Media sosialisasi sangat berperan dalam pembentukan kepribadian seorang individu. Macam-macam media sosialisasi adalah keluarga, kelompok bermain/teman sepermainan/teman sebaya, sekolah, lingkungan kerja, media massa, dan organisasi. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing media sosialisasi. Langsung saja kita simak yang pertama: Keluarga adalah media awal dari suatu proses sosialisasi. Begitu seorang bayi dilahirkan, ia sudah berhubungan dengan kedua orangtuanya, kakak-kakaknya, dan mungkin dengan saudara-saudaranya. Sebagai anggota keluarga yang baru dilahirkan, ia sangat tergantung kepada perlindungan dan bantuan anggota keluarganya. Proses sosialisasi awal ini dimulai dengan proses belajar menyesuaikan diri dan mengikuti setiap apa yang diajarkan oleh orang-orang sekitar lingkungan keluarganya, seperti cara makan, berbicara, berjalan, hingga belajar bertindak dan berperilaku. Melalui lingkungan keluarga itulah anak mengenal dunia sekitarnya dan pola pergaulan hidup sehari-hari. Hubungan individu di masyarakat sangat dipengaruhi keluarga, karena keluarga memiliki peranan sebagai berikut:
Dalam keluarga, orangtua mencurahkan perhatian untuk mendidik anak agar anak tersebut memperoleh dasar-dasar pola pergaulan hidup yang benar dan baik melalui penanaman disiplin sehingga membentuk kepribadian yang baik bagi si anak. Oleh karena itu, orangtua sangat berperan untuk:
Sebagai media sosialisasi, keluarga pun memiliki peranan untuk menghambat proses sosialisasi. Keluarga yang memiliki kendala-kendala akan memengaruhi sikap dan keprbadian anggota keluarganya, yaitu:
Apabila terjadi suatu kondisi yang berlainan dengan hal di atas, maka anak-anak akan mengalami kekecewaan. Kondisi tersebut disebabkan oleh beberapa hal berikut:
Keseluruhan sistem belajar mengajar sebagai bentuk sosialisasi dalam keluarga bisa disebut sistem pendidikan keluarga. Sistem pendidikan keluarga dilaksanakan melalui pola asuh, yaitu suatu pola untuk menjaga, merawat, dan membesarkan anak. Pola ini tentu saja tidak dimaksudkan pola mengasuh anak yang dilakukan oleh perawat atau baby sitter, seperti yang sering dilakukan oleh kalangan keluarga elite/kaya di kota-kota besar. Pola mengasuh anak di dalam keluarga sangat dipengaruhi oleh sistem nilai, norma, dan adat istiadat yang berlaku pada masyarakat setempat. Jadi, kepribadian dan pola perilaku yang terdapat pada berbagai masyarakat suku bangsa sangat beragam coraknya. Dalam istilah sosiologi, kelompok bermain disebut juga dengan peer group. Pada usia anak-anak, kelompok bermain mancakup teman-teman tetangga, keluarga, dan kerabat. Dalam teman sebaya tersebut memiliki 4 ciri - ciri, yaitu
Pada usia remaja, kelompok sepermainan berkembang menjadi kelompok persahabatan yang lebih luas. Perkembangan itu antara lain disebagbkan karena bertambahnya luasnya ruang lingkup pergaulan remaja, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Teman dan persahabatan merupakan pengelompokan sosial yang melibatkan orang-orang yang berhubungan relatif akrab satu sama lain. Peranan positif kelompok persahabatan bagi perkembangan kepribadian anak, antara lain sebagai berikut:
Selain memberikan dampak positif, kelompok sosial ini juga dapat memberikan dampak negatif terhadap individu atau anggota kelompok. Pengaruh negatif itu diantaranya:
Di antara kelompok persahabatan, adakalanya terbentuk suatu kelompok remaja yang dikenal dengan sebutan geng. Tak jarang antara satu geng yang satu dengan yang lain terjadi persaingan sehingga berlanjut dengan perkelahian atau tawuran. Bahkan, ada juga geng yang terlibat penggunaan narkoba. Oleh karena itu, tak heran jika geng sering dikonotasikan sebagai kelompok persahabatan yang negatif. Akan tetapi, ada juga geng yang dapat mengembangkan dasar-dasar kepribadian yang sifatnya positif bagi anggotanya, yaitu sebagai berikut:
Geng adalah kelompok remaja yang terkenal karena kesamaan latar belakang sosial, sekolah, daerah, dan sebagainya. Klik adalah kelompok kecil tanpa struktur formal yang mempunyai pandangan atau kepentingan bersama. Di lingkungan sekolah, seseorang mempelajari hal-hal baru yang belum pernah mereka temukan, baik di lingkungan keluarga maupun kelompok bermain. Pendidikan formal mempersiapkan seorang anak menguasai peranan-peranan baru di kemudian hari, manakala tidak lagi tergantung pada orangtuanya. Apabila seorang anak memasuki lingkungan sekolah, maka secara resmi ia menjadi anggota kelompok formal yang terikat aturan-aturan resmi dan dihadapkan pada norma-norma yang diikuti secara teratur dengan sanksi tertentu. Norma-norma sekolah harus dijalankan penuh disiplin, misalkan ketepatan waktu masuk sekolah, waktu belajar, waktu pulang, dan ketertiban berpakaian. Selain mengenal peraturan sekolah, anak juga dibimbing untuk mengenal aturan-aturan dalam kehidupan masyarakat. Menurut Horton, fungsi nyata dari pendidikan yaitu:
Lingkungan kerja juga mempunyai pengaruh yang besar pada pembentukan kepribadian seseorang. Pengaruh dari lingkungan kerja tersebut pada umumnya mengendap dalam diri seseorang dan sukar sekali untuk diubah, apalagi jika yang bersangkutan cukup lama bekerja di lingkungan tersebut. Seseorang yang cukup lama bekerja di lingkungan kerja tertentu, kemudian pindah ke lingkungan kerja yang lain, maka dia akan mengalami kesulitan untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan kerjanya yang baru. Lingkungan kerja memiliki berbagai macam diantaranya yaitu:
Pekerjaan yang memiliki hubungan kepada negara atau pemeritah, memiliki batas pekerjaan yang disebut pensiun. Pensiun adalah penghargaan atas jasa-jasa pegawai negeri selama bertahun-tahun bekerja pada dinas pemerintah. Media massa yang terdiri dari media cetak (surat kabar dan majalah) maupun elektronik (radio, televisi, dan internet) merupakan alat komunikasi yang dapat menjangkau masyarakat secara luas. Media massa diidentifikasikan sebagai media sosialisasi yang berpengaruh terhadap perilaku khalayaknya. Pesan yang ditayangkan melalui media elektronik dapat mengarahkan khalayak ke arah perilaku prososial maupun antisosial. Penayangan film-film yang menonjolkan kekerasan dianggap sebagai suatu faktor yang mendorong perilaku agresif pada anak-anak yang menontonnya. Demikian juga penayangan adegan-adegan yang berbau p0rnografi di layar televisi sering dikaitkan dengan perubahan moralitas serta peningkatan pelanggaran susila dalam masyarakat. Iklan yang ditayangkan melalui media massa mempunyai potensi untuk mengubah pola konsumsi atau bahkan gaya hidup masyarakat. Media massa pun sering digunakan untuk memengaruhi dan membentuk pendapat umum. Di banyak negara, termasuk Indonesia, televisi juga dimanfaatkan untuk menayangkan siaran-siaran pendidikan. Organisasi adalah pembentukan suatu kelompok yang memiliki tujuan khusus. Kemunculan suatu organisasi ditandai dengan aturan-aturan formal dan hubungan kewenangan. Dalam organisasi ada yang di sebut partisipasi. Partisipasi adalah keterlibatan mental atau pikiran dan emosi atau perasaan seseorang di dalam situasi kelompok yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan. Didalam organisasi memiliki 3 unsur yaitu:
Sebuah organisasi memiliki 6 jenis. Diantaranya yaitu pikiran, tenaga, pikiran, keahlian, barang dan uang. Dari ke 6 jenis tersebut diperlukan untuk menjalankan suatu organisasi. Organisasi pun ada hubungannya dengan uang karena uang termasuk sumber pemuas kebutuhan seseorang. Dalam memasuki suatu organisasi, seseorang harus memenuhi 7 syarat, Yaitu
Menetapkan Tujuan Organisasi Tujuan membantu menentukan organisasi Anda, memberikan arah dan menghindari kekacauan. Tujuan dapat membantu memotivasi anggota dengan mengkomunikasikan apa organisasi ini berjuang untuk serta menyediakan dasar mengakui prestasi dan keberhasilan. Organisasi yang tujuan yang ditetapkan lebih efektif dalam merekrut anggota. Ada tiga tingkatan organisasi mendefinisikan’s prioritas Anda:
Jika sudah memenuhi ke 6 syarat tersebut, seseorang dapat membentuk sebuah organisasi dan organisasi tersebut memiliki manfaat besar. Bentuk bentuk organisasi yaitu :
Didalam organisasi pun memiliki aturan aturan norma yang sangat penting untuk menjaga berdirinya organisasi tersebut. Sebuah organisasi harus taat dan patuh terhadap norma norma yang berlaku, yaitu norma tata cara, kesusilaan dan hukum. Norma tersebut dapat menjadi pedoman dan pengatur jalannya suatu organisasi. Namun, apabila suatu organisasi melanggar norma tersebut, organisasi pun dapat berjalan tidak teratur dan dapat mengakibatkan kehancuran. Faktor penyebab kehancuran suatu organisasi yaitu:
Semoga bermanfaat, Tetap Semangat! | Materi PelajaranPage 2 |