Sebutkan sektor lapangan usaha yang tersedia bagi tenaga kerja

Melihat kondisi ekonomi di Indonesia yang terus berkembang, terutama dengan banyaknya reformasi di sisi birokrasi dan peraturan investasi, maka banyak investor asing yang mulai melirik potensi untuk berbisnis di Indonesia.

Perusahaan tersebut menjadikan Indonesia sebagai tempat untuk berinvestasi karena besarnya potensial dari bahan baku mentah, tenaga kerja yang melimpah, besar dan berkembangnya pasar negara, padat akan populasi yang mana disesuaikan dengan kuatnya jumlah pembelian, daratan yang luas, dan lain sebagainya.

Baca: Cara Memulai Sebuah Bisnis di Indonesia

Dalam artikel ini, kami akan menekankan pada 5 sektor bisnis yang menjanjikan di Indonesia yang diharapkan akan mendatangkan banyak investor asing ke Indonesia. Berikut ulasannya:

Bisnis di Indonesia – 5 Sektor Andalan

1. Hotel dan Industri Pariwisata

Pemandangan eksotis dari kepulauan Indonesia dan keindahan dari berbagai budaya telah menghipnotis jutaan pengunjung dan petualan dari seluruh dunia setiap tahun.

Oleh karena itu, banyak hotel bertaraf internasional berusaha untuk mendapatkan tempat di Indonesia untuk pengadaan hotel dan industri pariwisata, terutama di kota-kota besar seperti di Jakarta, Bandung, Denpasar, Semarang, Medan, Balikapapan, Makasar, Surabaya, dan lainnya.

Karena banyaknya turis asing yang datang ke Indonesia melalui Jakarta, Bali, dan Batam riau, tiga provinsi tersebut merupakan target utama untuk hotel dan industri pariwisata.

Sebagai tambahan, jumlah turis asing yang datang meningkatkan secara terus-menerus, hingga mencapai 10 juta orang pada tahun 2015 dan terus meningkat pada tahun ini.Angka ini terus bertambah setiap tahun karena adanya peraturan mengenai kebebasan visa yang telah di terapkan oleh pemerintah untuk turis asing dari 169 negara (untuk lama tinggal maksimum 30 hari).

Bahkan, pengunjung domestik dan pebisnis juga menjadi target pasar dari industri ini.  Mereka bepergian dengan tujuan utama untuk bisnis dan liburan, jadi hal ini sangatlah terlihat jelas bahwa sektor hotel dan pengembangan industri pariwisata serta infrastruktur merupakan bisnis yang menguntungkan untuk investasi asing.

Baca: Bagaimana Memilih Visa yang Tepat di Indonesia

Terkait dengan sektor pariwisata, pemerintah juga membuka peluang besar untuk industri film seperti yang tertulis pada regulasi baru yang menerangkan bahwa memungkinkan untuk mendapatkan 100 persen kepemilikan dalam film dan cinema.

Walaupun tetap ada beberapa pembatasan seperti memperbanyak film, pemrosesan film, dan pengisian suara (yang mana hanya 49 persen dari total kepemilikan asing) dan juga subtitling, perlengkapan shooting, dan editing (yang mana tidak diperbolehkan untuk investasi asing).

2. Perdagangan and Sektor Retail

Indonesia merupakan negara yang tercantum dalam pasar negara untuk retail dan sektor perdagangan, bersama dengan China, Uni Emirat Arab, India, Kazakhstan, Turkey, dan Malaysia. Sebagai tambahan, meningkatnya populasi kelas menengah di Indonesia, dan juga penetrasi yang cepat dan luas diantara empat populasi terbesar juga menjadi pertimbangan tambahan untuk investor asing.

Hal yang paling baik dalam hal ini adalah adanya tantangan dalam distribusi di Indonesia, pemerintah lebih berfokus pada infrastruktur untuk menjembatani penghubung antara suatu area dengan pulau-pulai di Indonesia sehingga komoditi dapat disalurkan menjadi lebih mudah dan efektif. Dengan adanya hal ini, meningkatkan keinginan investor dalam sektor retail dan perdagangan di negara Indonesia

3. Penjualan Online

Sebutkan sektor lapangan usaha yang tersedia bagi tenaga kerja

Tren berikutnya yang sedang berkembang untuk investasi asing di Indonesia adalah bisnis penjualan online atau E-commerce.

Alasan utamanya adalah karena Indonesia merupakan negara dengan populasi yang padat, dan mayoritas penduduknya telah memiliki akses untuk menggunakan internet.

Hal ini akan memungkinkan perusahaan, pedagang, dan para retailer untuk mencapai target pasar personal mereka.

Kemudian, pemerintah juga melakukan dukungan untuk investasi asing dengan memperkenalkan kategori “transaksi dagang melalui sistem elektronik” yang telah diamandemenkan dalam Informsdi Elektronik dan Peraturan Transaksi, yang memungkinakn investor untuk memiliki sebuah hak penuh terhadap kepemilikan asing (hingga 100%) dalam kondisi tertentu, terutama tergantung pada jumlah modal yang diinvestasikan.

Untuk perusahaan dengan kurang dari jumlah modal, 49 persen atas kepemilikan asing masih memungkinkan, dengan penduduk setempat sebagai mitra

Hal ini juga diproyeksikan bahwa E-Market Indonesia dekat dnegan China dan India dengan estimasi sekitar $130 miliar di tahun 2020. Degan populasi yang besar, menjadikan Indonesia sebagai pengguna sosial media tertinggi di dunia. Oleh karena itu, tidak heran jika banyak startup E-Commerce yang bermunculan untuk meraup keuntungan di Indonesia.

Baca: Membuka Perusahaan E-commerce di Indonesia

4. Infrastruktur dan Konstruksi

Ambisi Indoensia untuk menarik dan mengundang investor asing telah menjadikan negara ini berkomitmen untuk meningkatkan infrastruktur untuk memungkinkan akses yang lebih mudah dan distribusi terhadap komiditi dan layanan untuk semua bagian di seluruh provinsi di Indonesia.

Ini merupakan peluang yang sangat besar untuk investor asing untuk mengambil bagian dalam pengembangan. Yang sedang berjalan adalah pelabuhan, bandara, jalan tol, listrik, dan transportasi yang merupakan dalam daftar teratas.

Sebagai tambahan, properti merupakan sektor lain yang dapat menarik banyak investor. Daratan yang luas dan besarnya populasi, dan diikuti dengan pertumbuhan ekonomi yang stabil merupakan suatu alasan mengapa bisnis properti merupakan peluang besar untuk investor

5. Pabrik dan Pertanian

Pemerintah membuka pintu untuk tenaga kerja perusahaan intensif, terutama dalam industri pabrik untuk berbisnis di Indonesia. Hal ini akan memberikan peluang untuk pekerja setempat yang akan memberikan keuntungan langsung para komunitas lokal. Beberapa perusahaan tenaga kerja di Indonesia semisal garmen, perlengkapan, perakitan, dan lain sebgainya.

Dalam hal lainnya, pertanian merupakan sebuah lapangan bisnis di Indonesia yang tidak akan pernah habis, dengan mempertimbangkan bahwa Indonesia memang memiliki kebudayaan sebagai negara pertanian dikarenakan tanahnya yang subur dan iklim yang mendukung untuk kegiatan pertanian.

Namun, Indonesia masih bergantung pada impor dari negara asing untuk beberapa produk pertanian, termasuk daging, jagung, dan gula untuk memenuhi permintaan nasional. Oleh karena itu, investor asing yang berfokus pada produk pertanian, inovasi, dan teknologi sangat diterima di Indonesia.

Bagaimana Cekindo Dapat Membantu Anda?

Cekindo mendedikasikan keberadaanya dengan membantu dan mendukung perusahaan asing dari berbagai sektor bisnis dan semua ukuran perusahaan untuk membuka perusahaan berbadan hukum di Indonesia dan melakukan penetrasi untuk pasar Indonesia.

Masih banyak terdapat sektor lainnya yang juga memiliki potensi besar untuk dikembangkan di Indonesia.

Untuk informasi lebih lanjut, jangan ragu untuk menghubungi kami atau menulis pertanyaan Anda melalui form di bawah ini dan konsultan kami akan memberikan jawaban dan respon secara langsung untuk Anda.

Toggle main menu visibility

Struktur Ketenagakerjaan Dilihat dari Sektor Lapangan Pekerjaan dan Status Dari empat sektor lapangan pekerjaan, sektor pertanian, pertambangan, jasa dan manufaktur, sektor pertanian tetap menjadi lapangan pekerjaan yang paling diminati pekerja. Struktur ketenagakerjaan dapat dilihat dari lapangan pekerjaan berdasarkan industri dan status. https://gajimu.com/tips-karir/struktur-ketenagakerjaan-dilihat-dari-sektor-lapangan-pekerjaan-dan-status https://gajimu.com/@@site-logo/wageindicator.png

Dari empat sektor lapangan pekerjaan, sektor pertanian, pertambangan, jasa dan manufaktur, sektor pertanian tetap menjadi lapangan pekerjaan yang paling diminati pekerja. Struktur ketenagakerjaan dapat dilihat dari lapangan pekerjaan berdasarkan industri dan status.

Struktur perekonomian suatu negara antara lain tercermin dari struktur ketenagakerjaan. Dari empat sektor lapangan pekerjaan, sektor pertanian masih menjadi lapangan pekerjaan yang paling diminati pekerja. Saat krisis ekonomi lapangan pekerjaan di sektor pertanian dan sektor manufaktur meningkat, sebaliknya sektor jasa dan sektor pertambangan cenderung menurun. Antara tahun 1997-2001, proporsi sektor pertanian meningkat dari 40,7% menjadi 43,7% dan sektor manufaktur meningkat dari 12,89% menjadi 13,31%. Sebaliknya sektor jasa & perdagangan menurun dari 40,18% menjadi 38,70% dan sektor pertambangan, energi dan konstruksi menurun dari 6,20% menjadi 4,23%.

Struktur ketenagakerjaan dapat dilihat dari lapangan pekerjaan berdasarkan industri dan status sebagaimana dapat di lihat pada bagan dibawah ini:

STRUKTUR LAPANGAN PEKERJAAN BERDASARKAN INDUSTRI DAN STATUS 
Lapangan Pekerjaan  1997 2001 2004 2007 2010
Menurut  Industri
Pertanian 40,73% 43,77% 43,33% 41,24% 38,91%
Manufaktur (industri) 12,89% 13,31% 11,81% 12,38% 12,66%
Pertambangan, Energi & konstruksi 6,20% 4,23% 6,19% 6,43% 6,48%
Jasa & Perdagangan 40,18% 38,70% 38,67% 39,96% 41,94%
Total 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00%
Lapangan Pekerjaan           
Menurut  Status
Berusaha Sendiri 23,26% 19,22% 19,54% 20,34% 19,44%
Berusaha Dibantu Buruh Tidak Tetap 21,06% 22,39% 22,95% 21,04% 20,04%
Berusaha Dibantu Buruh Tetap 1,72% 3,07% 3,16% 2,89% 3,01%
Buruh/Karyawan/Pegawai 35,45% 29,27% 27,16% 28,06% 30,05%
Pekerja Bebas di Pertanian - 4,00% 4,75% 5,92% 5,37%
Pekerja Bebas di Non Pertanian - 2,69% 3,98% 4,46% 4,74%
Pekerja Keluarga/Tak Dibayar 18,52% 19,37% 18,45% 17,29% 17,34%
Total 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00%

Pasca krisis ekonomi terdapat redistribusi nyata dari sektor pertanian menuju sektor jasa, pertambangan dan konstruksi, sedang sektor manufaktur cenderung menurun. Antara tahun 2001 dan 2010 proporsi tenaga kerja di sektor pertanian menurun dari 43,73% menjadi 38,91%; dan sektor manufaktur menurun dari 13,31% menjadi 12,66%. Sementara sektor jasa meningkat dari 38,67% menjadi 41,94%; dan sektor pertambangan & konstruksi meningkat dari 4,23% menjadi 6,4%.

Hal ini sejalan dengan pendapat, bahwa kemajuan perekonomian di negera berkembang peralihan struktur lapangan pekerjaan, bukan dari pertanian (agriculture) ke manufaktur lalu ke sektor jasa (service), tetapi dari pertanian ke sektor jasa, baru kemudian ke sektor manufaktur. Hal ini dikarenakan menonjolnya sektor jasa di negara berkembang tidak sama dengan menonjolnya sektor jasa di negara maju. Sektor jasa yang meningkat di negara berkembang merupakan penampungan dari mereka yang tidak terserap di sektor manufaktur (Ananta dan Fontana, 1995).

Sedang dilihat dari status pekerjaannya, terdapat 7 status tenaga kerja yaitu:

  • Berusaha sendiri
  • Berusaha dibantu buruh tidak tetap/keluarga
  • Berusaha di bantu buruh tetap
  • Buruh/karyawan/pegawai
  • Pekerja bebas di sektor pertanian
  • Pekerja bebas di sektor non pertanian
  • Pekerja keluarga/tidak dibayar.

Sumber:

Indonesia. Markus Sidauruk. Kebijakan Pengupahan di Indonesia

Berapa gaji Kamu ? Silakan isi di Survei Gaji

<!-- /15944428/Gajimu.com/Gajimu.com_Inarticle_Video --> <div id='div-gpt-ad-1604915830963-0'> <script> googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-1604915830963-0'); }); </script> </div>