Salah satu golongan yang disebut pendusta agama adalah orang yang tidak memberi makan orang miskin

Klik Untuk Melihat Jawaban


#Jawaban di bawah ini, bisa saja tidak akurat dikarenakan si penjawab mungkin bukan ahli dalam pertanyaan tersebut. Pastikan mencari jawaban lain dari berbagai sumber terpercaya, sebelum mengklaim jawaban tersebut adalah benar. Semangat Belajar..#


Dijawab oleh ### Pada Mon, 25 Jul 2022 13:04:54 +0700 dengan Kategori Bahasa lain dan Sudah Dilihat ### kali

C.

ku lihat di surah Al Mā'ūn

maap klo slah

Baca Juga: Tentukan persamaan lingkaran berikut berpusat di. 0 0,0 dan melalui titik tiga, min dua​


yz.dhafi.link/jawab Merupakan Website Kesimpulan dari forum tanya jawab online dengan pembahasan seputar pendidikan di indonesia secara umum. website ini gratis 100% tidak dipungut biaya sepeserpun untuk para pelajar di seluruh indonesia. saya harap pembelajaran ini dapat bermanfaat bagi para pelajar yang sedang mencari jawaban dari segala soal di sekolah. Terima Kasih Telah Berkunjung, Semoga sehat selalu.

Para pendusta agama telah disinggung dalam Alquran

Mgrol100

Ilustrasi Alquran

Red: Hasanul Rizqa

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ganda Pekasih

Menyantuni fakir miskin dan yatim piatu dengan mencukupi kebutuhan primernya, sandang, pangan adalah salah satu pintu kebaikan yang amat agung nilainya. Ladang amal ini, bila dijalani, dapat menggerakkan hati ke jalan Allah. Bila mengabaikannya, mereka berhadapan dengan ancaman Allah.

Baca Juga

Firman-Nya, ''Adapun terhadap anak yatim, janganlah kamu berlaku sewenang-wenang. Dan terhadap orang yang meminta-minta, janganlah kamu menghardiknya.'' (QS Adh-Dhuha [93]: 9-10).

Karenanya, Allah sangat mengutuk dan mencela orang orang yang menzalimi orang miskin dan anak yatim, dan menyebut mereka sebagai pendusta agama. Lihat Alquran surah al-Ma'un ayat 1-3. Artinya, "Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim. Dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin."

Tentang siksa bagi orang yang makan harta anak yatim, Allah berfirman, ''Sesungguhnya orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya, dan mereka akan masuk ke dalam api neraka yang menyala.'' (QS An-Nisa' [4]: 10)

Dalam suatu hadis juga disebutkan, memakan harta anak yatim secara zalim termasuk salah satu dosa besar.

Rasulullah SAW bersabda, ''Jauhilah tujuh petaka yang membinasakan. Sahabat bertanya, ''Apakah itu ya Rasulullah?''

Beliau menjawab, ''Pertama, menyekutukan Allah (syirik), kedua sihir, ketiga membunuh seseorang yang diharamkan kecuali dengan hak, keempat memakan harta riba, kelima memakan harta anak yatim, keenam lari dari peperangan, dan ketujuh, menuduh wanita Mukmin melakukan penyelewengan (zina).'' (HR Imam Bukhari dan Muslim).

Namun, di balik semua itu, mencintai anak yatim dan fakir miskin adalah salah satu bentuk mahabbatullah (cinta kepada Allah SWT). Karena itu, perhatian dan sayang kepada mereka sudah semestinya jauh dari unsur riya' dan cari perhatian.

Karena sesungguhnya, menyayangi anak yatim dan fakir miskin menguntungkan bagi kita dari sisi rohani. Mencintai mereka berarti menumbuhkan energi positif dalam diri kita. Dengan berbagi, nurani yang padam bisa bersinar kembali, egois dan kikir bisa tersembuhkan.

Dalam hadis Rasulullah SAW disebutkan, suatu ketika seseorang datang kepada beliau dan mengeluhkan masalah kerasnya hati.

Rasulullah SAW bersabda, ''Jika kamu ingin melunakkan hatimu, maka berilah makan orang miskin, dan santunilah anak yatim.'' (HR Imam Ahmad).

Semoga kita bukan seorang pendusta agama. Semoga masih ada ruang dalam hati kita untuk berbagi.

  • hikmah
  • nasihat
  • anak yatim
  • sedekah

Salah satu golongan yang disebut pendusta agama adalah orang yang tidak memberi makan orang miskin

sumber : Pusat Data Republika

Jakarta -

Surat Al-Ma'un memiliki arti barang yang berguna. Al-Ma'un merupakan surat ke-107 di dalam Al-Qur'an. Surat ini terdiri dari tujuh ayat dan termasuk ke dalam golongan surat Makkiyah.

Dalam surat Al-Ma'un, Allah SWT menerangkan tentang sifat buruk manusia. Sifat buruk tersebut meliputi menelantarkan dan menghardik anak yatim, tidak ingin bersedekah serta enggan menyantuni fakir miskin. Berikut merupakan bunyi dari surat Al-Ma'un ayat 1 sampai 7:

اَرَءَيْتَ الَّذِيْ يُكَذِّبُ بِالدِّيْنِۗ - ١

Latin: a ra`aitallażī yukażżibu bid-dīn

Artinya: Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?


فَذٰلِكَ الَّذِيْ يَدُعُّ الْيَتِيْمَۙ - ٢

Latin: fa żālikallażī yadu''ul-yatīm

Artinya: Maka itulah orang yang menghardik anak yatim,

وَلَا يَحُضُّ عَلٰى طَعَامِ الْمِسْكِيْنِۗ - ٣

Latin: wa lā yaḥuḍḍu 'alā ṭa'āmil-miskīn

Artinya: dan tidak mendorong memberi makan orang miskin.


فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّيْنَۙ - ٤

Latin: fa wailul lil-muṣallīn

Artinya: Maka celakalah orang yang salat,


الَّذِيْنَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُوْنَۙ - ٥

Latin: allażīna hum 'an ṣalātihim sāhụn

Artinya: (yaitu) orang-orang yang lalai terhadap salatnya,

الَّذِيْنَ هُمْ يُرَاۤءُوْنَۙ - ٦

Latin: allażīna hum yurā`ụn

Artinya: yang berbuat ria,

وَيَمْنَعُوْنَ الْمَاعُوْنَ ࣖ - ٧

Latin: wa yamna'ụnal-mā'ụn

Artinya: dan enggan (memberikan) bantuan.

Lalu, apa saja isi kandungan dari surat Al-Ma'un?

Menurut buku Al-Qur'an Hadis Madrasah Aliyah Kelas XII karya H. Aminuddin dan Harjan Syuhada, surat Al-Ma'un menjelaskan tentang mereka yang masuk ke dalam golongan pendusta agama. Dibawah ini akan dipaparkan isi kandungan surat Al-Ma'un ayat 1 sampai 7.

a.) Ayat 1
Surat Al-Ma'un https://www.detik.com/tag/surat-al-maun diawali dengan pertanyaan, "Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?" Namun, pertanyaan tersebut tidak dimaksudkan untuk dapat jawaban, sebab Allah Maha Mengetahui. Kalimat tanya tersebut dimaksudkan sebagai penggugah hati Nabi Muhammad SAW serta umat Islam agar memperhatikan penjelasan dalam surat tersebut, yakni mengenai orang orang yang disebut sebagai pendusta agama.

b.) Ayat 2
Mereka yang tergolong sebagai pendusta agama yaitu yang menghardik anak yatim piatu. Dalam kaitannya, mereka berbuat zalim kepada hak anak yatim serta enggan memberi makan kepadanya dan tidak pula berbuat baik.

Untuk itu, orang yang beriman hendaknya memperhatikan nasib anak yatim piatu agar tidak dimasukkan ke dalam golongan orang orang yang mendustakan agama. Banyak cara dapat dilakukan, salah satunya dengan memberi mereka makan, membantu biaya pendidikan ataupun menjadikan mereka sebagai anak asuh.

c.) Ayat 3
Pada ayat 3 berisi lanjutan pembahasan terkait pendusa agama, mereka adalah orang orang yang tidak mau memberi makan fakir miskin. Mereka yang tergolong sebagai fakir miskin adalah orang yang tidak memiliki apapun untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

d.) Ayat 4 dan 5
Pendusta agama yang selanjutnya dijelaskan dalam ayat ini yaitu mereka yang melaksanakan sholat, namun tetap celaka sebab melalaikan sholatnya. Ibnu Abbas berpendapat mengenai keadaan tersebut ditujukan kepada orang orang munafik yang suka melaksanakan sholat secara terang terangan dan apabila tidak terlihat maka mereka tidak akan melanjutkan sholatnya.

Lalai dalam ayat ini juga dapat diartikan perihal kekhusyukannya dalam sholat, cara pelaksanaannya, menunda nunda sholat dan lain sebagainya.

e.) Ayat 6
Kemudian ayat selanjutnya menjelaskan tentang golongan orang orang yang riya. Riya merupakan sifat yang dibenci oleh Allah SWT.

Riya berarti melakukan suatu amal perbuatan tidak untuk mencari ridha Allah SWT, namun untuk menerima pujian dari orang lain. Orang yang berbuat riya berarti telah menyekutukan dirinya dengan Allah SWT.

f.) Ayat 7
Dalam ayat ini, Allah SWT menjelaskan terkait larangan berbuat kikir dan memiliki sifat bakhil. Sebaliknya, Allah menganjurkan untuk saling tolong menolong dan membantu sesama.

Harta yang dimiliki tidak hanya digunakan untuk kebutuhan hidupnya sendiri melainkan harus disisihkan dan dimanfaatkan sebagai infak atau sedekah. Berapapun yang diberikan kepada fakir miskin pasti akan memberi manfaat kepada mereka.

Itulah isi kandungan surat Al-Ma'un ayat 1 sampai 7. Semakin jelas bahwa kita memang dianjurkan untuk memelihara anak yatim dan bersedekah kepada fakir miskin.

Simak Video "KuTips: Tips Betah Baca Al-Qur'an Biar Khatam Pas Ramadan!"



(lus/lus)

Surat Al Maun adalah surat ke-107 dalam Al-Qur’an dan terdiri dari tujuh ayat. Surat ini termasuk golongan surat Makiyah. Arti Al Maun adalah “barang-barang berguna”.

Menurut buku Tadabur Juz Amma oleh Dr. Saiful Bahri, kata Al-Ma'un dapat diartikan sebagai turunan dari zakat yang diwajibkan atau dapat juga dipahami sebagai barang-barang berguna yang ditahan.

Harta yang sudah sampai nishab (batas minimal) dan haul (selama setahun) wajib dikeluarkan zakatnya. Zakat bertujuan untuk memberdayakan orang-orang yang memiliki potensi tapi terhalang oleh berbagai rintangan.

Selain zakat, contoh penerapan surat Al Maun dapat ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, jika kita memiliki kelebihan makanan, maka bagikan kepada orang-orang yang membutuhkan. Jangan sampai membusuk lalu dibuang karena itu termasuk mubazir.

Sikap mubazir atau boros tidak disukai Allah sebagaimana tercantum dalam surat Al Isra ayat 27, “Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya.”

Maka dari itu, memahami surat Al Maun dapat menghindarkan dari perbuatan mubazir.

Advertising

Advertising

Berikut bacaan surat Al Maun dan artinya.

اَرَءَيْتَ الَّذِيْ يُكَذِّبُ بِالدِّيْنِۗ

1. Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?

فَذٰلِكَ الَّذِيْ يَدُعُّ الْيَتِيْمَۙ

2. Maka itulah orang yang menghardik anak yatim,

وَلَا يَحُضُّ عَلٰى طَعَامِ الْمِسْكِيْنِۗ

3. dan tidak mendorong memberi makan orang miskin.

فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّيْنَۙ

4. Maka celakalah orang yang salat,

الَّذِيْنَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُوْنَۙ

5. (yaitu) orang-orang yang lalai terhadap salatnya,

الَّذِيْنَ هُمْ يُرَاۤءُوْنَۙ

6. yang berbuat riya,

وَيَمْنَعُوْنَ الْمَاعُوْنَ

7. dan enggan (memberikan) bantuan.

Terjemahan tersebut bersumber dari Kementerian Agama dalam Quran.kemenag.go.id.

Kandungan Surat Al Maun

Kandungan surat Al Maun secara garis besar menggambarkan sifat manusia yang mendustakan agama dan ancaman bagi orang yang lalai dalam salat serta bersikap riya, yaitu melakukan perbuatan bukan untuk mencari keridaan Allah. Tetapi, untuk mencari pujian atau kemasyhuran di masyarakat. Penjelasan tersebut tercantum dalam Juz Amma Tajwid Berwarna & Terjemahannya oleh M. Khalilurrahman Al Mahfani.

Pada ayat pertama, terdapat lafaz a-ra'aita yang berarti “tahukah”. Penggunaan kata tersebut bertujuan untuk menggugah hati pendengar agar memberikan perhatian terhadap kandungan pada ayat-ayat selanjutnya.

Baca Juga

Menurut tafsir Kementerian Agama, kandungan ayat pertama adalah Allah menghadapkan pertanyaan kepada Nabi Muhammad, "Apakah engkau mengetahui orang yang mendustakan agama dan yang dimaksud dengan orang yang mendustakan agama?" Pertanyaan ini dijawab pada ayat-ayat selanjutnya.

Allah kemudian menjelaskan, sebagian dari sifat-sifat orang yang mendustakan agama adalah menolak dan membentak anak yatim yang datang untuk memohon belas-kasih demi kebutuhan hidup.

Penolakan terhadap anak yatim tersebut menunjukkan sifat penghinaan dan takabur, yaitu  merasa diri lebih besar derajatnya dari orang lain. Sifat takabur merupakan sifat tercela yang tidak disukai Allah.

Dalam buku Insan Ilahiah karya Imam Khomeini, sifat takabur dijelaskan melalui riwayat dari Imam Shadiq, "Sesungguhnya, orang-orang yang takabur (di akhirat) akan menjelma menjadi kawanan semut yang lemah dan orang-orang menginjak-injaknya sampai Allah menyelesaikan perhitungan."

Baca Juga

Pada ayat ketiga, tafsir Kementerian Agama menjelaskan, Allah menegaskan sifat pendusta adalah orang tidak mengajak orang lain untuk membantu dan memberi makan penduduk miskin. Jika seorang tidak sanggup membantu orang-orang miskin, maka dianjurkan mengajak orang lain membantu orang-orang miskin.

Kemudian pada ayat keempat, Allah mengungkapkan bahwa orang-orang yang mengerjakan salat tapi tidak sampai ke hatinya akan celaka. Kelalaian dalam mengerjakan salat membuat ia tidak menyadari apa yang diucapkan dan dikerjakan.

Orang yang lalai dalam salat hanya bergerak dan mengucapkan hafalan tanpa meyakini dalam hati. Meski demikian, ancaman celaka itu tidak ditujukan kepada orang-orang muslim yang awam dan tidak mengerti bahasa Arab. Jadi, mereka yang tidak memahami makna bacaan dalam salat tidak termasuk orang-orang yang lalai seperti yang disebut dalam ayat ini.

Baca Juga

Selanjutnya, dijelaskan bahwa sifat orang pendusta agama adalah mereka yang melakukan perbuatan amal hanya untuk riya, yaitu ingin mendapatkan pujian saja tanpa rida Allah.

Dijelaskan dalam buku Ensiklopedia Tasawuf Imam Al-Ghazali, contoh riya dalam perbuatan adalah sengaja memperbanyak salat sunah di hadapan orang agar dikatakan sebagai orang saleh. Riya dibagi menjadi dua, yaitu:

  • Riya jali (riya yang nyata): Riya yang sejak semula diniatkan bahwa amal yang dilakukan hanya untuk mencari kedudukan, bukan mengharap rida Allah.
  • Riya khafi (riya tersembunyi): Riya yang bukan bertujuan untuk mendapatkan kedudukan. Tetapi, ada tujuan lain yang tersembunyi dalam perbuatan yang dilakukan.

Riya adalah salah satu tanda-tanda orang munafik dan termasuk mereka yang celaka di akhirat nanti, sebagaimana dijelaskan dalam surat An Nisa ayat 142, “Sesungguhnya orang munafik itu hendak menipu Allah, tetapi Allah-lah yang menipu mereka. Apabila mereka berdiri untuk salat, mereka lakukan dengan malas. Mereka bermaksud riya (ingin dipuji) di hadapan manusia. Dan mereka tidak mengingat Allah kecuali sedikit sekali.”

Lalu pada terakhir, Allah menegaskan sikap pendusta agama adalah enggan memberikan bantuan kepada sesama, bahkan untuk sekadar meminjamkan barang keperluan sehari-hari yang sepele.

Sikap tersebut menunjukan keburukan akhlak terhadap orang lain. Dengan demikian, pendusta agama tidak beribadah kepada Allah dengan sempurna, serta tidak berbuat baik kepada manusia.

Baca Juga

Setelah memahami kandungan tiap ayat, dapat disimpulkan bahwa surat Al Maun menjelaskan ciri-ciri seorang pendusta agama adalah:

  • Menghardik anak yatim.
  • Tidak mengajak sesama agar membantu orang miskin.
  • Lalai dalam mengerjakan salat.
  • Bersikap riya dalam beramal.
  • Tidak meminjamkan barang-barang berguna kepada orang lain yang membutuhkan.

Demikian pembahasan tentang surat Al Maun beserta arti dan kandungannya.