Buku Pada Senja yang Membawamu Pergi merupakan salah satu buku karya Boy Candra. Yang mengambil setting di kota Padang, Sumatera Barat. "Lelah bukan alasan untuk berhenti. Lelah hanyalah pengingat bahwa ada perjuangan panjang yang baru saja kita lewati. Aku berhenti sejenak. Menarik nafas dalam-dalam. Menyakinkan diri. Aku harus meneruskan perjalanan sampai titik akhir. Sebab sebanyak apa pun upaya melepaskannya, selalu ada alasan untuk kembali menemukan dia. Langkah-langkah telah membawaku dan banyak banyak hal telah kupertaruhkan. Beberapa bagian hidup bahkan sengaja kutinggalkan. Bukankah kita memang harus percaya, bahwa semua usaha keras memperjuangkan perasaan adalah bentuk dari jatuh cinta." Di atas merupakan paragrap pembuka dari buku Pada Senja yang Membawamu Pergi karya Boy Candra. Buku ini berkisah tentang Gian atau biasa dipanggil Gie, mahasiswa jurusan Manajemen Pendidikan yang ditarget ayahnya kuliah 4 tahun saja. Judul: Pada Senja yang Membawamu Pergi Pengarang: Boy Candra Editor: eNHa Penyelaras aksara: Idha Umamah Penata letak: Gita Ramayudha Ilustrasi isi: Gita Ramayudha Desainer sampul: Agung Nugroho Penerbit: Gagas Media Halaman: viii + 248 halaman ISBN: 978-979-780-864-8 Jatuh cinta memang tidak butuh alasan. Pada siapa hati akan berpihak. Namun, saat cinta sudah ada. Maka, kita juga harus siap, jika sewaktu-waktu orang yang kita cintai memilih pergi tanpa meninggalkan alasan apa pun. Tokoh dalam novel ini adalah
Sinopsis buku Pada Senja yang Membawamu Pergi Tokoh Utama novel ini adalah Gian Arianto adalah seorang mahasiswa di perguruan tinggi di Padang. Dia awalnya memilih jurusan Bahasa Indonesia demi memenuhi harapannya. Namun, di jurusan tersebut tidak diterimah, akhirnya memilih jurusan Managemen Pendidikan. Gie lahir dari keluarga yang sederhana. Di mana ayahnya seorang guru di sebuah sekolah di desa dan ayahnya mempunyai tempat les Bahasa Indonesia untuk anak-anak di sekitar rumah. Hal ini timbul karena keprihatinan ayah Gie terdahap anak-anak desa yang tidak fasih berbahasa Indonesia. Sejak masih masa sekolah ayah Gie menekankan padanya biaya untuk kuliah hanya empat tahun. Jika, tidak lulus pada waktu yang sudah ditentukan. Biaya kuliah harus dicari sendiri. Saat kuliah semester tiga Gie berpacaran dengan Kaila, seorang mahasiswi jurusan seni, anak pengusaha besar di Padang. Setelah mereka pacaran dua tahun, Kaila memutuskan berpisah dengan Gie, karena Kaila sadar bahwa ayahnya tidak akan pernah menyetujui hubungannya dengan Gie. Putus dengan Kaila sempat membuat Gie terpuruk. Beruntung dia mempunyai sahabat sejati yang selalu ada untuk menemaninya. Sahabatnya yaitu Putri, Andre dan Randi. Mereka berempat berteman semenjak awal masuk perguruan tinggi karena sama-sama menjadi korban bulian senior. Sehingga membuat mereka akrab dan saling mendukung satu sama lain. Ketiga sahabat Gie mempunyai sifat yang berbeda-beda. Seperti Putri yang memendam perasaan terhadap seorang lelaki bernama Bagas. Tetapi, ternyata Bagas lebih memilih perempuan lain. Meskipun cintanya tak berbalas, namun Putri tetap semangat untuk segera lulus dan memilih move on dari lelaki yang disukainya.
Andre mempunyai sifat pendiam. Dia lebih asyik bermain dengan laptopnya dari pada bermain-main. Dulu semasa SMA dia pernah menyukai perempuan. Namun, karena dikhianati, semenjak itu pula dia tidak pernah menjalin hubungan dengan perempuan lagi. Sementara Randy merupakan anak seorang pengusaha. Baginya kuliah hanya sekedarnya saja. Dia terkenal dengan sifat playboynya karena seringkali berganti-ganti pacar. Namun, meskipun begitu, dia sahabat yang setia kawan. Pertemuan dan perpisahan dengan seseorang memang selalu membawa rahasia sendiri kapan datangnya. Seperti sebuah bola yang mengelinding yang mengenai tangan Gie saat membawa pop mie panas menjadi penyebab pertemuannya dengan Aira. Aira seorang wanita yang misterius. Terkadang sifatnya dingin seperti menjaga jarak dengan Gie. Tetapi, kadang sifatnya juga lembut seolah memberi harapan pada Gie. Hingga Gie tidak berani menyampaikan perasaannya pada perempuan itu karena bingung. Hingga pada suatu hari, Aira meminta Gie menemaninya seharian. Tanpa ada tujuan mereka berjalan-jalan di pasar, masuk karaoke hingga menikmati senja di Sitinjau Lauik. Aira melakukan itu semua punya alasan sendiri yang dipendamnya. Novel ini memakai alur maju mundur. Saya berpikir di awal membaca, perempuan yang ditemui Gie di kereta adalah Kaila. Ternyata di pertengahan buku Kaila memilih pergi. Kemudian hadir Aira di hati Gie. Baca juga resensi buku Ayat-Ayat yang Disembelih Saat membaca buku, bukan hanya cerita yang kita nikmati. Tetapi juga ada hal-Hal baru yang kita ketahui dari suatu bacaan. Berikuy ini beberapa hal yang kita temui di buku ini:
Hikmah yang bisa kita ambil dari novel Pada Senja yang Membawamu Pergi ini adalah: 1. Suka tidak suka kehidupan tetap berlanjut. Jadi, jangan terlalu lama berkeluh kesah. Segera bangkit untuk menggapai impian. 2. Meraih cita-cita sebenarnya bukan hanya menyenangkan diri kita sendiri, tetapi juga orang-orang di samping kita. 3. Cinta itu bukan hanya cantik atau tampan pasangan, tetapi bagaimana seseorang bisa nyaman saat berada di sisinya. Itu tadi review singkat buku Pada Senja yang Membawamu karya Boy Candra. Untuk mendapatkan buku ini bisa di dapatkan di toko buku terdekat maupun market place. |