Salah satu cara meneladani al hayyu adalah

GALAMEDIA - Asmaul Husna merupakan nama-nama Allah yang maha indah. Berikut ini penjelasan 3 dari 99 asmaul husna, Al Mumit, Al Hayyu, dan Al Qoyyum seperti yang dikutip Galamedia dari laman bersamadakwah.net:

Baca Juga: Yuk Pahami dan Amalkan, Ini Arti dan Makna Asmaul Al Wakil, Al Qowiy, dan Al Matin

- Al Mumit (الْمُمِيتُ) Artinya Maha Mematikan

Al Mumit artinya Allah maha mematikan. Dia membuat makhluk mati setelah hidup dengan mengambil ruhnya.

Baca Juga: Yuk Pahami dan Amalkan, Ini Arti dan Makna Asmaul Al Mubdi, Al Mu’id, dan Al Muhyi

- Al Hayyu (الْحَىُّ) Artinya Maha Hidup

Al Hayyu artinya Allah maha hidup. Allah memiliki kehidupan abadi, tidak berpermulaan dan senantiasa abadi.

>

Baca Juga: Ini Arti dan Makna Asmaul Al Waliy, Al Hamid, dan Al Muhshi, Yuk Pahami dan Amalkan

- Al Qoyyum (الْقَيُّومُ) Artinya Maha Mandiri

Al Qayyum artinya Allah maha mandiri. Yakni sangat besar kepengurusanNya kepada makhlukNya. Wallahualam. ***

Asmaul Husna adalah nama baik Allah. Foto: Freepik

Al-Hayyu merupakan salah satu nama baik Allah SWT yang terdapat di dalam Asmaul Husna. Arti Al-Hayyu adalah Yang Maha Hidup.

Hidup yang dimiliki Allah SWT tidak sama dengan hidup makhluk ciptaan-Nya. Hidup yang dimiliki ciptaan-Nya menggunakan nyawa dan tidak ada yang abadi. Sementara Allah SWT adalah Yang Maha Kekal dan Abadi.

Allah SWT memiliki kehidupan secara mutlak, tidak bergantung pada siapapun dan tidak dibatasi apapun, sebagaimana kehidupan ciptaan-Nya. Bahkan semua kehidupan ciptaan-Nya hanya bergantung kepada Allah SWT.

Lantas apa makna Al Hayyu sebenarnya? Dalil apa yang menjelaskan tentang Al Hayyu? Berikut penjelasannya.

Ilustrasi. Foto: Freepik

Sa’id bin ‘Ali bin Wahf Al-Qahthani mengatakan arti Al Hayyu adalah hidup yang sempurna. Hidup yang dimiliki Allah SWT mengandung kesempurnaan dalam hal sifat-Nya.

Sempurna sifat-Nya dari segi ilmu, pendengaran, penglihatan, kekuasaan, kehendak, kasih sayang, serta perbuatan apa saja yang dikehendaki oleh-Nya. Hanya Allah SWT yang berhak untuk disembah dan dimintai pertolongan.

Siapapun umat manusia yang mampu memaknai Allah SWT sebagai Al Hayyu, niscaya ia akan terus bertawakal kepada-Nya. Di dalam setiap situasi, hatinya akan bergantung kepada Allah SWT dan terputus kebergantungannya kepada sesama manusia.

Dalil mengenai Al-Hayyu terdapat dalam firman Allah Surat Al-Baqarah ayat 255. Bunyi bacaannya adalah sebagai berikut.

اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ ۚ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ ۚ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ ۗ مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ ۚ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ ۖ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَ ۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ ۖ وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا ۚ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ

Artinya: "Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar." (Q.S. Al-Baqarah : 255)

Allah adalah Al-Hayyu, yang Maha Hidup yang memiliki perbuatan. Oleh sebab itu, sesuatu yang tidak bisa berbuat sesuatu maka pada dasarnya ia adalah mayit. Untuk itu, lawan dari al-hayyu adalah al-mayyit.Untuk mengetahui sesuatu hidup atau tidak, lihat saja perbuatannya. Alam semesta ada adalah Allah yang menciptakannya, begitu juga adanya manusia. Oleh sebab itu, tidak mungkin Allah dipahami mati karena Dia selalu menciptakan manusia dan makhluk lainnya. Buktinya, meski nyamuk sudah diobat mati, tapi masih saja ada nyamuk lainnya. Begitu juga ikan, selalu berkembang dan bertambah meski sudah ditangkap oleh ribuan nelayan. Bahkan dari ikan dihasilkan triliunan rupiah dan manusia tidak pernah kekurangan ikan.Allah itu tidak tidur, hidupnya Allah itu adalah hidup yang tidak akan pernah mati. Setiap saat Allah sibuk mengurusi makhluk-Nya. Setiap saat angin bertiup dan setiap saat pula awan berjalan. Semua itu Allah yang mengatur.

Allah adalah Al-Hayyu, yang Maha Hidup yang memiliki perbuatan. Oleh sebab itu, sesuatu yang tidak bisa berbuat sesuatu maka pada dasarnya ia adalah mayit. Untuk itu, lawan dari al-hayyu adalah al-mayyit.



Untuk mengetahui sesuatu hidup atau tidak, lihat saja perbuatannya. Alam semesta ada adalah Allah yang menciptakannya, begitu juga adanya manusia. Oleh sebab itu, tidak mungkin Allah dipahami mati karena Dia selalu menciptakan manusia dan makhluk lainnya. Buktinya, meski nyamuk sudah diobat mati, tapi masih saja ada nyamuk lainnya. Begitu juga ikan, selalu berkembang dan bertambah meski sudah ditangkap oleh ribuan nelayan. Bahkan dari ikan dihasilkan triliunan rupiah dan manusia tidak pernah kekurangan ikan.



Allah itu tidak tidur, hidupnya Allah itu adalah hidup yang tidak akan pernah mati. Setiap saat Allah sibuk mengurusi makhluk-Nya. Setiap saat angin bertiup dan setiap saat pula awan berjalan. Semua itu Allah yang mengatur.



Salah satu cara meneladani al hayyu adalah




Al-Hayu yang mutlak atau sempurna adalah yang memiliki kendali semua rasa dan semua yang ada di bawah perbuatan-Nya. Oleh sebab itu, tidak ada yang bisa berbuat kecuali Allah Ta’ala. Seperti manusia berbicara, kalau Allah tidak beri lidah maka manusia tidak akan berbicara. Manusia bisa melihat karena Allah beri mata. Hal seperti ini harus dirasakan oleh seorang muslim, ia bisa melihat bukan sekedar karena ia menjaga kesehatan, tapi karena Allah yang memberinya mata. Seorang manusia sehat bukan karena sekedar karena ia makan makanan bergizi, berapa banyak orang yang makan makanan bergizi tapi tetap saja ia setruk. Betapa banyak pula orang mati tidak ada sebab sakit sebelumnya. Itu disebabkan Allah lah yang memberinya kesehatan.



Semua yang ada itu atas dasar perbuatan Allah Ta’ala karena Allah Al-Hayyu, Maha Hidup yang sempurna. Tidak ada yang lepas dari perbuatan-Nya. Kaki manusia bisa melangkah karena Allah Ta’ala, kulit bisa merasakan karena Allah Ta’ala dan lainnya sebagainya.



Semua itu sebagai bukti bahwa Allah adalah Maha Hidup yang mutlak, selain Allah kehidupannya terbatas. Setelah ia mati, ia tidak akan lagi bisa merasakan. Ia memiliki batas kehidupan, ia hidup sesuai dengan batas yang Allah kehendaki.



Allah hanya memberi umur manusia sedikit, sekitar 60 tahun. Sedangkan di sisi Allah, satu hari di sisi Allah sama dengan 1000 tahun yang dirasakan manusia di dunia. Karenanya manusia pada hakekatnya hanya hidup beberapa detik di sisi Allah. Oleh sebab itu, gunakanlah hidup semaksimal mungkin. Karena orang yang hidup berbeda-beda, baik kwalitas atau kwantitasnya. Derajat mereka di sisi Allah sesuai dengan perbedaan tingkatan-tingkatannya.



Sebagaimana telah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya, bahwa derajat manusia itu memiliki peluang melebihi malaikat, tapi derajat manusia juga bisa turun seperti binatang.



Oleh sebab itu, hidup yang benar adalah hidup yang berkwalitas di mata Allah, tidak sekedar hidup. Jika sekedar hidup, hewan juga bisa hidup.



Di jumpai di beberapa ayat bagaimana Allah menggambarkan manusia yang tidak berkwalitas; “Mereka itu lah seperti binatang ternak.” “Mereka itu seperti anjing.” dan lainnya.



Allah gambarkan manusia yang tidak berkwalitas seperti anjing, karena ketika diberi peringatan ia menjulurkan lidahnya dan jika engkau tinggalkan juga tetap menjulurkan lidahnya. Ia kebal oleh peringatan Allah.



Allah juga sebut mereka seperti binatang ternak. Allah tidak menyebut mereka sebagai binatang liar karena binatang liar lebih mulia dan kuat dari binatang ternak. Binatang ternak besar hanya karena obat dan lemah fisiknya. Berbahayanya lagi, binatang ternak bila dilepas tidak akan dapat mencari makanan sendiri. Beda dengan ayam kampung, ketika dilepas akan gesit mencari makanan sendiri.



Pola kehidupan hari ini banyak seperti binatang ternak. Jika mentalitasnya seperti binatang ternak, maka ia tidak akan berani menegakkan kebenaran. Ia takut dipecat, takut tidak bisa menghidupi keluarganya. Ketika atasannya salah, ia tidak berani menasehatinya karena takut dipecat.



Oleh sebab itu, derajat manusia itu berdasarkan perbedaan mereka dalam menyikapi kehidupan. Jika kehidupannya diisi oleh nilai-nilai islam yang benar, seperti amar makruf dan nahi mungkar dan lainnya maka semakin tinggi derajatnya di mata Allah. Tapi bila mereka hanya fokus terhadap kehidupan duniawi, maka ketika itu juga derajatnya akan jatuh. Sehingga Allah katakan, “Ia kembalikan mereka ke derajat paling rendah (binatang ternak).”



Allah telah tetapkan, derajat binatang tidak akan bisa menyamai malaikat dan manusia. Malaikat juga tidak akan bisa menjadi manusia dan juga binatang. Tapi manusia bisa menjadi malaikat dan juga bisa menjadi binatang. Bahkan malaikat yang menjadi hamba Allah yang dimuliakan bisa sujud kepada manusia ketika manusia meningkatkan kwalitas hidupnya berdasarkan syariat Allah. Namun jika manusia lari dari sistem Allah, maka dengan sendirinya menjatuhkan derajatnya menjadi rendah seperti binatang ternak.



Penilaian itu dilihat dengan kacamata Islam, tidak dengan kacamata materialistik. Yang mulia bukan mereka yang berdasi dan hidup mewah sedang mental mereka seperti binatang. Tapi mereka yang mulia adalah mereka yang kwalitas hidupnya sesuai dengan syariat Allah.



Dari penjelasan di atas dapat dipahami makna Al-Hayu, bahwa hidupnya Allah begitu dahsyat melahirkan karya alam dan isinya. Begitu pula manusia, bila ingin hidupnya berkwalitas maka ikutilah syariat Allah. Jalani sistem Allah maka secara otomatis derajatnya akan naik dan bisa mencapai kemuliaan para malaikat.



Itulah makna Al-Hayyu, Allah setiap saat berkarya untuk kemaslahatan makhluk-Nya, semua kehidupan yang ada tergantung kepada kehidupan-Nya dan karya-Nya. Maka alangkah indahnya jika manusia juga terus berkarya yang bermanfaat, baik bagi dirinya, keluarga, masyarakat dan lainnya.



Untuk itu, orang yang tidak mau berkarya, tidak mau beribadah maka ia ibarat bangkai yang tidak pernah terdorong untuk berbuat baik. Itulah kenapa hidup ada yang berkwalitas dan tidak, jika ingin berkwalitas maka harus mengikuti syariat Allah dan sebaliknya. Surga itu sebagai balasan untuk orang yang berkarya atau beramal shaleh dan neraka balasan bagi mereka yang sombong, menolak kebenaran dari Allah dan rasul-Nya.




Apa yang harus diteladani dari Al Hayyu?

AL-HAYYU, artinya adalah Yang Maha Hidup. Contoh perilaku yang meneladani sifat Allah yang satu ini adalah dengan menggunakan waktu hidup sebaik mungkin dalam beribadah dan beramal shaleh dengan ikhlas semata-mata karena Allah SWT.

Apa arti Al Hayyu berikan contohnya?

Allah SWT Al Hayyu artinya tidak mati untuk selamanya dan tak mungkin pula musnah atau binasa. Sifat Al Hayyu berlawanan dengan semua yang tidak bisa melakukan sesuatu dan tak pula dapat memperolehnya, atau disebut mayit. Al Hayyu artinya Yang Maha Hidup, kekal abadi, tidak berawal serta tak pula berakhir.

Bagaimana caranya kita mengimani Asmaul Husna Al Hayyu dan Al Qayyum dalam kehidupan sehari

Asmaul Husna Al Hayyu. Senantiasa menjaga kebersihan. Senantiasa menjaga kesehatan. Rajin bekerja untuk mencukupi kebutuhan..
Selalu menerapkan sikap mandiri..
Mempergunakan kesempatan belajar dengan sebaik-baiknya..
Tidak bergantung kepada orang lain..

Bagaimana cara Fatimah untuk mengamalkan sifat Al Hayyu?

Jawaban ini terverifikasi. Mengamalkan Asmaul Husna siifat Al-Hayyu dalam kehidupan sehari-hari yaitu dengan cara senantiasa melaksanakan segala perintah Allah, dan menjauhi semua larangan-nya.