Sebutkan 3 cara meyakini bahwa Allah Maha Pemberi

Bagaimana cara meyakini Allah sebagai Maha Pemberi Rezeki, di tengah berbagai kesulitan yang kita hadapi saat ini? Apa hakikat rezeki sesungguhnya? Bagaimana peta mendapatkan rezeki sesuai anjuran agama Islam? Pertanyaan-pertanyaan tersebut dibahas oleh Ustadz Weemar Aditya, founder dan trainer @Ngefast Hijrah Concept dan komunitas @yukngajiid yang membawakan topik “Meyakini Allah Sebagai Maha Pemberi Rezeki” pada Ramadhan 2020 lalu di acara Kajian Ramadhan ALAMI yang diadakan lewat IG Live Session.

Sebutkan 3 cara meyakini bahwa Allah Maha Pemberi
Ustadz Weemar Aditya

Seseorang hidup di dalam sangkar namun tidak berbahagia. Tapi, mereka sendiri tidak bisa atau tidak kamu keluar dari sangkar karena mereka sendiri yang membuat sangkar tersebut untuk diri mereka dan memenjarakan diri mereka.

Itulah perumpamaan yang digambarkan oleh Ustadz Weemar Aditya ketika menjelaskan tentang orang-orang yang selalu mengejar rezeki, walaupun mereka sendiri tidak suka untuk melakukan hal tersebut. Namun, ketika dijelaskan bahwa Allah sendiri yang sudah menjamin rezeki mereka, mereka pun masih tetap ragu akan hal tersebut. Inilah potret manusia yang selalu menggunakan rumus atau formula yang menyulitkan diri mereka sendiri, namun mereka pun tidak yakin ketika diminta untuk mengubah rumus/formula itu sendiri.

Meyakini Allah Sebagai Maha Pemberi Rezeki

Bagaimana manusia bisa meyakini Allah sebagai Maha Pemberi Rezeki?

Hal tersebut sudah diberitakan oleh Rasulullah SAW. Salah satunya, di sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Tirmidzi, dari Ibn Umar:

“Seandainya kalian benar-benar bertawakkal pada Allah, tentu kalian akan diberi rezeki sebagaimana burung diberi rezeki. Ia pergi di pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali di sore hari dalam keadaan kenyang.”

HR. AHMAD & HR TIRMIDZI

Jika kita sudah memasrahkan semua urusan dengan bertawakkal kepada Allah SWT, kita akan hidup dengan ringan seperti seekor burung. Burung tidak pernah menabung, dan yakin bahwa ia akan mempunyai jatah di esok hari.

Bahkan Allah sendiri sudah menyatakan sebagai Maha Pemberi Rezeki di QS Adz-Dzariyat ayat 22 – 23, yang artinya:

“Dan di langit terdapat rezekimu dan terdapat apa yang dijanjikan kepadamu. Maka demi Tuhan langit dan bumi, sesungguhnya yang dijanjikan itu (rezeki) adalah benar-benar (akan terjadi) seperti perkataan yang kamu ucapkan.”

QS Adz-Dzariyat: 22 – 23

Allah bersumpah demi Diri-Nya, Tuhan langit dan bumi, bahwa Allah telah menjamin rezeki manusia, seperti Ia telah membuat kita mampu berbicara tanpa kita meminta dan berusaha.

Konsekuensi Meyakini Allah Sebagai Maha Pemberi Rezeki

Konsekuensinya, sebagai manusia, kita harus meyakini bahwa rezeki adalah suatu pemberian dari Allah. Konsepnya beda dengan “hasil jerih payah kita.” Pahami bahwa rezeki adalah sesuatu yang Allah kasih, bukan yang kita dapatkan.

Konsekuensi kedua, meyakini bahwa rezeki adalah sesuatu yang bisa kita manfaatkan, bukan kepemilikan. Buat apa punya kalau tidak bisa dipakai? Maka, kebanyakan manusia salah memahami esensi rezeki. Kalau kita hidup dengan mengejar “kepemilikan”, maka hidup kita berpotensi lebih stress. Filosofi “minimalisme” yang sedang ngetrend saat ini sangat sesuai dengan konsep yang diajarkan Rasulullah SAW. Kita berusaha untuk fokus kepada barang-barang yang selalu kita pakai setiap saat dan membelinya sesuai keperluan kita saja.

Konsekuensi ketiga, pahami bahwa rezeki bukan berarti uang. Jika uang itu tidak bisa kita manfaatkan untuk barang atau manfaat yang berguna untuk kita, maka tetap saja rezeki tersebut hanyalah apa yang sudah ditetapkan Allah dari jumlah uang tersebut. Sebanyak apapun uang kita, belum tentu Allah mengizinkan kita untuk menikmati sejumlah uang tersebut. Misalnya, seorang manusia yang sibuk mengumpulkan uang, tapi tidak bisa menikmati banyak makanan dari uang tersebut karena berbagai penyakit yang diderita tubuhnya. Atau, seorang manusia yang jumlah uangnya sangat terbatas, namun bisa menikmati berbagai hal yang telah ditakdirkan Allah untuknya, misalnya naik mobil, tinggal di rumah yang nyaman, dan sebagainya. Kenikmatan itu adalah Allah yang atur.

Allah Sebagai Maha Pemberi Rezeki: Awal dari Semua Peta Rezeki

Selanjutnya, jika kita meyakini Allah sebagai Maha Pemberi Rezeki, kita sebaiknya juga memahami bahwa Allah adalah satu-satunya jalan rezeki kita. Namun, ada beberapa cara/medium yang bisa kita tempuh untuk mendapatkannya. Kita bisa berusaha atau tidak. Seperti kita yang dulu tidak pernah bekerja, tetapi tetap mendapatkan rezeki. Kalau kita tidak berusaha, kita tidak akan dihisab atas rezeki yang kita dapatkan.

Kalau kita berusaha, kita akan dihisab. Usaha yang kita jalankan bisa berupa usaha yang halal ataupun yang haram. Kalau kita mendapatkan rezeki dengan jalan usaha yang halal, maka Allah akan memberikan kita pahala. Kalau jalan usaha yang kita tempuh haram, kita akan mendapatkan dosa dan hukumannya. Namun, takaran rezeki yang didapatkannya, akan sesuai dengan apa yang telah digariskan oleh Allah SWT, baik jika kita berusaha atau tidak, menempuh jalan yang halal ataupun yang haram.

Itulah kenapa seorang Muslim harus berpikir apakah sumber penghasilannya halal dan haram. Karena, lebih baik kita menjadikan usaha kita mencari rezeki menjadi pahala, dan agar kita yakin bahwa lebih baik kita tidak berusaha sama sekali dan tidak melakukan apa-apa (sehingga kita tidak dihisab) daripada kita harus mendapatkan rezeki dengan jalan yang haram (karena akan mendapatkan dosa).

Meyakini Allah Sebagai Maha Pemberi Rezeki: Mengubah Jam Kerja Menjadi Pahala

Manusia jarang sekali yang bisa melakukan sholat 7 jam sehari atau membantu orang selama 7 jam. Namun, banyak sekali yang kuat bekerja selama 7 jam, atau bahkan lebih dari itu. Karena kita mempunyai waktu yang sangat terbatas sekali, kita harus memanfaatkan 7 jam, atau berapapun waktu yang kita habiskan dalam sehari untuk bekerja, sebagai jalan pengumpul pahala. Jika kita mencari rezeki dengan jalan yang halal, maka setiap tetesan keringat dan usaha yang kita keluarkan akan menjadi bagian dari pundi-pundi pahala kita di akhirat.

Esensinya, masalah rezeki adalah masalah yang akan menentukan surga atau neraka kita. Kelak, kita akan dibangkitkan di padang mahsyar, dan ditanya tentang empat perkara, dimana salah satunya adalah tentang rezeki yang kita dapatkan, yaitu dari mana kita dapatkan dan untuk apa kita alokasikan rezeki tersebut.

Allah juga telah memberikan ancaman di QS Taubah (9) ayat 24 untuk orang-orang yang masih tetap mendahulukan mendapatkan penghasilan dengan menempuh jalan-jalan yang tidak diridhoi Allah SWT, ketika Allah sudah menganjurkan kita untuk mencari rezeki dengan jalan yang halal.

“Katakanlah: Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya, dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.”

Dengan pemahaman rezeki yang benar, maka kita tidak akan sombong ketika Allah sedang memberikan pundi-pundi rezeki yang banyak, dan tidak akan terlalu panik ketika Allah menahan rezekiNya, karena kita yakin bahwa Ia kelak akan kembali memberikannya di lain waktu.

Sebutkan 3 cara meyakini bahwa Allah Maha Pemberi

Tuhanku adalah Allah Yang Maha Esa. Allah Maha Esa Artinya Allah hanya satu dan tidak ada Tuhan selain Allah.

Allah juga Maha Pemberi. Allah memberikan karunia kepada semua makhluk yang Dia kehendaki.

Allah Maha Esa

Allah Maha Esa artinya Allah Swt. adalah satu dan tidak ada Tuhan selain Allah Swt. Hanya Allah Swt. yang wajib kita sembah.

Allah Swt. tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Tidak ada sesuatu pun yang bisa menyamai-Nya. Allah Swt. berbeda dengan makhluk.

Segala ibadah yang kita lakukan hanya untuk Allah Swt. Oleh karena itu, kita:

  1. Harus beribadah hanya kepada Allah Swt.
  2. Tidak boleh menghambakan diri kepada selain Allah Swt.
  3. Tidak boleh menyekutukan Allah Swt. dengan sesuatu apa pun.
  4. Tidak boleh meyakini pada ramalan-ramalan nasib.
  5. Selalu memperbanyak zikir kepada Allah Swt.

Video Pembelajaran Meyakini Allah Maha Esa

Allah Maha Pemberi

Sebutkan 3 cara meyakini bahwa Allah Maha Pemberi

Al-Wahhab artinya Allah Maha Pemberi.

Allah Swt. memberikan karunia kepada semua makhluk yang Dia kehendaki.

Allah Swt. memberi tanpa pamrih atau tanpa mengharap imbalan.

Allah Swt. memberi kepada semua makhluk tanpa diminta dan tanpa merasa bosan. Allah Swt. memberi tanpa batas waktu, kapan pun dan di mana pun makhluk berada.

Allah Swt. terus memberi dan akan tetap memberi apa pun yang dibutuhkan makhluk-Nya.

Allah selalu memberikan yang terbaik bagi semua makhluk-Nya.

Bukti atau cara kita meyakini pengakuan bahwa Allah Swt. itu Maha Pemberi adalah:

  1. Suka memberikan sesuatu kepada orang lain.
  2. Memberikan sesuatu kepada orang lain dengan ikhlas.
  3. Memberi kepada orang lain tanpa diminta atau disuruh.
  4. Berusaha memberikan sesuatu kepada orang lain sesuai dengan kemampuan.

Video Pembelajaran Allah Maha Pemberi

Latihan Soal PAI Pelajaran 3, Meyakini Allah Maha Esa dan Maha Pemberi

Kamu bisa mengasah pemahaman dan kemampuanmu menggunakan latihan soal versi online ini. Silakan klik tautan atau gambar di bawah ini!

Sebutkan 3 cara meyakini bahwa Allah Maha Pemberi

Latihan Soal PAI Kelas 3 Pelajaran 3

Untuk latihan soal PAI kelas 3 Seluruh Pelajaran silakan klik tautan di bawah ini

Latihan Soal PAI Kelas 3

Latihan Soal PAI Kelas 3 Versi Android

Sebutkan 3 cara meyakini bahwa Allah Maha Pemberi

AkbarHana Education

Bila kamu ingin belajar menggunakan latihan soal secara offline dan lebih paham tentang Allah maha Esa artinya adalah yang maha satu tidak ada satu pun yang menyerupai-Nya, silakan gunakan aplikasi latihan soal yang telah kami terbitkan di Android PlayStore. Untuk download aplikasi latihan soal PAI kelas 3 SD/MI versi Android silakan klik tautan di bawah ini:

Latihan SOAL PAI SD Kelas 3

NB:

Media pembelajaran online ini kami kembangkan dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada secara online hasil para guru-guru kreatif Indonesia. Adanya media ini juga untuk mendukung kreatifitas mereka, video pembelajaran yang kami gunakan kami ambil langsung dari channel YouTube mereka. Video-video tersebut kami embedd di media ini, sehingga tidak mengurangi viewer mereka, justru akan menambah viewer mereka serta meningkatkan rating pencariannya.

Mohon maaf, karena ribuan soal yang kami input jadi ada beberapa soal yang kunci jawabannya salah, mohon jangan kecewa karena itu semata-mata adalah kesalahan kami sebagai manusia. Bila menemukan kesalahan tersebut silakan kirim tangkapan layar (screenshot) kesalahan tersebut kepada kami di email atau melalui Whatsapp di 085648017971. Bisa juga melalui komentar di laman ini disertai dengan keterangan subtema berapa. Terimakasih….

Buku Digital PAI Kelas 3

Buku PAI versi digital (FlipBook) yang bisa kamu baca secara online pada tautan di bawah ini. Ukuran file buku digital ini sengaja dibuat lebih kecil sehingga bisa diakses dengan cepat. Bila membutuhkan membaca secara offline bisa diunduh di tautan yang telah disediakan. Ukuran file buku pdf juga sudah disesuaikan (lebih kecil) sehingga tidak makan banyak kuota internet, cepat dalam pengunduhan, serta tidak banyak mengurangi ruang penyimpanan.

Silakan baca bukunya di sini:

FlipBook PAI Kelas 3

Sebutkan 3 cara meyakini bahwa Allah Maha Pemberi

Bila ingin mengunduhnya silakan klik DI SINI. Semoga kalian semua semakin memahami tentang Allah maha Esa artinya tidak ada satu pun yang menyamai-Nya.

Allah Maha Pemberi Rezeki – Kita tentu meyakini bahwa setiap rezeki yang kita terima itu dari Allah. Allah mempunyai sifat Ar-Razzaq yang terdapat dalam Asmaul Husna dan berada pada urutan ke – 18. Ar-Razaq mempunyai arti Yang Maha Memberi dan Melengkapi.

Namun perlu kita pahami bersama, bahwa bentuk rezeki itu bukan hanya bersifat harta saja, melainkan apa yang kita dapatkan sekarang seperti anak, istri, dan lain sebagainya bisa di sebut sebagai rezeki.

Tentu ada banyak bukti Allah SWT Maha Pemberi Rezeki yang perlu kita yakini, setiap hari, dan setiap waktu Allah memberikan rezeki kepada setiap hambanya.

Allah SWT adalah Tuhan Yang Maha Pemberi Rezeki, ada banyak kenikmatan yang kita rasakan sampai saat ini. Manusia ditakdirkan menjadi Khalifah Fil Ardh di dunia, tentu ada jatah rezeki yang akan diberikan.

Allah SWT tidak pernah lelah memlihara dan memberikan setiap kebutuhan yang kita inginkan. Allah SWT menjadi penjamin rezeki setiap makhluknya didunia, maka kita tidak perlu khawatir tidak dapat jatah rezeki dari Allah.

“Sesungguhnya Allah, Dialah Maha Pemberi Rezeki yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh” (QS. Adz-Dzariat:58)

“Dan tidak satupun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuz)” (QS. Hud : 6)

“Dan apabila mereka melihat perdagangan atau permainan, mereka segera menuju ke mereka dan mereka tinggalkan engkau (Muhammad) sedang berdiri (berkhotbah). Katakanlah “Apa yang ada disisi Allah lebih baik daripada permainan dan perdagangan”. Dan Allah pemberi rezeki yang terbaik” (QS. Al – Jumuah : 11)

“Sesungguhnya Allah yang pantas menaikan dan menurunkan harga, Dialah yang menahan dan melapangkan rezeki. Aku harap dapat berjumpa dengan Allah dan tidak ada satupun dari kalian yang menuntutku karena kezaliman pada darah dan harta” (HR. Abu Daud no. 3451, Tirmidzi no. 1314)

“Seandainya kalian benar-benar bertawakal kepada Allah, tentu kalian akan diberi rezeki sebagaimana burung diberi rezeki, ia pergi dipagi hari dalam keadaan lapar dan kembali sore hari dalam keadaan kenyang” (HR. Ahmad & HR. Tirmidzi)

Hadist diatas mengaskan bahwa kita tidak boleh ragu dengan keagungan Allah SWT. Allah akan memberikan rezeki kepada setiap makhluknya.

Pasrahkan semua urusan kepada Allah, syukuri apa yang kita dapatkan maka rezeki yang Allah berikan akan bertambah. Namun rezeki tidak akan datang begitu saja, karena rezeki akan datang dengan usaha yang dilakukan.

Tidak ada yang mampu memberi rezeki kepada makhluk hidup kecuali Allah SWT. Lalu bagaimana jika kita bekerja dengan orang lalu bos memberi gaji ? bukankah itu rezeki dari bos ?

Tentu bukan, bos yang memberi gaji kepada kita adalah perantara dari Allah memberi rezeki. Allah SWT berfirman yang artinya :

“Hai Manusia, ingatlah akan nikmat Allah kepadamu. Adakah pencipta selain Allah yang dapat memberi rezeki kepada kamu dari langit dan bumi” (QS. Fathir : 3)

Tentu dari itu tidak pantas kita menyekutukan Allah. Allah telah memberikan apa yang kita inginkan dalam berbagai hal, rezeki harta, kebahagiaan, kesehatan dan lain sebagainya.

Allah Maha Pemberi Rezeki, namun ikhtiar untuk menjemput rezeki juga perlu dari pada hanya berdiam diri menunggu belas kasihan orang lain. Ibadah itu penting, namun menjemput rezeki juga tidak kalah penting.

Demikian sedikit pembahasan diatas. Mudah – mudahan artikel ini bermanfaat untuk meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT.  Amiiin.

Namun jika sudah dapat rezeki yang berlimpah, jangan lupa dengan kewajiban untuk mengeluarkan kewajiban  berzakat. Jika sudah, sahabat bisa berinvestasi dengan  harta yang Sahabat miliki untuk ikut wakaf dalam program kemandirian anak yatim.

Yuk wakaf di Badan Wakaf Mandiri. Caranya mudah dengan klik tautan berikut ini.