Salah satu komponen engine yang berfungsi untuk mendeteksi pembakaran didalam ruang silinder adalah

Mesin diesel common rail merupakan inovasi terbaru untuk tipe dengan bahan bakar solar ini. Sistem common rail juga menerapkan skema pengontrol elektronik untuk menentukan berapa banyak jumlah solar yang diinjeksikan ke dalam ruang bakar. 

Cara kerja mesin diesel memang berbeda dengan mobil bensin, kelebihan mesin diesel terletak pada bahan bakar dan kinerja mesin yang efektif pada komponen mesin diesel. Dengan teknologi ini maka akan lebih efisien, ramah lingkungan, dan tentunya hemat bahan bakar. Lalu, apa saja komponen common rail dan fungsinya? Simak penjelasannya di bawah ini.

Mengenal Fungsi Sistem Common Rail (Bahan Bakar)

Cara kerja commn rail hampir sama dengan EFI (Electronic Fuel Injection) yang fungsi utamanya untuk menyuplai bahan bakar. Berikut ini, ada berbagai komponen sistem common rail dan fungsinya yang akan dijelaskan mulai dari awal solar masuk hingga diinjeksikan ke dalam mesin:

1. Tangki Bahan Bakar

Dari namanya sudah jelas bahwa tangki bahan bakar menyimpan bahan bakar. Nantinya, bahan bakar dari tangki akan diinjeksikan ke dalam mesin ketika proses pembakaran berlangsung.

2. Electric Supply Pump

Pompa bensin elektrik ini berguna untuk menyalurkan bahan bakar ke mesin. Tentunya menggunakan pompa bertekanan tinggi ini. Mau mesin diesel konvensional atau common rail, keduanya sama-sama memiliki pompa elektrik ini.

Namun ada perbedaannya juga. Untuk pompa bersifat elektrik, ternyata posisinya ditenggelamkan ke dalam tangki. Di dalamnya terdapat saringan kasar untuk menyaring kotoran dan fuel level gauge yang berguna sebagai pendeteksi volume solar ke dalam tangki.

3. Filter Bahan Bakar (Fuel Filter)

Filter solar terletak pada bagian fuel line. Komponen ini berfungsi untuk menyaring partikel kotoran yang terbawa dari aliran solar kemudian mengendapkan air di sana. Jadi solar yang masuk ke sistem pembakaran jauh lebih besar berkat filter ini.

4. Pompa Bahan Bakar

Lalu ada komponen ini yang berguna membangkitkan tekanan bahan bakar solar dari tangki hingga sekitar 160 MPa. Tugasnya memang hanya membangkitkan tekanan saja karena untuk urusan timing telah diatur oleh solenoid yang ada di injector.

5. Fuel Rail

Fuel rail yang terletak setelah pompa tekanan tinggi berguna untuk mempertahankan bahan bakar agar bisa tetap dalam tekanan tinggi.

6. Injector (Sistem Injeksi)

Injector berguna untuk menginjeksikan bahan bakar ke dalam mesin. Tentunya dalam bentuk kabutan. Injector dalam sistem common rail sudah didesain secara khusus hingga terdapat solenoid yang bekerja dengan daya listrik.


Baca Juga: Ini Dia 5 Solusi Mobil Injeksi Tidak Bisa Hidup

Fungsi Sistem Komponen Common Rail (Kontrol)

Sekarang masuk ke bagian kedua yang melihat dari sisi kontrol elektrik. Inilah setiap komponen dan fungsinya:

1. Sensor

Sensor berfungsi untuk mendeteksi kondisi mesin sebagai acuan menghitung nilai aktuator. Jadi sensor bisa menentukan timing dan volume solar yang akan diinjeksikan ke sistem pembakaran. Ada beberapa sensor di dalamnya, yakni:
 

  • MAF & IAT: Untuk mendeteksi massa dan suhu udara intake.
     
  • MAP sensor: Untuk mendeteksi kevakuman dalam intake manifold.
     
  • CKP & CMP sensor: Untuk mendeteksi kecepatan mesin untuk menentukan RPM dan timing mesin.
     
  • Knock sensor: Untuk mendeteksi engine knocking dalam mesin.
     
  • Fuel rail pressure sensor: untuk mendeteksi tekanan fuel rail.
     
  • ECT sensor: Untuk mendeteksi suhu mesin melalui air pendingin.
     
  • App sensor: Untuk mendeteksi seberapa dalam pedal gas yang diinjak oleh pengguna.

2. ECM

ECM adalah akronim dari Engine Control Module. Biasa disebut juga sebagai ECU, fungsinya adalah prosesor utama mesin untuk melakukan berbagai perhitungan. Khususnya untuk menghitung jumlah bahan bakar yang diinjeksikan ke dalam mesin.

​​​​​​​3. Solenoid Actuator

Solenoid actuator berguna sebagai penggerak nozzle di dalam injector. Dengan sistem kerja magnet yang ada di dalamnya, maka nozzle bisa terbuka hingga memiliki celah untuk tempat keluarnya solar.

Baca Juga:  5 Cara Menghilangkan Asap Putih Pada Mobil Diesel

​​​​​​​Itulah barisan fungsi komponen common rail dalam mesin diesel. AutoFamily jangan lupa untuk selalu melakukan perawatan mesin diesel secara berkala bersama Auto2000. Kunjungi Auto2000 Digiroom untuk informasi layanan purna jual lebih lengkap. 

Knock sensor atau knocking sensor merupakan salah satu sensor yang ada pada mesin injeksi EFI.

Knock sensor atau knocking sensor pada kendaraan yang bermesin injeksi EFI berfungsi untuk mendeteksi atau mensensor jika terjadi knocking atau atau getaran atau ketukan pada mesin.

Knocking pada kendaraan dapat terjadi atau disebabkan salah satunya adalah karena pengapian yang terlalu maju.

Knocking merupakan getaran yang berfrekuensi tinggi yang disebabkan oleh terjadinya ledakan atau pembakaran yang prematur di dalam ruang bakar silinder.

Bila terjadi engine knocking pada kendaraan maka akan mengakibatkan turunnya tenaga pada mesin sehingga kinerjanya menjadi kurang optimal dan juga dapat menyebabkan komponen-komponen di ada dalam mesin akan cepat aus atau rusak.

Sehingga bila terjadi knocking pada mesin akan sangat merugikan pengendara. Oleh sebab itu, bila terjadi engine knocking maka perlu diatasi dan harus dihilangkan secepat mungkin.

Pada mesin injeksi EFI dilengkapi dengan sensor knocking yang bertujuan untuk mengatasi masalah knocking yang terjadi pada mesin.

Letak dari knock sensor pada mesin injeksi EFI dapat terletak di bagian blog silinder. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar di bawah ini :

Salah satu komponen engine yang berfungsi untuk mendeteksi pembakaran didalam ruang silinder adalah


Cara Kerja Knock Sensor

Ketika mesin mengalami ketukan atau knocking maka knock sensor akan mendeteksinya. Kemudian knock sensor akan mengirimkan data ke ECU bahwa telah terjadi knocking pada mesin.

Untuk mendeteksi getaran atau knocking pada mesin maka knock sensor memakai komponen piezo electric. Komponen piezo electric ini akan mengirimkan signal output yang sebanding dengan getaran yang terjadi pada mesin.

Ketika ECU menerima data dari knocking sensor maka ECU akan memerintahkan pengapian untuk dimundurkan beberapa derajat sampai tidak terjadi lagi knocking.

Setelah knocking hilang, maka knocking sensor akan mendeteksi bahwa tidak ada lagi getaran atau kenocking pada mesin dan kemudian knocking sensor akan mengirimkan data signal ke ECU.

Pada ECU akan memajukan kembali saat pengapian seperti semula jika tidak terjadi lagi knocking.

Salah satu komponen engine yang berfungsi untuk mendeteksi pembakaran didalam ruang silinder adalah

Fungsi sistem bahan bakar pada sistem EFI adalah untuk menyalurkan bahan bakar dari tangki menuju ke ruang bakar (silinder). Komponen-komponen sistem bahan bakar pada mesin EFI dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Salah satu komponen engine yang berfungsi untuk mendeteksi pembakaran didalam ruang silinder adalah
Salah satu komponen engine yang berfungsi untuk mendeteksi pembakaran didalam ruang silinder adalah


Komponen-komponen sistem bahan bakar pada mesin EFI antara lain :

1. Tangki bahan bakar (Fuel tank)

Tangki bahan bakar atau fuel tank berfungsi untuk menyimpan/ menyediakan bahan bakar di dalam kendaraan.

2. Saringan bahan bakar (Fuel filter)

Saringan bahan bakar atau fuel filter berfungsi untuk menyaring kotoran-kotoran yang ada di dalam bahan bakar agar nantinya kotoran-kotoran ini tidak mengganggu kinerja (menyumbat) komponen-komponen lainnya pada sistem bahan bakar.

3. Pompa bahan bakar (Fuel pump)

Pompa bahan bakar atau fuel pump berfungsi untuk memompa bahan bakar agar dapat bersirkulasi pada sistem bahan bakar.

4. Selang/ pipa bahan bakar (Fuel line)

Selang atau pipa bahan bakar berfungsi sebagai tempat untuk menyalurkan bahan bakar dari komponen-komponen sistem bahan bakar.

5. Pipa pembagi/ penyalur (Fuel delivery pipe)

Pipa pembagi atau fuel delivery pipe merupakan komponen pada sistem bahan bakar yang berhubungan dengan injektor. Pipa pembagi bahan bakar berfungsi untuk menyalurkan bahan bakar ke injektor.

6. Pressure regulator

Pressure regulator pada sistem bahan bakar EFI berfungsi untuk menjaga tekanan pada pipa pembagi agar tekanannya tetap stabil. Besar tekanan bahan bakarnya pada pipa pembagi ini diatur sebesar 2,55-2,9 kg/cm2. Apabila tekanan bahan bakarnya melebihi spesifikasi yang telah ditentukan maka katup (valve) pada regulator tekanan akan membuka sehingga bahan bakar akan dialirkan kembali ke dalam tangki.

7. Pultation damper

Pulsation damper berfungsi untuk mencegah terjadinya fluktuasi (menyerap kejutan dari variasi tekanan bahan bakar yang terjadi) tekanan dari bahan bakar di pipa pembagi. Pultation damper ini tidak terdapat pada semua mesin EFI, hanya beberapa mesin EFI yang menggunakan komponen ini.

8. Injektor

Injektor berfungsi untuk menyemprotkan atau menginjeksikan bahan bakar ke dalam intake manifold (tipe MPI) atau ke ruang bakar (tipe GDI).

9. Cold Start Injector
Cold start injector atau injekjor tambahan ketika start dingin merupakan komponen pada sistem bahan bakar yang berfungsi untuk membantu/ menambah penginjeksian bahan bakar ketika kondisi mesin masih dalam keadaan dingin. Cold start injector ini tidak terdapat pada semua mesin EFI, hanya beberapa mesin EFI yang menggunakan komponen ini.

10. Pipa pengembali bahan bakar (Return pipe)

Pipa pengembali bahan bakar berfungsi sebagai tempat menyalurkan kelebihan tekanan bakan bakar pada pipa pembagi untuk kembali ke dalam tangki bahan bakar