Pernahkah kita membayangkan mengiris bawang tanpa mengeluarkan air mata? Tentu saja hal tersebut bukan sekadar isapan jempol belaka. Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, berbagai jenis tanaman mampu dimanipulasi genetiknya untuk menghasilkan sifat baru yang menguntungkan bagi manusia. Contohnya saja tearless onion, mawar biru, semangka kotak, dan masih banyak lagi. Tumbuhan yang telah direkayasa genetik ini lazim disebut tanaman transgenik. Prinsip produksinya, pada materi genetik tanaman konvensional disisipkan gen baru yang membawa sifat yang diinginkan. Saat ini yang paling banyak dikembangkan adalah tanaman transgenik dengan sifat tahan hama. Hama seperti serangga ataupun bakteri sering merusak tanaman muda sehingga gagal untuk dipanen. Namun dengan adanya gen baru yang bersifat toksik bagi hama, tanaman tersebut dapat terhindar dari kerusakan. Selain itu tanaman transgenik bersifat lebih ramah lingkungan karena dapat mengurangi pemakaian insektisida berbahan kimia. Selain tahan hama, tanaman transgenik bersifat lebih tahan lama. “Contohnya adalah buah tomat. Tomat transgenik memeiliki sifat tidak cepat busuk, sehingga jangka penyimpanannya jauh lebih lama” ungkap Xavier Daniel Phd, dosen Rekayasa Genetika FTB. Pria asal Prancis ini juga menjelaskan bahwa tanaman transgenik cenderung tidak mempunyai risiko merugikan jika dikonsumsi. “Selama ini belum pernah ada bukti jika pemanfaatan tumbuhan tersebut menimbulkan dampak yang membahayakan,” jelasnya lagi. Tentu saja ini peluang bisnis bagi Indonesia yang merupakan negara dengan ragam tanaman yang melimpah. Contohnya saja produksi obat-obatan yang sudah banyak menggunakan transgenic plants. Ke depannya Xavier berharap dengan kekayaan sumber daya yang tersedia serta kemampuan yang dimiliki oleh FTB dalam bidang bioteknologi tanaman dapat meningkatkan mutu obat-obatan yang dihasilkan. “Dan dapat menghasilkan produk dalam waktu yang lebih cepat,” tutupnya. (ano)
Universitas Surabaya (UBAYA) adalah sebuah universitas swasta di Surabaya, Jawa Timur, Indonesia. UBAYA memiliki tiga kampus: Ngagel, Rungkut, dan Outdoor Campus di Trawas.
Contoh produk bioteknologi konvensional antara lain :
Beberapa contoh bioteknologi modern antara lain :
EKSPEKTASI DAN REALITA
REALITA
KENDALA
STRATEGI PENGEMBANGAN BIOTEKNOLOGI DI INDONESIA Perkembangan bioteknologi secara umum sejalan dengan perrkembangan di bidang biologi molecular, peran bioteknologi selama satu dasa warsa kebelakang dan ke depan telah dan akan tetap memberikan dampak yang sangat besar pada bidang pertanian, kesehatan, lingkungan dan ekonomi pada umumnya. Innovasi dibidang pangan dan farmasi telah menunjukan potensi yang besar bioteknologi untuk mengembangkan berbagai macam produk, rekayasa tanaman tahan penyakit dan tahan perubahan iklim, pestisida alami, teknologi bioremediasi untuk lingkungan, bahan- bahan farmasi terapitik, bahan kimia lain dan enzyme yang dapat meningkatkan efisiensi produksi. Indonesia mempunyai posisi strategis dalam memanfaatkan kekayaan alam, namun hingga kini peran bioteknologi masih jauh dari harapan. Oleh karena itu diperlukan suatu kesamaan presepsi dalam mengembangkan bioteknologi di Indonesia. Rencana Umum (RENUM) Pengembangan Bioteknologi di Indonesia disusun berdasarkan diskusi selama 3 tahun telah membuah suatu analisis dan strategi kedepan tentang pengembangan bioteknologi. Oleh karena bioteknologi sebagai ilmu multidisiplin berkembang sangat pesat maka diperlukan penyesuaian kondisi (update) baik yang berkaitan dengan perkembangan ilmu itu sendiri maupun dengan kondisi umum yang berkaitan dengan pengembangan bioteknologi itu sendiri, dengan melihat kondisi aktual di Indonesia. Untuk pengembangan bioteknologi di Indonesia telah disusun visi dan misi sebagai berikut. Visi Renum Pengembangan Bioteknologi Indonesia” Bioindustri untuk Kesejahteraan sedangkan misinya disusun sebagai berikut: a) Meningkatkan pengungkapan, nilai tambah,dan upaya penyelamatan sumber daya alam. b) Meningkatkan kerjasama dan jejaring kerja antara peneliti dan industri. c) Meningkatkan penyebaran informasi dan akses pengetahuan kepada masyarakat, akademisi & usahawan. d) Meningkatkan kemampuan, keahlian dan profesionalistas SDM dalam bidang Bioteknologi. e) Memberikan rekomendasi tentang kebijakan yang terkait pengembangan bioteknologi. Pengembangan di masa mendatang focus bioteknologi dapat dikelompokan ke dalam 5 bidang utama yaiitu: Pertama bioteknologi pertanian. Sebagai negara tropis dan sebagian penduduk mempunyai mata pencaharian pertanian, maka peran bioteknologi sangat diharapkan untuk meningkatkan produktifitas, mutu, dan mengurangi biaya produksi serta menciptakan produk, arana produksi yang ramah lingkungan. Di samping itu bioteknologi pertanian harus mampu merespon pemanasan global yang ditandai dengan musim kering dan banjir yang sudah semakin terjadi namun sulit diprediksi. Prioritas dalam bidang ini adalah: (a). Pemetaan, eksplorasi gen -gen penting dan sekuen genom hewan, tanaman dan mikroba yang. berguna dalam perakitan genetik; (b). Pengungkapan biokimia dan molekuler serta struktur biologi yang menjadi dasar pertumbuhan tanaman dan hewan; (c). Penciptaan galur-galur unggul yang dapat merespon kondisi lingkungan ekstrim (cekaman abiotik dan biotik) seperti kekeringan, lahan asam, salinitas tinggi dan lain-lain; (d). Penciptaan bibit dan benih unggul yang mempunyai produktifitas tinggi, tahan terhadap hama dan penyakit (meningkatkan produktivitas lahan), komposisi gizi yang lebih baik dan diminati pasar; (e). Penentuan biokimia dan mekanisme genetic control dalam metabolisme pada hewan, tanaman dan mikroba potensi untuk pengembangan produk bahan pangan baru ataupun bahan kimia untuk keperluan industri dan farmasi. (f).Pengembangan teknik dan metode untuk pengujian keamanan pangan. Kedua Bioteknologi lingkungan. Dengan banyaknya aktifitas industri dan kerusakan lingkungan selama lebih 20 tahun terakhir ini. Pengembangan bioteknologi ke depan mempunyai tugas untuk merehabiliasi kerusakan alam, membersihkan segala jenis pencemaran dan mengurangi dampak kerusakan. Prioritas program antara lain: (a). Pengungkapan mikroorganisme dalam habitat alam dan dinamikanya dalam merespon dinamika lingkungan akibat secara alamiah maupun sebagai akibat tekanan aktifitas manusia; (c) Pengungkapan dan pemanfaatan genetik mikkroorganime yang mampu mendegradasi polutan (d) Pengembangan infrastuktur pengamanan plasma nutfah (Specimen Bank, Culture Collection) (e) Pengembangan teknik yang cost- efective dalam penanganan limbah; (f) Pengembangan metode, teknik pengujian dan evaluasi termasuk biocontrol dan m biosensor untuk monitoring kerusakan dan penanganan lingkungan Ketiga Bioteknologi industri (bioproses). Ketiga Pengembangan biteknologi industri, terutama ditujukan untuk pengembangan proses lebih bersih, pengurangan biaya proses produksi dan penciptaan produk baru. Prioritas program antara lain: (a). Pengembangan galur unggul yang potensial untuk industri, pengembangan metoda dan teknik untuk meningkatkan produktivitas dalam peningkatan skala produksi, dan mencegah biopiracy; (b). Pengembangan rekayasa proses hilir untuk proses separasi dan pemurnian dalam industri pengolahan; (c). Pemeliharaan dan pengembangan kearifan lokal yang mempunyai nilai tambah; (d). Peningkatan industri manufaktur yang kompetitif yang mendukung bioproses; (e). Pengembangan produk dan proses baru yang effisien yang dapat mengurangi biaya produksi dan menurunkan tingkat percemaran; (f). Pengembangan metoda untuk monitoring dan kontrol bioproses di industri salah satu contoh adalah pengembangan biosensor dan aplikasinya; (g). Pengembangan biomaterial, biomimetik, biomembran, bioplastik dan lain lain yang berbasis biodiversitas Indonesia. Keempat bioteknologi farmasi dan kesehatan. Sebagai negara yang kaya akan plasma nuftah, maka sejauh ini telah menunjukan peluang yang besar. Prioritas yang dikembangkan disini adalah: (a). Bioprospeksi plasma nutfah untuk memproduksi bahan-bahan farmasi; (b). Pengembangan bahan obat berdasarkan terapi protein (anti-cancer, anti-anemia, anti virus seperti flu burung dan aids); (c). Pengembangan teknik downstream untuk produksi obat berbasis protein; (d). Pengembangan teknologi produksi obat berbasis DNA rekombinan dengan menggunakan keunggulan komparatif Indonesia seperti molecular farming dan molecular pharming; (e) Mengembangkan kit diagnosa untuk kesehatan. Kelima Bioteknologi Kelautan dan Perikanan. Indonesia memiliki sumberdaya kelautan dan perikanan yang besar mengingat bahwa sekitar 2/3 wilayah Indonesia terdiri dari perairan, terutama laut. Sumberdaya tersebut hingga saat ini belum secara skematis digali. Peran bioteknologi dalam eksplorasi, inventariasasi, karakterisasi dan pemanfaatannya dalam 15 tahun mendatang perlu diupayakan. Arah pengembangan bioteknologi kelautan dan perikanan di Indonesia perlu memperhatikan beberapa hal diantaranya adalah : (1) Mencegah punahnya biota laut akibat eksplorasi berlebih; (2) Menghasilkan berbagai produk baru yang mempunyai nilai tambah, (3) Mengurangi ketergantungan impor dengan memproduksi berbagai produk substitusi impor seperti enzim, nutrasetikal, farmasi, pangan dll. , (4) Mengembangkan teknologi zero-waste pada setiap industri pengolahan perikanan, dan (5) Mengembangkan sistem pengelolaan sumberdaya laut secara berkesinambungan. Penelitian dilakukan dengan prioritas: (a). Pengungkapan fisiologi, genetika, biokimia dan ekologi sumber daya kelautan dan perairan sebagai dasar pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya laut secara berkelanjutan; (b). Pengungkapan dan pemanfaatan produk metabolit primer dan sekunder dari organisma laut sebagai dasar pengembangan industri bioteknologi berbasis kelautan ; (c) Penapisan, identifikasi, dan rekayasa genetika produksi bahan bioaktif dalam mendukung industri farmasi, kosmetik, pangan dan non-pangan lain; (d) Pengembangan teknik bioremediasi di daerah perairan yang tercemar termasuk tambak-tambak budidaya; (e) Penyiapan produk ornamental laut melalui teknik budidaya berbasis bioteknologi; (f) Penyiapan produk bernilai tambah dari limbah industri perikanan; (g) Penyiapan teknologi budidaya berbasis bioteknologi dengan pendekatan multidisiplin yang meliputi penyiapan induk sehat, benih unggul, pengembangan vaksin, probiotik, pengembangan pakan lokal dll.; (h) Pengungkapan respon sumberdaya kelautan dalam menghadapi perubahan iklim global dan strategi yang diperlukan. DAMPAK NEGATIF BIOTEKNOLOGI Bioteknologi juga menimbulkan dampak negatif diantaranya dampak di lingkungan , sosial , kesehatan , serta etika/moral . Mari kita bahas satu per satu ! Dampak terhadap kesehatan Produk-produk hasil rekayasa genetika memiliki resiko potensial sebagai berikut:
Dampak terhadap lingkungan Saat ini, umat manusia mampu memasukkan gen ke dalam organisme lain dan membentuk “makhluk hidup baru” yang belum pernah ada. Pengklonan, transplantasi inti, dan rekombinasi DNA dapat memunculkan sifat baru yang belum pernah ada sebelumnya. Pelepasan organisme-organisme transgenik ke alam telah menimbulkan dampak berupa pencemaran biologis di lingkungan kita. Setelah 30 tahun Organisme Hasil Rekayasa Genetik (OHRG) atau Genetically Modified Organism (GMO), lebih dari cukup kerusakan yang ditimbulkannya terdokumentasikan dalam laporan International Specialty Products. Di antaranya:
Dampak terhadap etika moral Penyisipan gen makhluk hidup lain yang tidak berkerabat dianggap telah melanggar hukum alam dan kurang dapat diterima oleh masyarakat. Pemindahan gen manusia ke dalam tubuh hewan dan sebaliknya sudah mendapatkan reaksi keras dari berbagai kalangan. Permasalahan produk-produk transgenik tidak berlabel, membawa konskuensi bagi kalangan agama tertentu. Terlebih lagi teknologi kloning yang akan dilakukan pada manusia. Bioteknologi yang berkaitan dengan reproduksi manusia sering membawa masalah baru, karena masyarakat belum menerimanya. berikut ini beberapa contoh mengenai masalah ini:
Dampak ekonomi Terdapat suatu kecenderungan bahwa bioteknologi tidak terlepas dari muatan ekonomi. Muatan ekonomi tersebut terlihat dari adanya hak paten bagi produk-produk hasil rekayasa genetik, sehingga penguasaan bioteknologi hanya pada lembaga-lembaga tertentu saja. Hal ini memaksa petani-petani kecil untuk membeli bibit kepada perusahaan perusahaan yang memiliki hak paten. Produk Bioteknologi dapat merugikan peternak-peternak tradisional seperti pada kasus penggunaan hormon pertubuhan sapi hingga naik sebesar 20%. hormon tersebut hanya mampu dibeli oleh perusahaan peternakan yang bermodal besar. Hal tersebut menimbulkan suatu kesenjangan ekonomi. Menyikapi adanya dampak negatif bioteknologi, perlu adanya tindakan-tindakan untuk menanggulangi meluasnya dampak tersebut, antara lain sebagai berikut: Sejak Stanley Cohen melakukan rekombinasi DNA tahun 1972, telah dikeluarkan peraturan agar ada ijin atau rekomendasi sebelum para pakar melakukan rekombinasi. Ini dilakukan agar rekombinasi DNA yang dilakukan tidak digunakan untuk tujuan yang negatif.
Badan Internasional Food and Agriculture Organization (FAO) juga telah mengeluarkan beberapa petunjuk rekomendasi mengenai bioteknologi dan keamanan pangan. Beberapa rekomendasi yang dikeluarkan FAO adalah sebagai berikut :
|