Sebutkan pesan yang terkandung dalam surat an-nas

Jakarta -

Mengenalkan agama ke anak bisa dimulai dengan mengajarkan mereka menghafal surat pendek di Al-Qur'an. Bunda bisa mulai membiasakan anak untuk membaca surat pendek ini setiap hari ya.

Salah satu surat pendek yang bisa diajarkan adalah surat Al-Falaq. Mengutip panduan Mari Mengaji dan Mengkaji Surah Al-Falaq dari laman Cendekia Kementerian Agama, surat al-Falaq merupakan surat ke-113 dalam Al-Qur'an. Surat ini diturunkan di Kota Madinah.

Surat ini dinamai Nabi dengan nama surah Qul a'uzu bi Rabb al-Falaq. Ada yang menamainya surat al-Falaq. Al-Falaq sendiri memiliki arti waktu subuh.

Surat ini bersama dengan surat An-Nas, dinamai juga surat al-Mu'awwizatain. Nama itu diambil dari kata kedua surat tersebut yang menggunakan kata a'uzu yang berarti aku berlindung.

"Al-Mu'awwizatain berarti dua surat yang menuntun pembacanya kepada tempat perlindungan," demikian isi penjelasan.

Berikut bacaan surat Al-Falaq yang terdiri dari 5 ayat:

قُلۡ اَعُوۡذُ بِرَبِّ الۡفَلَقِمِنْ شَرِّ مَا خَلَقوَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ اِذَا وَقَبوَمِنْ شَرِّ النَّفّٰثٰتِ فِى الْعُقَد

وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ

Bacaan latin:

qul a'ụżu birabbil-falaq
min syarri mā khalaq
wa min syarri gāsiqin iżā waqab
wa min syarrin-naffāṡāti fil-'uqad
wa min syarri ḥāsidin iżā ḥasad

Artinya:

"Katakanlah, 'Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh (fajar), dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan (perempuan-perempuan) penyihir yang meniup pada buhul-buhul (talinya), dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki'."

Tujuan diturunkannya surat Al-Falaq

Tujuan diturunkannya surat Al-Falaq adalah untuk menanamkan keyakinan seorang Muslim bahwa tidak ada yang dapat mengakibatkan mudarat tanpa izin Allah SWT. Tidak ada pula yang dapat melindungi, kecuali Yang Mahakuasa.

Aisyah r.a., istri Rasulullah SAW., berkata:

"Rasulullah meniupkan untuk dirinya Al-Mu'awwizatain saat mengalami sakit menjelang wafatnya. Dan ketika keadaan beliau sudah amat parah, aku membacakan untuknya dan mengusapkan dengan tangan beliau, kiranya memperoleh berkat surat ini." (H.R. Al-Bukhari dan Muslim)

Ilustrasi anak belajar agama/ Foto: Getty Images/ibnjaafar

Makna surat Al-Falaq

Makna utama surat Al-Falaq adalah untuk mengajarkan kita agar sadar diri dan memohon perlindungan hanya kepada Allah SWT, terutama dalam menghadapi kejahatan, Bunda.

Berikut 5 pesan dari kandungan Surat Al-Falaq yang bisa diajarkan ke anak seperti melansir dari buku panduan Kemenag dan buku Tafsir Inspiratif: Ayat-ayat Al-Qur'an Pilihan Penggugah Jiwa oleh KH. DR. M. Tata Taufik:

1. Gambaran tentang sifat buruk manusia yang perlu dijauhi

Salah satu sebab utama munculnya kejahatan adalah iri hati (hasad). Hasad adalah iri hati atas nikmat yang dimiliki orang lain dengan harapan nikmat itu hilang darinya. Hasad juga berarti kedengkian terhadap orang lain dengan harapan orang itu terus menerus berada dalam kekurangan dan kepedihan

"Tidak dibenarkan hasud (menginginkan) perolehan apa yang diperoleh orang lain, kecuali dalam dua hal. Terhadap yang dianugerahi harta oleh Allah kemudian ia menafkahkannya dengan hak (benar) dan terhadap orang yang dianugerahi ilmu kemudian dia amalkan dan ajarkan." (H.R. Al-Bukhari dan Muslim melalui Ibnu Mas'ud r.a)

Surat Al-Falaq juga memberikan gambaran umum tentang kehidupan. Maknanya bahwa kehidupan tidak terlepas dari upaya-upaya jahat yang dilakukan seseorang untuk mencelakai orang lain, terutama karena sifat buruk seperti dengki dan hasud untuk bisa melakukan apa pun.

Bunda bisa mengajarkan ke anak untuk menjauhi sifat dengki dan hasud ini ya. Si Kecil pun harus bisa memahami bahwa di kehidupan ini, ada orang jahat yang rela melakukan apa pun untuk mencapai tujuannya.

2. Manusia diingatkan untuk selalu memohon perlindungan dari Allah SWT

Allah SWT membimbing umat-Nya untuk senantiasa selalu memohon perlindungan dari kejahatan yang dilakukan makhluk ciptaan Allah. Sifat buruk ini biasanya muncul dalam kegelapan malam hingga waktu subuh.

"Kejahatan makhluk-Nya biasanya muncul dalam kegelapan malam serta memanjang sampai waktu subuh, yakni kejahatan penyihir dengan segala tata cara yang mereka lakukan," kata Tata Taufik.

Ayat kedua dan ketiga surat Al-Falaq mengandung makna tentag permohonan untuk mendapat perlindungan dari keburukan makhluk ciptaan Allah SWT. Baik yang datang dari diri sendiri maupun dari makhluk lainnya, baik yang sudah dialami atau belum dialami seseorang.

3. Dasar kejahatan adalah dengki

Kejahatan dari semuanya itu berdasar dari sifat dengki yang dimiliki seseorang. Jelaskan ke anak bahwa sifat ini perlu dijauhi karena bisa menimbulkan akibat yang merugikan bagi orang lain, Bunda.

4. Berlindung dari kejahatan dengan membaca surat Al-Falaq

Untuk menangkal berbagai upaya jahat makhluk-makhluk Allah SWT, ajarkan anak untuk berlindung kepada Pencipta yang menguasai makhluk-Nya. Caranya dengan membaca surat Al-Falaq ini ya. Surat ini bisa dibaca bersamaan dengan surat An-Nas sebelum anak tidur, bangun tidur, atau menjelang malam.

"Dengan membaca surat Al-Falaq, berarti seseorang telah memohon perlindungan kepada Allah SWT," ujar Tata Taufik.

Nabi SAW bersabda:

"Tiga hal yang merupakan sumber segala dosa. Hindarilah dan berhati-hatilah terhadap ketiganya. Hati-hatilah terhadap keangkuhan karena keangkuhan menjadikan iblis enggan sujud kepada Adam. Hati-hatilah terhadap loba (tamak) karena ketamakan mengantar Adam memakan (buah) pohon terlarang, dan hati-hatilah terhadap iri hati karena kedua anak Adam (Qabil dan Habil), salah satu di antaranya, membunuh saudaranya akibat dorongan iri hati." (H.R. Ibnu 'Asakir melalui Ibnu Mas'ud r.a)

5. Membaca surat Al-Falaq untuk menyembuhkan sakit

Bunda bisa mengajarkan anak untuk membaca surat Al-Falaq sesuai dengan yang diajarkan Rasulullah SAW ya. Caranya yakni membaca lalu meniupkan ke kedua telapak tangan, lalu mengusapannya ke wajah, kepala, dan anggota badan lain.

Artinya kita memohon perlindungan kepada Allah dengan membaca doa untuk menghilangkan penyakit dan Allah yang akan menyembuhkannya.

Simak juga kiat mengenalkan agama ke anak, dalam video berikut:

(ank/rap)

an-Nas
النَّاسِ
Informasi Statistik
Berkas:An-Nas.png

Arti Manusia
Klasifikasi Makkiyah
Madaniyah [1]
Surah ke 114
Juz Juz 30
Waktu pewahyuan diturunkan sesudah Surat Al Falaq
Jumlah ruku' 1 ruku'
Jumlah ayat 6 ayat

Surah an-Nās

Bacaan Surah an-Nās dengan riwayat Hafs.

Surah An-Nas (bahasa Arab: سورة الناس‎) adalah surah penutup (ke-114) dalam Al-Qur'an. Nama An-Nas diambil dari kata An-Nas yang berulang kali disebut dalam surah ini yang berarti manusia. Surah ini termasuk dalam golongan surah makkiyah terdiri dari 6 ayat. Isi surah adalah anjuran supaya manusia memohon perlindungan kepada Allah terhadap pengaruh hasutan jahat setan yang menyelinap di dalam diri.

بِسْــــــــــــــــــــمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِـــــــــــــــــــــــيمِ
(1) Katakanlah, “Aku berlindung kepada Tuhannya manusia, قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ 
(2) Raja manusia, مَلِكِ النَّاسِ 
(3) sembahan manusia, إِلَٰهِ النَّاسِ 
(4) dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi, مِن شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ 
(5) yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ 
(6) dari (golongan) jin dan manusia.” مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ 
—"Surah An-Nas" Quran.com

Surah ini memiliki beberapa nama. Nama yang paling dikenal di berbagai cetakan Quran dan buku tafsir adalah Sūrah an-Nās. Penamaan tersebut sesuai dengan pembukaannya yang menyebutkan “Katakanlah, ‘Aku berlindung kepada Tuhannya manusia’” dan pengulangan kata an-Nās (“manusia”) di dalam surah ini sebanyak lima kali. Al-Bukhari menamai surah ini Sūrah Qul A‘ūżu bi-Rabb al-Nās (سورة قل أعوذ برب الناس). Juga disebut Sūrah al-Mu‘awwiżatān (سورة المعوذتان “dua perlindungan”) bersama Sūrah al-Falaq. Bersama Surah al-Falaq juga, dua surah ini dinamai Sūrah al-Musyaqsyiqatain (سورة المشقشقتين “dua kicauan”) dan Sūrah al-Muqasyqisyatain (سورة المقشقشتين “dua penyembuh”).[2]

Nabi Muhammad menerima Surah al-Falaq, surah sebelum ini, dan surah ini setelah enam bulan terpengaruh sihir Labid bin al-A'sham dari Bani Zuraiq. Dua surah ini turun untuk dibacakan sebagai penyembuh sihir tersebut.[3][4]

Kedua surah ini adalah surah yang berpasangan. Tema sentral keduanya sama-sama permintaan perlindungan kepada Allah dari berbagai keburukan. Namun, keduanya berbeda dalam beberapa aspek. Pertama, penyebutan Allah dalam surah ini menggunakan atribut-Nya yang berhubungan langsung dengan manusia. Kedua, keburukan yang dimintai perlindungan darinya dalam surah ini khusus dari setan, sumber dari segala keburukan, sedangkan dalam surah sebelumnya ada macam-macam keburukan yang disebutkan. Ketiga, jika dalam surah sebelumnya disebutkan karakter setan, yaitu kedengkian, dalam surah ini disebutkan metode dan teknik setan; penyebutan semuanya bertujuan memberikan persepsi yang jelas kepada manusia tentang musuhnya agar bisa melindungi diri.[5]

Lihat pula: Surah Al-Falaq § Keutamaan dua surat perlindungan

Dua surah perlindungan (al-Falaq dan an-Nās) biasa Nabi Muhammad baca ketika sakit.[6]

  قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ   مَلِكِ النَّاسِ   إِلَٰهِ النَّاسِ    

Surat ini diawali perintah kepada Nabi Muhammad untuk mengucapkan suatu kalimat untuk meminta perlindungan menggunakan kalimat tersebut.[7] Perintah pengucapan ini berarti perintah untuk menjaga kalimat tersebut, bukan perintah untuk mengatakannya kepada orang lain sebagaimana yang ada pada ayat pertama Surah Al-Ikhlas.[7] Perintah ini juga berlaku kepada umat Islam karena tidak ada dalil yang menunjukkan bahwa perintahnya khusus untuk Nabi, meskipun lafal perintah dalam surah ini ditujukan kepada Nabi.[7]

Muhammad diperintah untuk meminta perlindungan kepada Allah dengan menyebutkan tiga atribut-Nya: Tuhannya manusia, Raja manusia, dan Sesembahan manusia.[5] Suatu entitas pantas untuk dimintai pertolongan, termasuk perlindungan, jika memiliki ketiga atribut tersebut.[5] Isti‘āżah (استعاذة "permintaan perlindungan") yang ditujukan kepada Allah ini adalah permintaan perlindungan dari setan sebagai sumber dari berbagai keburukan.[8]

Rabb (رَبٌّ "Tuhan") maksudnya pemilik dan pencipta.[9] Rabb terkhusus digabungkan dengan kata manusia, sehingga menjadi gabungan kata "Rabb(nya) manusia". Penggabungan kata Rabb dengan manusia—selain makhluk lain yang juga Allah ciptakan dan kuasai—karena perlindungan yang diminta adalah dari keburukan setan yang ada di dalam hati manusia.[10] Keburukan tersebut menimpa manusia, menjadikan mereka sesat dan menyesatkan, sehingga sesuai jika Yang dimintai perlindungan disebutkan dengan gelar-Nya sebagai Tuhannya yang tertimpa keburukan.[10] Hal ini mirip dengan ungkapan kepada seorang pemilik budak, “Wahai pemilik fulan, jagalah budakmu agar tidak menggangguku.”[10]

Manusia tidak keluar dari aturan hukum Allah karena Allah adalah Raja manusia.[10] Kekuasaan hukum Allah dan kepemilikan-Nya tidak seperti kekuasaan hukum dan kepemilikan selain-Nya, sehingga ditambahkan bahwa Allah adalah sesembahan manusia.[11]

  مِن شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ    

Allah dimintai perlindungan dari setan. Ayat keempat tidak menyebutkan nama setan, tetapi atribut yang disebutkan cukup menjadi bukti untuk hal ini.[12] Setan disebut sebagai waswās (الوسواس), artinya yang berbicara dengan samar.[11] Setan menggunakan daya tarik propaganda, janji palsu, dan saran-saran jahat di pikiran manusia; untuk menyerang manusia.[12] Kata waswās dalam ayat ini dibuat khusus (ma‘rifat, dengan alif-lam ال) untuk menunjukkan kemutlakannya terhadap makna kiasan dan makna sebenarnya, sehingga mencakup setan yang memasukkan pikiran ke dalam jiwa manusia serta semua konspirator dan komplotan yang berbicara dengan samar dalam rangka pembunuhan, pencurian, dan penyesatan.[11]

Wikisource memiliki naskah asli yang berkaitan dengan artikel ini:

Surah An-Nas

  • Surah An-Nās[pranala nonaktif permanen] di situs web resmi Qur'an Kemenag
  • Surat An Nas Bahasa Arab

  1. ^ Departemen Agama RI. 2007. Al-Qur'an dan Terjemahannya Al-Jumanatul 'Ali Seuntai Mutiara Yang Maha Luhur. Bandung: J-Art.
  2. ^ Muslim 2010, hlm. 475.
  3. ^ Al-Mathari, Muhammad Ali Jamil (16 September 2017). "Ḥadīṡ Siḥr Labīd b. al-A'ṣām lil-Nabī ṣallā Allāh 'alaihi wasallam". Alukah. Diakses tanggal 23 Mei 2021. 
  4. ^ Muslim 2010, hlm. 476-7.
  5. ^ a b c Ishlahi n.d., hlm. 489.
  6. ^ Muslim 2010, hlm. 476.
  7. ^ a b c Ibn 'Asyur 1984, hlm. 625.
  8. ^ As-Sa'di 2003, hlm. 897.
  9. ^ Tuasikal, Muhammad Abduh (7 August 2020). "Tafsir Surat An-Naas dari Tafsir Jalalain". Rumaysho. Diakses tanggal 18 Mei 2021. 
  10. ^ a b c d Ibn 'Asyur 1984, hlm. 632.
  11. ^ a b c Ibn 'Asyur 1984, hlm. 633.
  12. ^ a b Ishlahi n.d., hlm. 490.

Ishlahi, Amin Ahsan (n.d.). "Sūrah al-Nās (114)". Tadabbur-i-Quran (dalam bahasa Inggris). 9. hlm. 488-492. Diakses tanggal 18 Mei 2021.  As-Sa'di, Abdurrahman Nashir (2003). "Tafsīr Sūrat al-Nās". Taysīr al-Karīm al-Raḥmān [Fasilitasi Yang Mahamulia Mahakasih] (dalam bahasa Arab). Beirut: Dar Ibn Hazm. hlm. 897.  Ibn 'Asyur, Muhammad ath-Thahir (1984). Al-Taḥrīr wal-Tanwīr [Pembebasan dan Pencerahan] (dalam bahasa Arab). 30. Tunis, Tunisia: Ad-Darut Tunisiyyah lin-Nasyr.  Muslim, Mustafa (2010). Al-Tafsīr al-Mawḍū‘ī li-Suwar al-Qur’ān al-Karīm [Tafsir tematik terhadap surat-surat Alquran yang mulia] (dalam bahasa Arab). 9. Sharjah, UAE: Sharjah University. 

Surah Sebelumnya:
Surah Al-Falaq
Al-Qur'an Surah Berikutnya:
-
Surah 114

Diperoleh dari "//id.wikipedia.org/w/index.php?title=Surah_An-Nās&oldid=19502326"

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA