Struktur masyarakat Indonesia yang beragam dapat dilihat secara horizontal maupun vertikal

Pahamifren, sebelum membahas Materi Sosiologi Kelas XI tentang Fungsi Struktur Sosial di Masyarakat, ada baiknya kamu perhatikan ilustrasi berikut untuk memudahkan pemahaman kamu tentang materi ini ya.

Untuk berinteraksi dengan beberapa teman, kamu pasti memiliki grup chat atau obrolan tertentu di sosial media kan? Nah, coba deh perhatikan, grup chat yang kamu ikuti tentu memiliki pembahasan yang beragam.

Misalnya ada grup khusus lingkungan di rumah, grup khusus keluarga yang satu marga atau suku, grup khusus kelas di sekolah atau grup khusus komunitas hobi kamu. Sama seperti fungsi struktur sosial di masyarakat, masing-masing grup tentu memiliki ciri khas dan pembahasan yang diikuti oleh berbagai latar individu dengan beragam latar belakang yang berbeda.

Perbedaan di masyarakat itu disebut sebagai perbedaan sosial, Pahamifren. Nah, perbedaan sosial ini dibagi menjadi perbedaan sosial horizontal, atau yang disebut sebagai diferensiasi, dan perbedaan sosial vertikal yang disebut stratifikasi sosial. Keduanya kemudian membentuk struktur sosial di masyarakat.

Pengertian Struktur Sosial

Dari ilustrasi di atas, kamu tentu sudah bisa menyimpulkan apa yang dimaksud struktur sosial? Agar lebih jelas lagi, mari kita bahas lebih jauh tentang fungsi struktur sosial sebagai berikut:

Pengertian struktur sosial dapat dikatakan sebagai pola hubungan sosial antar manusia atau kelompok dalam suatu masyarakat di kehidupan sehari-hari. Kenapa masyarakat perlu dikelompokkan?

Bukan bermaksud untuk membeda-bedakan, kelompok sosial ini dibagi berdasarkan peran, hak dan kewajiban yang saling melengkapi satu sama lain. Namun, pada prosesnya pembagian kelompok berdasarkan keberagaman suku, ras dan  budaya seringkali memicu terjadinya konflik di masyarakat.

Secara sosiologis fungsi struktur sosial tersebut dapat mempermudah integrasi sosial. Yaitu suatu proses penyesuaian unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan masyarakat, sehingga menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang memiliki keserasian fungsi.

Fungsi Struktur Sosial di Masyarakat

Setiap kelompok masyarakat, sudah pasti memiliki struktur sosial. Lalu apakah sebenarnya fungsi struktur sosial yang berhubungan dengan peran kelompok masyarakat? Sebagai berikut:

Dalam hal ini, struktur sosial berfungsi sebagai penekan atau antisipasi adanya pelanggaran terhadap norma-norma, atau nilai dan peraturan dalam kelompok masyarakat.

  • Identitas Kelompok Masyarakat

Pada poin ini, struktur sosial berfungsi sebagai penegas identitas suatu kelompok masyarakat. Identitas ini membuat kelompok masyarakat memiliki ciri khas atau karakteristik yang berbeda dengan kelompok lainnya.

  • Menanamkan Disiplin Sosial Pada Kelompok Masyarakat

Karena terbentuk dari kelompok masyarakat, fungsi struktur sosial membantu setiap individu yang tergabung dalam suatu kelompok masyarakat, untuk memiliki kesadaran bersikap, kebiasaan dan perilaku yang mencerminkan kelompok masyarakatnya.

Nah, itulah beberapa fungsi struktur sosial di masyarakat. Lantas, bagaimana dengan contoh struktur sosial masyarakat Indonesia?

Secara sosiologis, struktur sosial masyarakat Indonesia terbentuk dari perbedaan sosial horizontal atau diferensiasi sosial, dan perbedaan sosial vertikal atau stratifikasi sosial. Berikut merupakan penjelasan beserta contoh struktur sosial masyarakat Indonesia:

Berdasarkan Diferensiasi Sosial

Diferensiasi sosial adalah klasifikasi atau penggolongan masyarakat terhadap perbedaan – perbedaan tertentu yang posisinya sama, setara, dan sejajar. Dalam struktur sosial di masyarakat, diferensiasi tidak memposisikan golongan atau kelompok mana yang lebih tinggi, atau lebih rendah dari kelompok lainnya.

Semua kelompok dan golongan dianggap sama dan sejajar, baik itu berdasarkan ras, suku, klan, agama, profesi dan jenis kelamin. Semua kelompok sosial tersebut dianggap sama, setara atau sejajar di Indonesia.

Contoh struktur sosial masyarakat Indonesia adalah berdasarkan klan, seperti yang dialami oleh klan Da Costa dari Flores, atau klan Siregar dari Batak. Meskipun nama klan mereka berbeda, namun tiap klan memiliki peran dan posisi yang sama di masyarakat.

Diferensiasi sosial juga terjadi pada suku di Indonesia. Bermacam suku di Indonesia seperti suku Batak, Jawa, Sunda, Bali, Lombok dan sebagainya, memiliki posisi yang sejajar di masyarakat. Tidak ada suku yang posisinya lebih tinggi atau lebih berkuasa dari yang lainnya.

Berdasarkan Stratifikasi Sosial

Stratifikasi sosial adalah penggolongan atau pengelompokan masyarakat berdasarkan lapisan atau tingkatan masyarakat. Dalam struktur sosial di masyarakat, stratifikasi membagi masyarakat secara vertikal. Artinya ada kelompok masyarakat yang memiliki posisi lebih tinggi dari yang lainnya.

Biasanya, penggolongan ini dipengaruhi berdasarkan status ekonomi, status sosial dan kekuasaan. Penggolongan tersebut juga dipengaruhi oleh kekuasaan keturunan, pendidikan, pangkat atau kedudukan.

Contoh struktur sosial masyarakat Indonesia berdasarkan stratifikasi sosial adalah, adanya sistem kasta di beberapa kebudayaan masyarakat. Misalnya yang terjadi di Yogyakarta dan Surakarta. Masyarakat Yogyakarta dan Surakarta menganut sistem kasta yang terlihat dari pembagian tingkatan kelas sosial masyarakat yang ada dalam wilayah kekuasaan kerajaan.

Tingkat kelas paling tinggi adalah kaum bangsawan, yang terdiri dari raja dan keturunannya, hingga keluarga yang masih ada ikatan darah. Tingkat kelas sosial di bawahnya adalah agamawan, kemudian tingkatan yang paling rendah adalah buruh, petani dan pedagang.

Jadi, semakin tinggi tingkat sosialnya maka akan semakin tinggi juga tingkat kekuasaan yang dimiliki kelompok sosial tersebut. Namun, sistem ini hanya berlaku pada adat dan budaya, tanpa mempengaruhi kedudukan atau cara mereka berperilaku di masyarakat.

Ciri-Ciri Struktur Sosial

Berdasarkan semua uraian di atas, kamu tentu dapat menarik kesimpulan bahwa struktur sosial itu memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

Selalu Berkembang dan Dapat Berubah

Fungsi struktur sosial yang beragam, dan terdiri dari kelompok sosial, akan selalu mengalami perubahan. Misalnya pada kelas sosial. Adanya perubahan individu dari kelas sosial satu ke kelas sosial yang lainnya menjadi hal lumrah pada kelompok masyarakat.

Struktur sosial dipandang sebagai suatu unsur yang selalu hadir pada hubungan sosial antar manusia. Seiring perkembangannya, manusia menciptakan hubungan sosial yang meliputi perilaku, rasa dan kepercayaan dalam kebudayaan mereka.

Membentuk Kesatuan Kelompok

Dalam struktur sosial masyarakat, individu-individu digolongkan sebagai bagian terkecil dalam masyarakat. Setiap individu kemudian membentuk kelompok-kelompok sosial berdasarkan kesamaan ciri, minat dan karakteristiknya.

Inilah mengapa fungsi struktur sosial di masyarakat memudahkan setiap kelompok berkontribusi berkontribusi dalam sistem sosial masyarakat yang lebih luas. Hal tersebut yang mendorong terjadinya kesatuan kelompok dan integrasi sosial.

Memiliki Dimensi Vertikal dan Horizontal

Kelompok sosial dalam struktur sosial memiliki berbagai dimensi. Jika berada di posisi vertikal atau stratifikasi sosial, mereka tidak pernah setara. Sedangkan jika berada di posisi horizontal atau diferensiasi sosial, mereka dianggap sama atau setara.

Nah, itulah pembahasan Materi Sosiologi Kelas 11 tentang pengertian dan fungsi struktur sosial di masyarakat. Buat kamu yang ingin mendapatkan lebih banyak materi pembelajaran SMA, dengan cara belajar yang seru dan tidak membosankan, kamu bisa mengunduh platform belajar online Pahamify.

Jangan lupa, untuk menonton ulasan materi menarik lainnya di channel YouTube Pahamify ya, Pahamifren.

Penulis: Alya Rizkia Zahra

Berikut ini akan dijelaskan mengenai struktur sosial masyarakat indonesia, struktur sosial, unsur struktur sosial, struktur masyarakat indonesia, struktur masyarakat, struktur sosial masyarakat, struktur sosial dalam masyarakat, struktur sosial horizontal, artikel struktur sosial, ciri ciri struktur sosial, pengertian struktur sosial, struktur sosial vertikal.


Indonesia sebagai negara yang plural dapat terlihat jelas dari keadaan geografisnya yang terdiri atas kurang lebih 17 ribu pulau yang tersebar lebih dari 3.000 mil dari timur ke barat dan lebih dari 1.000 mil dari utara ke selatan. 

Ciri dari kemajemukan Indonesia terwujud dalam suku bangsa-suku bangsa yang memiliki kepribadian, sifat, corak, bahasa, dan perilaku budaya yang berbeda-beda. 

Masing-masing suku bangsa memiliki rasa solidaritas dan kebanggaan (primordialisme) terhadap kelompoknya yang seringkali berpotensi menciptakan konflik antarsuku bangsa. 

Di dalam struktural sosial masyarakat Indonesia pada dasarnya terdapat dua dimensi sosial, yaitu dimensi horizontal dan dimensi vertikal. Dua dimensi ini dapat mengganggu proses integrasi atau persatuan masyarakat Indonesia.

Dimensi horizontal mencakup keterkaitan bersama kelompok-kelompok sosial yang berbeda-beda, seperti etnik, keluarga, bahasa, agama, dan rasial di dalam kerangka loyalitas dan lembaga nasional.

Secara horizontal, masalah integrasi nasional di Indonesia tidak begitu mengkhawatirkan. Tidak seperti Malaysia, Indonesia tidak terbagi secara tajam menurut garis ras, meskipun di dalamnya terdapat minoritas Cina, India, Arab, dan lainnya. 

Indonesia juga tidak terbagi secara tajam menurut garis bahasa karena di Indonesia ada bahasa pemersatu, yaitu bahasa Indonesia.

Namun, di sisi lain Indonesia juga menghadapi problem integrasi yang serius. Misalnya, batas-batas provinsi dan kabupaten di Indonesia identik dengan batas kesukuan. 

Hal itu merupakan warisan kolonial Belanda. Antara satu provinsi dan provinsi lain umumnya berbeda secara kesukuan dan agama. 

Misalnya, antara Provinsi Aceh dan Sumatra Utara, keduanya berbeda dalam hal suku bangsa, yaitu Aceh dan Batak dan dalam hal agama, yaitu Islam dan Kristen. 

Demikian pula antara Bali dan Lombok di Nusa Tenggara Timur. Bali didiami suku bangsa Bali yang mayoritas penduduknya beragama Hindu, sedangkan Lombok didiami suku bangsa Sasak yang mayoritas penduduknya beragama Islam. 

Hal itu memudahkan munculnya sentimen primordial kedaerahan yang tinggi sehingga mudah menimbulkan perpecahan nasional.

Dimensi vertikal meliputi kesenjangan politik, ekonomi, dan budaya antara perkotaan dan pedesaan, antara orang berpendidikan Barat dan tidak berpendidikan, antara kaum elite nasional dan kaum tradisional serta antara orang kaya dan miskin. 

Penduduk perkotaan, kaum elite politik nasional, dan kaum terdidik pada umumnya memiliki budaya modern metropolitan di dalam bidang politik, gaya hidup, dan kekayaan material. 

Sementara itu, penduduk pedesaan dengan pola pertanian tradisional umumnya memiliki budaya tradisional yang menjalankan praktik hidup berdasarkan tradisi turun-temurun dan tolok ukur daerah masing-masing.

Meskipun dalam masyarakat majemuk ada potensi timbulnya perbedaan sosial yang tajam di antara kelompok-kelompok sosial yang ada, tetapi bukan berarti bahwa di dalam masyarakat majemuk tidak bisa terjadi proses integrasi sosial atau persatuan nasional. Banyak peluang dalam masyarakat majemuk untuk membentuk suatu proses integrasi nasional.