Sahabat Rasulullah SAW yang termasuk assabiqunal awwalun dan selalu membenarkan apa yang diucapkan oleh Rasulullah SAW adalah?

MAU Smartphone Acer Liquid Z520 Plus ROM 16gb dan T-Shirt SalamTv?? Cukup jawab pertanyaan dari kami, jangan lupa baca...

Posted by Salam Televisi onMonday, September 26, 2016

Yang dimaksud dengan as-sabiqun al-awwalun adalah para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang paling dahulu dan pertama masuk Islam.

Mereka adalah orang-orang yang memiliki hubungan dekat dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam seperti keluarga dan para sahabat karib.  

Sejatinya ada empat puluh sahabat yang termasuk as-sabiqun al-awwalun. Berikut adalah beberapa di antaranya.

1. Abu Bakar Ash-Shiddiq

Abu Bakar Ash-Shiddiq memiliki nama lengkap ‘Abdullah bin ‘Utsman bin ‘Amr bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taim bin Murrah bin Ka’ab bin Lu-ay al-Quraisy at-Taimi atau Abu Bakar ash-Shiddiq bin Abi Quhafah.

Abu Bakar Ash-Shiddiq lahir di Mina pada tahun 573 M. Ayahnya bernama Abu Quhafah atau  ‘Utsman bin ‘Amr bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taim bin Murrah bin Ka’ab bin Lu-ay al-Quraisy at-Taimi.

Adapun ibunya bernama Ummul Khair Salma binti Shokhr bin Amir bin Ka’ab bin Sa’d bin Taim bin Murrah. Nasabnya bertemu dengan nasab Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pada Murrah bin Ka’ab.

Merujuk kisah Abu Bakar Ash Shiddiq, gelar ash-shiddiq yang berarti benar diperolehnya dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam setelah beliau masuk Islam.

Sepeninggal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, Abu Bakar Ash-Shiddiq mengemban kekhalifahan selama kurang lebih 2,5 tahun.

Beliau meninggal di usia 63 tahun dan merupakan manusia terbaik setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

2. Umar bin Khaththab

Umar bin Khaththab atau Umar bin Khaththab bin Nufail bin Abdul Uzza bin Riyah bin Abdullah Qurth bin Razakh bin Adiyy bin Ka’ab bin Lu’ai bin Ghalib.

Beliau lahir dari pasangan Khaththab bin Nufail Al-Shimh Al-Quraisy dan Khantamah binti Hasyim di kota Mekkah.

Sebagaimana halnya Abu Bakar ash-Shiddiq, nasab Umar bin Khaththab bertemu dengan nasab Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pada Murrah bin Ka’ab.  

Beliau masuk Islam ketika berada di Mekkah setelah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mendoakannya.  Hal inilah yang menjadi salah satu keutamaan Umar bin Khaththab.

Beliau dijuluki al-Faruk atau orang yang dapat memisahkan antara kebenaan dan kebathilan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Umar bin Khaththab menjadi khalifah menggantikan Abu Bakar ash-Shiddiq selama kurang lebih 10 tahun 6,5 bulan. Beliau disebutkan meninggal karena terbunuh pada akhir Dzuhijjah 23 H di usia 63 tahun.  

3. ‘Ustman bin Affan

‘Utsman bin Affan lahir enam tahun setelah peristiwa Fiil dari seorang ibu yang bernama Arwa binti Kuraiz bin Rabiah bin Habib bin Abdi Syams bin Abdu Manaf.

Nasab beliau bertemu dengan nasab Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pada Abdu Manaf.  

Beliau masuk Islam di awal-awal masuknya Islam ke Mekkah dan berhijrah sebanyak dua kali yaitu ke Habasyah dan Madinah.

Beliau merupakan menantu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam karena menikahi kedua orang puterinya yaitu Ruqayyah binti Muhammad dan Ummu Kultsum sepeninggal Ruqayyah binti Muhammad.

Karena menikahi dua orang puteri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam itulah beliau mendapat julukan Dzun Nurain atau pemilik dua cahaya.   

Tugas kekhalifahan diembannya selama kurang lebih 12 tahun dan meninggal dunia pada tanggal 18 Dzulhijjah tahun ke-35 Hijriyah di usia 82 tahun.

4. ‘Ali bin Abi Thalib

Ali bin Abi Thalib adalah sepupu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Beliau lahir dari pasangan Abu Thalib dan Fatimah binti Asad bin Hasyim bin Abdi Manaf.

Beliau hidup bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sejak usia enam tahun. Dan di usianya yang genap 10 tahun, beliau memeluk Islam.

Beliau juga merupakan menantu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam karena menikah dengan puterinya yang bernama Fatimah.

Sepeninggal ’Utsman bin Affan, Beliaulah yang mengemban tugas kekhalifahan selama kurang lebih 4 tahun 7 bulan.

Berdasarakan sejarah Ali bin Abi Thalib, Beliau meninggal terbunuh di usia 63 tahun ketika hendak melaksanakan shalat subuh di bulan Ramadhan oleh Ibnu Muljam.  

Peristiwa kematian Ali bin Abi Thalib di bulan Ramadhan ini merupakan salah satu lembar sejarah Islam yang sangat kelam

5. Thalhah bin ‘Ubaidillah

Thalhah bin ’Ubaidillah al Quraisy at-Taimi Abu Muhammad lahir dari pasangan ‘Ubaidullah dan ash-Sha’bah binti ‘Abdillah.

Nasab Thalhah bin ’Ubaidillah bertemu dengan nasab Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pada Murrah bin Ka’ab.

Sebagaimana halnya ‘Ustman bin Affan, Beliau masuk Islam di awal-awal Islam datang ke Mekkah.

Beliau tidak turut serta dalam Perang Badar namun turut serta dalam Perang Uhud dan perang-perang lain setelahnya.

Beliau gugur di usia 62 tahun ketika berkecamuk Perang Jamal pada tahun 36 Hijriyah.  

6. Az-Zubair bin Al-Awwam

Az-Zubair bin Al-Awwam adalah Sahabat yang masuk Islam di usia enam belas tahun. Beliau adalah seorang sahabat setia atau hawari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Beliau lahir dari rahim seorang ibu bernama Shafiyyah binti Abdul Muthalib. Nasabnya bertemu dengan nasab Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pada Qushayy bin Kilab.  

Sebagaimana ‘Ustman bin Affan, ia berhijrah sebanyak dua kali yakni ke Habasyah dan ke Madinah. Di Perang Jamal yang berkecamuk pada tahun 36 H, beliau gugur di usia 67 tahun.  

7. ‘Abudurrahman bin Auf

‘Abdurrahman bin Auf adalah putra dari seorang ibu yang bernama asy-Syifa’ binti Auf.

Nasabnya bertemu dengan nasab Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pada Kilab bin Murrah.

Beliau masuk Islam dua hari setelah Abu Bakar ash-Shiddiq masuk Islam.

Sepanjang perjalanan sejarah membela agama Allah bersama Rasulullah shaallallahu ‘alaihi wasallam, ia turut serta dalam Perang Badar dan perang-perang lain setelahnya.

Keutamaan sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasalam ini antara lain merupakan orang Quraisy dari Bani Zuhrah dan menjadi satu di antara enam orang anggota syura yang ditunjuk oleh ‘Umar.

Beliau juga merupakan salah satu Sahabat yang ikut dalam Perang Badar, dan menjadi salah satu di antara delapan orang yang pertama masuk Islam.

Beliau meninggal di usia 72 tahun di Madinah dan dimakamkan di Baqi’

8. Abu ‘Ubaidah bin Al-Jarrah

Salah satu di antara para Sahabat yang masuk Islam dari tangan Abu Bakar ash-Shiddiq pada awal masuknya Islam ke Mekkah adalah Abu ‘Ubaidah bin Al-Jarrah.

Beliau lahir dari rahim seorang ibu yang b ernama Ummu Ghanm binti Jabir bin Abdul Uzza bin Amir bin Umairah bin Wadi’ah bin Al-Harits bin Fihr.

Nasabnya bertemu dengan nasab Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pada Fihr bin Malik.

Beliau turut serta dalam Perang Badar dimana beliau membunuh sendiri ayahnya yang saat itu belum beriman.

Dari peristiwa inilah, beliau dikenal sebagai seorang Sahabat yang tegas dan sangat loyal pada Allah subhaanahu wa ta’ala, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dan orang-orang beriman.

Beliau meninggal dunia karena penyakit Thaun amwas di usia 58 tahun dan dimakamkan di desa Amta’.

9. Sa’ad bin Abi Waqqash

Sa’ad bin Abi Waqqash adalah salah satu paman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Beliau memiliki nama asli Malik bin Uhaib bin Abdi Manaf bin Zuhrah bin Kilab.

Beliau lahir dari rahim seorang ibu bernama Hamnah binti Sufyan bin Umayyah bin Abdu Syams bin Abdi Manaf. Nasabnya bertemu dengan nasab Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pada Kilab bin Murrah.

Beliau masuk Islam di awal-awal Islam datang ke Mekkah. Beliau turut serta dalam seluruh peperangan bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam termasuk Perang Badar.

Beliau meninggal di ‘Aqiq dan dimakamkan di Madinah.  

10. Said bin Zaid

Said bin Zaid adalah putra dari pasangan Zaid bin ‘Amr bin Nufail dan Fatimah binti Ba’jah bin Umayyah bin Khuwailid. Nasabnya bertemu dengan nasab Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pada Ka’b bin Luayy.

Said bin Zaid merupakan sepupu dari Umar bin Khaththab dan menikahi Ummu Jamil binti Khaththab yang merupakan saudara Umar.

Beliau masuk Islam di awal-awal Islam datang ke Mekkah. Beliau turut serta dalam semua perang kecuali Perang Badar.

Said bin Zaid meninggal di usia 70 tahun di al-‘Aqiq dan dimakamkan di Madinah.

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Abu Bakar Ash Shiddiq menjadi salah satu sahabat Nabi Muhammad yang menjadi khalifah.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Arif Satrio Nugroho / Wartawan Republika

“Kami pernah memilih orang terbaik di masa Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam. Kami pun memilih Abu Bakar, setelah itu Umar bin Khattab, lalu ‘Utsman bin Affan Radhiallahu’anhu”

Hadist riwayat dari Bukhori tersebut menggambarkan betapa istimewanya Abu Bakar sebagai orang terdekat Nabi Muhammad SAW. Bukan hanya menjadi orang yang paling awal masuk Islam, Abu Bakar mengerahkan jiwa dan raga ya mendampingi setiap perjalanan Rasulullah hingga akhir hayat.

Abu Bakar lahir dengan nama Abdullah bin Abu Quhafah 21 Jumadil Akhir 13 H atau 23 Agustus 634 masehi. Professor Masud-Ul-Hasan dalam buku Sidiq I Akbar Hazrat Abu Bakr menuliskan nama lengkapnya adalah 'Abdullah bin 'Utsman bin Amir bin Amru bin Ka'ab bin Sa'ad bin Taim bin Murrah bin Ka'ab bin Lu'ay bin Ghalib bin Quraisy.

Sama seperti anak Makkah lainnya, ia tumbuh di lingkungan Ka'bah dan diajarkan menyembah berhala. Suatu ketika, ia ditinggal ayahnya untuk suatu urusan pekerjaan. Abu Bakar mencoba meminta pada berhala pakaian dan makanan. Namun tentu saja berhala tersebut tak memberikannya baju maupun makanan.

Kesabaran Abu Bakar pun habis. Lalu ia mengangkat batu dan berkata pada berhala "Kalau kamu tak bisa melindungi dirimu, maka kau bukan Tuhan." Batu dipukulkan, dan berhala tersebut hancur. Sejak saat itu, Abu Bakar ogah menyembah berhala.

Ia lahir dari keluarga pedagang yang kaya. Abu Bakar pun tumbuh dan dewasa menjadi pedagang yang sukses, bahkan ia juga terpelajar. Ia sering bepergian ke berbagai daerah seperti Yaman, Suriah dan tempat lainnya.

Abu Bakar sendiri disebut telah berkawan dengan Muhammad sebelum Islam atau sejak masa jahiliyah. Ia terpaut usia dua tahun lebih muda dari Muhammad dan disebut pernah melakukan perjalanan bersama saat masih berusia 12 tahun. Lalu, Abu Bakar juga menjadi tetangga saat Muhammad menikah dengan Khadijah.

Hingga suatu ketika, Abu Bakar yang pulang dari Yaman untuk urusan bisnis mendapati kabar bahwa Muhammad telah mengaku sebagai Rasulullah. Ia pun menemui Muhammad dan mempercayai yang disampaikan oleh Sang Rasul.

Cerita soal Abu Bakar sebagai orang paling awal masuk Islam memang mengalami banyak perdebatan. Namun, Abu Bakar memang menjadi salah orang yang paling awal beriman pada Rasulullah.

Dalam kitab Hayatussahabah, dituliskan bahwa Abu Bakar masuk Islam setelah diajak oleh Muhammad. Diriwayatkan oleh Abu Hasan Al-Athrabulusi dari Aisyah. Disebutkan bahwa pada suatu hari, Abu Bakae hendak menemui Rasulullah, ketika bertemu dengan Rasulullah dan berkata:

"Wahai Abul Qosim (panggilan Muhammad), ada apa denganmu sehingga engkau tidak terlihat di majelis kaummu dan orang-orang menuduh bahwa engkau telah berkata buruk tentang nenek moyangmu dan lain lain lagi?" laluRasulullah menjawab, "Sesungguhnya aku adalah utusan Allah dan aku mengajak kamu kepada Allah."

Setelah selesai Rasulullah berbicara, Abu Bakar langsung percaya Islam. Ia bahkan merasa gembira dan menemui Utsman Bin Affan, Thalhah bin Ubaudillah, Zubairi dan Aww, dan Saad bin Abi Waqas, mengajak mereka untuk masuk Islam. Akademisi dan Ideologis AS Wendy Doniger dalam Merriam-Webster's Encyclopedia of World Religions menyebut, Abu Bakar memiliki peran yang krusial dalam menyebarkan keislaman di masa awal.

Julukan Ash Shiddiq sendiri muncul saat Abu Bakar tak ragu sedikit pun ketika Rasulullah menyebut dirinya telah bertolak ke Batul Maqdis dalam waktu semalam saat peristiwa Isra Miraj. Ia percaya penuh ucapan Rasulullah.

Semenjak masuk Islam, Abu Bakar sangat dekat dengan Rasulullah. Ia bahkan selalu membela Rasulullah tatkala disakiti oleh orang-orang Quraisy di awal masa keislamannya. Menurut Dedi Supriyadi dalam Sejarah Peradaban Islam, Abu Bakar bahkan tidak segan-segan untuk memberikan seluruh harta, dan menumpahkan segenap jiwanya untuk kepentingan Islam.

Abu Bakar juga turut serta dalam berbagai perang seperti Perang Badar pada 624 masehi atau 2 Hijriah dan Perang Uhud pada 625 masehi atau 3 Hijriah.

Peristiwa Hijrah, yakni saat Nabi Muhammad berpindah ke Yatsrib alias Madinah, Abu Bakar menjadi orang terdekat yang menemaninya. Abu Bakar patuh dalam menerima keputusan Nabi dalam Perjanjian Hudaibiyah, meski banyak sahabat Nabi kala itu tidak menyepakati perjanjian tersebut lantaran dianggap berat sebelah.

Hubungan keduanya semakin telat ketika anak Abu Bakar, Aisyah menikah dengan Nabi Muhammad beberapa saat setelah Hijrah.

Abu Bakar pernah ditunjuk oleh Rasul sebagai penggantinya untuk mengimami shalat ketika Nabi Muhammad SAW sakit. Tidak lama setelah itu, Nabi Muhammad SAW wafat pada 632 Masehi.

Sebelum wafat, Nabi Muhammad SAW tidak memberikan pesan mengenai siapa yang akan menggantikannya, sehingga perdebatan pun terjadi soal siapa pengganti Rasulullah.

Usulan yang muncul sebelum jenazah Nabi Muhammad SAW dimakamkan itu menimbulkan perselisihan di antara umat Islam. Perselisihan berlanjut ketika kaum Anshar dalam sebuah pertemuan di Saqifah Bani Sa’idah menuntut diadakannya pemilihan seorang khalifah. Sementara, kaum Muhajirin memilih untuk sejenak berdiam, mengingat Islam baru saja kehilangan Nabi Muhammad SAW.

Perselisihan yang terjadi di Saqifah Bani Sa’idah membuat suasana di antara umat Islam semakin memanas. Dalam pertemuan itu sebelum kaum Muhajirin tiba, golongan Khajraz sepakat untuk mencalonkan Sa’ad bin Ubadah sebagai pengganti Rasul. Namun sebagian orang yang tidak setuju dengan usulan tersebut.

Situasi kembali reda setelah Basyir bin Sa’ad Abi An-Nu’man bin Basyir melakukan pidato untuk mengendalikan keadaan. Setelah tenang, Abu Bakar Ash-Shiddiq meminta orang-orang yang hadir untuk memilih antara Umar dan Abu Ubaidah sebagai pengganti Nabi Muhammad SAW.

Umar dan Abu Ubaidah merasa keberatan dengan ucapan Abu Bakar yang menunjuk mereka. Keduanya menilai, justru Abu Bakarlah yang lebih pantas untuk menggantikan Rasulullah SAW, mengingat ia pernah diberikan mandat sebagai pengganti Rasul dalam imam shalat.

Mandat yang diberikan kepada Abu Bakar itu oleh sebagaian besar kaum muslimin diartikan sebagai perintah yang diberikan oleh Nabi Muhammad SAW agar Abu Bakar dapat memimpin umat Islam setelah Rasul wafat.

Dengan demikian, maka berdirilah kekhalifahan pertama di dunia Islam pada 632 Masehi, dan, Abu Bakar Ash Shiddiq adalah khalifah pertama.

Hasil musyawarah yang menyatakan Abu Bakar sebagai khalifah kerap disebut sebut sebagai subyek kontroversial dan menjadi sumber perpecahan pertama dalam Islam, di mana umat Islam terpecah menjadi kaum Sunni dan Syi'ah.

Di satu sisi, Syi'ah percaya bahwa seharusnya Ali Bin Abu Thalib selaku menantu nabi Muhammad seharusnya menjadi pemimpin. Namun, Sunni berpendapat bahwa Rasulullah mengedepankan musyawarah untuk penunjukan pemimpin.

Terlepas dari itu, selama dua tahun menjadi Khalifah, Abu Bakar telah menorehkan sejarah besar dalam sejarah panjang peradaban Islam di dunia sebagai Khalifah pertama. Ia berperan dalam menyatukan kembali suku-suku yang berusaha melepaskan diri dari Islam pascawafatnya Rasul. Ash Shiddiq juga berperan dalam pelestarian teks-teks tertulis yang menjadi kitab suci agama Islam, Alquran.

Silakan akses epaper Republika di sini Epaper Republika ...