Sebutkan 3 jenis teknologi yang digunakan dalam bisnis ritel

Anda mungkin cukup familier dengan istilah ritel dalam bidang bisnis atau perdagangan. Ritel adalah salah satu sistem pemasaran yang tengah populer saat ini, meskipun konsepnya sudah hadir dan dikenal sejak berabad-abad silam. 

Apa Itu Ritel?

Retail atau ritel adalah aktivitas perniagaan yang melibatkan penjualan barang atau penawaran jasa secara langsung kepada konsumen akhir. Barang yang dibeli dari bisnis ritel akan digunakan konsumen sebagai konsumsi pribadi atau keperluan keluarga dan rumah tangga, bukan untuk dijual kembali.

Dikenal pula dengan istilah bisnis eceran, ritel berperan sebagai perantara pemasaran yang menghubungkan produsen utama atau grosir besar dengan konsumen yang membeli dalam jumlah kecil atau bentuk satuan. Setelah membeli sejumlah barang dari kelompok bisnis yang lebih besar, pengecer atau retailer akan menjual kembali barang tersebut dengan menetapkan tambahan harga tertentu untuk memperoleh keuntungan.

Fungsi Ritel

Berikut adalah beberapa fungsi dan manfaat ritel dalam siklus distribusi pemasaran:

Kehadiran ritel akan membuat konsumen lebih mudah untuk mendapatkan barang dan jasa yang diinginkan. Tanpa adanya ritel, konsumen akan kesulitan memenuhi kebutuhan mereka karena harus membelinya secara langsung pada produsen utama. 

Bisnis ritel tidak hanya menguntungkan konsumen dalam hal kemudahan berbelanja, tetapi juga bisa memberikan keuntungan finansial bagi produsen dan grosir. Pengecer biasanya membeli stok barang dengan jumlah yang cukup banyak dari produsen. Dana yang diterima dari pengecer selanjutnya dapat dijadikan modal bagi produsen dan diputarkan kembali dalam proses produksi barang.

Retailer yang telah membeli sejumlah produk dari produsen akan mempromosikan produk tersebut kepada konsumen melalui beragam cara promosi dan strategi iklan. Aktivitas ini tentu bisa membantu meningkatkan popularitas produk yang dikeluarkan oleh produsen.

Umumnya, retailer akan membeli stok bermacam-macam barang dari sejumlah produsen yang berbeda. Harga yang ditawarkan pun sangat beragam. Hal ini menciptakan variasi pasar yang akan berbanding lurus dengan peningkatan kepuasan konsumen. 

Baca juga: 7 Peluang Usaha yang Paling Menjanjikan di 2020

Jenis-Jenis Ritel

Jenis-jenis ritel dapat dibedakan berdasarkan produk yang dijual, kepemilikan, dan lokasi penjualan. 

Berdasarkan produk yang dijual, ritel terbagi ke dalam tiga jenis: product retail yang menjual barang, service retail yang menawarkan jasa, serta non-store retail yang menggunakan media tertentu dalam memasarkan produknya. 

Beberapa contoh dari product retail adalah toko mainan dan toko elektronik yang memasarkan barang lebih sedikit dari pusatnya. Jasa perbaikan kendaraan, perawatan taman, serta layanan supir dan pengasuh anak termasuk ke dalam service retail, sedangkan non-store retail meliputi vending machine serta toko-toko online yang tergabung dalam e-commerce

Ada tiga jenis ritel yang dikategorikan berdasarkan sifat pemiliknya, yakni ritel mandiri, waralaba, dan kelompok usaha. Seperti namanya, ritel mandiri beroperasi secara independen tanpa bergabung dengan pihak mana pun. Warung, ruko, dan toko kelontong adalah beberapa contoh ritel yang termasuk ke dalam jenis ini.

Berbeda dengan ritel mandiri yang mengembangkan usaha sendiri, ritel waralaba (franchise) melibatkan pihak perusahaan pusat (franchisor) dan pengusaha turunan (franchisee) dalam memasarkan produk yang sama. Sementara itu, kelompok usaha merupakan jaringan ritel yang saling terkait dalam satu manajemen, seperti swalayan atau department store.

Jenis ritel juga dapat dibedakan berdasarkan lokasi penjualan. Pengecer yang memiliki akses langsung ke jalan umum termasuk dalam jenis ritel strip mal atau lahan komersial. Selain itu, ada pula pusat bisnis dan pusat perbelanjaan yang terdiri dari gabungan pengusaha ritel yang memasarkan produk dan layanannya dalam kawasan atau bangunan yang sama.

Ritel adalah sistem pemasaran yang cukup populer saat ini karena memiliki pangsa pasar yang terbilang besar. Oleh karena itu, mengetahui pengertian, fungsi, dan sejumlah jenis ritel bisa dijadikan sebagai tambahan informasi bagi Anda yang berencana untuk menjadi pengecer atau mengembangkan usaha ritel sendiri.

Ajukan Pinjaman Sekarang dan Dapatkan Kemudahan Pinjaman Modal Usaha di Akseleran!

Dapatkan pinjaman dengan bunga kompetitif dan kemudahan proses pengajuan. Ajukan pinjaman untuk mengembangkan usahamu sekarang. Akseleran juga sudah terdaftar resmi di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sehingga proses transaksi yang kamu lakukan jadi lebih aman dan terjamin.

Untuk kamu yang tertarik mengenai pendanaan atau pinjaman langsung bisa juga menghubungi (021) 5091-6006 atau bisa via email [email protected]

You're Reading a Free Preview
Pages 4 to 5 are not shown in this preview.

Kamu gemar belanja online? Eits, tapi kamu udah tau belum, seperti apa perkembangan teknologi bisnis ritel dari yang semula menggunakan mesin uap, hingga menggunakan teknologi digital seperti saat ini? Yuk, simak pembahasannya berikut ini!

--

Buat kamu yang hobi belanja online, pasti pagi-pagi kamu udah scrolling e-commerce. Terus, tengah malem juga sering checkout belanjaan. Apalagi tiap tanggal kembar, wah udah pasti nungguin flash sale! Duh, kayaknya lebih rajin buka e-commerce nih, daripada buka buku pelajaran?

Nah, kamu tau nggak sih, ternyata maraknya e-commerce di masa sekarang ini merupakan salah satu dampak dari adanya perkembangan teknologi bisnis ritel, lho! Dulunya, bisnis ritel hanya dilakukan secara offline alias melibatkan pertemuan langsung antara pembeli dan penjual di suatu toko. Nggak ada tuh, yang namanya belanja tinggal klik-klik doang, eh, nggak lama kemudian terdengar suara… 

"Pakeettt..!!"

Mendengar suara itu, kamu langsung bangkit dari kasur dan buru-buru meluncur ke depan pagar rumah. Detik selanjutnya, kamu udah senyum-senyum sumringah sambil memegang box paket, terus abang-abang kurirnya bakal ngefoto kamu beserta paketnya sebagai bukti kalau paketnya udah nyampe dengan selamat.

Cekrek!

Eh, tapi ternyata yang difoto sama abang kurir cuma tangannya doang, mukanya nggak ikut ke foto hahahahah..

Eits, tapi kamu tau nggak sih, belanja online melalui e-commerce ini baru marak terjadi pada Industri 4.0 lho, di mana kegiatan industri sudah terdigitalisasi sedemikian rupa sehingga era ini juga disebut sebagai era digital.

Pada Industri 4.0, akses internet dan perangkat digital pun juga sudah tersebar luas dan dimiliki oleh hampir seluruh kalangan. Oleh karena itu, kegiatan belanja online melalui e-commerce pun semakin merajalela dan menjadi favorit banyak orang. 

Mulai dari remaja yang biasa nongkrong di café, ibu-ibu kompleks penikmat drama Korea, sampai bapak-bapak pensiunan yang suka minum kopi sambil baca koran di teras rumah, sekarang punya hobi baru yang sama: belanja online di e-commerce!

Kalau jaman dulu mah, kegiatan jual-beli dan perindustrian masih belum maju seperti sekarang ini, guys! 

Biar lebih paham, coba kita bahas perkembangan teknologi bisnis ritel secara lebih mendetail, yuk!

Perkembangan Teknologi

Perkembangan teknologi bisnis ritel dimulai pada abad ke-18. Pada saat itu, terjadi penemuan mesin uap oleh James Watt. Nah, teknologi mesin uap ini kemudian dimanfaatkan oleh industri untuk menunjang kegiatan produksi. 

Pekerjaan-pekerjaan terkait produksi yang sebelumnya menggunakan tenaga manusia, kemudian mulai digantikan dengan tenaga mesin uap. Industri pada masa itu dikenal juga dengan sebutan Industri 1.0.

Baca juga: Mempelajari Visual Merchandising untuk Penataan Produk

Ditemukannya mesin uap pada Industri 1.0, membuat perusahaan lebih berfokus pada kegiatan produksi barang. Kenapa begitu? Karena kegiatan produksi barang yang tadinya hanya mengandalkan tenaga manusia mulai digantikan oleh mesin-mesin uap, sehingga dapat diproduksi dengan lebih mudah dan secara massal.

Tapi, seiring berjalannya waktu, mesin-mesin uap mulai digantikan dengan mesin-mesin bertenaga listrik. Hal ini mulai terjadi pada abad ke-19

Pada abad ini, perakitan dan produksi massal udah nggak pakai mesin uap lagi guys, tapi udah mulai menggunakan tenaga listrik. Nah, industri pada masa ini disebut juga sebagai Industri 2.0.

Pada Industri 2.0, juga terjadi pengembangan pesawat telepon, mobil, serta pesawat terbang. Industri ini berlanjut sampai akhirnya digantikan oleh Industri 3.0 pada abad ke-20.

Industri 3.0 sendiri ditandai dengan adanya otomatisasi terintegrasi komputer. Nah, pada industri ini, udah mulai ditemukan teknologi digital dan internet yang bisa menunjang tidak hanya kegiatan perindustrian, tapi juga kegiatan lainnya, seperti komunikasi. 

Kemudian, Industri 3.0 berkembang lagi menjadi Industri 4.0 alias industri yang sekarang ini sedang kita alami. Pada Industri 4.0, mulai terjadi pengembangan komputer pintar, robot pintar, kendaraan tanpa pengemudi, rekayasa genetik, serta neuroteknologi yang semuanya ditunjang dengan teknologi Artificial Intelligence (AI)

Perkembangan Marketing

Seiring dengan perkembangan teknologi, kegiatan marketing pada bisnis ritel pun juga mengalami perkembangan dari masa ke masa. Dimulai dari Marketing 1.0 hingga kini telah berkembang sampai Marketing 4.0.

Pada Marketing 1.0, kegiatan marketing masih berfokus pada produksi barang alias Product Centric. Perusahaan fokus memproduksi barang sebanyak-banyaknya untuk memenuhi kebutuhan konsumen. 

Lalu, kegiatan marketing mulai mengalami perkembangan menjadi Marketing 2.0. Pada Marketing 2.0, perusahaan mulai berfokus pada kebutuhan konsumen (Customer Centric). Konsumen mulai dilihat sebagai sosok yang harus dilayani dan dipenuhi kebutuhannya sesuai dengan keinginan masing-masing.

Lanjuutt, setelah puas berfokus pada kebutuhan dan keinginan konsumen, kegiatan marketing mulai berkembang lagi menjadi Marketing 3.0. Pada Marketing 3.0, perusahaan mulai melakukan pendekatan kepada konsumen secara humanis (Human Centric)

Konsumen tidak lagi hanya dipandang sebagai pembeli produk, namun juga dipandang sebagai manusia yang memiliki kebutuhan, keinginan, dan harapan terhadap produk-produk yang dijual oleh perusahaan.

Nah, proses PDKT yang dilakukan oleh perusahaan melalui Marketing 3.0 ini tujuannya adalah agar perusahaan jadi lebih tau secara mendetail mengenai kebutuhan, keinginan, dan harapan konsumen atas produk-produk yang dijual oleh perusahaan. Nah, dari situlah perusahaan bisa mendapatkan ide-ide produk baru, serta masukan untuk perbaikan produk yang sudah ada. Begitu, guys!

Lalu, evolusi kegiatan marketing yang terbaru adalah Marketing 4.0. Marketing 4.0 sebenarnya nggak terlalu beda jauh dengan Marketing 3.0. Masih sama-sama berfokus pada pendekatan kepada konsumen. Tapi, pada Marketing 4.0, kegiatan pendekatannya lebih ekstra lagi nih, karena mengkombinasikan antara interaksi secara offline maupun secara online serta perusahaan juga menawarkan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi konsumen (Machine to Machine; Human to Human).

Kamu sudah paham sampai sini? 

Perubahan Perilaku Konsumen

Perkembangan teknologi bisnis ritel juga melibatkan perubahan perilaku konsumen sehingga akhirnya terdorong untuk melakukan kegiatan belanja secara online. Sebenarnya apa sih, alasan di balik perubahan perilaku konsumen ini?

Ada beberapa alasan yang mendorong para konsumen untuk melakukan kegiatan belanja secara online, antara lain seperti terangkum dalam infografik berikut.

Pengalaman berbelanja yang dirasakan konsumen ketika berbelanja secara online somehow bikin konsumen jadi ketagihan untuk melakukannya lagi dan lagi. Kita nggak perlu jauh-jauh pergi ke toko, belanjanya pun juga udah berasa lihat barangnya beneran, karena toko-toko online selalu mencantumkan foto atau video barang sebagai gambaran bagi konsumen.

Beberapa toko online pun juga sudah menyediakan teknologi augmented reality, yaitu teknologi yang menggabungkan benda maya dua dimensi atau tiga dimensi ke dalam sebuah lingkungan nyata tiga dimensi, lalu memproyeksikan benda maya tersebut dalam waktu nyata. Teknologi ini membuat kita seolah sedang berhadapan secara langsung dengan benda maya tersebut.

Sayangnya, meskipun sudah menjadi primadona di era Industri 4.0 ini, belanja online tetap ada kekurangannya ya, guys! Salah satunya yang paling sering terjadi yakni barang yang kita terima ternyata nggak sesuai dengan ekspektasi

Jadi gitu ya, guys! Semua hal di dunia ini pastinya punya plus dan minusnya masing-masing, termasuk belanja online maupun offline. Every choice has its own consequences. We don’t choose which one is better, we just choose the one with more bearable consequences.

Perkembangan teknologi bisnis ritel pun nggak akan berhenti sampai di sini aja. Ke depannya, pasti akan muncul inovasi-inovasi baru lagi yang bisa diterapkan untuk kemajuan teknologi bisnis ritel. Kamu sendiri punya inovasi baru nggak, terkait bisnis ritel? Coba share di kolom komentar, ya!

Sekian pembahasan kita tentang perkembangan teknologi bisnis ritel. Kalau kamu siswa SMK kelas 12 jurusan Bisnis Daring dan Pemasaran (BDP), kamu wajib mempelajari materi ini, ya! Kamu juga bisa cek materi lebih lengkap tentang teknologi bisnis ritel di ruangbelajar! Yakin nggak mau nonton videonya? Yuk, download aplikasinya sekarang!

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA