Sikap mementingkan diri sendiri disebut dalam agama Islam

Setiap orang tentu memiliki kepentingannya masing-masing. Tidak salah, kok apabila kamu berusaha untuk menuruti apa yang menjadi kepentinganmu tersebut. Namun demikian, kamu juga harus tahu batasannya. Ketika kepentinganmu kalah dengan kepentingan orang banyak, maka mau tidak mau kamu harus sedikit mengalah.

Tapi sayangnya, hal itu tidak mudah untuk dilakukan. Terbukti dengan banyaknya orang yang egois mendahulukan apa yang menjadi keinginannya meskipun itu akan merugikan orang banyak. Sifat demikianlah yang dikenal dengan nama selfish, kamu hanya mementingkan diri sendiri tanpa memperdulikan urusan bersama. Berikut lima tanda jika kamu termasuk orang yang selfish.

1. Keras kepala

Sikap mementingkan diri sendiri disebut dalam agama Islam
ilustrasi menatap tajam (pexels.com/Alessio Cesario)

Keras kepala merupakan salah satu sifat yang harus dihindari jika kamu tidak ingin dibenci orang lain. Individu yang memiliki sifat keras kepala, maka ia akan menjadi sosok yang bebal dan sulit dinasihati. Seberapa banyak nasihat dan saran yang kamu sampaikan, semua hanya akan lewat begitu saja.

Memelihara sifat keras kepala merupakan salah satu bukti bahwa kamu termasuk orang yang selfish. Seberapa banyak kritik dan masukan yang dilayangkan pun seolah tidak berpengaruh apa-apa terhadap tindakan yang akan kamu ambil. Yang terpenting bagimu adalah kepentinganmu tidak terusik.

2. Suka memaksakan kehendak

Sikap mementingkan diri sendiri disebut dalam agama Islam
ilustrasi sedang emosi (pexels.com/Keira Burton)

Setiap orang tentu memiliki kehendak hatinya masing-masing. Namun sayangnya, tidak semua kehendak hatimu tersebut sesuai dengan apa yang menjadi kepentingan orang banyak. Seringkali apa yang kamu kehendaki hanya menguntungkan diri sendiri namun tidak dengan kepentingan bersama.

Bukti nyata bahwa kamu adalah individu yang memiliki sifat selfish adalah suka memaksakan apa yang kamu kehendaki. Kamu tidak lagi peduli apakah kehendak dan keinginan hatimu itu sesuai dengan kepentingan bersama. Bagimu, apa yang menjadi keinginan hati harus segera dilaksanakan.

3. Hanya mementingkan diri sendiri

Sikap mementingkan diri sendiri disebut dalam agama Islam
ilustrasi bersedekap (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Siapa, sih orang di dunia ini yang tidak memiliki kepentingan? Tentu semua orang pasti memilikinya tidak terkecuali dengan dirimu. Entah itu kepentingan pribadi yang menyangkut dirimu sendiri maupun kepentingan bersama yang menyangkut tujuan banyak orang.

Namun sayangnya, masih banyak orang yang hanya mengutamakan kepentingan pribadi. Kamu selalu mengesampingkan dan mengacuhkan apa yang menjadi kepentingan bersama. Jika dirimu termasuk individu yang memiliki perilaku tersebut, ketahuilah! Bahwa itu merupakan ciri dari seorang yang memiliki sifat selfish. Kamu adalah sosok yang egois.

Baca Juga: 5 Alasan Kamu Harus Mementingkan Proses daripada Fokus pada Hasil

4. Bersikap semaunya

Sikap mementingkan diri sendiri disebut dalam agama Islam
ilustrasi wanita memakai setelan biru (pexels.com/Moose Photos)

Memang, sih setiap orang itu berhak menuruti apa yang menjadi keinginan hatinya. Namun demikian, hal ini bukan berarti kamu bebas bertindak semaunya. Tetap ada aturan-aturan penting yang harus diperhatikan dengan baik.

Salah satu bukti yang menunjukkan bahwa kamu adalah orang yang masih mempertahankan sifat selfish adalah bersikap semaunya sendiri. Kamu tidak peduli apakah tindakanmu tersebut pada nantinya dapat merugikan banyak orang, yang terpenting adalah dirimu merasa bahagia.

5. Tidak bisa menghargai orang lain

Sikap mementingkan diri sendiri disebut dalam agama Islam
ilustrasi berselisih paham (pexels.com/Liza Summer)

Sebagai makhluk sosial, kita selalu melakukan interaksi dengan orang lain bahkan untuk hal-hal kecil sekalipun. Mengingat hal tersebut, sudah sepatutnya untuk saling menghargai satu sama lain. Dengan adanya sikap saling menghargai, maka interaksi dan hubungan sosial dengan masyarakat akan terjalin harmonis.

Namun hal ini tidak akan berlaku ketika kamu masih setia menanam sifat selfish dalam dirimu. Salah satu tanda bahwa kamu adalah orang yang selfish yaitu tidak pernah bisa menghargai orang lain. Kamu meremehkan kepentingan bersama hanya untuk memuaskan keinginanmu sendiri.

Memang, sih memperhatikan diri sendiri itu penting. Namun demikian, bukan berarti kamu dapat memaksakan kehendak dalam setiap kesempatan. Adakalanya kamu harus sedikit mengalah demi kepentingan banyak orang. Jika kamu termasuk individu yang masih memiliki lima tanda di atas, segera perbaiki diri, deh mulai sekarang!

Baca Juga: 5 Kerugian Jika Terlalu Mementingkan Kualitas dalam Pertemanan

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Sikap mementingkan diri sendiri disebut dalam agama Islam

Sikap mementingkan diri sendiri dan tidak memperhatikan orang lain maupun lingkungan sekitar disebut?

  1. sukuisme
  2. egoisme
  3. fanatisme
  4. ekstremisme
  5. Semua jawaban benar

Jawaban: B. egoisme

Dilansir dari Encyclopedia Britannica, sikap mementingkan diri sendiri dan tidak memperhatikan orang lain maupun lingkungan sekitar disebut egoisme.

Kemudian, saya sangat menyarankan anda untuk membaca pertanyaan selanjutnya yaitu Jika tidak ada persatuan dan kesatuan di lingkungan masyarakat, maka? beserta jawaban penjelasan dan pembahasan lengkap.


tirto.id - Di antara akhlak tercela yang harus dihindari adalah sikap ananiah. Sikap ananiah atau egois ini terjewantahkan dalam perilaku mementingkan diri sendiri dan tidak peduli dengan keadaan orang lain.

Sikap ini merupakan sikap yang mesti ditinggalkan umat Islam agar diridai Allah SWT.

Dari sisi bahasa, kata ananiah berasal dari kata "ana", yang dalam bahasa Arab maknanya adalah "aku".

Artinya, sikap ananiah adalah sikap "keakuan", yang dijelaskan oleh Barmawie Umarie dalam Materi Akhlak (1976) sebagai sikap hidup yang terlalu mengedepankan diri sendiri, bahkan kalau perlu dengan mengorbankan kepentingan orang lain.

Sikap ini termasuk akhlak tercela yang diperingatkan Allah SWT agar disingkirkan dari perilaku seorang muslim.

Sikap ini pertama kali dilakukan oleh Iblis, yang merasa bahwa dirinya lebih baik daripada Adam AS, yang ditunjukkan dengan mengabaikan perintah Allah SWT untuk sujud kepada Adam.

Cerita sikap ananiah yang dilakukan Iblis ini digambarkan dalam Alquran surah Al-A'raf ayat 12:

"[Allah] berfirman, 'Apakah yang menghalangimu [sehingga] kamu tidak bersujud [kepada Adam] ketika Aku menyuruhmu?' Iblis menjawab, 'Aku lebih baik dari pada dia, Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah," (Q.S. Al-A'raf [7]: 12).

Sikap ananiah, keakuan yang dimiliki Iblis ini melahirkan sikap sombong dengan merasa lebih baik dari Adam.

Dalam kajian akhlak, sikap ananiah ini tergolong penyakit hati, tercela, dan membahayakan, baik kepada diri sendiri, hingga pergaulan di masyarakat.

Salah satu sebabnya, sikap ini dapat berkembang menjadi penyakit sombong, takabur, iri hati, dan dengki.

Sebagai penyakit hati, ia memiliki dampak psikologis yang buruk bagi jiwa seseorang. Hal ini tergambar dalam sabda Nabi Muhammad SAW:

“Ketahuilah, di dalam tubuh manusia ada segumpal daging. Apabila segumpal daging itu baik, baiklah tubuh seluruhnya, dan apabila daging itu rusak, rusaklah tubuh seluruhnya. Ketahuilah olehmu, bahwa segumpal daging itu adalah kalbu [hati]," (H.R. Bukhari).

Bagaimana cara menghilangkan sikap ananiah? K.H. Agus Salim, Ketua Lembaga Dakwah PBNU, sebagaimana dilansir dari NU Online, menyatakan bahwa salah satu cara untuk menghilangkan sikap ananiah adalah dengan berserah diri dan mengaku hina di depan Allah SWT.

Apabila seseorang sudah bisa berserah diri, merasa rendah, dan menghinakan diri kehadirat Allah SWT, maka individu bersangkutan dianggap sudah berakhlak kepada Tuhannya. Dengan demikian, secara otomatis, ia akan berakhlak mulia kepada sesama Mahkluk-Nya.

Baca juga:

  • "Banyak Habib yang Tidak Mencerminkan Akhlak yang Baik"
  • Anjuran Memotong Kuku dan Cara Memotongnya dalam Islam

Baca juga artikel terkait AKHLAK TERCELA ANANIAH atau tulisan menarik lainnya Abdul Hadi
(tirto.id - hdi/tha)


Penulis: Abdul Hadi
Editor: Dhita Koesno
Kontributor: Abdul Hadi

Subscribe for updates Unsubscribe from updates