Dwifungsi ABRI) (1985), upaya pemerintah dalam mengultimatum Andi Azis tidak berhasil. Akhirnya Pemerintah Indonesia mengirim ekspedisi ke Makassar pada 26 April 1950, yang dipimpin oleh Kolonel Alex Kawilarang. Andi Azis ditangkap pada 15 April 1950 saat ia datang ke Jakarta, dengan perjanjian jika ia tidak akan ditangkap. Namun, saat ia tiba di Jakarta, Andi Azis langsung ditangkap. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Baca berikutnya Usaha yang dilakukan Muhammad Ali Pasya dalam meningkatkan sistem pertanian di Mesir adalah .... * a. Membangun sistem irigasi b. Mengembangkan perkeb … kebudayaan ekonomi dan lain lain yang di terapkan dan di amalkan warga NU harus sesuai dengan Berikut ini adalah metode dakwah yang dipakai oleh Walisongo dalam menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa, kecuali a. Mendirikan Pesantren b. Sosial ke … Adakah pengaruh struktur pada masa pendudukan Japang dengan yang ada saat ini di Indonesia? Jelaskan strategi pembelajaran matematika seperti apa yang cocok anak hiperaktif yang kadang mereka sulit untuk fokus pada pembelajaran Mengapa Laksamana Muda Maeda bersedia menyediakan tempat untuk Perumusan teks proklamasi apabila di bandingkan masa prasejarah sudah beberapa besar kemajuan masyarakat bayan kini jelaskan fungsi kegunaan dolmen dan menhir pada zaman prasejarah sebutkan siapa yang orang yang meninggal dunia pertama kali Tuliskan Apa yang melatarbelakangi berdirinya kerajaan-kerajaan Islam di Jawa |