Sebutkan sikap-sikap yang perlu kita miliki agar cita-cita bisa terwujud

Sebutkan sikap-sikap yang perlu kita miliki agar cita-cita bisa terwujud

ilustrasi belajar. Sikap yang Harus Dihindari Untuk Mewujudkan Cita-cita Adalah? Kunci Jawaban Kelas 4 /Renny T Hamzah/dok Kodim 0703 Cilacap

PORTAL PURWOKERTO - Apa sikap yang harus dihindari untuk mewujudkan cita-cita?

Dalam mewujudkan cita-cita kita harus senantiasa semangat, percaya diri dan pantang menyerah.

Kita tidak boleh putus asa dalam mewujudkan cita-cita.

Sebab jalan menuju cita-cita yang tercapai sangatlah panjang. Jadi, teman-teman sudah dapat menjawab pertanyaan di atas ya.

Baca Juga: Buatlah Karya Puisi Tentang Alam, Ini Contoh Puisi Tentang Alam! Kunci Jawaban Kelas 2 SD

Berikut ini merupakan kumpulan soal penilaian harian kelas 4 yang dapat adik adik kerjakan sebagai latihan di rumah, kunci jawaban dikutip dari Dwi Istanti, S.Pd:

1. Sikap yang harus dihindari untuk mewujudkan cita-cita adalah ….A. pantang menyerah

B. putus asa

C. semangat

D. percaya diri

2. Sikap yang harus dimiliki dalam menghadapi teman yang berbeda suku ….

A. menutup diri dari teman berbeda sukuB. membatasi diri dari teman berbeda suku

C. tetap bergaul dengan teman yang berbeda suku


D. tidak ingin terpengaruh dengan budaya suku lain

Kebersamaan di dalam kelas merupakan hal yang wajib untuk kita wujudkan. [pixnio]

adjar.id - Adjarian, kali ini kita akan mencari tahu, apa saja sikap yang harus kita miliki agar kebersamaan di dalam kelas kita bisa terwujud.

Materi mengenai sikap yang harus kita miliki agar kebersamaan kelas bisa terwujud merupakan salah satu materi dalam buku tematik kelas 2 tema 4 subtema 2.

Adjarian, kebersamaan juga dapat kita artikan dengan persatuan. 

Sebagai siswa satu kelas, kita harus dapat menjunjung kebersamaan bersama teman-teman kita.

Baca Juga: Sikap yang Harus Dimiliki Agar Terwujud Persatuan dalam Keluarga

Sebab, dengan kebersamaan yang terjalin di dalam kelas, keakraban akan tumbuh.

Ketika keakraban antara kita dan teman satu kelas kita tumbuh, maka akan muncul perasaan nyaman.

Nah, perasaan nyaman dalam mengikuti kegiatan pembelaran adalah hal yang penting.

Dengan perasaan nyaman, kita akan lebih fokus, kosentrasi, dan senang ketika mengikuti kegiatan pembelajaran.

"Kebersamaan di dalam kelas merupakan sesuatu yang perlu diwujudkan."

Page 2

Kebersamaan di dalam kelas merupakan hal yang wajib untuk kita wujudkan. [pixnio]

Ketika kita dapat fokus, konsentrasi, dan penuh perasaan suka cita dalam mengikuti pembelajaran, hal ini juga dapat membuat materi pelajaran akan lebih untuk kita pahami, lo. 

Sekarang, kita cari tahu, yuk, apa saja sikap yang dapat kita lakukan untuk mewujudkan kebersamaan di dalam kelas!

Sikap yang Menumbuhkan Rasa Kebersamaan dalam Kelas

1. Saling Menghargai

Baca Juga: Contoh Sikap Persatuan dalam Keluarga, Buku Tematik Kelas 2 Tema 4

Ketika melakukan kegiatan pembelajaran di kelas, terkadang kita diminta untuk maju ke depan kelas oleh guru.

Guru kemudian meminta kita untuk mengerjakan soal yang ada di dalam papan tulis atau membacakan jawaban yang telah kita tulis di dalam kertas.

Tentu saja, salah adalah hal adalah hal yang wajar, kita atau teman kita dapat saja memberikan jawaban yang salah saat mengerjakan soal di dalam papan tulis.

Nah, jika suatu hari teman kita maju dan memberikan jawaban yang salah, kita tidak boleh mengejeknya atau pun menghinanya, ya.

"Kita harus menghargai perbedaan yang ada di antara kita dan teman kita."

Page 3

Kebersamaan di dalam kelas merupakan hal yang wajib untuk kita wujudkan. [pixnio]

Ketika kita mengetahui kesalahan atas jawaban teman kita, salah satu sikap menghargai adalah dengan memberitahunya jawaban yang benar.

Selain itu, mendengarkan pendapat teman juga dapat merupakan bentuk saling menghargai, lo.

2. Menghormati Perbedaan

Di dalam kelas, terdapat banyak perbedaan antara kita dan teman-teman kita.

Perbedaan itu pun bermacam-macam, mulai dari agama, suku, atau strata kelas ekonomi yang berbeda.

Baca Juga: Sikap yang Harus Dimiliki Agar Terwujud Persatuan dalam Bermain

Misalnya, kita memiliki teman yang berasal dari daerah yang berbeda dengan kita sehingga memiliki logat bicara yang berbeda, kita tidak boleh mengejeknya.

Begitu pula ketika kita memiliki teman yang berbeda agama dengan kita.

Kita harus menghormati cara mereka berdoa dan beribadah.

"Terdapat beragam perbedaan antara kita dan teman kita. Maka dari itu, kita perlu saling menghormati."

Page 4

Kebersamaan di dalam kelas merupakan hal yang wajib untuk kita wujudkan. [pixnio]

Perbedaan tersebut tidak menjadi suatu masalah. 

3. Membantu Teman

Adjarian, terdapat banyak bantuan yang dapat kita berikan kepada teman-teman kita.

Misalnya,  membantu mereka belajar.

Sebab, kemampuan belajar setiap orang berbeda-beda, ada yang dapat memahami suatu materi dengan cepat dan juga yang membutuhkan waktu lama dalam memahami.

Baca Juga: Sikap yang Harus Dimiliki Agar Tercipta Persatuan di Sekolah

Jika kita merupakan siswa yang bisa memahami suatu materi dengan cepat, kita dapat membantu teman kita yang belum paham untuk memahami materi, ya.

Dengan itu, kebersamaan kita dengan teman kita pun akan terjalin.

Nah, itulah tiga sikap yang bisa kita lakukan untuk mewujudkan kebersamaan dalam kelas, ya.

Sekarang, Adjarian, coba jawab soal berikut ini!

Pertanyaan

Apa sikap yang pernah kamu lakukan untuk mewujudkan kebersamaan di dalam kelas?
Petunjuk: Cek halaman 2-4.

Tonton video ini, yuk!

Setiap manusia menginginkan untuk menjadi lebih baik dan memiliki sesuatu yang baik adalah fitrah yang diberikan Allah Swt kepada manusia. Setiap hal yang diinginkan pasti akan terpintas di dalam pikiran manusia, akan tetapi kita harus ingat bahwa keinginan tersebut jangan sampai hanya membuat kita berangan-angan bahkan membuang-buang waktu. Dalam surah an-nisâ’ ayat 119 dituliskan bahwa setan berjanji kepada Allah Swt untuk terus menggoda manusia, salah satunya dengan membuat mereka berangan-angan kosong sehingga manusia lalai terhadap perintah Allah Swt . Berangan-angan hanya akan membuang waktu dan hal tersebut merupakan salah satu bentuk godaan setan untuk menyesatkan manusia, oleh karena itu hendaknya kita segera memohon ampun ketika terjebak dalam angan-angan kosong tersebut.

Lalu, jika tidak boleh berangan-angan lantas apakah kita tidak boleh bercita-cita? Tentu saja tidak demikian, karena berangan-angan atau berkhayal berbeda dengan bercita-cita. Cita-cita  adalah hal yang dimiliki oleh semua orang, terutama orang-orang yang memiliki pandangan hidup kedepan, karena dengan cita-cita seseorang akan merasa termotivasi dan memiliki harapan untuk memiliki hidup yang lebih baik. Cita-cita membuat kita melihat kedepan dan merencanakan sesuatu, yang berarti kita melakukan ikhtiar ataupun usaha agar kita dapat mencapai keinginan tersebut. Apa saja yang bisa kita lakukan sebagai orang yang beriman untuk menggapai cita-cita yang diridhai-Nya?

  1. Membuat Rencana dan Menyerahkan Segala Sesuatu Kepada Allah.

Rencana adalah salah satu hal terpenting dalam hidup, orang yang tidak memiliki rencana dapat diibaratkan seperti air yang hanya mengikuti arus, sehingga mudah terombang-ambing dan tak tentu arah. Membuat suatu perencanaan merupakan langkah awal untuk mewujudkan keinginan atau cita-cita, rencana akan membuat kita mengerti langkah apa yang harus kita ambil sepanjang perjalanan berikhtiar.

Berencana adalah tugas manusia sebagai bentuk usaha yang harus dilakukan, namun orang yang beriman tidak hanya sekedar berencana akan tetapi kita perlu menyerahkan segala sesuatu kepada Allah  atau dengan kata lain kita percaya bahwa Allah melihat setiap usaha kita dan pasti memberikan jalan dan hasil yang terbaik, dengan demikian kita telah meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah  dengan terus berusaha dan menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya.

  1. Meluruskan dan Memperbaharui Niat.

Sebagai orang yang beriman kita perlu memiliki visi tersendiri yang menjadi pembeda dengan orang-orang yang tidak beriman kepada Allah Swt . Semua orang mengharapkan kehidupan yang baik di dunia melalui cita-cita dan target yang mereka usahakan, akan tetapi orang yang beriman punya nilai tersendiri dalam mengupayakan keinginannya dibandingkan dengan mereka yang tidak beriman. Nilai tersebut terletak pada niat yang dimiliki, orang yang beriman memiliki visi yang lebih tinggi yaitu merasakan kebaikan di dunia hingga di akhirat nanti, oleh karena itu apapun keinginan dan cita-cita yang kita inginkan harus dilandasi oleh niat karena Allah  terlebih dahulu. Niat akan menjadi faktor yang sangat menentukan, jika niat kita sudah dibenahi maka kebaikan yang akan kita dapatkan tidak hanya sampai di dunia saja akan tetapi dapat kita rasakan hingga di akhirat kelak.

Dari Umar, bahwa Rasulullah ` bersabda, “Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia atau karena wanita yang hendak dinikahinya, maka hijrahnya itu sesuai ke mana ia hijrah.” [H.R. Bukhari, dan Muslim]

Hadits tersebut menunjukkan bahwa apa yang akan kita dapatkan sesuai dengan niat yang kita miliki. Ketika niat kita hanya sebatas menjadi sukses di dunia tanpa melibatkan Allah, maka kenikmatan yang akan kita dapatkan hanya sebatas usia kita di dunia, dan ajal akan datang kapan saja tidak peduli orang tersebut sudah merasakan nikmat dari kesuksesannya atau bahkan masih bersusah payah menitih kesuksesan tersebut. Kita tidak ingin menjadi orang yang merugi di akhirat kelak karena lalai dengan kesenangan duniawi, sehingga setiap kebaikan yang kita raih di dunia ini perlu kita usahakan untuk menjadi penyebab ridha Allah dan memberikan kebaikan di akhirat kelak.

  1. Menyadari Dunia dan Isinya Bersifat Sementara.

Orang yang beriman memiliki kesadaran bahwa segala sesuatu yang dimiliki di dunia ini akan ditinggalkan setelah kematian menjemput. Bahkan orang terkaya di dunia pada akhirnya akan mati dan semua harta kekayaan yang dimiliki tidak berarti lagi bagi jasadnya. Tidak menutup kemungkinan bahwa manusia yang ada di muka bumi memiliki cita-cita tertentu seperti ingin membeli kendaraan dan rumah yang bagus, ingin memiliki usaha yang sukses atau ingin melanjutkan studi ke tingkat yang lebih tinggi. Semua contoh tadi bisa jadi adalah parameter kesuksesan dalam sebuah kehidupan yang sifatnya hanya sementara, namun tidak ada salahnya jika seseorang menginginkan kehidupan yang baik di dunia dengan syarat tetap berprinsip pada ketentuan Allah  seperti firman-Nya dalam surah  al-Qashash ayat 77 yang artinya, “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu [kebahagiaan] negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari [kenikmatan] duniawi dan berbuat baiklah [kepada orang lain] sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di [muka] bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan“.[Q.S. al-Qashash [28]: 77]

Ayat ini mengingatkan kita untuk tetap menjadikan akhirat sebagai tujuan utama karena kita diciptakan hanya untuk beribadah kepada Allah, namun di sisi lain kita juga perlu memperhatikan kualitas hidup selama di dunia. Orang yang beriman akan memanfaatkan kebaikan di dunia untuk memperoleh kebaikan di akhirat. Kita bisa membuat hal-hal itu terus memberikan kebaikan meskipun setelah pemiliknya meninggal dunia, yakni dengan kembali meniatkan semuanya sebagai bentuk ibadah dan ketaatan kepada Allah  serta memanfaatkan segala apa yang kita peroleh untuk menolong agama Allah.

  1. Meminta Doa dari Kedua Orang Tua

Orang tua adalah orang terdekat dan orang yang paling pantas untuk kita hormati, terutama seorang ibu. Keridhaan Allah  juga tidak akan terlepas dari keridhaan orangtua, sehingga sudah sepatutnya kita selalu menjalin komunikasi dan memberi tahu kedua orang tua kita megenai hal-hal yang akan kita rencanakan dan usahakan untuk kedepannya. Doa dari orang tua adalah salah satu kunci keberhasilan seseorang, oleh karena itu jangan pernah berjalan sendirian dan melupakan jasa-jasa mereka. Jika kita menanyakan balasan apa yang ingin mereka peroleh dari segala upaya dan jerih payah mereka selama mengurus dan membesarkan kita, maka mereka tidak akan menjawab untuk diberikan materi dan lain sebagainya, namun hal yang sangat mereka inginkan adalah anak yang dibesarkan bisa menjadi orang yang sukses dan bermanfaat bagi orang banyak serta menjadi anak yang dapat menambah timbangan kebaikan dan menyelamatkan mereka di akhirat nanti.

Memiliki berbagai cita-cita adalah cerminan seseorang yang memiliki pandangan hidup kedepan dan punya keinginan untuk menjadi lebih baik, sebagai makhuk yang diciptakan oleh Allah sudah selayaknya kita menyerahkan segala bentuk usaha kita kepada Allah  dan meniatkan semua hal yang kita lakukan di jalan yang benar dan hanya karena Allah . Dengan demikian seseorang tidak hanya akan memperoleh kesuksesan di dunia, namun juga akan memperoleh kehidupan yang baik di akhirat kelak.Wallâhu a’lam.[]

Inesya R. N.

NIM: 15613187

Mahasiswa Prodi Farmasi, FMIPA UII

Mutiara Hikmah

Nabi ` bersabda,

كَتَبَ اللَّهُ مَقَادِيرَ الْخَلاَئِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ بِخَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ

“Allah telah mencatat takdir setiap makhluk sebelum 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi.” [H.R. Muslim no. 2653, dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Ash ‘Ash]

Video yang berhubungan