Akses instan ke jawaban di aplikasi kami Dan jutaan jawaban atas pertanyaan lain tanpa iklan Lebih pintar, unduh sekarang! atau Lihat beberapa iklan dan buka blokir jawabannya di situsAda beberapa jenis karya sastra masa kerajaaan Islam di Indonesia yaitu seperti berikut:
Dengan demikian terdapat 4 macam karya sastra peninggalan masa kerajaan Islam di Indonesia seperti hikayat, babad, syair dan suluk.
Kitab dan karya sastra peninggalan Hindu-Budha antara lain sebagai berikut. 2) Smaradhana merupakan karya sastra yang ditulis oleh Mpu Dharmaja. Karya sastra ini dipersembahkan untuk Kameswara. Karya sastra ini ditulis pada masa Kerajaan Kediri. 3) Bharatayudha, yaitu karya sastra yang ditulis oleh Mpu Panuluh dan Mpu Sedah. Karya sastra ini berisi sindiran perang saudara antara Jayabaya dan Jayasabha. Karya sastra ini ditulis pada masa Kerajaan Kediri. 4) Hariwangsa dan Gatotkacasraya, yaitu karya sastra yang ditulis oleh Mpu Panuluh dan Mpu Sedah. Karya sastra ini ditulis pada masa Kerajaan Kediri.
6) Sutasoma ditulis oleh Mpu Tantular. Ktab ini berisi ajaran agama. Di dalamnya, termuat istilah Bhineka Tunggal Ika yang menyatakan bahwa meskipun berbeda, ajaran Hindu dan Budha mempunyai asas yang sama. Kitab ini ditulis pada masa Kerajaan Majapahit. 7) Pararaton, yaitu kitab yang mengisahkan pertempuran berdarah yang terjadi pada keturunan Ken Arok. Pada kitab ini, dikisahkan tentang Anusapati yang mengetahui Ken Arok sebagai pembunuh ayahnya (Tunggul Ametung). Kemudian, Anusapati membunuh Ken Arok pada 1227 dan menggantikannya menjadi raja di Kerajaan Singhasari. Kitab ini ditulis pada masa Kerajaan Majapahit. 8) Kunjarakunja merupakan karya sastra yang ditulis pada masa Kerajaan Majapahit. Kitab ini tidak diketahui pengarangnya. 9) Arjuna Wiwaha merupakan karya sastra karangan Mpu Kanwa. Karya sastra ini ditulis pada masa Kerajaan Mataram Kono. Kitab ini bercorak Budha. 10) Kitab Carita Parahyangan merupakan kitab yang ditulis pada masa Kerajaan Mataram Hindu. Budaya dan adat istiadat peninggalan masa Hindu-Budha yang masih dilaksanakan sampai sekarang antara lain sebagai berikut. 1) Upacara Ngaben (bercorak Hindu) yaitu upacara pembakaran mayat di Bali. 2) Upacara Galungan yaitu perayaan kemenangan. 3) Nyepi yaitu perayaan tahun baru saka. 4) Kuningan yaitu perayaan mohon perlindungan dan penerangan agar bahagia lahir dan batin. 5) Saraswati yaitu perayaan memuja Sang Hyang Widi. 6) Syiwaratri yaitu perayaan peleburan dosa.
Assalammualaikum, Selamat datang di Kelas IPS. Disini Ibu Guru akan membahas tentang pelajaran Sejarah yaitu Tentang “Kitab Peninggalan“. Berikut dibawah ini penjelasannya: Kerajaan Majapahit adalah kerajaan gaya Hindu-Buddha yang berbasis di Jawa Timur, Indonesia. Majapahit berdiri sekitar 1293 M hingga 1500 M. Pada puncak kejayaannya, wilayah Majapahit sangat luas, meliputi wilayah kepulauan dan negara-negara lain. Kitab ini adalah esai dalam bentuk cerita, catatan, atau laporan tentang suatu peristiwa, bisa berupa mitologi atau sejarah. Selama periode Hindu-Budha, buku-buku biasa ditulis pada lembaran-lembaran palem yang dihubungkan dengan semacam tali. Isi kitab itu bukan kalimat langsung, melainkan serangkaian puisi indah dalam sejumlah ayat (puisi). Ungkapan dalam bentuk puisi biasa disebut kakawin. Sedangkan tema buku bisa dalam bentuk penulisan ulang (komposisi) mitologi yang berasal dari India, atau tema yang sama sekali baru. Pembuatan buku ini dirintis sejak Dinasti Isana, terutama pemerintah Dharmawangsa Teguh. Dia memelopori penulisan ulang Mahabharata dalam bahasa (Kawi Jawa Kuno). Pelopor sastra berikutnya dari Dinasti Isana adalah Airlangga. Di bawah pemerintahannya, MPU Kanwa menyusun Kitab Arjunawiwaha. Dinasti demi dinasti yang berkuasa sesudahnya seakan memperhatikan kreativitas dalam bidang sastra buku ini. Berikut ini terdapat beberapa kitab peninggalan kerajaan majapahit, yaitu sebagai berikut: Warisan pertama kerajaan Majapahit yang terkenal adalah Kitab Negarakertagama. Buku ini ditulis oleh Empu Prapanca. Isi buku ini menceritakan tentang kondisi kota Trowulan, Kerajaan Majapahit dan koloninya dan kisah perjalanan Raja Hayam Wuruk di sekitar wilayahnya. Ia juga menceritakan tentang diadakannya upacara Sradda untuk Gayatri, tentang pemerintahan dan kehidupan beragama di Zaman Majapahit. Artikel Terkait: Isi Perjanjian Linggarjati Buku Sutasoma adalah peninggalan kerajaan Majapahit yang ditulis oleh Empu Tantular. Isi buku ini bercerita tentang Sutasoma, seorang putra raja yang keluar dari istana untuk menjadi seorang pendeta Budha. Dia mengorbankan dirinya untuk membantu orang yang membutuhkan bantuan atau kesulitan. Dalam buku ini ada ungkapan yang hingga kini telah dijadikan moto Negara Kesatuan Republik Indonesia, yaitu “Bhinneka Tunggal Ika, Tan Hana Dharma Mangrawa”. Buku Arjunawiwāha ini oleh Empu Kanwa, dalam buku ini diceritakan tentang Arjuna Sasrabahu yang berhasil mengalahkan raksasa jahat dan kejam. Isi buku ini bercerita tentang seorang raksasa yang ingin menjadi Manusia. Untuk memenuhi keinginannya, raksasa itu kemudian menghadapi Wairocana (Buddha Dharmakaya) dan diizinkan untuk mengklaim neraka. Karena ketaatan raksasa dalam mempraktikkan agama Buddha, keinginannya untuk menjadi manusia dikabulkan. Isi Buku Sudayana adalah tentang Acara Bubat, yaitu rencana pernikahan antara Raja Hayam Wuruk dan Dyah Pitaloka, putri Sri Baduga Maharaja. Ada kesalahpahaman antara Gajah Mada dan Sribaduga Maharaja, bahwa putrinya akan menjadi selir alih-alih seorang permaisuri. Maka, pertempuran tidak terhindarkan. Sri Baduga Maharaja dan para pejabatnya dari kerajaan Pajajaran melawan Majapahit di bawah kepemimpinan Gajah Mada di ladang Bubat berakhir dengan kekalahan bagi Pajajaran dengan kematian raja dan atasannya. Sementara Dyah Pitaloka sendiri bunuh diri. Buku ini menceritakan kisah pemberontakan Sora melawan Raja Jayanegara di Lumajang. Isi Buku Ranggalawe adalah tentang pemberontakan Ronggolawe yang berasal dari Tuban melawan Raja Jayanegara. Isi buku ini menceritakan perjalanan hidup Raden Wijaya untuk menjadi Raja Majapahit. Buku Usana Jawa ini menceritakan tentang keberhasilan Gajah Mada dan Arya Damar untuk menaklukkan kerajaan Bali untuk menjadi wilayah Majapahit. Artikel Terkait: Kongres Wina 1814-1815 Buku ini menceritakan tentang pemindahan Gunung Mahameru oleh Dewa Brahma, Siwa dan Wisnu. Runtuhnya Gunung Mahameru di sepanjang pulau Jawa menjadi gunung-gunung di Jawa. Berisi kisah, kisah dan kisah tentang raja Singasari dan Majapahit. Ia juga menceritakan tentang pemberontakan sora, ronggolawe dan peristiwa bubat dan menceritakan tentang Raja Jayanegara. Calon Book of Charcoal ini bercerita tentang seorang penyihir / penyihir di kerajaan Kahuripan. Dia memiliki seorang putri yang sangat cantik, tetapi tidak ada yang ingin melamar putrinya (mungkin karena takut) untuk membuat Calon Arang merasa sangat terhina. Akhirnya, dia menyebarkan penyakit ke seluruh negeri. Tindakannya membuat Raja Airlangga marah dan memerintahkan Empu Baradha untuk membunuh Calon Arang, dan akhirnya Calon Arang dibunuh oleh Empu Baradha.
Daftar Pustaka: Demikian Penjelasan Pelajaran IPS-Sejarah Tentang 17 Kitab Peninggalan Kerajaan Majapahit Beserta Gambarnya Semoga Materi Pada Hari ini Bermanfaat Bagi Siswa-Siswi, Terima Kasih !!! Baca Artikel Lainnya: |