Sebutkan kitab suci agama buddha dan bagian-bagiannya

Jakarta -

Ada enam agama yang diakui di Indonesia yakni Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu. Keenam agama itu memiliki kitab suci masing-masing yang memuat ajaran-ajaran tentang panduan kehidupan umat beragama dalam menjalani hidup.

Berikut kitab suci agama di Indonesia:

1. Al Quran- Islam

Al Quran adalah kitab suci agama Islam. Al Quran terdiri atas 114 surat, 30 juz, dan 6.666 ayat. Al Quran diturunkan langsung oleh Allah kepada Nabi Muhammad melalui Malaikat Jibril secara berangsur-angsur selama 22 tahun, 2 bulan dan 22 hari atau rata-rata selama 23 tahun. Waktunya dimulai sejak 17 Ramadan dan saat itu Nabi Muhammad berumur 40 tahun hingga wafat.

Isi dari Al Quran adalah petunjuk, ada juga cerita mengenai sejarah suatu kaum. Ayat Al Quran dibaca dalam bahasa Arab saat melaksanakan sholat. Seseorang yang menghafal isi Al Quran disebut Hafidz. Umat Muslim membacakan Al Quran dengan bernada dan sesuai peraturan atau tajwid. Dalam memahami makna Al Quran, umat Muslim menggunakan tafsir.

Sedangkan tempat ibadah umat Islam yakni masjid. Di masjid umat Islam melakukan sholat lima waktu, sholat sunah, dan membaca Al Quran.

2. Al Kitab- Kristen Katolik

Kitab suci agama di Indonesia dari Kriten Katolik yakni Al Kitab atau Injil. Kristen Katolik masuk ke Indonesia berawal dari kedatangan bangsa Portugis ke kepulauan Maluku. Hari besar Kristen Katolik yakni Natal, Jumat Agung, Kenaikan Isa Al Masih, dan Hari Paskah.

3. Al Kitab- Kristen Protestan

Agama Kristen Protestan muncul setelah protes Martin Luther pada tahun 1517. Kata Protestan diaplikasikan pada umat Kristen yang menolak ajaran maupun otoritas Gereja Katolik. Kitab suci agama Kristen Protestan sama dengan Kristen Katolik yakni Al Kitab atau Injil. Sementara tempat ibadah umat Kristen Protestan juga sama dengan Kristen Katolik yakni gereja.

4. Weda- Hindu

Kitab suci agama Hindu yakni Weda. Di Indonesia pemeluk agama Hindu tersebar di wilayah Indonesia namun yang terbanyak yakni di Bali. Tempat ibadah agama Hindu yakni Pura. Hari raya Umat Hindu yakni Nyepi, Kuningan, Galungan, dan Hari Saraswati.

5. Tripitaka- Buddha

Kitab suci agama Buddha yakni Tripitaka. Tempat ibadah agama buddha adalah Vihara. Hari raya agama Buddha yakni Hari Kathina, Hari Waisak, dan Hari Asadha. Agama Buddha merupakan agama tertua di dunia dan di Indonesia. Namun pemeluk agama Buddha di Indonesia tidak sebanyak agama-agama lainnya.

6. Sishu Wujing - Konghucu


Sejak era reformasi, agama yang diakui di Indonesia bertambah satu yakni Konghucu. Penyebaran agama Konghucu ke Indonesia dilakukan oleh orang-orang China yang merantau ke Indonesia. Kitab suci agama Konghucu yakni Sishu Wujing. Hari besar agama Konghucu yakni Tahun Baru Imlek dan Cap Go Meh.

Itulah kitab suci agama-agama di Indonesia. Apa kalian hafal?

(nwy/pal)

Sebutkan kitab suci agama buddha dan bagian-bagiannya

Sebutkan kitab suci agama buddha dan bagian-bagiannya
Lihat Foto

Wikipedia Commons

Kitab Suci Agama Buddha, Tripitaka

KOMPAS.com - Kitab Tripitaka adalah sebuah naskah kuno yang berisi ajaran bagi pemeluk Agama Buddha.

Kata Tripitaka berasal dari bahasa Sanskerta, tri yang berarti tiga, dan pitaka yang artinya keranjang. Sehingga arti Tripitaka adalah tiga keranjang.

Istilah "tiga keranjang" pada awalnya diartikan sebagai wadah manuskrip dari daun lontar yang berisi tiga Kanon Buddhis (Vinaya, Sutta, dan Abhidhamma).

Dalam perkembangannya Tripitaka atau Tipitaka adalah istilah yang digunakan untuk menyebut tiga bagian/wadah/himpunan Kitab Suci Agama Buddha.

Masing-masing aliran Buddhis awal kemungkinan memiliki versi Tripitaka sendiri.

Kanon Pali, Kanon Buddhis Tiongkok, dan Kanon Buddhis Tibet adalah beberapa Tripitaka terpenting di dalam ajaran Buddha kontemporer.

Baca juga: Kitab Weda: Sejarah, Bagian, Isi, dan Sifatnya

Isi Tripitaka

Isi dari Kitab Tripitaka mengandung tiga kelompok pengajaran, yaitu Vinaya Pitaka, Sutta atau Sutra Pitaka, dan Abhidharma Pitaka.

Berikut ini isi dari masing-masing tiga bagian dari Kitab Tripitaka.

  • Vinaya Pitaka adalah bagian pertama Tripitaka yang berisi tentang peraturan-peraturan bagi para Bhikkhu dan Bhikkhuni.
  • Sutra Pitaka berisi tentang khotbah-khotbah Buddha selama 45 tahun yang membabarkan Dharma sejumlah 84.000 ajaran.
  • Abhidharma Pitaka berisi tentang ilmu filsafat dan metafisika Agama Buddha.

Baca juga: Masuknya Hindu-Buddha ke Nusantara

Sejarah Tripitaka

Awalnya, Tripitaka diwariskan secara lisan dari generasi ke generasi yang lainnya. Namun, satu abad setelah Sang Buddha meninggal, terjadi perdebatan terkait Vinaya Pitaka.

Dalam perdebatan tersebut disinggung apakah peraturan yang terdapat dalam Vinaya Pitaka dapat diubah dan disesuaikan.

Ilustrasi kitab suci budha. Foto: Pexels

Kitab suci Budha adalah Tripitaka. Setiap aliran Agama Buddha berpegangan kepada Tripitaka sebagai referensi utama karena di dalamnya tercatat sabda dan ajaran Buddha Gautama.

Mengutip buku Awal Agama Buddha dan Kehidupan Buddha oleh Willem Brownstok, Buddha Gautama atau Siddharta Gautama adalah pendiri sejarah Buddhisme. Sang Buddha meninggalkan kehidupan dan hidup sementara waktu sebagai pertapa sramana, belajar dengan berbagai guru, sebelum mencapai nirwana (kepunahan) dan bodhi (kebangkitan) melalui meditasi.

Selama 45 tahun sisa hidup Buddha, ia menjelajahi Dataran Gangga di India Tengah, mengajarkan doktrinnya ke beragam orang dari kasta yang berbeda. Lalu, Buddha mengirim murid-muridnya untuk menyebarkan ajarannya ke banyak orang. Hingga pada saat kematiannya di usia 80 tahun, ia telah memiliki ribuan pengikut.

Ilustrasi kitab suci budha. Foto: Pexels

Pengikut-pengikut Buddha mencatat dan mengklasifikasikan ajaran Budhha dalam tiga bagian buku, yaitu Sutta Piṭaka, Vinaya Pitaka, dan Abidhamma Pitaka.

Sutta Pitaka berisi kumpulan ceramah atau khutbah Buddha dan murid-muridnya. Ajaran tentang tata cara meditasi diungkapkan dalam bentuk sajak, kata kiasan, syair, kata mutiara dan lain-lain, yang berkaitan dengan ajaran samadhi.

Vinaya Pitaka berisi peraturan para biksu yang dipersiapkan untuk menjadi seorang pemimpin agama. Isinya memuat 227 macam tata cara hidup para biksu dan biksuni.

Abhidhamma Pitaka berisi interpretasi dan analisis dari konsep-konsep utama Buddhis tentang ajaran hukum metafisika dan psikologi. Selain itu juga memuat ajaran tentang filsafat tinggi yang mendukung kebenaran abadi, yang mana antara lain memuat tentang hakiki yaitu: Citta, Cetasika, Rupa dan Nibbana.


Page 2

Nama Kitab Suci Agama Buddha, Foto: Pixabay

Setiap agama memiliki kitab suci masing-masing, begitu pula dengan agama Buddha. Tahukah kamu apa itu kitab suci agama Buddha? Simak penjelasannya berikut ini.

Nama Kitab Suci Agama Buddha, Foto: Pixabay

Kitab suci agama Buddha yang paling tua ditulis dalam bahasa Pâli dan Sansekerta bernama Tripitaka, yang terdiri dari 3 pitaka atau keranjang. Mengutip buku Buddhism in a Nutshell, Narada Thera, (2017:4), kitab ini terbagi atas 3 kelompok besar, yakni:

Vinaya Pitaka memuat segala hal terkait peraturan para bhikkhu dan bhikkhuni, yang terdiri dari 2 bagian, yakni:

Kitab Sutta Vibhanga yang berisi 227 peraturan bagi para bhikkhu dan bhikkhuni, yang mencakup 8 jenis pelanggaran. Di antaranya ada 4 pelanggaran yang menyebabkan dikeluarkannya seorang bhikkhu dari Sangha dan tidak pernah bisa menjadi bhikkhu lagi.

Kitab Khandhaka yang terbagi atas Mahâvagga dan Cullavagga. Kitab Mahâvagga memuat deretan peraturan dan uraian tentang upacara penahbisan bhikkhu, upacara uposatha saat bulan purnama dan bulan baru di mana dibacakan Pâtimokkha (peraturan disiplin bagi para bhikkhu), peraturan tentang tempat tinggal selama musim hujan, upacara akhir musim hujan, deretan peraturan tentang jubah Kathina setiap tahun, deretan peraturan bagi bhikkhu yang sakit, tentang tidur, bahan jubah, pelaksanaan sanghakamma, dan cara jika terjadi perpecahan.

Sementara itu, kitab Cullavagga memuat setiap peraturan untuk menangani pelanggaran, tata cara penerimaan kembali seorang bhikkhu ke dalam Sangha usai membersihkan pelanggarannya, tata cara untuk menangani berbagai masalah, cara mandi, mengenakan jubah, menggunakan tempat tinggal, peralatan, tempat bermalam dan lain sebagainya.

Sutta Pitaka terdiri dari 5 kumpulan (nikâya) atau buku, yakni:

  1. Dîgha Nikâya: terdiri dari 34 Sutta panjang, dan terbagi menjadi 3 vagga, yakni: Sîlakkhandhavagga, Mahâvagga dan Pâtikavagga.

  2. Majjhima Nikâya: memuat berbagai khotbah menengah. Terdiri atas 3 bagian (pannâsa), 2 pannâsa pertama terdiri atas 50 sutta dan pannâsa terakhir terdiri atas 52 sutta. Jadi, semuanya berjumlah 152 sutta.

  3. Anguttara Nikâya: terbagi atas 11 nipâta (bagian) dan meliputi 9.557 sutta.

  4. Samyutta Nikâya: terdiri atas 7.762 sutta. Bagian ini dibagi lagi menjadi 5 vagga utama dan 56 bagian yang disebut Samyutta.

  5. Khuddaka Nikâya: terdiri atas kumpulan 15 kitab, yakni: Khuddakapâtha, Dhammapada, Udâna, Itivuttaka, Sutta Nipâta, Vimânavatthu, Petavatthu, Theragâthâ, Therigâthâ, Jâtaka, Niddesa, Patisambhidâmagga, Apadâna, Buddhavamsa, dan Cariyâpitaka.

Abhidhamma Pitaka memuat uraian filsafat Buddha Dhamma yang disusun secara analitis dan mencakup berbagai bidang, sehingga terdiri dari 7 pakarana, yakni: Dhammasangani, Vibhanga, Dhâtukatha, Puggalapaññatti, Kathâvatthu, Yamaka, dan Patthana.

Maka dari itu, kitab suci agama Buddha disebut sebagai Tipitaka di dalam bahasa Pâli atau Tripitaka di dalam bahasa Sansekerta.(BRP)