Sastrawan yg menulis beberapa buku cerita tentang anak indonesia adalah

Akhir Desember 2017 lalu Gramedia Pustaka Utama mengeluarkan data tentang 10 buku anak terlaris. Yang mengusik saya adalah kenyataan bahwa sembilan dari sepuluh buku terlaris itu ditulis oleh penulis luar. Satu-satunya penulis Indonesia adalah Rosie L. Simamora dengan buku aktivitasnya.

Iya sih, ini output dari satu penerbit. Mungkin tidak mewakili kondisi Indonesia pada umumnya. Namun, tetap saja hal itu membuat saya tercenung, apalagi GPU masih dianggap representasi pembaca/pembeli Indonesia. Apakah pembeli buku anak terbitan GPU memang memilih karya penulis luar atas penulis Indonesia, ataukah komposisi jumlah buku terbitan luar yang lebih banyak, ataukah pembeli buku GPU belum familiar dengan penulis Indonesia, ataukah… hehehe…?

Maka, iseng (tapi serius) saya mencoba mengumpulkan penulis-penulis buku anak Indonesia yang saya anggap karya-karyanya sangat layak dibeli, dibaca, dan dikoleksi. Penulis-penulis ini adalah penulis di semua penerbit, bukan hanya yang karyanya terbit di GPU saja.

Penulis-penulis yang saya sebut di sini adalah yang sejauh pengetahuan saya saja (yang karyanya sudah saya baca). Dengan ini, bila ada penulis yang benar-benar berkualitas tapi tidak masuk, itu pasti karena saya belum membaca bukunya (sebab keterbatasan saya). Contohnya, Rosie L. Simamora. Jujur, saya belum pernah membaca buku beliau. Saya niatkan tahun ini akan mencari bukunya.

Yang juga tidak akan ada dalam daftar ini adalah para penulis buku anak yang super besar, semisal Eyang Djoko Lelono, Arswendo Atmowiloto, Gola Gong, atau Murti Bunanta. Ibarat dunia kuliner, saya mengumpulkan para chef, bukan master chef (biarpun seringnya, ini beda tipis).

Tentu saja, standar pemilihan ini murni standar saya. Biarpun saya tetap berusaha obyektif, saya tidak bisa memungkiri bahwa selera membaca saya akan sangat menentukan. Selera membaca saya adalah yang full imajinasi, dituliskan dengan sederhana, manis, dan atau cute, serta, ini yang paling penting, membawa pesan universal; membangun jembatan dan bukan mendirikan tembok, semangatnya adalah bersaudara dalam perbedaan bukannya menyeragamkan perbedaan dan membenci yang berbeda.

Eh, last but not least, biarpun berangkat dari rilis GPU, ini sama sekali tidak bermaksud sebagai counter atau tandingan ya (dan jelas tidak bisa, wong segala indikatornya, obyek, dan ruang lingkupnya juga beda. LOL). Niat saya hanyalah iseng, tapi serius dan fun, untuk men-showcase-kan penulis-penulis buku anak Indonesia.

Oke deh, here we go, ini adalah 10 penulis buku anak favorit menurut saya:

Imajinasi yang meledak-ledak membuat saya langsung jatuh hati pada Clara Ng. Saya membaca hampir semua buku-bukunya, mulai dari “Padi Merah Jambu” sampai “Dru”. Beberapa buku Clara Ng baru-baru ini dicetak ulang. Saya merekomendasikan buku-buku itu karena memang bagus banget.

Sastrawan yg menulis beberapa buku cerita tentang anak indonesia adalah

Jujur, buku-buku Arleen Alenxandra termasuk buku-buku yang jadi bahan belajar saya. Saya suka gaya penulisannya yang manis dengan ending yang segar dan tak terduga atas cerita kelihatannya ‘biasa’. Saya rasa, inilah maksudnya ‘jenius’ itu.

Gaya menulisnya lembut dan sederhana, dengan tema-tema yang ‘biasa’ (sederhana) membuat buku-buku Renny Yaniar menjadi semcam ‘sihir’. Membaca buku-buku Renny Yaniar saya yakin membuat anak-anak merasa nyaman. Apa yang lebih penting bagi para pembaca cilik selain rasa nyaman dan asyik membaca?

Saya bukan pembaca rutin buku-buku Ary Nilandari (jujur nih). Tidak membaca rutin karena tema yang dituliskannya kebetulan belum jadi minat saya (pre-teen). Tapi, membaca satu-dua buku Ary Nilandari, saya bisa merasakan passion yang mendalam pada tulisannya. Saya yakin, para remaja kecil (bisakah disebut begitu?) seperti menemukan oase atas pikiran dan perasaannya sebagai remaja dan karenanya saya merekomendasikan banget buku-buku Ary Nilandari ini.

Sastrawan yg menulis beberapa buku cerita tentang anak indonesia adalah

Gaya menulis yang ringan, riang, dan kadang-kadang kocak, membuat saya memilih Dian Kristiani sebagai penulis favorit. Anak-anak pasti suka. Apalagi, rentang ide Dian Kristiani lumayan luas membuat membaca buku-bukunya seperti membaca sesuatu yang selalu baru.

Pembaca seri Novel Misteri pasti tahu mengapa saya suka sekali pada Yovita Siswati. Kecerdasannya meramu dan merangkai cerita (crafting the story) membuat novelnya super asyik dibaca. Di antara minimnya novel anak berkualitas, saya sangat merekomendasikan seri novel misteri, salah satunya (eh, beberapa ding) ditulis oleh Yovita Siswati.

Sastrawan yg menulis beberapa buku cerita tentang anak indonesia adalah

Lagi-lagi, gaya bercerita yang ringan dan riang membuat saya jatuh cinta, termasuk pada Veronica Widyastuti ini. Bacalah serial Si Bolang, anda akan tahu apa yang saya maksud

Rae Sita Patappa lebih banyak menulis cerpen lepas di Bobo, kalau saya tidak salah. Namun, salah satu bukunya tentang rangkaian cerita rakyat yang dibalut petualangan seorang anak membuat Rae Sita Patappa layak difavoritkan.

Biarpun terkadang idenya tidak terlalu baru (well, tidak ada ide yang benar-benar baru di bawah matahari, kan?), tapi eksekusinya menarik; sederhana dan dekat sekali dengan anak. Saya salut banget pada concern Watiek Ideo atas edukasi pada anak.   .

Saya baru saja mengenal Yulia Loekito, yaitu dari serial Duper (lagi-lagi, ini karena keterbatasan pengetahuan saya). Serial Duper itu imut sekali! Saya rasa, saya akan jadi penggemar buku-buku Yulia Loekito nih.

Itulah 10 nama penulis buku anak Indonesia yang jadi favorit saya. Bila ada di antara pembaca yang mencari buku-buku anak bermutu, carilah yang dituliskan oleh nama-nama tersebut di atas.

Sebelum saya akhiri, saya mohon maaf kalau ada yang kurang tepat dalam tulisan ini. Saya menyadari, ada sangat banyak penulis bermutu di Indonesia. Merangkumnya hanya menjadi 10 nama adalah sesuatu yang sangat sulit. Saya sangat menghargai kalau ada teman-teman yang punya usulan nama lain yang belum tercantum di sini. Silakan tuliskan di kolom komen, siapa penulis favorit Anda, pasti jadi referensi yang menarik buat saya.

Selanjutnya, kalau teman-teman adalah tipe pembaca sampai tuntas, teman-teman akan sampai pada bagian yang (mudah-mudahan) menarik. Saya akan memberikan 10 buah buku saya yang berjudul "KOPRAL JONO" bagi teman-teman pembaca yang beruntung. Caranya:

1.      Terakan “mau” di kolom komen di postingan blog ini (di blog ya, bukan di fb)

2.      Share postingan ini di fb dan twitter, mention nama saya: fb Agnes Bemoe, twitter @agnes_bemoe

3.      Tag 3 orang teman lain, tapi tolong jangan beri petunjuk bahwa ini adalah giveaway ya. Mention saja, sambil menuliskan siapa penulis buku anak favorit teman-teman (boleh yang namanya tidak ada di daftar di atas tapi jangan nama saya (GR!) supaya jangan ada konflik kepentingan) J

4.      Giveaway diam-diam ini akan berakhir pada 8 Februari 2018. Pengumuman pemenang dilakukan pada tanggal 14 Februari 2018, bertepatan dengan Hari Pemberian Buku Sedunia.

Baiklah, saya tunggu respon baik teman-teman.

Sastrawan yg menulis beberapa buku cerita tentang anak indonesia adalah

Selamat Natal 2017 dan Selamat Tahun Baru 2018!

Pebatuan, 5 November 2018


Clara Ng (bernama lengkap Clara Regina Juana, lahir 28 Juli 1973, nama terakhir diucapkan [ŋ̍]) adalah penulis Indonesia yang dikenal sebagai penulis fiksi dewasa dan buku anak.[2]

Clara Ng

Berkas:Clara Ng.jpgLahirClara Regina Juana
28 Juli 1973 (umur 48)
Jakarta, IndonesiaPekerjaanPenulisBahasaIndonesiaKewarganegaraanIndonesiaAlmamaterOhio State UniversityPeriode2002–sekarangGenreNovel, cerita pendek, buku anakPenghargaanTiga Penghargaan AdhikaryaPasanganNicholas Ng (2000–sekarang)Anak2

Selama masa kecilnya di Jakarta, Ng gemar membaca dan menikmati bacaan lebih berat ketimbang teman seusianya. Setelah menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah di Indonesia, Ng pergi ke Amerika Serikat untuk belajar di Universitas Negeri Ohio. Setelah kelulusannya pada 1997, ia bekerja di AS selama setahun sebelum kembali ke Indonesia untuk bekerja pada perusahaan pelayaran. Ia menikah dan dua kali keguguran sewaktu bekerja di sana dan setelah tiga tahun, Ng berhenti dan memilih karier sebagai penulis profesional. Novel pertamanya, Tujuh Musim Setahun (2002) gagal di pasaran, tetapi triologinya setelah itu, Indiana Chronicle sukses. Sejak itu, ia telah meluncurkan beberapa novel serta sejumlah cerita pendek (termasuk satu antologi), 21 buku anak, dan beberapa koleksi cerita dongeng.

Ng menulis pada waktu luangnya saat berada di rumah. Topik-topiknya berbeda bergantung pada genre yang ia tulis; karyanya yang berorientasi dewasa sering berhubungan dengan kelompok minoritas, sementara buku anaknya ditujukan untuk mengajarkan empati. Tiga buku anak yang ditulisnya memenangkan Penghargaan Adhikarya dari Ikatan Penerbit Indonesia, dan kelompok LGBT Indonesia memuji novelnya Gerhana Kembar (2007) karena terhindar dari stereotip mereka. Namun, beberapa guru memprotes tidak adanya pesan moral yang jelas dalam buku anaknya.

[3]

Ng lahir di Jakarta pada 28 Juli 1973 dengan nama Clara Regina Juana dan menetap di Kemayoran. Ia mulai membaca sejak usia kecil, bahkan laporan menyebutkan ia telah membaca terjemahan The Adventures of Tintin sewaktu TK.[1] Ia menyenangi cerita dongeng Hans Christian Andersen Putri Salju, yang kelak memengaruhi tulisannya.[4] Sejak usia sebelas tahun, ia telah membaca cerita bertopik dewasa karya Mira W.[1] Ng bersekolah di SD Budi Mulia sejak 1979 sampai 1986, berlanjut ke SMP Van Lith sampai 1989; Ng mempelajari sendiri bagaimana menulis kreatif dan menulis karya tulis di sekolah menengah. Ia menyelesaikan pendidikan menengahnya di SMA Bunda Hati Kudus, tampat pada 1992. Sewaktu di SMA, ia mulai tertarik dengan isu-isu sosial seperti diskriminasi terhadap keturunan Tionghoa, LGBT, dan perempuan.[1]

Setelah SMA, Ng pergi ke Amerika Serikat untuk kuliah di Universitas Dominican Ohio di Columbus, Ohio, tetapi ia dipindahkan ke Universitas Negeri Ohio;[5] ia tamat dengan meraih gelar sarjana dalam bidang komunikasi interpersonal pada 1997.[1] Sewaktu di AS, ia membaca sejumlah buku anak; hal ini kelak berpengaruh terhadap tulisan-tulisannya[4] Setelah lulus, ia melewatkan setahun bekerja di AS sebelum kembali ke Indonesia pada 1998.[1] Sekembalinya ke Indonesia, ia sempat bekerja sebagai manajer sumber daya manusia di perusahaan pelayaran Hanjin selama tiga tahun, memutuskan berhenti setelah dua kali kehilangan calon bayinya, pertama sewaktu mengandung tujuh bulan dan kedua sewaktu mengandung tujuh minggu[1][5][6] Setelah banyak menghabiskan waktu di rumah, ia mulai menulis.[1]

Karier kepenulisan

Ng merintis debutnya sebagai novelis melalui Tujuh Musim Setahun pada 2002,[7] yang terjual rendah.[1] Ia baru memperoleh pengakuan dari triologi Indiana Chronicle-nya, yang terdiri atas Blues (2004), Lipstick (2005), dan Bridesmaid (2005). Karya tersebut diklasifikasikan sebagai sastra populer.[7] Majalah Tempo mencatat bahwa triologi Ng mengawali genre metropop dalam sastra Indonesia. Di antara perilisan Lipstik dan Bridesmaid pada 2005, Ng merilis novelnya yang lain, The (Un)Reality Show.[1]

Pada 2006, cerita pendek Ng Rahasia Bulan dimasukkan dalam kumpulan cerita pendek bertema lesbian dan gay berjudul yang sama. Antologi tersebut memuat cerpen-cerpen Alberthiene Endah, Djenar Maesa Ayu, dan Indra Herlambang.[8] Pada tahun yang sama, ia mempublikasikan dua novelnya: Dimsum Terakhir dan Utukki: Sayap Para Dewa.[1] Pada tahun berikutnya, Ng mempublikasikan dua novel lainnya, Tiga Venus dan Gerhana Kembar.[1] Novel terakhir, yang awalnya diturunkan dalam cerita bersambung di surat kabar Kompas dan kemudian diangkat oleh Gramedia, bercerita tentang lesbian. Judulnya diangkat oleh Ng sebagai simbol homoseksualitas, berdasarkan representasi Matahari sebagai pria dan Bulan sebagai wanita.[7] Ng merilis kumpulan cerita pendek, Malaikat Jatuh pada 2008. Antologi ini menyinggung terutama tentang kematian. Malaikat Jatuh disusul oleh novelnya pada 2009, Tea For Two yang dipublikasikan pertama kali sebagai cerita bersambung di Kompas.[9]

Cerita pendek Ng "Barbie" diangkat sebagai film oleh aktor sekaligus presenter Raffi Ahmad pada 2010, dengan Yuni Shara sebagai pemeran utama. "Barbie" menceritakan tentang penyanyi klub malam dan kekasihnya, seorang penjaga keamanan klub. Film ini tayang perdana pada festival film LA Lights Indie.[10] Pada tahun yang sama, Ng merilis dua buku lain, Dongeng Tujuh Menit dan Jampi-jampi Varaiya.[5][4] Di antara cerpennya yang lain, "Mata Indah", dimasukkan dalam antologi cerpen bertema lesbian Un Soir du Paris; penulis lain yang dimuat karyanya adalah Seno Gumira Ajidarma, Ucu Agustin, dan Agus Noor.[11]

Pada 2010, Ng, Noor, dan Eka Kurniawan mendirikan komunitas Fiksimini di Facebook, berikutnya dibuka di Twitter, dalam rangka mengupas karya mereka masing-masing. Sampai tahun 2011, komunitas ini memiliki sekitar 70.000 pengikut, di antaranya adalah penulis baik profesional maupun potensial, untuk menulis ide mereka dalam batasan 140 karakter di Twitter yang dapat merangsang pembaca berpikir.[12] Pada 1 Juli 2011, Ng mempublikasikan Ramuan Drama Cinta, diikuti Dongeng Sekolah Tebing pada November, kumpulan 53 cerita tentang anak-anak yang bersekolah di sebuah tebing.[5]

Selain menulis novel dan cerita pendek, Ng menulis buku anak,[7] genre sastra yang ia ambil karena kegelisahannya terhadap anak-anak Indonesia yang tak mendapat bacaan berlimpah.[13] Sampai 2008, Ng telah menulis 21 buku anak dalam tiga seri: Berbagi Cerita Berbagi Cinta (dimulai sejak 2006 meliputi tujuh buku), Sejuta Warna Pelangi (dimulai sejak 2007 meliputi sembilan buku), dan Bagai Bumi Berhenti Berputar (dimulai sejak 2008 meliputi lima buku).[1][7]

Ng lewat karya-karyanya telah menerima beberapa penghargaan. Pada 2006, Rambut Pascal memenangkan Penghargaan Adhikarya untuk Buku Anak Terbaik dari Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI). Berikutnya, dua tahun berturut-turut, ia meraih penghargaan yang sama dari karyanya Sejuta Warna Pelangi dan Jangan Bilang Siapa-Siapa.[7][14][15]

A. Junaidi dalam The Jakarta Post menyebut bahwa Gerhana Kembar disambut baik oleh komunitas LGBT Indonesia karena ia tidak mengaitkan homoseksualitas sebagai isu negatif seperti penggunaan obat-obatan.[7]

Ng menulis bahwa cerita anak-anaknya secara umum diterima baik. Namun, beberapa guru menyayangkan tidak adanya pesan moral yang jelas; Ng beranggapan bahwa setiap anak dan orang dewasa dapat berpendapat masing-masing terhadap karyanya.[1]

Karakter utama yang diangkat Ng umumnya adalah perempuan. Karakter ini kebanyakan tidak memiliki pekerjaan; beberapa pekerjaan yang ditangani oleh karakter-karakternya termasuk pekerja kantoran, karyawan penitipan hewan, dan pemilik toko reparasi otomotif.[7] Cerita anak-anaknya ditulis sederhana, bergambar, dan berkaitan dengan perasaan anak-anak;[7] hal demikian dimaksudkan untuk membuat anak-anak lebih empati.[1] Nama-nama karakter[4] dipilih agar mudah diingat.

Ng menikah dengan Nicholas Ng, seorang warga negara Malaysia. Mereka bertemu sewaktu bekerja di perusahan pelayaran dan menikah pada 2000.[1] Mereka saat ini memiliki dua orang anak.[4] Ng tinggal di Tanjung Duren, Jakarta Barat.[6] Menurut laporan Kompas, Ng tinggal sebagai ibu rumah tangga dan menulis dalam ruangan kantor di rumahnya. Ia menulis setiap waktu luang, biasanya pada pagi hari, karena pada sore hari ia harus mengurus anak-anaknya.[16]

Catatan kaki

  1. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p Tempo 2010, Clara Ng: Menulis.
  2. ^ Setiawan, Adib Rifqi (2019, October 8). "Biografi Clara Ng Perempuan Penulis Asal Indonesia". PsyArXiv. doi:https://doi.org/10.31234/osf.io/yk8sx Periksa nilai |doi= (bantuan).  Periksa nilai tanggal di: |year= (bantuan)
  3. ^ "Apa yang membuatmu tertawa hari ini?". Quora. Diakses tanggal 2022-03-31. 
  4. ^ a b c d e Malik 2010, My Jakarta: Clara.
  5. ^ a b c d Ng 2007, Press Biography.
  6. ^ a b Fitrianto and Indriasari 2010, Ibu Rumah Tangga.
  7. ^ a b c d e f g h i Junaidi 2008, Clara Ng: Writing.
  8. ^ Junaidi 2006, Alternative lifestyle book.
  9. ^ Kumala 2010, hlm. 126.
  10. ^ Kurniasari 2010, Indie movies enrich.
  11. ^ Sembiring 2010, Reading Between The Lines.
  12. ^ Wardany 2011, Literature in the Internet.
  13. ^ Sembiring 2008, Writing for Muslim Children?.
  14. ^ Atmodjo 2009, Indonesian writers 'need.
  15. ^ Kumala 2010, hlm. 125.
  16. ^ Fitrianto and Indriasari 2010, Penulis Freelance Harus.

Bibliografi

  • Atmodjo, Wasti (14 October 2009). "Indonesian writers 'need to establish network'". The Jakarta Post. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-03-25. Diakses tanggal 25 March 2012. 
  • "Clara Ng: Menulis Itu Seperti Jalan Pedang". Tempo (dalam bahasa Indonesian). 30 August 2010. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-03-25. Diakses tanggal 25 March 2012.  Parameter |trans_title= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
  • Fitrianto, Dahono; Indriasari, Lusiana (12 July 2010). "Ibu Rumah Tangga dalam Industri Kreatif". Kompas (dalam bahasa Indonesian). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-03-25. Diakses tanggal 25 March 2012.  Parameter |trans_title= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
  • Fitrianto, Dahono; Indriasari, Lusiana (12 July 2010). "Penulis Freelance Harus Tetap Disiplin Waktu". Kompas (dalam bahasa Indonesian). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-03-25. Diakses tanggal 25 March 2012.  Parameter |trans_title= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
  • Junaidi, A. (26 February 2006). "Alternative lifestyle book hits newsstands". The Jakarta Post. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-03-25. Diakses tanggal 25 March 2012. 
  • Junaidi, A. (21 August 2008). "Clara Ng: Writing for women and children". The Jakarta Post. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-03-25. Diakses tanggal 25 March 2012. 
  • Kumala, Ratih, ed. (2010). Un Soir du Paris (dalam bahasa Indonesian). Jakarta: Gramedia. ISBN 978-979-22-6208-7.  Parameter |trans_title= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
  • Kurniasari, Triwik (21 November 2010). "Indie movies enrich film scene". The Jakarta Post. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-03-25. Diakses tanggal 25 March 2012. 
  • Malik, Candra (11 July 2010). "My Jakarta: Clara Ng, Writer". Jakarta Globe. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-03-25. Diakses tanggal 25 March 2012. 
  • Ng, Clara (25 May 2007). "Press Biography". Clara Ng Official Website (dalam bahasa Indonesian). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-03-25. Diakses tanggal 25 March 2012. Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
  • Sembiring, Dalih (27 September 2010). "Reading Between The Lines". Jakarta Globe. Jakarta. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-12-17. Diakses tanggal 25 March.  Periksa nilai tanggal di: |accessdate= (bantuan)
  • Sembiring, Dalih (18 November 2008). "Writing for Muslim Children? Use Your Imagination". The Jakarta Globe. Jakarta. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-12-17. Diakses tanggal 25 March 2012. 
  • Wardany, Irawaty (21 August 2001). "Literature in the Internet era to groom new writers". The Jakarta Post. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-03-25. Diakses tanggal 25 March 2012. 

  • Situs web resmi
Persondata
Nama Ng, Clara
Nama alternatif
Deskripsi singkat Writer
Tanggal lahir 28 July 1973
Tempat lahir Jakarta, Indonesia
Tanggal kematian
Tempat kematian

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Clara_Ng&oldid=20915226"