3 menit Show Perkembangan dunia digital saat ini semakin memengaruhi perkembangan bangsa. Terbukti, saat ini semakin berkurangnya edukasi tentang sejarah Indonesia yang memiliki nilai khas. Seperti, pengetahuan tentang rumah-rumah adat yang ada di Indonesia, salah satunya rumah adat betawi. Rumah adat betawi atau biasa disebut rumah kebaya ini merupakan asli suku betawi atau Jakarta. Bukan hanya bentuknya yang tentu saja unik, tetapi rumah adat ini memilik filosofi-filosofi yang menarik. Penduduk asli Betawi sudah menempati Batavia sejak abad ke-17. Dulu, hampir setiap penduduk Jakarta asli Betawi memiliki rumah dengan bentuk rumah kebaya yang sama. Jika dilihat dari samping, atap rumah tersebut menyerupai pelana yang dilipat dan apabila dilihat dari samping, lipatan-lipatan tersebut berbentuk seperti lipatan kebaya. Namun seiring dengan berjalannya waktu, arus urbanisasi di Jakarta pun semakin tidak terbendung. Sehingga kebudayaan lokal adat Betawi sebagai suku asli pun semakin tergerus. Hal ini bisa terlihat dari rumah-rumah yang dibangun di Jakarta, jarang sekali ada bentuk rumah yang menggunakan adat betawi. Seperti apa sih bentuk dan filosofi dari rumah adat betawi ini? Simak penuturannya di bawah ini. Filosofi Rumah Adat BetawiKita mulai dari konstruksi atap rumah betawi. Jika melihat dari samping, atapnya memiliki lipatan-lipatan yang sangat mirip dengan kain kebaya. Ini sama halnya dengan kain kebaya yang merupakan kain tradisional khas betawi. Hingga sekarang kain kebaya masih digunakan oleh para kaum wanita di betawi atau Jakarta saat upacara-upacara adat dilaksanakan. Rumah unik betawi memiliki pendopo yang tergolong luas. Berdasarkan nilai filosofis, luasnya pendopo orang betawi adalah simbol bahwa mereka sangat terbuka untuk tamu yang ingin berkunjung. Walaupun terbuka, mereka memiliki batas tertentu dari hal-hal yang dianggap negatif oleh mereka yang utama yang berdasarkan pertimbangan nilai-nilai agama. Suku betawi memiliki sifat pluralis dan menerima perbedaan. 7 Keunikan Rumah Adat BetawiSumber: nowjakarta.co.id1. Konstruksi Pembangunan RumahAda beberapa hal unik dalam kontruksi pembangunan rumah betawi. Yaitu, pondasi-pondasi, pendopo atap, dinding, dan hiasan pernak-pernik. Selain itu, pondasi rumah betawi, kaso, dinding, atap serta reng-nya dibuat dari material kayu. Daun pintu setiap rumahnya pun dibuat dengan lebar. 2. TerasLanjut pada teras rumah adat betawi. Ini adalah salah satu ciri khas dari rumah kebaya yang paling terlihat dan menonjol. Teras luar pada rumah adat betawi biasanya terdapat meja dan kursi yang berguna untuk bersantai bersama keluarga atau sekedar menyambut tamu. Ukuran teras yang luas memiliki nilai filosofis-nya sendiri. Maknanya yaitu, orang betawi senantiasa terbuka dan selalu menghargai setiap tamu yang datang tanpa membeda-bedakannya. Untuk tampilannya sendiri, bagian teras dan luar rumah dipisahkan dengan susunan pagar kayu yang dibuat berbentuk segitiga simetris. Artinya adalah, walaupun orang betawi terbuka dengan siapa saja, tetapi mereka tetap memiliki batasan dengan membedakan mana hal positif dan negatif. 3. PangkengDalam rumah adat betawi atau rumah kebaya, aturan berkumpul bersama keluarga bukan di dalam rumah. Melainkan ruangan keluarga berada di luar rumah. Inilah yang dinamakan pangkeng. Rumah kebaya biasanya terdapat banyak ruangan tergantung ukurannya pula. Tapi biasanya, jumlah kamar yang didapat ada empat ruangan. Pemilik rumah akan menempati pada ruangan yang ukurannya paling besar. 5. SrondoyanSrondoyan disebut pula dengan dapur. Letak srondoyan berada di bagian paling belakang rumah. Biasanya srondoyan dijadikan satu dengan ruang makan, kamar mandi, dan gudang. Seperti, pada umumya ruangan ini digunakan untuk mengolah masakan. Oiya! Wilayah ini hanya di khususkan untuk para penghuni saja. Jika kamu hanya sekedar tamu yang ingin berkunjung sebaiknya tidak memasuki area tersebut tanpa ada izin penghuni rumah.Selanjutnya, pada bagian samping rumah adat kebaya atau betawi ini terdapat area tempat makam keluarga. Dalam budaya betawi, ini sudah menjadi hal yang biasa untuk mereka membuat area pemakamam di samping rumah. Ini dilakukan agar pihak keluarga yang masih hidup selalu ingat bahwa akan ada sebuah kematian kelak. Posisi dari area pemakaman ini pun tidak jauh jika ingin berziarah. Tetapi, semenjak lahan semakin terbatas, budaya ini pun semakin ditinggalkan. 7. Tangga PenghubungRumah Adat Betawi memiliki tangga yang menghubungkan bangunan utama dengan daerah luar. Tangga yang menghubungkan gejogan luar rumah yang dikenal dengan sebutan balak suji. Artinya adalah “komunikasi” penghalang masuknya, bencana ke dalam rumah. *** Semoga informasi di atas bermanfaat untukmu, ya! Jangan lupa temukan update-an terbaru di Blog 99.co Indonesia. Sedang mencari rumah impain? Kunjungi saja lewat 99.co/id .
Rumah Adat Betawi – Ragam tradisi di Indonesia dapat tercermin dari budaya Suku Betawi. Suku yang menempati wilayah ibukota Jakarta ini merupakan masyarakat heterogen yang berasal dari campuran etnis asli dengan pendatang. Etnis pendatang berasal dari sesama Suku Jawa, Minangkabau, Batak, Bugis, Melayu, Tionghoa, Arab dan lain-lain. Suku Betawi telah berkembang sejak masa pendudukan kolonial Belanda. Kebudayaan yang terbentuk merupakan perpaduan dengan tradisi Belanda, Tionghoa, dan etnis lainnya. Inilah yang membuat budaya Suku Betawi sangat menarik, salah satu yang tidak boleh dilewatkan adalah rumah adat Betawi. Rumah Adat BetawiRumah adat aslu Suku Betawi ada 4 jenis, beberapa diantaranya masih bisa ditemukan di DKI Jakarta, Bogor, dan sekitarnya. Ada yang masih digunakan sebagai tempat tinggal, namun ada juga yang hanya digunakan sebagai cagar budaya atau untuk kebutuhan syuting film dan sinetron. 4 jenis rumah adat Betawi tersebut antara lain Rumah Kebaya, Rumah Joglo Betawi, Rumah Gudang, dan Rumah Panggung Betawi. 1. Rumah KebayaRumah Kebaya adalah rumah adat asal Betawi yang tercatat secara resmi dan sekaligus menjadi yang paling populer. Jenis rumah ini juga yang paling sering terlihat di televisi atau film, misalnya Si Doel Anak Sekolahan. idntimes.comCiri khas utama Rumah Kebaya adalah serambi di bagian depan yang ukurannya luas. Area ini digunakan untuk menerima tamu, Selain itu juga bisa difungsikan sebagai tempat bersantai seluruh anggota keluarga. Bagian serambi dikelilingi oleh pagar pendek yang memiliki motif khas. Makna dibalik pagar ini ialah Suku Betawi merupakan suku yang terbuka dan menerima perbedaan setiap etnis, namun tetap tertutup dan memiliki batasan untuk pengaruh yang dianggap negatif. Rumah Kebaya juga dilengkapi tangga berjumlah 3 buah anak tangga terbuat dari batu bata. Tangga ini adalah jalan masuk menuju rumah. Bentuk Rumah Kebaya bujur sangkar dengan atap berbentuk pelana dan jika dilihat dari samping nampak seperti lipatan kebaya. baca juga: 8++ Suku Papua - Ragam, Sejarah, Budaya dan Adat Istiadat Ruangan di Rumah Kebaya terbagi menjadi 5, yaitu:
Beberapa ciri khas dari Rumah Kebaya adalah:
2. Rumah Joglo BetawiRumah Joglo yang berasal di Jawa Tengah memang banyak digunakan di wilayah Jawa lainnya, termasuk di Betawi. Beda Joglo Betawi dengan Joglo Jawa Tengah adalah Joglo Betawi tidak memiliki tiang yang membagi ruangan di bagian dalam rumah. writinginadeadworld.comNamun Joglo Betawi memiliki kesamaan dengan Joglo Jawa Tengah, yaitu dari bahan pembuatannya. Biasanya digunakan kayu yang berkualitas, seperti kayu jati yang tahan lama. Bagian atapnya dibuat dari serabut. Sementara itu, bagian dinding dalam rumah terbuat dari anyaman bambu. 3. Rumah GudangRumah Gudang adalah rumah adat Betawi berbentuk persegi menanjang ke belakang, seperti bentuk gudang. Rumah ini mempunyai gaya arsitektur yang terinspirasi dari gudang milik orang Portugis. Akan tetapi bagian atapnya tetap menggunakan gaya Betawi, yaitu bentuk pelana seperti halnya pada atap Rumah Kebaya. rumahlia.comBagian depan rumah juga terdapat serambi untuk menerima tamu atau tempat bersantai seluruh anggota keluarga. Di bagian serambi juga dilindungi dengan atap kecil. Rumah Gudang adalah bangunan yang terbuat dari kayu. 4. Rumah Panggung BetawiRumah tradisional Betawi berbentuk rumah panggung ini biasanya dibangun oleh Suku Betawi yang bermukim di kawasan pesisir pantai. Dibangun berbentuk panggung karena air laut yang sering naik saat bulan purnama dapat mendatangkan air bah ke perkampungan nelayan. Area lantai rumah panggung tidak langsung menempel dengan tanah, sehingga bisa terhindar dari air bah. Ada juga Rumah Panggung Betawi yang biasanya dibangun di daerah Bekasi. Rumah panggung di kawasan ini dibuat bukan untuk menghindari air laut, melainkan untuk menghindari banjir dan serangan hewan buas yang di masa lalu banyak berkeliaran. Rumah Panggung Betawi memiliki struktur yang sederhana. Bentuknya persegi panjang, memanjang ke belakang. Di bagian depan terdapat tangga yang dibuat dengan model menyamping. Tangga ini disebut dengan Balaksuji yang diyakini dapat menolak bala. Sebelum melewati tangga, kaki harus dibasuh terlebih dahulu. Keseluruhan rumah terbuat dari kayu yang menancap langsung ke tanah. Kayu yang digunakan adalah kayu nangka, sawo, cempaka, kecapi, juk, rumbia, dan bambu. Untuk bagian tiangnya menggunakan kayu jati yang kuat. Sementara untuk bagian atapnya terbuat dari genteng tanah liat. Hal yang membuat Rumah Panggung Betawi unik adalah adanya ukiran bercorak khas Betawi. Misalnya corak geometris berupa titik-titik, setengah lingkaran, segi empat, atau belah ketupat. Ukiran ini dibuat bukan hanya sebagai hiasan, tetapi juga berfungsi sebagai ventilasi udara. Dalam membuat rumah, masyarakat Betawi umumnya tidak memiliki aturan baku. Contohnya, tidak harus menghadap ke arah mata angin tertentu. Tetapi untuk Rumah Panggung terdapat beberapa hal yang dipercaya oleh orang Betawi dapat menghindari musibah. Misalnya, rumah harus dibangun di sebelah kiri rumah orangtua. Tidak ada aturan menghadap mata angin tertentu dalam pembuatan Rumah Panggung Betawi. Biasanya rumah ini dibangun dengan bagian depan menghadap ke daratan dan bagian belakangnya menghadap ke muara sungai. Konsep bangunan tersebut bertujuan untuk mempermudah transportasi laut. Dapur berada di bagian belakang rumah untuk mempermudah proses mengambil air dan memasak. Di Bekasi biasanya Rumah Panggung dibangun di pinggir sungai dengan arah yang sama. Rumah Panggung khas Betawi sampai saat ini masih bisa ditemukan di daerah Marunda Pulo, Jakarta Utara. Beberapa kondisinya sudah tidak terawat karena sudah ditinggalkan pemiliknya. Namun ada 1 Rumah Panggung Berawi yang masih dijaga dan dilestarikan, yaitu Rumah Si Pitung. Lokasinya di kelurahan Marunda dan kondisinya saat ini masih cukup terawat. |