Siapa yang meriwayatkan tentang doa kafaratul majelis?

Siapa yang meriwayatkan tentang doa kafaratul majelis?

Siapa yang meriwayatkan tentang doa kafaratul majelis?

Sudah hal yang biasa kita lakukan apabila kita menghadiri sebuah pertemuan utamanya pengajian maka kita disunnahkan untuk membaca sebuah doa. Doa tersebut adalah doa kafaratul majelis.

Pembacaan doa tersebut dimaksudkan agar apabila kita ada kekeliruan atau kesalahan selama masa pertemuan tersebut maka semoga kekeliruan tersebut diampuni oleh Allah SWT.

Ketika kita sedang berkumpul dalam sebuah pertemuan, sadar atau tidak sadar bisa saja kita melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat yang menimbulkan dosa.

Misal, ketika kita sedang berkumpul ternyata ada selipan kita mengghibah orang lain, meledek, atau mengucap kata-kata yang tidak diperkenankan atau menyinggung teman kita.

Kesalahan lain yang juga bisa terjadi saat pertemuan adalah perkara niat. Bisa saja selama kita berada dalam pertemuan, katakanlah pengajian niat kita tidak bersih untuk mengaji.

Mungkin ada niat lain yang membuat hati kita menjadi tidak bersih selama mengaji.

Dalam sebuah riwayat doa ini diajarkan oleh Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW. Doa tersebut adalah sebagai berikut:

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ، عَمِلْتُ سُوءًا أو ظَلَمْتُ نَفْسِي، فَاغْفِرْ لِي، فإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ أَنْتَ

Latin,

subhanakallaahumma wa bihamdika asyhadu allaa ilaaha illaa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika. ‘Amiltu suu-an aw zholamtu nasii faghfirli fa innahuu laa yaghfirudz dzunuuba illaa anta.

Artinya,

Maha Suci Engkau, Ya Allah, dan dengan memuji-Mu. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Aku mohon ampun kepada-Mu dan bertaubat kepada-Mu. Aku berbuat keburukan atau berbuat zalim kepada diriku sendiri. Maka ampunilah, karena sesungguhnya tidak ada yang bisa mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau.

Baca Juga: Lakum Dinukum Waliyadin (Untukmu agamamu, untukku agamaku)

Siapa yang meriwayatkan tentang doa kafaratul majelis?
sumber: pixabay

Riwayat Hadist Doa Kafaratul Majelis

Doa ini termaktub di dalam hadist Nabi SAW. Ada beberapa riwayat yang menjelaskan tentang doa ini.

Pertama, hadist riwayat  Imam Al-Baihaqi dalam Al-Da’awat Al-Kabir dari Rafi’ bin Khadij, beliau berkata:

كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِأَخَرَةٍ إِذَا اجْتَمَعَ عليه أَصْحَابُهُ فَأَرَادَ أَنْ يَنْهَضَ قَالَ: سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ، عَمِلْتُ سُوءًا أو ظَلَمْتُ نَفْسِي، فَاغْفِرْ لِي، فإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ أَنْتَ , قَالَ: قلت: يَا رَسُولَ اللهِ، هَذِهِ كَلِمَاتٌ أَحْدَثْتَهُنَّ؟ قَالَ: أَجَلْ، جَاءَنِي بهن جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلاَمُ , فَقَالَ: يَا مُحَمَّدُ، هُنَّ كَفَّارَاتُ الْمَجْلِسِ

Artinya:

Rasulullah Saw ketika berada di akhir saat para sahabatnya berkumpul dengannya, lalu beliau hendak berdiri, maka beliau berkata; subhanakallaahumma wa bihamdika asyhadu allaa ilaaha illaa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika.

‘Amiltu suu-an aw zholamtu nasii faghfirli fa innahuu laa yaghfirudz dzunuuba illaa anta.’ Rafi’ bin Khadij berkata; Saya bertanya; Wahai Rasulullah, kalimat ini Engkau bikin? Rasulullah Saw menjawab; Iya, Malaikat Jibril datang membawa kalimat itu padaku dan ia berkata; Wahai Muhammad, kalimat itu adalah kaffaratul majlis.

Baca Juga: 9 Doa Setelah Sholat Fardhu

Kedua, hadist yang diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi,

وعن أَبي هريرة – رضي الله عنه – ، قَالَ : قَالَ رسول الله – صلى الله عليه وسلم – : (( مَنْ جَلَسَ في مَجْلِسٍ ، فَكَثُرَ فِيهِ لَغَطُهُ فَقَالَ قَبْلَ أنْ يَقُومَ مِنْ مَجْلِسِهِ ذَلِكَ : سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ ، أشْهَدُ أنْ لا إلهَ إِلاَّ أنْتَ ، أسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إلَيْكَ ، إِلاَّ غُفِرَ لَهُ مَا كَانَ في مَجْلِسِهِ ذَلِكَ )) رواه الترمذي ، وقال : (( حديث حسن صحيح )) .

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang duduk di suatu majelis lalu banyak senda guraunya (kalimat yang tidak bermanfaat untuk akhiranya),

maka hendaklah ia mengucapkan sebelum bangun dari majelisnya itu, ‘SUBHAANAKALLOHUMMA WA BIHAMDIKA, ASY-HADU ALLA ILAHA ILLA ANTA, AS-TAGH-FIRUKA WA ATUUBU ILAIK’ (Mahasuci Engkau, wahai Allah, dan dengan memuji-Mu, aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Engkau.

Aku meminta ampun kepada-Mu dan aku bertaubat kepada-Mu); kecuali diampuni baginya dosa-dosa selama di majelisnya itu.”

(HR. Tirmidzi, ia mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih). [HR. Tirmidzi, no. 3433. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih].

Baca Juga: Doa Menjenguk Orang Sakit

Siapa yang meriwayatkan tentang doa kafaratul majelis?
sumber: pixabay

Penutup

Demikianlah penjelasan tentang doa kafaratul majelis berikut lafadz arab, latin, terjemahan, serta beberapa riwayat yang menjelaskan tentang doa ini.

Jika kamu tertarik dengan konten keislaman seperti ini, kamu bisa juga melihat tulisan lainnya di Topik Islam. Jika kamu lebih menyukai konten video kamu bisa mengunjungi Channel Youtube Qazwa.

Siapa yang meriwayatkan tentang doa kafaratul majelis?

Di setiap acara atau majelis, kita disarankan untuk membuka dengan doa. Begitu pula dengan penutupan acara, sebaiknya juga ditutup dengan doa. Doa yang sering diucapkan pada pembukaan dan penutupan acara atau majelis disebut dengan doa kafaratul majelis. 

Pengertian secara istilah dan bahasa majelis adalah suatu perkumpulan atau acara yang dihadiri oleh sekelompok orang, untuk membicarakan atau membahas sesuatu. Majelis di sini bisa berupa majelis muamalah, majelis musyawarah, majelis ta’lim atau pun pengajian. Namun dalam perkembangannya majelis bisa juga dalam bentuk acara tertentu.

Dalam Islam, majelis tentunya akan membicarakan atau membahas sesuatu yang memiliki manfaat dan faedah. Jika majelis tersebut dalam hal kebaikan seperti berzikir, maka Allah SWT akan menyebut mereka di depan para malaikat. Majelis seperti ini akan mendapatkan rahmat dan lindungan dari Allah.

Kapan Doa Kafaratul Majelis Dibacakan?

Biasanya doa kafaratul majelis dibacakan seusai acara dilaksanakan. Doa kafaratul majelis merupakan doa untuk mengakhiri sebuah acara atau pertemuan majelis. 

Seusai majelis, biasanya akan ada acara penutupan untuk mengakhiri pertemuan. Sebelum mengucapkan salam penutup, dianjurkan untuk membaca doa yakni doa-doa kafaratul majelis (penutup majelis) terlebih dahulu. 

Untuk hal ini, Rasulullah SAW pernah bersabda:

عَنْ أَبِى بَرْزَةَ الأَسْلَمِىِّ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ بِأَخَرَةٍ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَقُومَ مِنَ الْمَجْلِسِ سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ فَقَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّكَ لَتَقُولُ قَوْلاً مَا كُنْتَ تَقُولُهُ فِيمَا مَضَى. قَالَ : كَفَّارَةٌ لِمَا يَكُونُ فِى الْمَجْلِسِ

Artinya: 

“Dari Abu Barzah Al-Aslami, berkata bahwa Rasulullah SAW di akhir majelis ketika hendak berdiri meninggalkan majelis berkata, (Subhanakallahumma wa bihamdika asyhadu alla ilaaha illa anta, astaghfiruka wa atuubu ilaik, artinya: Maha Suci Engkau Ya Allah, segala pujian untuk-Mu, aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Engkau dan aku meminta ampunan dan bertaubat pada-Mu), ada seseorang yang berkata pada Rasul SAW, ‘Wahai Rasulullah, engkau mengucapkan suatu perkataan selama hidupmu’, Beliau bersabda, (Doa itu sebagai penambal kesalahan yang dilakukan dalam majelis).” (HR. Abu Daud: 4857 dan Ahmad, 4:425)

Maksud dari doa tersebut adalah sebagai penambal kesalahan berupa kata-kata laghwu atau perkataan yang sia-sia dalam suatu majelis, dianjurkan membaca doa kafaratul majelis ketika akan berpisah atau akan selesai dari suatu majelis karena akan sia-sia jika suatu majelis atau tempat obrolan yang membicarakan kebaikan tidak terdapat dzikir pada Allah SWT.

Siapa yang meriwayatkan tentang doa kafaratul majelis?
Siapa yang meriwayatkan tentang doa kafaratul majelis?

Keutamaan Membaca Doa Kafaratul Majelis

Penambal dosa ketika Selama Majelis Keluar Kata-kata Tak Berguna

Doa kafaratul majelis memiliki keutamaannya tersendiri. Dari hadis yang telah disebutkan di atas, kita bisa memetik salah satu keutamaan doa kafaratul majelis, yakni sebagai penambal kesalahan kata-kata di setiap acara atau majelis. 

Maksud kesalahan kata-kata ini adalah adanya kata-kata yang sia-sia diucapkan selama acara atau majelis berlangsung. Oleh karena itu dengan membaca doa kafaratul majelis diharapkan kata-kata tak berguna selama dalam acara bisa dimaafkan. 

Ilmu yang Didapat akan Bermanfaat

Doa kafaratul majelis dibacakan ketika sebuah acara atau majelis selesai dilaksanakan. Khususnya majelis tersebut merupakan majelis ilmu, atau pertemuan yang memberikan ilmu-lmu yang baik dan bermanfaat. 

Maka dari itu, agar pertemuan yang baik tersebut mendapatkan keridhaan dari Allah SWT serta ilmu yang didapatkan dari majelis bermanfaat doa kafaratul majelis ini dianjurkan untuk dibacakan setelah usai acara atau majelis. 

Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAY dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, 

“Setiap kaum yang bangkit dari majelis yang tidak ada dzikir pada Allah, maka selesainya majelis itu seperti bangkai keledai dan hanya menjadi penyesalan pada hari kiamat.” 

(HR Abu Daud, no. 4855; Ahmad, 2: 389. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih).

Memudahkan Jalan ke Surga

Doa kafaratul majelis juga dapat memudahkan jalan menuju surga Allah. Perkumpulan atau majelis yang memiliki tujuan untuk menambah ilmu sangat disenangi oleh Allah SWT Berdasarkan hadis riwayat Muslim, Allah SWT akan memudahkan jalan menuju surga bagi mereka yang menempuh perjalanan mencari ilmu. Untuk keutamaan ini Rasulullah SAW pernah bersabda, 

“Barang siapa yang menempuh perjalanan untuk mencari ilmu, maka akan Allah mudahkan jalannya menuju surga.” (HR. Muslim).

Menguatkan keimanan dan ketakwaan

Membaca doa kafaratul majelis di setiap akhir acara perkumpulan atau majelis menunjukkan bahwa orang-orang yang berada di dalamnya adalah orang-orang yang selalu bertakwa dan terus meningkatkan imannya kepada Allah SWT. Ketika berkumpul dalam sebuah majelis hendaknya menjaga omongan yang tidak baik dan akhiri dengan doa yang telah disebutkan pada penjelasan di atas, hal ini adalah bagian dari ketakwaan kepada Allah SWT.

Dari sebuah hadis An-Nasa’i, Aisyah pernah menanyakan kepada Nabi Muhammad SAW mengenai kalimat penutup doa kafaratul majelis. 

Dari Aisyah RA, ia berkata, “Tidaklah Nabi duduk di majelis, tidak pula membaca Alquran dan tidak pula sholat kecuali menutupnya dengan kalimat-kalimat tersebut. Aku berkata, ‘Wahai Rasulullah, aku melihatmu tidaklah duduk di suatu majelis, tidak juga membaca Alquran dan juga tidak sholat kecuali engkau tutup dengan kalimat tersebut?‘’

Kemudian, Nabi Muhammad SAW bersabda, ‘’Iya, siapa yang berkata baik akan ditutup dengan stempel kebaikan, dan siapa yang berkata buruk, akan menjadi penghapus dosanya. Yaitu subhanakallahumma wabihamdika asyhadu an laa ilaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika.” (HR An Nasa’i).

Meredam Kemurkaan Allah SWT

Doa yang dibaca dalam majelis menyimpan makna sebuah pengakuan atas segala kelemahan, kezaliman, kebodohan dan kelupaan kita. Selain itu pula ada bacaan tahmid di dalam doa yang bertujuan untuk memuji Allah. Ada pula bacaan istighfar yang tujuannya untuk meminta kepada Allah agar terhindar dari dosa yang lalu.

Rasulullah SAW pernah bersabda, “Barangsiapa yang tidak meminta pada Allah, maka Allah akan murka kepadanya.” (HR. Tirmidzi no. 3373). 

Bacaan Doa Kafaratul Majelis

Berikut bacaan doa kafaratul majelis yang paling sering dilafazkan dalam kegiatan majelis atau pun kegiatan acara lainnya; 

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

Subhanakallahumma wa bihamdika, asyhadu al-laa ilaaha illaa anta, astaghfiruka, wa atuubu ilaik.

Artinya: Maha Suci Engkau ya Allah, aku memujiMu. Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Engkau, aku minta ampun dan bertaubat kepada-Mu. (HR. Ashhaabus Sunan dan lihat Shahih At-Tirmidzi 3/153.)

Itulah penjelasan tentang doa kafaratul majelis disertai dengan bacaannya. Membaca doa kafaratul majelis di setiap acara atau majelis yang kita selenggarakan atau ikuti merupakan bagian dari jalan hijrah menuju Allah SWT. 

Hijrahkan finansialmu di jalan yang tepat untuk dikembangkan lebih baik lagi. Kembangkan dana dan asetmu di platform terbaik dan sesuai syariah, dapatkan ujrah atau imbal hasil setara dengan 14-16% pa. Unduh aplikasinya di

Siapa yang meriwayatkan tentang doa kafaratul majelis?
Siapa yang meriwayatkan tentang doa kafaratul majelis?