Sebutkan dan jelaskan struktur desa berdasarkan kegiatan ekonominya

Sebutkan dan jelaskan struktur desa berdasarkan kegiatan ekonominya

Sebutkan dan jelaskan struktur desa berdasarkan kegiatan ekonominya
Lihat Foto

KOMPAS.com / FIKRIA HIDAYAT

Persawahan dan permukiman Desa Sembalun terlihat dari puncak Bukit Pergasingan, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, Kamis (19/3/2015). Puncak Bukit Pergasingan menjadi pilihan wisata trekking di Lombok Timur untuk menyaksikan matahari terbit dan lanskap Gunung Rinjani.

KOMPAS.com - Sebagian populasi Indonesia tinggal di desa. Mereka yang tinggal di desa umumnya bertani.

Ada juga yang melaut dan beternak. Tahukah kamu jenis-jenis desa yang umum di Indonesia dan dunia?

Bentuk desa

Dari pola keruangannya, desa bisa dibedakan menjadi empat. Berikut empat pola desa menurut Daldjoeni dalam Geografi Kota dan Desa (1987):

  • Desa linear

    Sebutkan dan jelaskan struktur desa berdasarkan kegiatan ekonominya

    Sebutkan dan jelaskan struktur desa berdasarkan kegiatan ekonominya
    Lihat Foto

    Nyoman Beratha

    Pola ruang desa linear

Bentuk desa linear biasanya memanjang mengikuti alur jalan atau alur sungai. Pola ini bisa ditemukan di desa dataran rendah. Misalnya desa dengan banyak sawah.

Dengan bergantung pada sarana transportasi, desa linear punya mobilitas yang mudah.

Baca juga: Desa: Arti, Unsur, dan Cirinya

Desa memanjang biasanya ditemukan di desa nelayan yang hidup di pinggir laut.

Pembangunannya mengikuti garis pantai. Setelah pantai, biasanya ada daerah kawasan industri kecil. Di belakangnya baru rumah-rumah penduduk.

  • Desa terpusat

    Sebutkan dan jelaskan struktur desa berdasarkan kegiatan ekonominya

    Sebutkan dan jelaskan struktur desa berdasarkan kegiatan ekonominya
    Lihat Foto

    Nyoman Beratha

    Pola ruang desa memusat

Bentuk terpusat biasa ditemukan di wilayah pegunungan. Warga di desa ini biasanya punya garus keturunan yang sama.

  • Desa mengelilingi fasilitas tertentu

Bentuk ini ditemukan di dataran rendah. Biasanya ada satu fasilitas umum yang diandalkan.

Baca juga: Jumlah Penduduk Indonesia 2020

Misalnya mata air, danau, waduk, atau fasilitas lainnya. Permukiman penduduk dan kawasan industri dibangun mengelilingi fasilitas ini.

Sedangkan jika dilhat dari tingkat pembangunan dan kemampuan mengembangkan potensi yang dimiliki, desa bisa dibedakan menjadi tiga.

Ada desa swadaya, desa swakarya, dan desa swasembada. Berikut penjelasannya seperti dikutip dari Pola Ruang: Desa dan Kota (2018):

Desa swadaya adalah desa yang dianggap masih terbelakang. Ini karena masyarakatnya memenuhi kebutuhannya sendiri.

Baca juga: Secara Swadaya, Polisi Tambal Jalan Berlubang di Jalur Mudik

Masyarakat yang jadi bagian dari desa swadaya biasanya jarang atau bahkan tak pernah berhubungan dengan mastarakat luar.

Kemajuan dan adaptasi zaman berlangsung lambat. Desa ini biasanya terletak di lokasi terpencil dan belum memiliki sarana transportasi yang baik.

Desa ini lebih maju dibanding desa swadaya. Sebab selain mampu memenuhi kebutuhannya sendiri, desa swakarya juga punya kelebihan produksi untuk dijual ke luar.

Keuntungan dari penjualan itu, digunakan untuk membeli atau memenuhi kebutuhan yang tidak bisa dihasilkan desa itu.

Desa swasembada adalah desa maju. Ini dikarenakan desa swasembada mampu mengembangkan potensi desanya secara optimal.

Baca juga: Desa Ditargetkan Jadi Basis Swasembada Pangan

Masyarakatnya sudah biasa berdagang dengan masyarakat luar. Interaksi dengan dunia luar pun mendorong masyarakat desa mempelajari teknologi-teknologi baru untuk kemajuan desanya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Hai, Sobat Zenius! Pada artikel kali ini gue akan membahas tuntas mengenai struktur keruangan serta perkembangan desa dan kota.

Tapi sebelum mulai menjelaskan salah satu materi geografi di kelas 12 ini, gue mau cerita dulu nih.

Jadi, waktu masih duduk di bangku SMA, gue pernah mengikuti sebuah program yang disebut live in. Itu menjadi salah satu pengalaman terfavorit dalam hidup gue. 

Serius deh, gue ngomong gitu bukan karena kita lagi mau bahas soal desa dan kota ya. Memangnya live in itu apa ya dan apa kaitannya dengan materi yang bakal kita bahas hari ini?

Kegiatan live in secara literal bisa diartikan sebagai kegiatan hidup di suatu tempat. Biasanya sekolah di perkotaan mengadakan kegiatan ini dalam bentuk para murid tinggal di pedesaan untuk mengembangkan diri dan membantu masyarakat sekitar. 

Dan pas gue tinggal di desa, berasa banget bedanya. Di situ gue saran bahwa ada perbedaan antara struktur keruangan desa dan kota.

Sebagai orang yang menghabiskan banyak waktu di perkotaan, gue merasa pola keruangan desa dan kota sangat berbeda tapi ternyata dua wilayah ini juga saling berinteraksi.

Gue bakal cerita lebih lanjut mengenai pengalaman gue live in dan menyadari soal struktur keruangan desa dan kota.

Lah kok malah cerita? Iya, supaya elo lebih kebayang dan lebih paham gue akan memberikan contoh langsung melalui cerita gue. Oke? Kita mulai aja ya!

kota.

langsung melalui cerita gue. Oke? Kita mulai aja ya!

Sebutkan dan jelaskan struktur desa berdasarkan kegiatan ekonominya
Desa dan kota.. kira-kira apa ya perbedaan struktur keruangannya (dok: Pixabay)

Struktur Keruangan Desa

Setelah berjam-jam gue mendekap di bagian belakang truk terbuka, gue dan temen-temen gue akhirnya sampai di pedesaan yang berada di daerah Kabupaten Gunung Kidul. 

Udaranya seger banget karena jumlah kendaraan di sana jauh lebih rendah dibandingkan di kota. 

Setelah briefing dan lain-lain, gue langsung bertemu dengan warga-warga di sana. Mereka semua terlihat dekat banget, udah saling kenal semua. Lalu, gue mengikuti salah satu ibu di sana ke rumahnya. 

Yap, gue dan temen gue tinggal di rumah beliau. Dalam perjalanan, gue bisa lihat persawahan dan berbagai pepohonan. Di setiap rumah ada yang memelihara kerbau, kambing, atau ayam.

Apa Itu Desa?

Bagian penting dari mempelajari materi struktur keruangan desa dan kota adalah memahami apa itu desa dan apa itu kota. Oke, gue mulai dari desa dulu ya. 

Kalo gue harus mendefinisikan desa berdasarkan apa yang gue lihat dan alami, ada satu kata yang wajib ada: agraris. Agraris itu mengacu pada sektor pertanian. Nah, selama gue di sana gue bener-bener bisa merasakan pentingnya sektor pertanian di desa. 

Dari sini bisa kita simpulkan bahwa desa adalah wilayah yang bercirikan agraris dan masyarakatnya memiliki hubungan kekerabatan yang kental (gemeinschaft).

Sebagai catatan gemeinschaft itu artinya paguyuban. Paguyuban sendiri mengacu pada ikatan solidaritas yang bisa didasari kekerabatan, kesamaan tempat tinggal, atau kesamaan tempat kerja.

Struktur Keruangan Desa

Desa yang gue tinggali itu berada di wilayah pegunungan atau perbukitan gitu. Rumah-rumah yang ada di sana cenderung menyebar, karena harus disesuaikan dengan bentuk relief tanah yang ada. 

Kalo pergi ke rumah tetangga, kadang melewati tanjakan dan turunan. Tanahnya emang nggak rata. 

Dari pola perumahan yang gue lihat, rasanya desa yang gue tempati itu termasuk desa dengan pola keruangan menyebar. 

Tunggu, kok bisa sih langsung diklasifikasikan menyebar? Memangnya ada ciri tertentu dari suatu struktur keruangan dan perkembangan desa?

Nah, supaya lebih jelas, gue akan jelasin macam-macam suatu struktur keruangan dan perkembangan desa secara lengkap di bawah ini:

Pola Linier atau Memanjang

Sebutkan dan jelaskan struktur desa berdasarkan kegiatan ekonominya
Ilustrasi struktur keruangan desa pola linear atau memanjang (Dok: Zenius Education) | Silahkan tonton di sini untuk penjelasan lebih lanjut.

Dari namanya struktur keruangan desa yang berbentuk ‘linier’ pastinya berhubungan dengan garis lurus. 

Desa dengan pola linier memiliki bentuk yang mengikuti entah jalan atau sungai sehingga mobilitas penduduk, barang, dan jasa lebih dimudahkan. 

Bisa juga memanjang mengikuti garis pantai apalagi bagi masyarakat nelayan yang memang perlu beraktivitas di sekitar laut.

Pola Memusat atau Terpusat

Sebutkan dan jelaskan struktur desa berdasarkan kegiatan ekonominya
Ilustrasi struktur keruangan desa pola memusat atau terpusat (Dok: Zenius Education) | Silahkan tonton di sini untuk penjelasan lebih lanjut.

Pola pemukiman terpusat ini bisa terjadi karena banyak orang yang tinggal di area tertentu sehingga permukimannya terpusat di lokasi tersebut. 

Kenapa orang-orang mau tinggal di situ? Bisa jadi karena tanahnya bagus. 

Menurut elo, kira-kira apa aja sih alasan yang masuk akal? Jawab ya di kolom komentar.

Pola Menyebar atau Terbesar

Sebutkan dan jelaskan struktur desa berdasarkan kegiatan ekonominya
Ilustrasi struktur keruangan desa pola menyebar atau tersebar (Dok: Zenius Education) | Silahkan tonton di sini untuk penjelasan lebih lanjut.

Pola tersebar biasanya dapat ditemukan di wilayah pegunungan atau dataran yang memiliki teknologi pertanian tinggi. 

Maksudnya gimana nih? Kalo di pegunungan, warga tentu harus mencari tanah yang cukup datar untuk bisa membuat rumah mereka. Memungkinkan faktor topografi mempengaruhi lokasi rumah-rumah di wilayah seperti ini.

Selain wilayah pegunungan, pola tersebar juga bisa ditemukan di dataran rendah. Ini agak jarang di Indonesia. Namun, elo bisa menemukan pola seperti ini di luar negeri. 

Kalo elo suka nonton film barat, elo bisa lihat peternakan di sana itu pada berjauhan. Satu rumah dengan rumah yang lain benar-benar tersebar jauh, dipisahkan ladang besar dan peternakan. 

Ini karena petani di sana memiliki teknologi yang bagus untuk merawat lahan sebesar itu.

Mengelilingi Fasilitas Tertentu

Sebutkan dan jelaskan struktur desa berdasarkan kegiatan ekonominya
Ilustrasi struktur keruangan desa pola mengelilingi fasilitas tertentu (Dok: Zenius Education) | Silahkan tonton di sini untuk penjelasan lebih lanjut.

Biasanya mengelilingi fasilitas tertentu contohnya sumber mata air seperti waduk atau danau. 

Coba, kira-kira apa aja ya yang mungkin jadi ‘pusat’ permukiman? Coba jawab di kolom komentar ya.

Nah, setelah membaca penjelasan di atas bisa disimpulkan bahwa struktur atau pola tata ruang yang sederhana biasanya terdapat di daerah pedesaan.

Barusan tadi elo melihat macam-macam struktur keruangan desa sebagai bagian dalam materi struktur keruangan desa dan kota. 

Oh iya, materi ini kadang muncul dalam materi Geografi UTBK SBMPTN lho. 

Buat elo para pejuang UTBK tahun ini, cuss download aplikasi Zenius buat dapetin berbagai fitur dan materi belajar yang seru. Langsung klik gambar di bawah, ya!

Sebutkan dan jelaskan struktur desa berdasarkan kegiatan ekonominya

Download Aplikasi Zenius

Tingkatin hasil belajar lewat kumpulan video materi dan ribuan contoh soal di Zenius. Maksimalin persiapanmu sekarang juga!

Sebutkan dan jelaskan struktur desa berdasarkan kegiatan ekonominya

Sebutkan dan jelaskan struktur desa berdasarkan kegiatan ekonominya

Sebutkan dan jelaskan struktur desa berdasarkan kegiatan ekonominya

Klasifikasi Desa

Selanjutnya, kita akan bahas soal klasifikasi desa. Desa berdasarkan perkembangannya dapat dibagi menjadi tiga. Berikut ini beberapa klasifikasi dan penjelasan singkatnya. Nanti kita simpulkan bareng-bareng ya desa gue termasuk yang mana.

Desa Swadaya

Desa swadaya bisa dibilang desa yang paling sederhana, dicirikan dengan kehidupan yang bergantung pada alam, produktivitas rendah, dan pekerjaan homogen. Contohnya, desa Anak Dalam dan Suku Baduy.

Sebutkan dan jelaskan struktur desa berdasarkan kegiatan ekonominya
Ilustrasi Suku Baduy (Dok: Wikipedia Commons)

Desa Swakarya

Desa swakarya kadang disebut sebagai desa transisi. Desa ini mampu menyelenggarakan pemerintah dan adat istiadatnya mulai longgar. Dibandingkan desa swadaya, pekerjaan di desa ini beragam. Contohnya seperti desa di Kalimantan.

Desa Swasembada

Desa swasembada adalah desa mandiri dengan sarana prasarana lengkap. Pengelolaan administrasi desa juga tergolong baik dan terorganisir. Pekerjaannya banyak bergerak di bidang jasa. Contohnya seperti Desa Selo yang terletak di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.

Struktur Keruangan Kota

Tadi gue sudah membahas struktur keruangan desa. Sekarang, waktunya gue membahas struktur keruangan kota.

Kira-kira gimana ya struktur keruangan kota dibentuk? Apakah semua kota selalu berasal dari desa? Yuk kita bahas bareng-bareng.

Apa Itu Kota?

Kalau tadi desa erat hubungannya dengan kata ‘agraris’, kota justru kebalikannya. 

Kota dapat didefinisikan sebagai wilayah yang memiliki ciri non agraris dan masyarakatnya cenderung individualistis. Kegiatan ekonomi di perkotaan biasanya berbasis sektor industri dan jasa.

Tahapan Perkembangan Kota

Tentu saja sebuah kota pasti melalui berbagai tahapan hingga bisa mencapai kondisi yang sekarang. Apakah saat ini elo sedang tinggal di kota?

Coba elo lihat penjelasan tiap tahap perkembangan kota di bawah ini. Di sini ada enam tahapan: eopolis, polis, metropolis, megapolis, tyranopolis, dan nekropolis.

Sebutkan dan jelaskan struktur desa berdasarkan kegiatan ekonominya
Tahapan Perkembangan Kota Dok: Zenius Education

Wuow..kalo ngeliat tahapan di atas, ternyata tahapan akhir kota itu bisa mencapai nekropolis.

Kalo elo suka main game  kayak gue, elo pasti tahu ‘nekro’ itu biasanya berhubungan dengan kematian, mayat, atau tengkorak.

Nah, kota nekropolis itu ya kota yang mati, nggak ada penduduknya. Adakah contohnya di dunia ini? Ada! Nih, gambarnya.

Sebutkan dan jelaskan struktur desa berdasarkan kegiatan ekonominya
Chernobyl di Ukraina (Dok: abc news)

Pola Penggunaan Lahan atau Keruangan Kota

Untuk pola keruangan kota, ada tiga teori yang bakal kita bahas: teori konsentris, teori sektoral, dan teori inti ganda. Yuk kita bahas secara singkat satu persatu.

Teori Konsentris

Pola kota menurut teori konsentris itu polanya melingkar dari pusat hingga ke daerah terluar (pinggiran). Coba lihat gambar di bawah ini deh. 

Sebutkan dan jelaskan struktur desa berdasarkan kegiatan ekonominya
Teori Konsentris (Arsip Zenius)

  • Zona 1 : zona pusat kegiatan yang disebut Central Business District (CBD)
  • Zona 2 :zona peralihan di mana daerah perdagangan yang beralih ke permukiman
  • Zona 3: Permukiman kelas pekerja atau buruh
  • Zona 4: Permukiman kelas menengah
  • Zona 5 : Penglaju alias zona permukiman yang beralih ke zona pertanian

Teori Sektoral

Seperti pola pada teori konsentris, pola pada teori sektoral juga punya pusat. Namun, pola keruangan kota di luar pusat berbentuk seperti sektor memanjang sehingga letak tiap sektor bebas.

Berikut ini contoh gambaran keruangan kota berdasarkan teori sektoral.

Sebutkan dan jelaskan struktur desa berdasarkan kegiatan ekonominya
Teori Sektoral (Arsip Zenius)

  • Zona 1 : zona pusat kegiatan yang disebut Central Business District (CBD)
  • Zona 2 :zona grosir dan manufaktur
  • Zona 3: Permukiman kelas rendah
  • Zona 4: Permukiman kelas menengah
  • Zona 5 : Permukiman kelas atas

Teori inti ganda

Pola keruangan kota menurut teori inti ganda berbentuk tidak beraturan. Jumlah pusat kegiatannya pun tidak hanya satu, bisa ganda. Oleh karena itu, polanya terlihat seperti tersebar dan kompleks. Mari kita lihat contoh gambaran pola keruangan kota berdasarkan teori inti ganda di bawah ini.

Sebutkan dan jelaskan struktur desa berdasarkan kegiatan ekonominya
Teori Inti Ganda (Arsip Zenius)

  • Zona 1: zona pusat kegiatan yang disebut Central Business District (CBD)
  • Zona 2: zona grosir dan manufaktur
  • Zona 3: permukiman kelas rendah
  • Zona 4: permukiman kelas menengah
  • Zona 5: permukiman kelas atas
  • Zona 6: daerah manufaktur berat
  • Zona 7: daerah di luar CBD
  • Zona 8: permukiman suburban
  • Zona 9: daerah industri suburban

Sebutkan dan jelaskan struktur desa berdasarkan kegiatan ekonominya

Nah, sekarang elo udah tau kan struktur keruangan desa dan kota itu kayak mana. Gue mau tes nih, misal gue punya pertanyaan, bagaimana ciri keruangan di desa dan kota?

Kira-kira jawabannya apa?

Gampang, kalau di desa ciri keruangannya yang pertama mempertimbangkan mobilitas penduduk hingga aktivitas ekonomi seperti menjual barang dan jasa lebih dimudahkan. 

Yang kedua karena mempertimbangkan fasilitas yang bisa menopang kehidupan sumber mata air seperti waduk atau sumber daya alam yang harus dijaga (misalnya ternak). 

Kalau di perkotaan, cirinya adalah mempertimbangkan Central Business District (CBD). Saat sudah hidup di kota, sumber daya alam yang alami misalnya makanan atau bahan mentah tidak ada di kota karena lahan yang sudah sedikit. 

Maka untuk bertahan hidup dan mencukupi mata pencaharian orang-orang kota bermukim dekat dengan Central Business District (CBD). 

Tapi ngomongin Central Business District (CBD), elo tau gak sih apa sebenarnya CBD itu?

CBD bisa dibilang merupakan pusat atau inti kota di mana kegiatan ekonomi dan pemerintahan sangat tinggi. Biasanya permukiman di sini sangat sedikit dan nilai jual atau sewa tanah pun juga tinggi. 

Berhubung zona ini sangat sibuk, jumlah dan pergerakan orang di sekitar zona ini besar. Bisa terbayangkan seperti apa penampakan CBD dari deskripsi tadi?

Sebutkan dan jelaskan struktur desa berdasarkan kegiatan ekonominya
Ilustrasi Central Business District (CBD) di kota-kota besar (dok: Pexels)

Oh iya, kalo elo ingin liat pembahasan dalam bentuk video singkat dan dijelaskan oleh tutor Geografi Zenius, elo bisa liat di sini materi struktur keruangan desa atau dengan klik banner di bawah ini ya!

Sebutkan dan jelaskan struktur desa berdasarkan kegiatan ekonominya

Di artikel selanjutnya, gue bakal ngelanjutin kisah live in gue sambil kita bahas kekuatan interaksi desa dan kota. 

Yap betul banget, kita akan belajar cara menghitung kekuatan interaksi keruangan desa dan kota serta berbagai dampak interaksi tersebut terhadap desa dan kota itu sendiri.

Kalau elo punya pertanyaan maupun pernyataan, jangan ragu buat komen di kolom komentar, oke? Daftar paket belajar di Zenius yuk, klik banner di bawah ini ya. Sampai sini dulu artikel kali ini dan sampai jumpa di artikel selanjutnya, ciao!

Sebutkan dan jelaskan struktur desa berdasarkan kegiatan ekonominya

Baca Juga Artikel Lainnya

Wilayah dan Tata Ruang Indonesia – Materi Geografi Kelas 12

Originally Published:  November 24, 2021
Update by: Sabrina Mulia Rhamadanty dan Arieni Mayesha