Show
Nama: Vierna Augusta Christianty NIM: 2301855803 Jurusan: Teknik Informatika Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia dilingkungannya, dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Secara umum, Fungsi Wawasan Nusantara adalah pedoman, motivasi, dorongan serta rambu-rambu dalam menentukan segala kebijaksanaan, keputusan, dan perbuatan, baik bagi penyelenggara Negara di tingkat pusat dan daerah maupun bagi seluruh rakyat dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Wawasan nusantara itu pada dasarnya berkaitan dengan cara pandang tentang hakikat sebuah Negara yang memiliki kedaulatan atas wilayahnya. Fokus pembicaraan pada unsur kekuasaan dan kewilayahan disebut “geopolitik’. Kasus Sengketa Budaya Indonesia vs Malaysia Dalam lingkup wawasan nusantara, ada berbagai masalah yang menjadi sorotan publik. Salah satunya adalah yang akan kita bahas dalam pengangkatan kasus saat ini, yaitu ‘Sengketa Budaya – Indonesia vs Malaysia’. Mengapa kita mengangkat kasus ini? Karena kita pasti sudah tidak asing lagi dengan sengketa budaya yang berhubungan dengan negara tetangga yaitu Malaysia. Sengketa ini sudah berlangsung sejak lama (tahun 1960) dan masih diperdebatkan hingga sekarang. Kedutaan besar Malaysia di Jakarta kerap kali menjadi sasaran pengunjukrasa yang marah dan para pengunjukrasa mengatakan ‘Malaysia mencuri budaya Indonesia’. Salah seorang pelajar Indonesia di Monash University Malaysia mengatakan “Di Malaysia ketika saya membawa teman – teman saya ke museum, ini adalah batik Jogja, batik Solo. Ini bukanlah berasal dari Negara Anda (Malaysia). Ia menjelaskan kepada teman – temannya bahwa semua itu berasal dari negaranya sendiri yaitu Indonesia bukan milik Negara Malaysia. Masalah kepemilikan budaya sudah mendera hubungan kedua negara tersebut. Pada 2007 iklan dewan pariwisata Malaysia yang menampilkan Tari Bali memicu ancaman dari Indonesia,bahkan Indonesia mau membawa ke pengadilan atas pelanggaran hak cipta. Malaysia pun meminta maaf dan masalah hak cipta pun tidak berlanjut. Menurut Sejarawan Budaya, EddinKhoo “ide kepemilikan budaya di kawasan Asia Tenggara adalah sesuatu yang konyol. Ketegangan ini muncul, akibat kurangnya pemahaman bersama soal masa lalu kita secara regional dan gografis”. Ikatakan budaya Malaysia dan Indonesia sudah lama sebelum keduanya terbentuk. Meski praktik dan bentuk budaya hampir mirip, namun ada yang sedikit perbedaan, perbedaan inilah yang menjadi celah untuk permasalahan muncul. Pada akhir 2012 muncul permasalahan soal Tari Tor – Tor dan Musik Gordansabilan. Sementara 2008 ada kontroversi klaim Malaysia yang menyatakan batik adalah milik mereka. Dr. Faris Noor, Analis Politic Universitas Nangyang Tech, Malaysia, “Memang Batik berasal dari Jawa, tapi menurut sejarahnya batik kemudian menyebar di seluruh Asia Tenggara. Seluruh Asia Tenggara mengambil batik Indonesia karena kami menghargai batik Indonesia. Ini sumbangan Jawa kepada dunia. Jadi ini bukan kasus pencurian. Jika ada, itu adalah pengakuan cerdas budaya orang Jawa.” Perselisihan menyangkut siapa pemilik budaya telah memperlebar kesenjangan antara kedua negara yang dipandang sebagai pilar ASEAN. Pertentangan ini mempengaruhi ASEAN yang ingin maju sebagai kawasan yang progresif. Masalah kepemilikan budaya merupakan bukti dari identitas kuat yang dibangun negara – negara ASEAN terhadap warga negaranya. Banyak tantangan bagi ASEAN untuk mewujudkan visinya bagi warganya untuk merangkul komunitas ini. Salah satu tantangan utamanya adalah kesenjangan ekonomi yang dialami oleh masyarakat di negara yang tergabung dalam ASEAN. Agar bisa bergerak maju ASEAN harus memerankan peran yang lebih besar dalam membagun kerja sama antar negara yang tergabung dalam ASEAN agar tidak timbul adanya suatu perpecahan antar negara dalam membangun wilayah Asia Tenggara. Implementasi wawasan nusantara dalam memecahkan masalah sengketa budaya sebagai berikut: 1) Kehidupan Politik
2) Kehidupan ekonomi
3) Kehidupan sosial
4) Kehidupan pertahanan dan keamanan
tirto.id - Implementasi Wawasan Nusantara senantiasa berorientasi pada kepentingan rakyat dan wilayah tanah air secara menyeluruh.Wawasan Nusantara menjadi pola yang mendasari cara berpikir dan bertindak dalam rangka menghadapi berbagai masalah terkait kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Implementasi Wawasan Nusantara dalam Ideologi hingga PertahananSebagaimana disebutkan dalam Buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas X (2017), berikut penerapan Wawasan Nusantara dalam aspek-aspek kehidupan nasional terkait dengan kehidupan dan pergaulan dalam bermasayaraka, berbangsa, dan bernegara.
1. Ideologi Dalam strategi pembinaan ideologi, berikut adalah beberapa prinsip yang harus diperhatikan.
Upaya untuk meningkatkan ketahanan politik merupakan upaya untukmenciptakan keseimbangan dan keserasian atau keluaran dan masukan berdasarkan Pancasila. 3. Ekonomi Upaya meningkatkan ketahanan ekonomi adalah upaya meningkatkan kapasitas produksi dan kelancaran barang dan jasa secara merata ke seluruh wilayah negara yang diarahkan untuk kemakmuran rakyat. Ekonomi kerakyatan harus menghindari free fight liberalism, etatisme, dan monopoli. 4. Sosial Budaya Esensi ketahanan budaya adalah pengaturan dan penyelenggaraan kehidupan sosial budaya sehingga dapat mengembangkan kemampuan pribadi dengan segenap potensi berdasarkan nilai-nilai Pancasila. 5. Pertahanan dan Keamanan Penerapan Wawasan Nusantara dalam kehidupan pertahanan menjadi sebuah upaya keuletan dan ketangguhan untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadai dan mengatasi ATHG yang dapat membahayakan identitas, integritas, dan kelangsungan hidup bangsa berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Prinsip-prinsip Sistem Ketahanan Nasional antara lain sebagai berikut.
Diterapkannya Wawasan Nusantara dalam kehidupan pertahanan dan keamanan akan menumbuhkan kesadaran cinta tanah air. Menurut buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas X (2016), beberapa dampak dari implementasi Wawasan Nusantara yang menyeluruh yaitu, pertama implementasi Wawasan Nusantara dalam kehidupan politik akan menciptakan iklim penyelenggaraan negara yang sehat dan dinamis. Hal tersebut nampak dalam wujud pemerintahan yang kuat, aspiratif, dan terpercaya. Pemerintahan yang kuat, dibangun sebagai penjelmaan kedaulatan rakyat.Kedua, implementasi Wawasan Nusantara dalam kehidupan ekonomi akan menciptakan tatanan ekonomi yang benar-benar menjamin pemenuhan, peningkatan kesejahteraan, dan kemakmuran rakyat secara merata Ketiga, implementasi Wawasan Nusantara dalam kehidupan sosial budaya akan menciptakan sikap batiniah dan lahiriah yang mengakui dan menghormati segala bentuk perbedaan atau kebhinekaan sebagai kenyataan hidup sekaligus karunia sang Pencipta. Implementasi ini juga akan menciptakan kehidupan masyarakat dan bangsa yang rukun dan bersatu tanpa membeda-bedakan suku, asal usul daerah, agama, serta golongan berdasarkan status sosialnya.Keempat, implementasi Wawasan Nusantara dalam kehidupan pertahanan dan keamanan akan menumbuhkembangkan kesadaran cinta tanah air. Selain itu, dalam kehidupan pertahanan dan keamanan juga akan membentuk sikap bela negara pada setiap warga negara Indonesia. Kesadaran dan sikap cinta tanah air serta bela negara ini akan menjadi modal utama untuk menggerakkan partisipasi setiap warga negara Indonesia dalam menanggapi setiap bentuk ancaman. Kelima, implementasi Wawasan Nusantara mesti menjadi nilai yang menjiwai segenap peraturan perundang-undangan yang berlaku pada setiap strata di seluruh Indonesia. Selain itu, Wawasan Nusantara dapat diimplementasikan ke dalam segenap pranata sosial yang berlaku di masyarakat dalam nuansa kebhinekaan. Hal tersebut menciptakan kehidupan yang toleran, akrab, peduli, hormat, dan taat hukum. Semua itu menggambarkan sikap, paham, dan semangat kebangsaan atau nasionalisme yang tinggi sebagai identitas bangsa Indonesia.Keenam, agar hati nurani setiap warga negara Indonesia dapat tergerak untuk bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara maka diperlukan pendekatan dengan program yang terarah. Peran Warga dalam Implementasi Wawasan NusantaraBerikut ini peran warga dalam implementasi Wawasan Nusantara:
Menurut Lembaga Ketahanan Nasional Tahun 1999, Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang serba beragam dan bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional. Pada praktiknya Wawasan Nusantara juga dipakai sebagai konsep bangsa Indonesia dalam melihat keutuhan nasional bangsa. |