Rumah adat Papua apa aja?

Jakarta -

Rumah adat Papua dikenal memiliki karakteristik dan ciri yang unik. Selain dikenal dengan keindahan alamnya, Papua yang kini dibagi dalam dua provinsi Papua dan Papua Barat juga dikenal memiliki banyak keberagaman suku serta budaya.

Salah satu yang menarik untuk dibahas dari daerah yang dulu bernama Irian Jaya ini adalah rumah adatnya. Rumah adat merupakan bangunan dengan ciri khas tertentu, yang melambangkan kebudayaan dari suatu daerah itu sendiri.

Apakah detikers tahu nama rumah adat yang ada Papua? Simak selengkapnya di bawah ini ya!

Seperti dikutip dari buku Rumah Bundar karya Fangnania T. Rumthe, dalam bahasa Papua, honai atau onai diartikan sebagai rumah. Rumah honai adalah rumah tradisional dari suku Dani di Wamena, Kabupaten Jayawijaya.

Wamena merupakan wilayah yang terletak di pegunungan tengah Papua, dengan ketinggian sekitar 1.800 di atas permukaan laut. Selain suku Dani, rumah honai juga menjadi tempat tinggal suku-suku asli Papua lainnya.

Baca juga: Mengenal Suku Asmat dan Suku Dani dari Pulau Papua

Kehidupan masyarakat suku Dani, sangatlah bergantung dari alam. Sebelum tinggal di rumah honai, mereka hanya tinggal di bawah pohon-pohon yang besar. Masyarakat suku Dani memang hidup sangat bergantung pada alam.

Untuk bertahan hidup di alam terbuka, para leluhur suku Dani memperhatikan burung-burung yang sedang membuat sarang. Jika burung hendak bertelur, burung jantan dan betina akan terbang kian kemari mengumpulkan ranting-ranting kayu dan rumput-rumput kering.

Ranting kayu dan rumput kering itu kemudian dibentuk menjadi sarang yang bulat. Anak burung yang baru lahir tinggal di sarang yang hangat itu. Dari pengamatan itu, masyarakat suku Dani mulai belajar membuat rumah yang dapat melindungi mereka dari cuaca panas, dingin, dan hujan.

Semua atap honai berbentuk bulat setengah bola. Awalnya honai tidak menggunakan paku untuk sambungan atau memperkuat papan. Semua bahan pembuatan rumah honai, sepenuhnya bisa didapatkan di alam sehingga ramah lingkungan.

Kayu digunakan sebagai badan rumah, dindingnya terbuat dari papan kayu, rumput atau ilalang dan jerami digunakan sebagai bahan atap serta lantainya, lakop atau pinde yang bentuknya seperti bambu kecil panjang berfungsi sebagai alas tempat tidur.

Kemudian tali rotan yang berasal dari akar-akar pohon atau tanaman lain berfungsi sebagai tali. Balok kayu juga dipakai untuk tiang tengah atau tiang utama dengan fungsi menyangga atap honai.

Rumah adat Papua, honai terbagi menjadi 3 jenis, yaitu:

1. Honai = rumah untuk para lelaki

Laki-laki dewasa dan anak laki-laki yang beranjak dewasa tidur di honai ini. Simbol-simbol adat disimpan di honai laki-laki. Selain itu di tempat ini juga menjadi tempat pertemuan kelompok, atau menerima tamu. Oleh karena itu, ukuran honai laki-laki biasanya lebih besar

2. Ebei = rumah untuk para perempuan

Tempat tidur ibu-ibu dan anak kecil. Di tempat ini anak perempuan yang sudah beranjak dewasa juga diajarkan oleh ibu mereka tentang cara mengurus rumah tangga dan keterampilan membuat noken.

3. Wamai = rumah untuk peliharaan ternak.

Baca juga: Rumah Gadang: Asal Daerah, Keunikan, dan Fungsinya

Rumah adat Papua honai tidak memiliki jendela dan hanya mempunyai satu pintu, di dalamnya terdiri dari 2 lantai, dengan tinggi sekitar 2-2,5 meter. Lantai pertama terdapat kamar-kamar yang digunakan sebagai tempat tidur, yang di tengahnya terdapat api unggun untuk menghangatkan diri.

Lantai kedua biasa digunakan sebagai tempat memasak, makan, mengerjakan kerajinan dan aktivitas lainya. Rumah honai juga biasa difungsikan sebagai tempat penyimpanan alat-alat perang dan berburu.

Lantai pertama dan kedua dihubungkan dengan tangga bambu. Biasanya rumah honai ditempati oleh 5 sampai dengan 10 orang.

Selain honai, ada juga rumah kaki seribu di Papua Barat. Masyarakat sekitar menyebut rumah kaki seribu dengan istilah rumah Mod Aki Aksa. Dikutip buku "Rumah adat Nusantara" karya Intania dan Nindya K. Suwarto, rumah Kaki Seribu merupakan rumah adat masyarakat Papua Barat, yang biasanya tinggal di daerah pegunungan.

Disebut kaki seribu, kerana rumah ini berbentuk panggung, yang banyak dipenuhi oleh tiang-tiang kayu tinggi sebagai penyanggahnya. Tiang kayu tersebut diibaratkan seperti kaki.

Uniknya, rumah Kaki Seribu tidak memiliki jendala, hal ini bertujuan agar suhu dalam ruangan bisa tetap hangat. Selain itu, rumah Kaki Seribu sengaja dibuat tinggi, dengan alasan agar mampu melindungi masyarakat dari seragan-serangan binatang buas.

Selain honai dan rumah kaki seribu, masih ada jenis rumah adat Papua lainnya seperti rumah Jew dan rumah Kariwari. Demikian penjelasan mengenai rumah adat yang ada di Papua. Semoga bisa menambah pengetahuan baru buat detikers semua ya!



Simak Video "Serda Rizal Gugur Ditembak KKB Papua, Rumah Duka Diselimuti Isak Tangis"
Rumah adat Papua apa aja?

(pal/pal)