Ruang santai keluarga pada rumah kebaya disebut

Rumah adat Betawi sebenarnya ada empat jenis yaitu Rumah Panggung, Rumah Gudang, Rumah Joglo, dan Rumah Bapang atau Kebaya. Namun, yang ditetapkan sebagai rumah adat resmi yaitu Rumah Kebaya.

Nama dari rumah tradisional tersebut berasal dari tampilan samping dinding rumah suku Betawi ini yang terlihat menyerupai lipatan-lipatan kain. Bukan cuma itu, bagian atap rumah yang menyimpan sejarah Jakarta ini punya keunikan dari sisi desain.

Atap yang mirip bentuk pelana terlipat, tepi atasnya dilengkapi dengan ornamen hiasan yang mewarnai bangunan rumah layaknya renda kebaya. Untuk lebih jelasnya, Anda bisa menyimak penjelasan mengenai rumah adat Betawi tempo dulu berikut ini.

1. Desain Khas Rumah Kebaya

Ruang santai keluarga pada rumah kebaya disebut

Rumah Kebaya mempunyai desain arsitektur yang indah. Tidak seperti rumah modern, rangkaian ornamen rumah adat Betawi diatur sedemikian rupa agar tak menyisihkan nilai filosofis suku Betawi.

Tidak hanya itu, material yang digunakan pun dipilih dengan aturan tradisi, seperti halnya rumah adat Aceh. Agar lebih paham, inilah penjelasan aturan desain dari bagian-bagian rumah adat Betawi.

Desain dinding berupa panel-panel yang dapat dibuka dan digeser sampai ke tepi. Dinding depan dibuat dari kayu gowok atau kayu nangka. Umumnya mereka mewarnai dinding bagian depan dengan kombinasi warna hijau dan kuning.

Lantai Rumah Kebaya dibuat lebih tinggi dari tanah di bagian luar rumah, supaya air tidak masuk ke dalam ketika hujan.

Daun pintu dan jendela berupa rangka kayu dan jalusi horizontal. Jalusi merupakan lubang udara yang berfungsi sebagai celah sirkulasi udara. Jalusi dapat diaplikasikan pada bagian atas atau keseluruhan pintu dan jendela.

Layaknya rumah Gadang, atap rumah asli Betawi juga berbentuk pelana, tapi bedanya ujung atap rumah Betawi tidak berbentuk runcing. Konstruksi penyangga rangka atap dan kuda-kuda menggunakan kayu gowok atau kayu kecapi.

Pondasi rumah menggunakan batu kali yang dipasang di bawah setiap kolom. Untuk landasan dinding menggunakan batu bata dengan kolom dari kayu nangka.

Setiap sudut dipenuhi ornamen gigi balang dan banji. Gigi balang berupa papan kayu yang berjejer berbentuk segitiga pada atap rumah yang berarti simbol kejujuran, kerja keras, rajin, dan sabar seperti belalang.

2. Ruang Depan Rumah

Ruang santai keluarga pada rumah kebaya disebut

Rumah Kebaya dikelilingi oleh pagar kayu. Bagian depan rumah meliputi teras yang luas dengan bale dari rotan, bambu, atau kayu jati. Lantainya disebut gejoganyang merupakan simbol penghormatan kepada tamu.

Rumah khas Betawi memiliki tangga yang menghubungkan bangunan utama rumah dengan area luar. Tangga yang menghubungkan gejogan luar rumah dikenal dengan nama balak suji, yang bermakna penyejuk penghalang masuknya bencana ke dalam rumah.

Berbeda dengan rumah adat Bali yang memiliki bangunan khusus untuk menerima tamu, rumah suku Betawi menggunakan teras untuk keperluan tersebut. Teras juga digunakan untuk bersantai bersama keluarga.

3. Ruang Tengah

Ruang santai keluarga pada rumah kebaya disebut

Bagian tengah rumah terbagi atas beberapa ruangan yaitu pangkeng, kamar tidur, dan paseban. Pangkeng merupakan ruang khusus keluarga yang bisa digunakan sebagai tempat santai bersama di malam hari.

Kamar tidur di rumah tradisional ini umumnya berjumlah 4 buah ditambah sebuah kamar tamu yang disebut paseban. Jika sedang tidak ada tamu, kamar tersebut dijadikan musala.

4. Ruang Belakang dan Pekarangan Rumah

Ruang santai keluarga pada rumah kebaya disebut
sportourism.id

Ruang bagian belakang dari rumah Betawi berisi dapur atau srondoyan, ruang makan, kamar mandi, gudang, dan pekarangan. Kawasan ini hanya boleh dimasuki oleh penghuni rumah saja. Untuk pekarangannya, rumah Betawi umumnya memiliki sumur di depan rumah.

Di bagian samping rumah terdapat areal makam keluarga. Keberadaan makam tersebut dimaksudkan agar anggota keluarga yang masih hidup dapat mengingat kematian. Posisi makam yang dekat dengan rumah juga memudahkan merawat dan menziarahinya.

Itulah sekelumit penjelasan tentang bagian-bagian dari rumah adat Betawi yang mempunyai fungsi dan makna filosofis. Budaya Betawi adalah akar masyarakat Jakarta, sehingga sudah selayaknya dilestarikan.

KOMPAS.com - DKI Jakarta yang dikenal sebagai kota megapolitan tak bisa lepas dari keberadaan budaya Betawi.

Salah satu ragam hasil budaya yang mulai tergusur oleh pembangunan kota Jakarta adalah bangunan tradisional atau rumah adat betawi.

Baca juga: Resep Sate Ayam Kuah Soto Betawi, Inovasi Masakan ala Koki Profesional

Padahal, gaya bangunan atau arsitektur rumah adat dari Betawi memiliki ciri khas tersendiri yang membedakan dengan rumah tradisional daerah lain.

Baca juga: Mengenal Sayur Sambal Godog Khas Betawi yang Jadi Warisan Budaya Takbenda Indonesia Tahun 2021

Hal ini membuat rumah adat Betawi menjadi sangat istimewa sehingga masuk dalam warisan budaya tak benda yang pelestariannya diatur oleh pemerintah daerah.

Baca juga: Sejumlah Tokoh Betawi Diusulkan Jadi Nama Jalan di Jakarta

Rumah Adat Betawi

Melansir dari laman Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, Rumah Kebaya adalah nama rumah adat Betawi.

Nama Rumah Kebaya berasal dari bentuk atap rumahnya yang dari samping terlihat seperti lipatan kebaya.

Selain dikenal sebagai Rumah Kebaya, bangunan tradisional ini juga dikenal sebagai Rumah Bapang.

Atap Rumah Kebaya berbentuk seperti pelana yang dilipat dengan material atap terbuat dari genteng.

Sementara pondasi bangunan dibuat menggunakan susunan batu kali yang menyokong tiang-tiang rumah.

Bentuk Rumah Adat Betawi

Selain bentuk asli Rumah Kebaya, ada dua macam bentuk lain dari rumah adat Betawi yang merupakan percampuran dengan budaya luar.

Rumah Gudang disebut memiliki pengaruh bentuk arsitektur Belanda pada struktur atap rumah yang kompleks berbentuk kuda-kuda.

Sementara bagian depan terdapat atap miring yang berfungsi sebagai penahan cahaya matahari dan hujan untuk ruang depan yang selalu terbuka.

Bentuk ruang bagian dalam Rumah Gudang adalah segi empat yang memanjang dari depan hingga belakang.

2. Rumah Joglo

Selain pengaruh dari Belanda, ada juga bentuk rumah adat dari Betawi yang dipengaruhi oleh kebudayaan jawa.

Bentuk rumah Joglo yang umum ditemui di Pulau Jawa juga ditemui dalam beberapa bentuk rumah adat Betawi.

Bedanya, Joglo ala Betawi ini tidak menunjukkan secara tegas tiang-tiang utama seperti yang biasa ditemukan pada berbagai rumah adat dari Jawa.

Selain itu, struktur kuda-kuda pada atap juga hanya bisa ditemui pada rumah adat Betawi saja.

Ornamen Khas Rumah Adat Betawi

Ruang santai keluarga pada rumah kebaya disebut
Dok. sudinpusarjakpus.jakarta.go.id Ornamen Gigi Balang jadi ciri khas yang menghiasi di rumah adat Betawi.

Rumah adat Betawi yang terbuat dari kayu memiliki ornamen khas yang memberikan sisi estetik pada bangunan.

Ornamen hiasan Gigi Balang umumnya menghiasi bagian ujung atap atau lisplang rumah adat dari Betawi yang menjadi ciri khas tersendiri.

Dikutip dari laman Jakarta Tourism, Gigi Balang berasal dari kayu panjang dengan pola segitiga dan aksen lubang berbentuk bulat.

Motif Gigi Balang antara lain wajik, wajik susun dua, potongan waru, dan kuntum melati.

Pesan yang terkandung dari Gigi Balang adalah pertahanan yang kuat dalam hidup yang jadi falsafah hidup orang Betawi.

Sementara pada Pergub No.17/2017 tentang Ikon Budaya Betawi, dijelaskan bahwa arti ornamen gigi balang adalah sebagai lambang gagah, kokoh dan berwibawa.

Sumber:

https://dinaskebudayaan.jakarta.go.id/disbuddki/news/2021/10/Ragam-Arsitektur-Rumah-Adat-Betawi

https://www.jakarta-tourism.go.id/news/2018/02/rumah-kebaya

https://www.jakarta-tourism.go.id/news/2018/02/gigi-balang

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.