Sahabat yang diangkat menjadi khalifah sesaat setelah rasulullah saw wafat adalah.... *

AFP/Abdel Ghani BASHIR

Orang-orang yang melihat langsung perjuangan Nabi Muhammad SAW masuk dalam kategori Sahabat Nabi. Hubungan mereka dengan Nabi Muhammad begitu erat dan juga menjadi murid dan penerusnya.

Ada banyak definisi soal Sahabat Nabi Muhammad. Salah satunya ada yang menyebut Sahabat Nabi sebagai orang yang mempercayai ajarannya dan meninggal dalam keadaan Islam. Buku al-Isabat fi Tamyiz al-Sahabah, Ibu Hajar al-Asqalani, menyebut:

"Sahabat (صحابي, ash-shahabi) adalah orang yang pernah berjumpa dengan Nabi dalam keadaan beriman kepadanya dan meninggal dalam keadaan Islam."

Sedangkan ulama tabi'in Said bin al-Musayyib berpendapat, "Sahabat Nabi adalah mereka yang pernah hidup bersama Nabi setidaknya selama setahun, dan turut serta dalam beberapa peperangan bersamanya."

Terlepas dari banyaknya versi definisi, beberapa dari Sahabat Nabi ditunjuk sebagai Khalifah begitu Rasulullah wafat. Siapa saja Sahabat Nabi yang menjadi empat Khalifah yang pertama berkuasa? Berikut penjelasannya.

Abu Bakar memeluk agama Islam setelah diajak Rasulullah. Lalu, Abu Bakar juga ikut menyebarkan ajaran tersebut kepada beberapa tokoh penting dalam sejarah Islam, salah satunya adalah Usman bin Affan.

Abu Bakar juga dikenal sebagai salah satu orang yang sangat dekat dengan Nabi Muhammad SAW. Ketika Rasulllah menikah dengan Khadijah binti Khuwailid, keduanya menjadi tetangga. Usianya keduanya juga hanya berselisih 2 tahun 1 bulan di mana Abu Bakar jauh lebih muda.

Setelah Nabi Muhammad wafat, Abu Bakar langsung ditunjuk sebagai penggantinya lewat musyawarah yang dilakukan di Madinah. Karena terjadi banyak perdebatan, penunjukkan ABu Bakar pun menjadi sumber perpecahan pertama dalam Islam yang terbagi menjadi dua pihak, yakni kaum Sunni dan Syi'ah.

Ketika Nabi Muhammad menyebarkan Islam di Mekkah, Umar menjadi salah satu sosok menentang. Bahkan, Umar sempat mencoba membunuh Nabi Muhammad. Namun, dalam perjalanannya ia malah mendapat kabar bahwa adik perempuan Umar, Fatimah binti Khatab, telah memeluk Islam.

Umar pun pulang ke rumahnya dan bermaksud memarahi Fatimah. Saat Umar tiba di rumah, Fatimah sedang membaca Alquan surat Thoha ayat 1-8. Mendengar hal tersebut, Umar pun memukul Fatimah hingga berdarah. Namun, Umar justru iba melihat Fatimah terkapar dan akhirnya setelah kejadian tersebut ia memeluk Islam.

Setelah Rasulullah wafat, Umar menjadi salah satu penasehat Abu Bakar. Karenanya, Umar juga langsung dipercaya untuk menjadi penerus Abu Bakar sebagai Khalifah kedua. Selama pemerintahan Umar, kekuasaan Islam berkembang sangat pesat dengan mengambil alih Mesopotamia dan sebagian Persia.

Utsman adalah Khalifah ketiga yang berkuasa pada periode tahun 644-656. Ia adalah Khalifah dengan masa kekuasaan terlama. Pernikahannya dengan dua putri Nabi Muhammad membuatnya mendapat julukan Dzun Nurrain (pemilik dua cahaya).

Utsman terlahir di keluarga yang berkecukupan. Sepulangnya dari perjalanan bisnis ke Suriah pada 611, Utsman mendengar adanya ajaran Islam yang disebarkan Nabi Muhammad. Selanjutnya, ia pun berdiskusi dengan Abu Bakar sebelum akhirnya memutuskan untuk memeluk Islam. Keputusan Utsman memeluk Islam membuat kaum Bai Ummayyah marah.

Kebetulan, Utsman memang memiliki hubungan yang erat dengan Abu Bakar. Saat Abu Bakar menjadi Khalifah, Utsman menjadi orang pertama setelah Umar yang menawarkan kesetiaan. Ia baru terpilih menjadi Khalifah setelah Umar wafat. Saat itu, ada lima sosok lain yang juga dipertimbangkan menjadi Khalifah selain Utsman, termasuk salah satunya Ali.

Lahir di Mekkah, daerah Hejaz, Jazirah Arab, Ali disebut sebagai pria pertama yang percaya Nabi Muhammad menerima wahyu atau orang kedua setelah Khadijah. Saat itu Ali baru berusia 10 tahun. Hal tersebut yang membuat Ali memiliki banyak waktu untuk belajar. Kebetulan, hubungan keduanya adalah sepupu karena ayah Ali, Abu Talib bin Abdul Mutthalib bin Hasyim bin Abd Manaf, adalah kakak kandung ayah Nabi Muhammad, Abdullah bin Abdul Mutthalib.

Namun, sejak berusia 6 tahun, Ali diangkat sebagai anak asuh Rasulullah. Sepanjang hidupnya, ia juga telah membantu Nabi Muhammad di banyak peperangan, termasuk Perang Badar di mana ia disebut-sebut sebagai pahlawan.

Setelah Rasulullah wafat, kaum Syi'ah meyakini bahwa Ali yang seharusnya menjadi Khalifah. Namun, Abu Bakar yang tetap terpilih sebagai pengganti Nabi Muhammad. Pada akhirnya, Ali baru terpilih sebagai Khalifah setelah Utsman bin Affan meninggal dunia. (AFU)

Sahabat yang diangkat menjadi khalifah sesaat setelah rasulullah saw wafat adalah.... *
abu bakar

BincangSyariah.Com – Pada masa Rasulullah Saw, tugas Rasul tidak saja sebagai pembawa risalah Islam, akan tetapi juga sebagai pemimpin masyarakat. Setelah Rasulullah Saw. wafat, para sahabat Rasulullah Saw. merasakan adanya kekosongan kepemimpinan di tengah masyarakat, dan para sahabat Nabi pun berkumpul untuk menentukan pilihannya.

Para sejarahwan seperti Ibnu Ishaq, al-Thabari menceritakan bahwa sesaat setelah Rasulullah wafat, para sahabat Nabi pun dibuat tidak percaya akan hal tersebut. Sepeninggalnya Nabi, kondisi masyarakat masih dalam keadaan tidak menentu. Maka kaum muslim di Madinah berusaha untuk mencari penggantinya.

Ibnu Ishaq menceritakan bagaimana masyarakat Ansor dan Muhajirin berbeda pendapat terkait siapa yang menjadi suksesi Nabi pascawafatnya. Suksesi di sini bukanlah dalam persoalan kenabian, tetapi menjadi pengganti Rasulullah Saw. Karena bagi para sahabat sangat mafhum bahwa tidak ada lagi Nabi setelahku.

Pertentangan terkait proses pengangkatan Abu Bakar ra, sebagai khalifah berlangsung dramatis. Ketika kaum Muhajirin dan Ansor berkumpul di Saqifah bani Sa’idah terjadi perdebatan tentang calon khalifah. Masing-masing mengajukan argumentasinya tentang siapa yang berhak sebagai khalifah.

Kaum Ansor mencalonkan Said bin Ubaidillah, seorang pemuka dari suku al-Khajraj sebagai pengganti Nabi. Dalam kondisi tersebut Abu Bakar, Umar, dan Abu Ubaidah bergegas menyampaikan pendirian kaum Muhajirin, yaitu agar menetapkan pemimpin dari kalangan Quraisy.

Akan tetapi, hal tersebut mendapat perlawanan keras dari al-Hubab bin Munzir (kaum Ansor). Di tengah perdebatan tersebut Abu Bakar mengajukan dua calon khalifah yaitu Abu Ubaidah bin Zahrah dan Umar bin Khattab, namun kedua tokoh ini menolak usulan tersebut.

Akan tetapi Umar bin Khattab tidak membiarkan proses tersebut semakin rumit, maka dengan suara yang lantang beliau membaiat Abu Bakar sebagai khalifah yang diikuti oleh Abu Ubaidah. Kemudian proses pembaiatan pun terus berlanjut seperti yang dilakukan oleh Basyir bin Saad beserta pengikutnya yang hadir dalam pertemuan tersebut.

Para ulama menyebutkan bahwa Abu Bakar al-Shiddiq merupakan satu-satunya sahabat Nabi yang pernah menggantikan Nabi Muhammad Saw sebagai imam salat. Pesan secara tersirat bahwa Abu Bakar memang layak menggantikan Rasulullah.

Di sisi lain, untuk menghindari perseteruan berkepanjangan antara kaum Muhajirin dan Ansor, di mana kaum Ansor sudah berkumpul di Bani Tsaqifah untuk mengangkat Saad bin Ubadah sebagai pemimpin, Abu Bakar al-Shiddiq menghampiri mereka dan melakukan distribusi kekuasaan.

Abu Bakar al-Shiddiq mengatakan, kami adalah pemimpinnya, dan kalian adalah para menterinya (Nahnu al-Umara’ wa Antum al-Wuzara’). (lihat Tarikh al-Khulafa’ karya al-Suyuthi)

Proses pengangkatan Abu Bakar ra, sebagai khalifah ternyata tidak sepenuhnya mulus karena ada beberapa orang yang belum memberikan ikrar, seperti Ali bin Abi Thalib, Abbas bin Abdul Muthalib, Fadl bin al-Abbas, Zubair bin al-Awwam bin al-Ash, Khalid bin Sa’id, Miqdad bin Amir, Salman al-Farisi, Abu Zar al-Gifari, Amma bin Yasir, Bara bin Azib dan Ubai bin Ka’ab. Telah terjadi pertemuan sebagian kaum Muhajirin dan Ansor dengan Ali bin Abi Thalib di rumah Fatimah, mereka bermaksud membaiat Ali bin Abi Thalib dengan anggapan bahwa beliau lebih patut menjadi khalifah karena berasal dari bani Hasyim yang berarti ahlul bait.

Proses pengangkatan Abu Bakar ra, sebagai khalifah pertama, menunjukkan betapa seriusnya masalah suksesi kepemimpinan dalam masyarakat Islam pada saat itu, dikarenakan suku-suku Arab kepemimpinan mereka didasarkan pada sistem senioritas dan prestasi, tidak diwariskan secara turun temurun.

Pasca pengangkatan Khalifah Abu Bakar al-Shiddiq, ia diberi gelar dengan khalifat rasulillah (pengganti Rasulullah). Hal ini menunjukkan bahwa Abu Bakar tidak mengklaim dirinya sebagai ‘pemimpin’ umat Islam atau amirul mukminin. Adapun gelar amirul mukminin baru ada ketika kekhalifahan al-Rasyidin berada di bawah sahabat Umar bin al-Khattab.

Wallahu A’lam.