Lihat Foto Show KOMPAS.com - Salah satu potensi sumber daya alam di Indonesia adalah minyak bumi. Jika sumber daya alam minyak bumi di Indonesia dapat dimanfaatkan dengan maksimal, maka akan membantu Indonesia menjadi negara maju. Minyak bumi merupakan cairan kentak, cokelat gelap, atau kehijauan yang mudah terbakar. Umumnya, minyak bumi terletak pada lapisan teratas dari beberapa area di kerak bumi. Sumber daya alam minyak bumi (petroleum) dikenal dengan emas hitam. Tidak semua negara memiliki sumber daya alam minya bumi dan Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki potensi sumber daya alam minyak bumi. Mengutip Kementerian ESDM RI, minyak bumi adalah hasil proses alami berupa hidrokarbon yang dalam kondisi tekanan dan temperatur atmosfer berupa fasa cair atau padat. Baca juga: Bahan Bakar Fosil: Minyak Bumi, Batu Bara, dan Gas Alam Aspal, lilin mineral atau ozokerit, dan bitumen diperoleh dari peroses penambangan. Proses tersebut tidak termasuk untuk batu bara atau endapan kidrokarbon lain yang berbentuk padat. Dalam UU No. 22 tahun 2001, minyak bumi dan gas bumi adalah sumber daya alam strategis tidak terbarukan yang merupakan kekayaan nasional yang dikuasai oleh negara. Serta merupakan komoditas vital yang menguasai hajat hidup orang banyak dan mempunyai peranan penting dalam perekonomian nasional. Sehingga pengelolaan minyak bumi dan gas bumi harus dapat secara maksimal memberikan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Pemanfaatan minyak bumiMinyak bumi dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi kendaraan bermotor, mesin pabrik, dan lain-lain. Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebagian menggunakan minyak bumi untuk menghasilkan listrik. Sebagai warga negara Indonesia yang baik, kita harus melakukan tindakan penghematan listrik dan bahan bakar minyak (BBM) agar cadangan minyak bumi tidak cepat habis. Baca juga: Minyak Bumi: Asal Usul, Jenis, dan Dampaknya Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Baca berikutnya Minyak bumi merupakan hasil alam yang melimpah di Indonesia, sehingga menyandang predikat sebagai salah satu penghasil terbesar. Perkiraan jumlah keseluruhan minyak bumi yang telah diambil dari negeri ini sekitar 915.798 barel dalam satu hari. Minyak tersebut ditemukan pertama kali tahun 1883 oleh A. G. Zeijlker. Tempatnya di Telaga Tiga dan Telaga Said, Pangkalan Brandan, Provinsi Sumatera Utara. Hasil penemuan ini menjadi awal berdirinya Shell perusahaan minyak asing yang berasal dari Netherland. Penemuan juga semakin melebar ke daerah-daerah lainnya. Pada kesempatan ini akan disajikan informasi mengenai daerah-daerah dengan kandungan minyak bumi terbesar di Indonesia. Daerah Penghasil Minyak Bumi Terbesar di Indonesia1. Provinsi RiauRiau menjadi provinsi terbesar penghasil minyak bumi di Indonesia. Jumlah minyak mentah yang dihasilkan di daerah ini cukup besar, diperkirakan sekitar 365.8277 barrel/hari. Jumlah tersebut menyumbang sepertiga dari seluruh produksi minyak bumi harian di Indonesia. Pembagiannya adalah 359.777 barrel berupa minyak mentah dan lainnya merupakan kondensat sebesar 6.050 barrel. Keistimewaan minyak mentah dari Provinsi Riau adalah viskositas yang dimiliki sangat bagus untuk ukuran hidrokarbon. Dengan demikian, minyak mentah tersebut tergolong paling baik di Indonesia. Minyak dan gas merupakan dua hal yang saling berkaitan, hampir sebagian besar daerah yang memiliki sumber minyak bumi di situ terdapat cadangan gas. Begitu pula yang terjadi di Riau. Ada 6 blok daerah operasi yang digunakan perusahaan, antara lain Mointain Front, Siak Blok, Coastal, Rokan, Selat Panjang, dan Pekanbaru. Rokan menjadi blok yang paling besar karena terdapat gient field. Contoh perusahaan minyak yang menjalankan penambangan di Riau adalah Pertamina, Siak Pusako, Chevron, dan Petroselat. 2. Kalimantan TimurKalimantan Timur juga memiliki hasil minyak bumi melimpah meskipun tidak sebanyak di Riau. Buktinya ada kota di provinsi tersebut yang menjadi kota minyak, yaitu Balikpapan. Pengeboran minyak dilakukan di beberapa lokasi seperti Mamburungun, blok Mahakam, Sanga-Sanga dan Kutai. Beberapa perusahaan yang turut mengelola minyak bumi di sini adalah Total, Medco, Vico, dan Chevron.
Perusahaan tersebut mampu menghasilkan minyak hingga 134.626 barrel per hari yang mengandung minyak mentah 60.331 barrel, dan sisanya sebanyak 74.925 barrel adalah kondensat. Selain menjadi salah satu surganya minyak, Kalimantan Timur juga banyak mengandung gas alam. Bahkan, di sana terdapat pengolahan gas alam sekaligus kilang minyak. 3. Laut JawaDi laut Jawa yang membentang dari kota Sumatera hingga Jawa Barat juga terdapat sumber gas alam dan minyak bumi. Keduanya termasuk kategori terbesar di Indonesia. Sumur minyak offshore di laut ini bersifat netral, artinya tidak ada provinsi yang mengklaim. Apabila semua kapasitas produk pada sumur-sumur yang ada di laut Jawa digabung menjadi satu, maka setiap hari sebanyak 65.154 barell minyak bumi akan dihasilkan dari area tersebut. Jika dijabarkan maka minyak mentah yang terkandung sebanyak 62.130 barrel dan kondensatnya 3,024 barrel. 4. Kepulauan RiauKepulauan Riau mempunyai lautan sebesar 95% dari luas daratan. Meskipun daratannya hanya kecil, namun jangan Anda sepelekan, karena di kepulauan ini sangat kaya berkat melimpahnya minyak bumi. Kekayaan yang terpendam tidak hanya berhenti sampai di sini saja karena masih ada cadangan gas alam yang sangat banyak jumlahnya. Sebagian besar minyak terdapat di laut. Block offshore di Kepulauan Riau terbagi menjadi tiga, yaitu Natuna Sea Block A, Natuna Sea Block B, dan South Natuna Sea Block A. Jika dijumlahkan total minyak bumi dari Kepulauan Riau adalah 59.210 barrel per hari ditambah kondesat 2.365 barrel. Kini Kepulauan Riau masuk dalam deretan daerah terbesar yang memproduksi minyak bumi di Indonesia. Bahkan, tidak sedikit perusahaan luar yang turut andil mengelola sumber daya alamnya. Tambang minyak bumi di kepulauan tersebut dikelola oleh beberapa perusahaan asing seperti Cocono Philips, Star Energy, dan Premier Oil. 5. Jawa TimurBanyak penawaran menarik yang ditawarkan dari daerah Jawa Timur dari sektor wisata, kuliner hingga pertambangan. Salah satu pertambangan yang cukup populer adalah blok brantas dan blok cepu. Blok brantas merupakan area penambangan perusahaan Bakri yang kini menjadi lumpur lapindo. Ladang minyak di provinsi ini cukup banyak. Total minyak per hari diperkirakan sebanyak 52.616 barrel. Adapun rinciannya terdiri atas 326 barrel kondensat dan 52.290 barrel minyak mentah. Besarnya migas yang diproduksi di Jawa Timur ini tidak lepas dari peran perusahaan-perusahan dalam maupun luar negeri yang mengelolanya. Tidak bisa dipungkiri lagi jika penghasil minyak terbesar jatuh pada kelima daerah di atas, mengingat begitu besar jumlah yang tersimpan di dalamnya. Selain itu, sumber minyak bumi juga terdapat di berbagai daerah lain seperti Jambi, Papua, dan Sumatera Selatan. Daerah-daerah tersebut juga mendukung jumlah total minyak nasional. Indonesia merupakan negara yang banyak dianugerahi Tuhan akan kekayaan alam. Bahkan beberapa kekayaan alam Indonesia tak dimiliki oleh negara lain, seperti emas, minyak bumi, gas alam, batubara hingga hasil lautan yang tersebar di berbagai daerah Indonesia. Di Indonesia terdapat beberapa daerah yang dikenal dengan kekayaan alam dari sumber daya alam. Kegiatan ekonomi di daerah tersebut umumnya didominasi oleh kegiatan di sektor pertambangan dan galian. Daerah-daerah tersebut diantaranya adalah Aceh, Riau, Kalimantan Timur dan Papua. Aceh adalah provinsi yang terletak di wilayah ujung barat Indonesia. Provinsi ini memiliki kekayaan alam berupa minyak bumi dan gas alam. Provinsi Aceh sempat menjadi pusat perhatian dunia karena mengalami bencana yang besar pada akhir tahun 2004, lebih dari 200.000 nyawa hilang akibat gempa dan gelombang besar tsunami. Selain itu, Provinsi Aceh adalah salah satu provinsi di Indonesia yang mendapatkan keistimewaan karena diberikan otonomi khusus oleh Pemerintah Pusat. Menurut data dari Badan Pusat Statistik [BPS], Provinsi Aceh memiliki luas wilayah 57.956 km2, yang terbagi menjadi 23 kabupaten/kota, 289 kecamatan dan 6.497 gampong/desa. Sedangkan jumlah penduduknya pada tahun 2019 mencapai 5.371.532 jiwa. Melihat data PDRB Aceh, terlihat bahwa penggerak ekonominya ada dua sektor, yaitu sektor pertanian dan sektor perdagangan. Data lima tahun terakhir menunjukkan bahwa kedua sektor tersebut memiliki kontribusi cukup besar terhadap pembentukan PDRB Provinsi Aceh, yaitu masing-masing bekisar antara 20 sampai 50 persen. Selain sektor pertanian dan perdagangan yang berkontribusi cukup besar terhadap PDRB, namun tidak bisa dikesampingkan sektor migas [kegiatan pertambangan migas dan industri migas] karena memiliki kontribusi sebesar 7 sampai 10 persen. Kondisi ini mengindikasikan bahwa Provinsi Aceh masih relatif bergantung dengan sumber daya alam sehingga sangat berpengaruh juga terhadap perekonomiannya. Selain Provinsi Aceh, di Pulau Sumatera terdapat daerah lain yang dikenal kaya akan kekayaan alam, yaitu Provinsi Riau. Hampir semua kekayaan alam ada di provinsi ini, dari minyak bumi, batu bara, emas, timah hingga kekayaan hutan dan perkebunan. Provinsi Riau memiliki luas wilayah sebesar 87.024 km2 yang terbagi menjadi 12 kabupaten/kota, 166 kecamatan dan 1.859 desa/kelurahan. Sedangkan jumlah penduduk Provinsi Riau menurut data BPS tahun 2017 berjumlah 6.971.745 jiwa. Kegiatan ekonomi di Provinsi Riau sangat didominasi oleh 3 sektor yaitu sektor pertambangan, pengolahan dan pertanian yang dapat dilihat dari komposisi PDRB provinsi tersebut. Menurut data BPS, lima tahun terakhir PDRB Provinsi Riau sektor pertambangan memiliki kecenderungan yang menurun pada tahun 2016 kontribusi sektor pertambangan terhadap PDRB adalah 28,16 persen dan menjadi 17,86 persen pada tahun 2020. Sedangkan di Pulau Kalimantan, terdapat satu provinsi yang dikenal paling kaya akan sumber daya alamnya seperti minyak bumi, gas alam, batu bara yaitu Provinsi Kalimantan Timur. Provinsi Kalimantan Timur adalah provinsi terluas kedua di Indonesia setelah Provinsi Papua dengan luas wilayah sebesar 125.337 km2. Provinsi Kalimantan Timur terbagi menjadi 10 kabupaten/kota, 103 kecamatan dan 1.038 desa/kelurahan. Sedangkan penduduk di Provinsi Kalimantan Timur menurut data BPS tahun 2020 mencapai 3.766.039 jiwa. Aktivitas ekonomi di Provinsi Kalimantan Timur beberapa tahun terakhir ini masih didominasi oleh kegiatan pertambangan dan galian. Menurut data BPS, pada tahun 2020 hampir separuh PDRB Kalimantan Timur merupakan kontribusi dari sektor pertambangan dan galian. Dominasi sektor pertambangan dan galian selama lima tahun terakhir cenderung menurun sedikit yaitu pada tahun 2016 sebesar 43,19 persen dan pada tahun 2020 menjadi 41,43 persen. Selain sektor pertambangan dan galian, ada sektor industri pengolahan yang juga berkontribusi cukup besar terhadap PDRB yaitu 18,9 persen, tetapi mayoritas sektor industri pengolahan juga merupakan industri pengelolaan migas yang masih berbasis sumber daya alam. Satu daerah lain yang dikenal kaya dengan sumber daya alam adalah Provinsi Papua. Provinsi Papua adalah provinsi terluas di Indonesia dan terletak di wilayah paling timur Indonesia. Sama halnya dengan Provinsi Aceh, Provinsi Papua mendapatkan keistimewaan dibandingkan dengan provinsi lain di Indonesia karena diberikan otonomi khusus. Luas wilayah Provinsi Papua mencapai 319.036 km2 atau 16,7 persen dari total wilayah Indonesia dan terbagi menjadi 29 kabupaten/kota dan 560 distrik/kecamatan. Sebagian besar wilayah Provinsi Papua masih belum dirambah oleh aktivitas manusia karena provinsi ini hanya didiami oleh 3,4 juta penduduk. Sedangkan kekayaan alam yang dimiliki Provinsi Papua cukup banyak antara lain emas dan tembaga. Kegiatan ekonomi di Provinsi Papua sama dengan daerah kaya sumber daya alam lainnya, yaitu didominasi oleh sektor pertambangan dan galian. Berdasarkan data dari BPS, sepertiga PDRB Provinsi Papua lima tahun terakhir merupakan kontribusi dari sektor pertambangan dan galian, pada tahun 2020 proporsi sektor ini mencapai 28,27 persen. Dominasi sektor pertambangan dan galian di Provinsi Papua disebabkan oleh adanya kegiatan penambangan besar yang dilakukan oleh perusahaan tambang dunia yaitu PT. Freeport Indonesia. Selain itu, kondisi masyarakatnya yang mayoritas hidup di daerah pedalaman dan minim akan pengetahuan membuat pengembangan sektor-sektor ekonomi lain menjadi sedikit terhambat. Dari sisi perekonomian, keempat provinsi di atas memiliki ciri yang sama yaitu sebagian besar kegiatan ekonomi di dominasi oleh sektor pertambangan dan galian terkecuali Aceh. Ciri-ciri daerah penghasil adalah mengekstraksi sumber daya alam yang ada karena memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi dibandingkan dengan sektor-sektor yang lain. Tanpa banyak mengeluarkan biaya, karena yang mengekstraksi adalah swasta, daerah akan mendapatkan kembali dalam bentuk bagi hasil. Kondisi seperti ini wajar terjadi di daerah-daerah penghasil sumber daya alam karena hal itu adalah kelebihan yang dimiliki daerah tersebut. Dengan kelebihan ini, daerah penghasil sumber daya alam memiliki kesempatan untuk mendapatkan dana yang besar demi membiayai pembangunan di daerah tersebut. Saat ini, yang menjadi perhatian apakah sumber daya alam tersebut telah dikelola secara baik dengan memperhatikan aspek lingkungan dan hasilnya dipergunakan sebaik-baiknya untuk kesejahteraan seluruh masyarakat yang ada di daerah. Daerah penghasil merasa bahwa dana bagi hasil yang diterima sangat ini kecil bila dibandingkan dengan sumber daya alam yang dihasilkan, meskipun bagi hasil yang kecil tersebut belum tentu dapat diserap semuanya oleh daerah tersebut. Di sisi lain penggunaan dana bagi hasil sumber daya alam oleh daerah penghasil masih dapat dipertanyakan, apakah benar-benar diprioritaskan untuk kesejahteraan masyarakat atau tidak. Pertanyaan ini muncul karena di daerah yang kaya sumber daya alam, saat ini sedang giat-giatnya membangun, tetapi pembangunan yang dilakukan umumnya adalah pembangunan fisik yang tidak berhubungan langsung dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan gedung-gedung pemerintahan yang sangat megah dan pemberian fasilitas mewah untuk pejabat daerah. Meskipun demikian, masih ada beberapa kebijakan yang secara langsung akan berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat, seperti subsidi pendidikan dan kesehatan, pembangunan jembatan, jalan dan lain-lain. Penerimaan daerah dari sektor sumber daya alam sebenarnya tidak dapat berlangsung lama dan terus menerus karena sumber daya alam adalah sumber daya yang tidak dapat diperbaharui, sehingga penggunaannya pun harus mempertimbangkan kesiapan daerah ketika sumber daya alam tersebut berkurang atau habis. Untuk itu, perlu dikembangkan kegiatan ekonomi non pertambangan yang dapat dijadikan lokomotif perekonomian baru di masa yang akan datang, berdasarkan potensi yang dimiliki oleh daerah tersebut. Sehingga ketika sumber daya alam telah berkurang atau habis, perekonomian daerah tetap dapat berjalan stabil dan mampu menyejahterakan masyarakat. Salah satu indikator kesejahteraan masyarakat adalah angka kemiskinan. Apabila angka kemiskinan kecil dapat dikatakan masyarakat sejahtera, demikian sebaliknya angka kemiskinan maka masyarakat masih belum sejahtera. Kemiskinan adalah permasalahan yang selalu dihadapi oleh setiap perekonomian, baik perekonomian yang sudah maju maupun yang belum maju. Demikian pula dalam perekonomian daerah-daerah yang dikenal dengan kekayaan sumber daya alamnya, kekayaan alam tidak menjamin suatu daerah akan terbebas dari kemiskinan. Kekayaan alam akan berakibat pada kesejahteraan masyarakat jika hasilnya benar-benar dikelola untuk kepentingan masyarakat. Menurut data BPS, terlihat bahwa dari 4 [empat] daerah penghasil sumber daya alam dan mendapatkan bagi hasil SDA besar dari Pemerintah Pusat hanya ada 2 [dua] daerah yang dibawah angka rata-rata persentase penduduk miskin nasional yaitu Provinsi Riau dengan 7,08 persen di tahun 2019 dan 7,12 persen di tahun 2020 dan Provinsi Kalimantan Timur dengan 5,94 persen di tahun 2019 dan 6,54 persen di tahun 2020. Sedangkan 2 daerah lainnya yaitu Aceh dan Papua persentase penduduk miskin diatas rata-rata persentase penduduk miskin nasional yaitu dengan masing-masing 15,32 persen dan 27,5 persen tahun 2019 dan 15,33 persen dan 26,86 persen tahun 2020. Melihat fakta ini, perlu perbaikan kedepannya agar pertambangan dengan resiko eksternalitas besar tersebut hasilnya dapat dinikmati oleh masyarakat yaitu melalui peningkatan derajat kehidupan dan tingkat sosial. Ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh Pemerintah Daerah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat atau menurunkan angka kemiskinan di daerah, yaitu :
APBD harus menganggarkan program/kegiatan yang dapat meningkatkan ekonomi masyarakat, tidak hanya APBD dihabiskan untuk belanja aparatur daerah. Meningkatkan kegiatan ekonomi rakyat dapat dilakukan dengan memberikan kesempatan berusaha bagi penduduk miskin. Kesempatan berusaha diberikan dalam bentuk yang bermacam-macam, misalnya pembangunan wilayah pedesaan yang dapat memperkuat dan meningkatkan kegiatan ekonomi pertanian. Peningkatan kegiatan ekonomi pertanian akan sangat berdampak pada kesejahteraan masyarakat miskin yang sebagian besar memang berada di wilayah pedesaan. Selain itu, bisa juga dalam bentuk program-program yang dapat mendorong pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah di bidang usaha unggulan daerah. Keterkaitan usaha yang kuat ini menunjukkan besarnya pengaruh usaha tersebut terhadap sektor usaha disekitarnya. Peningkatan kegiatan usaha tersebut akan berdampak pada peningkatan kegiatan sektor usaha disekitarnya.
Salah satu program prioritas Pemerintah saat ini adalah pembangunan sumber daya manusia. Oleh itu, seharusnya diikuti oleh pemerintah daerah untuk memprioritaskan dalam APBD program/kegiatan pembangunan sumber daya manusia. Jika tingkat pendidikan bisa meningkat maka bisa berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Selain sektor pendidikan, sektor kesehatan juga harus diprioritaskan. Program/kegiatan yang bisa dilakukan antara lain: subsidi pendidikan untuk pendidikan dasar dan menengah, peningkatan kualitas guru, pembangunan infrastruktur sekolah, meningkatkan jumlah, jaringan, dan kualitas Puskesmas hingga ke wilayah pedalaman dan daerah terpencil. Selain itu, penambahan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan, pengembangan jaminan kesehatan bagi penduduk miskin, penanggulangan gizi buruk pada anak balita.
Pembangunan infrastruktur perlu dilakukan sebagai sarana pendukung pembangunan dan pelayanan publik. Daerah dengan infrastruktur yang memadai cenderung lebih memudahkan masyarakat melakukan kegiatan/aktivitas sehari-hari. Harapan kedepannya dengan pengembangan infrastruktur, semakin banyak masyarakat yang dapat berkembang karena adanya kemudahan-kemudahan akibat adanya pembangunan infrastruktur tersebut. Pada akhirnya roda pembangunan dapat berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dan seluruh masyarakatnya pun mendapatkan manfaat dari pembangunan tersebut, sehingga bisa hidup dengan lebih sejahtera. Kategori: DJPK Video yang berhubungan |