TEKNIK RADIO DAN TELEVISI RANGKUMAN MATERI
PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015 ---- DOWNLOAD FILE ASLI INI DISINI ---- BAB PEMANCAR DAN PENERIMA RADIO AM PEMBAHASAN BLOCK DIAGRAM PEMANCAR AM SIARAN
Fungsi tiap-tiap bagian radio pemancar AM : 1. Osilator Untuk membangkitkan listrik frekuensi tinggi. 2. Buffer Mengubah listrik yang dibangkitkan oscillator menjadi konstan. 3. Modulator AM Untuk mengirimkan sinyal informasi dengan digabung(modulasi) dengan sinyal pembawa. 4. Penguat RF Sebagai penguat RF. Sumber Audio,pada umumnya berisi loudspeaker. 5. Penguat AF Sebagai penguat awal/ penguat sinyal suara. Contoh rangkaian pemancar am
1. Blok Diagram Penerima AM
Fungsi Masing-masing Blok a. Antena : sebagai penangkap getaran/sinyal yang membawa dan berisikan informasi yang dipancarkan oleh pemancar. b. Penguat RF : berfungsi untuk menguatkan daya RF ( Radio Frequency/ Frekuensi tinggi) yang berisi informasi sebagai hasil modulasi pemancar asal. Setelah diperkuat, geteran RF dicatukan ke mixer. c. Mixer (pencampur) : berfungsi mencampurkan getaran/sinyal RF dengan Frekuensi Osilator Lokal, sehingga diperoleh frekuensi intermediet (IF/Intermediate Frequency). d. Penguat IF : digunakan untuk menguatkan Frekuensi Intermediet (IF) sebelum diteruskan ke blok detektor. IF merupakan hasil dari pencampuran getaran/sinyal antara RF dengan Osilator Lokal. e. Detektor :digunakan untuk mengubah frekuensi IF menjadi frekuensi informasi. Degan cara ini, unit detektor memisahkan antara getaran/sinyal pembawa RF dengan getaran informasi ( Audio Frequency/AF). d. Penguat AF : digunakan untuk menyearahkan getaran/ sinyal AF serta meningkatkan level sinyal audio dan kemudian diteruskan penguat AF ke suatu pengeras suara. e. Speaker (pengeras suara) digunakan untuk mengubah sinyal atau getaran listrik berfrekuensi AF menjadi getaran suara yang dapat didengar oleh telinga manusia. 2. Rangkaian penerima radio am
a. Rangkaian penala Sinyal radio masuk melaluiantena dan masuk ke blokmixer+oscilator.Oscilatorberfungsi membangkitkan sinyal dengan frekuensi 455 kHz lebih tinggi dari pada frekuensi sinyal yang masuk melalui antena. b. Rangkaian Penguat IF c. Rangkaian detector Rangkaian detektor, digambarkandengan detektor dioda. Gulungan primer transformator IF (T3) menerima sinyal IF termodulir dari penguat IF terakhir. d. Rangkaian amplifier Rangkaian audio amplifier pada pesawat ini terdiri atas empat buah penguat (TR D734) sampai dengan TR B698) dan berfungsi memperkuat sinyal informasi hasil dari rangkaian detektor. BAB Blok Diagram Pemancar dan Penerima Radio FM PEMBAHASAN A. Blok Diagram Pemancar Radio FM.
Gambar 1. Blok Diagram Pemancar FM Sederhana B. Fungsi dari bagian-bagian Pemancar Radio FM. 1. Encoder Bagian ini merupakan tahap awal masukan yang berasal dari audio-prosessor dan hanya ada pada sistem pemancar FM stereo. 2. Modulator FM/PM Modulator FM (Frequency Modulation) atau dapat juga berupa modulator PM (Phase Modulation). Prinsip dasarnya adalah sebuah modulator reaktansi. Pada FM, sinyal audio level daya rendah mengguncang reaktansi kapasitif dari varaktor deoda untuk menghasilkan deviasi frekuensi osilator. 3. Osilator Membangkitkan getaran frekuensi tinggi sesuai dengan frekuensi lingkar tala dari generator tala yang pada umumnya menggunakan resonator paralel berupa LC jajar. 4. Buffer (Penyangga) Penyangga (buffer) berfungsi menguatkan arus sinyal keluaran dari osilator. 5. Driver (Kemudi) Rangkaian driver berfungsi mengatur penguatan daya (tegangan dan arus) sinyal FM dari penyangga sebelum menuju ke bagian penguat akhir. 6. Final Amplifier (Penguat Akhir) Bagian penguat akhir merupakan unit rangkaian penguat daya RF efisiensi tinggi, untuk itu sering dan hampir selalu digunakan penguat daya RF tertala kelas C karena menawarkan efisiensi daya hingga “100%”. Bagian akhir dari penguat akhir mutlak dipasang filter untuk menekan harmonisa frekuensi. 7. Antenna Mengubah getaran listrik frekuensi tinggi menjadi gelombang elektromagnetik dan meradiasikannya ke ruang bebas. Jenis antena sangat berpengaruh pada pola radiasi pancaran gelombang elektromagnetik. 8. Catu Daya Catu daya harus mempu mensuplay kebutuhan daya listrik mulai dari tingkat modulator – osilator sampai tingkat penguat akhir daya RF. Pemasangan shelding pada blok pen-catu daya merupakan hal penting untuk sistem pemancar FM, selain itu pemakaian filter galvanis sangat dianjurkan untuk menekan sinyal gangguan pada rangkaian jala-jala dan sebaliknya. C. Blok Diagram Penerima Radio FM. Di dalam radio penerima, pesan asli yang dipindahkan ke bagian frekuensi pembawa diproses dan dideteksi sehingga diperoleh kembali sinyal pesan asli yang dikirimkan oleh pemancar FM. Berikut ini gambar Blok diagram radio penerima FM :
Gambar 2. Blok diagram radio penerima FM D. Fungsi dari bagian-bagian Pemancar Radio FM. 1. Antenna Penerima Antena dapat bersifat omnidirectional (ke segala arah) untuk pemakaian umum atau sangat terarah untuk komunikasi titik ke titik. 2. Osilator Lokal. Osilator lokal dalam penerima ditala untuk menghasilkan frekuensi fLO yang berbeda dengan frekuensi sinyal datang fRF sebesar frekuensi intermediate (antara) fIF. 3. Mixer. Merupakan pencampur, alat tidak linear yang menggeserkan sinyal yang diterima pada fRF ke frekuensi intermediate fIF. 4. Penguat Tala IF. Berfungsi menaikkan sinyal ke tingkat yang cocok untuk dideteksi dan menyediakan sebagian besar pemilahan frekuensi yang diperlukan untuk “melewatkan” sinyal yang diperlukan dan menyaring keluar (filter) 5. Pembatas Penguat Tala IF. Berfungsi membatasi sinyal keluaran dari penguat tala IF. 6. Detektor AGC. Automatic Gain Control. Merupakan umpan balik negatif dengan mencuplik amplitudo sinyal dari penguat IF untuk menggerakkan rangkaian AGC yang selanjutnya mengendalikan gain dari Penguat Tala RF dan Penguat Tala IF. 7. Diskriminator Pada dasarnya merupakan detektor FM yang berfungsi memulihkan sinyal pesan asli dari masukan IF termodulasi. 8. AFC. Automatic Frequency Control bekerja berdasarkan feedback negatif yaitu dengan diturunkan sebuah sinyal yang besarnya sebanding dengan deviasi rata-rata dari frekuensi tengah yang diterima pada titik tengah Band Pass IF penerima. 9. De-Emphasis Pada Blok Diagram radio FM, rangkaian ini berfungsi menekan kebisingan penerimaan akibat penerapan pre-emphasis pada pemancar dengan 6 dB/Oktaf 10. Volume dan Penguat Radio Bertugas menaikkan tingkat daya sinyal audio keluaran detektor 11. Pengeras Suara (Loud Speaker) Mengubah informasi sinyal listrik audio kembali ke bentuk aslinya yaitu gelombang suara. BAB Radio Penerima Strught dan Radio Penerima Super Heterodine Pembahasan RADIO PENERIMA
Radio
penerima adalah merupakan salah satu pesawat elektronika yang bekerja mengubah
sinyal modulasi atau gelombang radio menjadi sinyal audio yang dapat didengar
oleh manusia. A. Penerima radio Straight (langsung). B. Penerima radio Superheterodyne. Sedangkan berdasarkan sinyal modulasinya dibedakan menjadi: A. Penerima gelombang AM. B. Penerima gelombang FM. A. Radio Penerima Straight (Langsung). Radio penerima straight atau sering disebut radio kristal adalah sebuah penerima pesawat radio yang rangkaiannya sangat sederhana, yaitu cara penerimaan secara langsung, artinya pesawat radio ini tidak dilengkapi dengan penguat seperti yang ada pada radio superheterodyne, radio jenis ini tidak ditemukan dipasaran karena merupakan radio eksperimen saja, akan tetapi merupakan cikal bakal dari radio sebelum ditemukannya radio superheterodyne.
Keterangan blok diagram gambar radio penerima straight di atas adalah : 1. Bagian Antena Berfungsi untuk menangkap gelombang radio yang berasal dari pemancar,pada antenna terinduksi berbagai sinyal radio dengan frekuensi yang berbeda-beda sesuai dengan frekuensi yang dipancarkan oleh pemancar. 2. Bagian Tuning/Pemilih Bagian tuning sering disebut juga bagian tuner atau penala. Komponen utamanya adalah lilitan email(kawat tembaga) dan kondensator (L.C). Berfungsi untuk memilih salah satu gelombang radio yang diterima oleh antenna. Memilih salah satu dari sekian banyak gelombang radio (RF = radio frekuensi) yang telah diterima oleh antena melalui teknik resonansi (resonansi adalah peristiwa ikut bergetarnya suatu benda akibat adanya benda lain yang bergetar). 3. Bagian Detektor Komponen utama pada bagian detector adalah diode. Berfungsi untuk memisahkan antara frekuensi suara (AF) dengan gelombang pembawanya yaitu frekuensi radio (RF). 4. Bagian Penguat AF (Audio Frekuensi) Komponen utama pada bagian penguat AF adalah transistor atau IC. Fungsi bagian penguat AF pada penerima radio adalah untuk menguatkan sinyal informasi yang telah dipisahkan oleh bagian detector. 5. Bagian alat suara Fungsi bagian alat suara pada penerima radio adalah untuk mengubah sinyal informasi (AF) menjadi getaran suara yang dapat didengar oleh telinga manusia. 6. Bagian Sumber Arus Fungsi bagian sumber arus pada penerima radio adalah untuk memberi tenaga agar radio dapat bekerja.
7.
Loudspeaker B. Radio Penerima Superheterodyne Yaitu Rangkaian Radio Penerima yang sudah agak lengkap yang terdiri dari beberapa bagian. Radio ini juga berfungsi untuk meningkatkan selektivitas. Ada 2 macam sistem penerima radio heterodyne yaitu : a. Single Conversation. b. Multi Conversation.
Keterangan untuk gambar sama, hanya ada beberapa perbedaan antara gambar blok diagram radio superheterodyne dengan radio straight adalah adanya : 1. Bagian Oscilator Komponen utama bagian oscilator adalah lilitan kawat email dan kondensator. Fungsi bagian Oscilator pada penerima radio adalah untuk mebangkitkan frekuensi tinggi (RF = Radio Frekuensi). 2. Bagian Mixer Komponen utamanya adalah transitor. Fungsi bagian mixer pada penerima radio adalah untuk mencampur frekuensi dari antena (fa) dengan frekuensi yang dihasilkan oleh oscillator (fo).
3. Bagian Penguat Frekuensi Menengah (IF = Intermediate
Frekuensi) BAB Prinsip penalaan gelombang radio, Proses pembentukan frekuensi IF, prinsip kerja Detektor dan prinsip kerja AGC. PEMBAHASAN
Prinsip Kerja
Bagian Tuner (Penala) Radio Penerima FM Superheterodyne Prinsip kerja tuning
(penalaan) radio penerima FM superheterodyne terletak pada bagian RF amplifier
dan oscilator lokal dimana oscilator lokal akan menghasilkan frekuensi 10,7 MHz
lebih tinggi dari frekuensi RF yang diterima. Pada sistem kerja radio penerima
FM super heterodyne mengunkan rumus tuning sebagai berikut. Dimana : fc =
Frekuensi RF yang diterima fosc = Frkeunsi oscilator lokal fif = Frekuensi IF
Dengan demikian, frekuensi osilator lokal pada radio penerima FM
superheterodyne dapat diubah dari 98,7 MHz sampai 118,7 MHz, sehingga dari
Pencampur menghasilkan suatu frekuensi IF 10,7 MHz. BAB Radio Penerima FM PEMBAHASAN 1.1.Sistem Penerima Pesawat penerima radio mempunyai fungsi sebagai berikut: pertama memisahkan sinyal radio yang dikehendaki dari semua sinyal radio lain yang diterima oleh antena, dan menolaknya sinyal yang tidak dikehendaki tersebut, sinyal yang dipisahkan tersebut lalu dikuatkan sampai pada tingkatan tertentu yang dapat digunakan, dan akhirnya memisahkan sinyal suara dipisahkan dari pembawa (carier) radio untuk didapatkan kembali sinyal informasi dan selanjutnya sinyal audio tersebut dikuatkan dan diumpankan ke speaker. 1.2.Bagian – bagian radio penerima fm
1. Eksternal, antena FM teleskopik: Yang di sebelah radio ini menjangkau sekitar 30 cm (1 kaki), yang cukup banyak lama untuk menangkap jangkauan yang baik siaran FM. 2. Tempat Baterai: Radio inidisuplai daribaterai atau langsung stop kontak . 3. Loudspeaker: Hanya ada satu loudspeaker, sehingga radio ini dapat memproduksi suara hanya mono. 4. Input power AC: Sebuah kabel dihubungkan ke soket ini sehingga Anda dapat menjalankan radio dengan ekonomis dari stop kontal rumah anda. 5. Transformer: komponen elektronik radio beroperasi pada tegangan yang sangat kecil (kurang dari 6 volt), tapi tegangan yang datang dari stopkontak AC biasanya 220 volt. Fungsi transformator adalah untuk menurunkan tegangan AC sehingga aman dan sesuai untuk komponen radio yang butuh daya kecil. 6. Internal AM antena: Ketika Anda mendengarkan AM (juga dikenal sebagai MW atau gelombang menengah) siaran, antena FM eksternal berlebihan. 7. Transformer: Serangkaian transformator lebih kecil membantu radio memusatkan pada hanya stasiun yang Anda inginkan dengan menghalangi stasiun terdekat yang lain. 8. Amplifier: chip kecil ini meningkatkan kekuatan sinyal sehingga cukup kuat untuk mendorong loudspeaker. Amplifier ini didasarkan pada transistor , komponen elektronik yang mengambil arus kecil dan mengeluarkan jauh bersakal lebih besar. 9. Soket earphone: Anda dapat menancapkan mono earphone kecil di sini untuk mendengarkan radio. 10. Volume control: Memutar tombol volume menyesuaikan komponen elektronik yang disebut sebagai resistor variable. 11. Tuning kontrol: Ini adalah kapasitor variabel yang menyetel radio di stasiun tertentu. 1.3.Blok Diagram Radio Penerima Langsung Merupakan generasi awal dari penerima radio pada penerima ini tidak terjadi konversi frekwensi dan sangat sederhana sehingga masih banyak kelemahannya, secara blok ditunjukkan pada gambar dibawah ini.
Gambar Blok Penerima Radio Langsung (Straight)
2.3 Blok Penerima FM Mono
2.4 Blok Penerima FM Stereo
Secara gambar rangkaian blok , penerima FM hampir sama dengan penerima AM , perbedaan berada pada frekuensi yang diterima yaitu antara 88 Mhz - 108 Mhz dan frekuensi antara sebesar 10,7 Mhz serta cara demodulasinya serta bagian low pass filter pada penerima mono dan pada mode stereo dilengkapi dengan stereo decoder dan 2 power amplifier untuk sistem penerima FM stereo.
Bagian – bagian Radio secara Umum a. Bagian Detektor Bagian ini merupakan daerah yang mendeteksi adanya sinyal yang masuk. Komponen yang paling berperan pada bagian ini adalah MF(Middle Frekuensi). Semua sinyal yang masuk haruslah melalui MF yang selanjutnya diteruskan ke bagian IF (Intermediate Frekuensi) III.
Gambar Rangkaian Detektor b. Mixer Mixer juga merupakan suatu bentuk rangkaian yang ada dalam pesawat penerima radio. Tugas utama bagian ini adalah sebagai penguat dari getaran frekuensi antena.
c. Amplifier Rangkain amplifier bukan hanya terdapat pada pesawat tape recorderatau peasawat televise saja, melainkan pada pesawat penerima radio pun jugaterdapat rangkaian ini. Tujuan dari rangkaian penguat ini adalah untuk memperkuat hasil sinya; frekuensi rendah (audio) agar bisa didengar dan dinikmati suaranya melalui speaker. Di bawah ini merupakan gambar rangkaian amplifier.
Rangkaian Amplifier BAB DASAR PEMANCAR DAN PENERIMA TELEVISI HITAM PUTIH PEMBAHASAN A. Prinsip Kerja Televisi secara umum Selain gambar, pemancar televisi juga membawa sinyal suara yang di tranmisikan bersama sinyal gambar.Penyiaran telavisi sebenarnya menyerupai suara sistem radio tetapi mencakup gambar dan suara. Sinyal suara di pancarkan oleh modulasi frekuensi (FM) pada suatu gelombang terpisah dalam satu saluran pemancar yang sama dengan sinyal gambar. Sinyal gambar termodulasi mirip dengan sistem pemancaran radio yang telah dikenal sebelumnya. B. Televisi Hitam Putih 1. Proses dan Prinsip Kerja TV Hitam Putih (Monochrome) · Isyarat listrik yg mewakili gambar disebut isyarat video, sedangkan isyarat audio mewakili suara. · Isyarat video dari kamera monochrome dinyatakan dengan gelap & terang dengan tingkat kegelapan yang berbeda-beda (grey-level). · Isyarat video yg menyatakan gelap-terang ini disebut isyarat luminansi (Y) · Isyarat video dilengkapi dengan isyarat pemadaman (blanking) dan sinkronisasi yg menghasilkan isyarat video komposit (Ycomp) · Isyarat video komposit memodulasi AM terhadap isyarat pembawa gambar (fp)
·
Isyarat audio memodulasi FM terhadap isyarat pembawa suara
(fa) 2. Pembacaan Dan Penyajian Gambar Di pemancar, kamera membaca gambar obyek titik demi titik dari kiri ke kanan, dari atas ke bawah. · Di penerima, tabung gambar menyajikan gambar titik demi titik dari kiri ke kanan, dari atas ke bawah sesuai urutan di pemancar. · Tanggapan mata manusia terlambat 1/18 detik bagi ”menghilangnya” suatu gambar. Jika gambar ditampilkan > 18 kali/detik secara terputus-putus, akan terkesan gambar tsb tertayang secara kontinyu · Di Eropa, Indonesia 25 frame/detik, di Amerika 30 frame/detik. · Menembakkan berkas elektron secara beruntun ke layar kamera (di pemancar) atau ke tabung gambar (di penerima) ke arah titik obyek yang dituju (di pemancar) atau ke titik tempat akan ditampilkannya gambar di layar tv (di penerima). · Di Indonesia, Eropa layar terbagi 625 garis, di Amerika 525 garis. 3. Interlaced Scanning Proses menembak-nembakkan elektron di kamera maupun di tabung TV ke titik-titik sesuai pola garis-garis sehingga menyapu seluruh permukaan kamera/layar disebut pemayaran (Scanning)
Penerima pada dasarnya adalah sebuah rangkaian superheterodin. Sebuah tingkat osilator local dalam penyetala RF atau, bagian depan (front end), melakukan pelayangan dengan sinyal RF hingga turun ke frekuensi tengah untuk penguat IF. Kemudian semua RF pada stasiun-stasiun yang berbeda diubah menjadi nilai-nilai IF yang sama dari penerima. Nilai-nilai IF standar pada penerima-penerima televisi adalah : 45,75 MHz untuk sinyal pembawa gambar 41,25 MHz untuk sinyal pembawa suara Kebanyakan penguat sinyal dalam penerima dilakukan oleh bagian-bagian penguat IF. Sinyal-sinyal video mula-mula muncul pada keluaran detector video. Detektor tersebut memiliki masukan sinyal IF termodulasi dan keluaran sinyal bidang frekuensi dasar.
BLOK FUNGSIONAL UNTUK PENYELARASAN DAN DEFLEKSI Kita dapat meninjau osilator defleksi vertikal atau defleksi horizontal sebagai titik awal untuk defleksi. Masing-masing adalah sebuah rangakaian osilator “free-running” yang menghasilkan keluaran dengan atau tanpa sinyal masukan. Akan tetapi, masukan penyelarasan digunakan untuk mengontrol frekuensi osilator. Keluaran osilator semua penguat daya, yang bekerja sebagai sebuah generator penyamar untuk menghasilkan sejumlah arus pemayaran gigi gergaji yang diperlukan didalam kumparan ganda defleksi. PENGONTROLAN PENGUATAN SECARA OTOMATIS (AGC-AUTOMATIC GAIN CONTROL) Rangkaian AGC merupakan suatu sistem lup tertutup, yang berarti memiliki umpan-balik. Rincian lanjut dari sistem ini diperhatikan pada diagram blok pada gambar di bawah ini.AGC memberikan suatu level sinyal video yang tetap pada keluaran detektor video, sekalipun antena menghasilkan level sinyal RF bervariasi secara lebar.
Penetala RF, atau bagian depan (front-end), adalah bagian pengubah frekuensi dari penerima superheterodin. Penyetala ini menerima sinyal-sinyal antena pada semua frekuensi saluran. Sinyal-sinyal ini dikonveksi (diubah) kedalam suatu bidang frekuensi tunggal (singelband) dalam pass band IF untuk penguat IF yang disetalakan pada harga yang tetap. Keluaran dari penyetala RF merupakan awal dari bagian IF.
BAGIAN PENGUAT TENGAH (IF) Bagian IF hanya menerima frekuensi menengah (IF) dalam keluaran tingkat pencampuran sebab rangkaian-rangkaian ini disetalakan untuk sinyal IF.
Sinyal dari penguat IF akhir menggerakkan detektor video. Detektor ini secara khas adalah sebuah penyearah dioda frekuensi tinggi dengan sebuah filter dalam rangkaian keluarannya yang memintas komponen kerut IF.
Fungsi utama dari penguat video adalah memberikan ayunan tegangan yang diperlukan untuk menggerakkan tabung gambar dari cut-off, untuk pengosongan, ke tegangan katoda-kisi yang praktis nol, untuk putih puncak.
Komponen searah (DC) dari sinyal video menunjukkan terang relatif dalam gambar terhadap tingkat pengosongan. Pada keluaran detektor video, komponen searah dari sinyal video akan tetap utuh saat dipancarkan. Guna mempertahankan komponen searah, penguat video sering digandengkan-langsung dari keluaran detektor video kekatoda tabung gambar.
Suara yang berhubungan dipancarkan sebagai suatu sinyal FM dalam saluran penyiaran televisi dengan frekuensi tengah 4,5 MHz diatas frekuensi pembawa gambar. Penyimpanan frekuensi maksimum adalah 25 kHz diatas dan dibawah frekuensi pembawa suara ”Transmisi Televisi”, FM digunakan untuk sinyal suara karena dia bebas dari derau dan interverensi.
Tabung gambar adalah sebuah tabung sinar katoda (CRT) berisi senapan elektron, yang menghasilkan berkas elektron, yang memancarkan cahaya. Tabung – tabung gambar monokrom mempunyai satu senapan elektron untuk layar fosfor putih. Tabung – tabung gambar menggunakan focusing coil. BAB Prinsip kerja serta proses terbentuknya sinyal warna PEMBAHASAN A. SINYAL VIDEO ANALOG Pada awal pertelevisian, kita hanya mengenal sinyal gambar saja (Luminance) yaitu sinyal dengan informasi gelap terang karena hanya ada televisi hitam putih. Dengan perkembangan teknologi, dapat dibuat sistem televisi warna yang harus kompatibel dengan sistem hitam putih pendahulunya. Sistem warna dibuat dengan beberapa standar, seperti PAL yang digunakan di negara-negara Eropa dan Indonesia, NTSC yang digunakan di Amerika Serikat dan Jepang, dan SECAM yang digunakan di Perancis dan Russia. Untuk selanjutnya, kita hanya bicarakan sistem warna PAL yang dipergunakan di Indonesia. a. Sinyal Video RGB Sistem warna pada televisi warna didasari dari tiga warna dasar yaitu merah, hijau dan biru (Red, Green, Blue = RGB), sedang warna-warna lainnya adalah campuran dari ketiga warna dasar tersebut. Kamera video menagkap citra (image) dari obyek dalam warna merah, hijau dan biru. Sedangkan tabung gambar menghsilkan citra (image) dengan menembakkan elektron ke permukaan tabung dengan warna dasar merah, hijau dan biru. Tabung gambar (CRT = Cathode Ray Tube) memerlukan tiga sinyal dan sinyal sync untuk menghasilkan image warna tersebut. Sinyal tersebut disebut sinyal RGB dengan sync pada hijau atau terpisah (HD atau composite). Masing-masing sinyal RGB memberikan informasi image dari obyek yang sama, sehingga masing-masing membutuhkan lebar jalur (bandwidth) yang sama lebar yaitu sekitar 5 MHz.
Sinyal RGB pada Color Bar b. Sinyal Video Komponen (Component VIDEO) Dengan menggunakan rangkaian matrix, maka sinyal RGB dapat diubah menjadi sinyal komponen. Sinyal komponen adalah sinyal yang terdiri dari satu sinyal gambar (lumiance) seperti pada sistem televisi hitam putih, dan dua sinyal informasi warna U (B-Y) dan V (R-Y) dengan komposisi sbb:
Sinyal Video Komponen pada Color Bar c. SINYAL VIDEO KOMPOSIT (COMPOSITE VIDEO)
Untuk
dapat mempertahankan kompatibilitas, maka diperlukan sinyal yang dapat
mengandung informasi warna selain gambar dalam satu jalur.
Sinyal Komposit pada Color Bar d. SINYAL S-VIDEO (Y/C) Untuk mengatasi efek cross-color yang terjadi sewaktu pemisahan sinyal warana dari sinyal gambar, maka dewasa ini mulai dipopulrekan sinyal S-Video. Sinyal ini adalah sinyal yang terdiri dari dua jalur, yaitu jalur untuk gambar (Y =Luminance) termasuk sync dan satu lagi jalur untuk warna (C = Chrominance). Sinyal ini memang lebih baik dari sinyal komposit, tetapi sinyal warna pada sinyal ini juga telah mengalami transformasi yang mungkin tidak linear dalam proses modulasi yang mengakibatkan kurang baik jika dibandingkan dengan sinyal video komponen yang masih mewakili sinyal asli RGB.
Sinyal S-Video pada Color Bar B. SINYAL VIDEO DIGITAL Sinyal analog mempunyai beberapa kelemahan yang sulit diatasi yaitu mengenai masalah noise dalam proses sinyal dan transmisi. Dengan perkembangan teknologi digital yang dapat mengatasi masalah noise, maka sinyal video digital juga dikembangkan. Dengan besarnya bandwidth dari sinyal video, maka jika ditransformasikan menjadi sinyal digital dengan kualitas yang baik, menghasilkan sinyal dengan kecepatan bit (bit rate) yang sangat tinggi, dan jika disimpan, memerlukan media yang sangat besar. a. SERIAL DIGITAL INTERFACE (SDI) Serial Digital Interface adalah merupakan sinyal digital yang mengikuti standar SMPTE dan CCIR-601. Serial digital interface diperkenalkan ketika diluncurkan VTR dengan format D1 dan D2 yang diikuti oleh Digital Betacam. D1 merupakan sinyal digital yang pada dasarnya adalah mendigitalkan sinyal video komponen (Y/R-Y/B-Y) dengan frekuensi samplng 4xfsc untuk Y, 2xfsc untuk R-Y dan B-Y (dikenal sebagai 4:2:2), sedang D2 pada dasarnya adalah mendigitalkan sinyal video komposit (termasuk sync dan burst). Sedang untuk membedakan sinyal PAL dan NTSC, digunakan istilah 625 dan 525, yang diambil dari jumlah baris scanning pada PAL yaitu 625 dan NTSC yaitu 525 b. IEEE 1394 (iLink / Firewire) iLink/Firewire dibuat dengan dasar memenuhi kebutuhan perkabelan yang sederhana, yaitu kabel yang dapat mentransmisikan sinyal video dan audio digital dan kontrol sekaligus (AVC). Transmisi ini umum dikenal baik di kalangan audio-visual, maupun di kalangan IT yang sudah menyatu. Di dalam transmisi digital iLink/Firewire ini, sinyal video telah terkompressi dengan algoritma DV (Digital Video), atau HDV. BAB TABUNG GAMBAR TELEVISI HITAM PUTIH dan TELEVISI WARNA PEMBAHASAN 2.2 Pengertian dasar tabung gambar
Gambar1. CRT sebuah tabung sinar katoda (CRT) berisi senapan elektron, yang menghasilkan berkas elektron, yang memancarkan cahaya. 2.3 Prinsip kerja tabung gambar televisi hitam putih. Filamen mendapatkan tegangan dari FBT, maka filamen akan menyala dan menjadi panas, kemudian memanaskan katoda, sehingga pada Katoda muncul elektron-elektron anoda di permukaan dalamlayar, diberikan tegangan tinggi dari FBT, maka elektron akan meloncat kepermukaan dalam layar,yang berlapiskan phospor,yang akan menyala, kalau terkena elektron, sehingga pada tengah layar akan tampil titik sinar putih.Titik sinar tersebut bisa diatur keterangannya tergantung pada tegangan pada G1, yang kalau negatif dengan nilai tertentu, maka elektron tidak bisa lewat dan permukaan layar menjadi gelap.Nah di sinilah sinyal Video diberikan, apakah saatpenelusuran dengan kamera atau sumber sinyal Video lainnya, saat itu terang atau gelap atau diantaranya.
Gambar2. Tabung tv hitam putih Sehingga pada televisi hitam putih gambar tidak dapat dilihat sesuai dengan warna aslinya. Apapun yang terlihat dilayar kaca hanya tampak warna hitam dan putih. Hal ini sangat berbeda dengan televisi warna, yakni warna gambar yang tampil di layar akan terlihat menyerupai aslinya. 2.4 Prinsip kerja tabung televisi berwarna Televisi warna Gambar yang kita lihat di layar televisi adalah hasil produksi dari sebuah kamera. Objek gambar yang ditangkap lensa kamera akan dipisahkan menjadi tiga warna dasar, yaitu merah (R= red), hijau (G=green), dan biru (B=blue). Hasil pemisahan ini akan dipancarkan oleh pemancar televisi. Pemancar TV warna memancarkan sinyal-sinyal: 1. Audio (suara) 2. Luminansi (kecerahan gambar) 3. Krominansi(warna) 4. Sinkronisasi (vertikal / horizontal) 5. Burst
Gambar3. tabung tv berwarna Cara kerjanya adalah mula mula katoda tabung dipanaskan oleh pin heater ( sekitar 6VAC) hingga elektron mudah ditembakkan, elektron ini diarahkan oleh magnetik D-Y yoke ke arah permukaan tabung yg dilapisi oleh fosfor (RGB: Red Green Blue) Elektron elektron ini akan ditembakkan sesuai dengan input pada kaki kaki katoda Tabung gambar dalam hal ini yang berhubungan langsung dengan bagian ini adalah IC Video Amp / Transistor penguat akhir pada PCB CRT.Apabila lapisan katoda dipanasi ,maka permukaan katoda akan dengan mudah melepaskan elektron elektronnya (atom yang bermuatan negatif) dalam teori listrik yang bisa berpindah atau bergerak adalah electron
Gambar4. Prinsip kerja penembakan elektron warna Bagian Electron Guns akan menembakkan elektron sesuai inputan dan apabila Elektron ini bertabrakan dengan lapisan fosfor yang berada dibagian depan CRT ( screen) Fosfor yg tertembak elektron akan berpendar maka kita melihat warna di depan TV tabung. Elektron elektron ini tentu saja tidak asal asalan ditembakkan begitu saja namun terlebih dahulu didefleksikan oleh Deflection yoke.Itulah proses dasar pembentukan gambar pada TV.Secara teori, CRT dan LCD memiliki perbedaan di mana CRT menggunakan elektron yang ditembakkan ke layar sehingga mewarnai menjadi suatu gambar.LCD memiliki cahaya di belakang yang konstan di mana intensitas kecerahan menjadi berbeda karena adanya penutupan/penghalangan dari molekul untuk sinar yang melewati panel.
Gambar5. Tampilan Warna Dasar CRT (Cathode Ray tube)
Gambar6. Bagian-bagian CRT tv berwarna. Bagian-Bagian CRT (Cathode Ray tube) Berwarna, antar lain : 1. Senapan elektron Senapan elektron adalah bagian tabung sinar katode yang berfungsi untuk menghasilkan, mempercepat, memfokuskan, dan membelokkan sorotan elektron.
Gambar7. Senapan elektron 2. Berkas elektron Sumber berkas elektron adalah senapan elektron, yang menghasilkan suatu arus elektron melalui emisi-termion, dan memusat menjadi seuah titik kecil.Senapan ditempatkan pada leher CRT atau bagaian belakang CRT.
Gambar8. Berkas elektron 3. Kumparan pemfokus 4. Kumparan defleksi 5. Anoda 6. Lapisan pemisah berkas untuk merah, hijau dan biru bagian gambar yang diperagakan. 7. Lapisan pospor dengan zona merah, hijau dan biru. 8. Lapisan pospor sisi bagian dalam layar yang diperbesar. DOWNLOAD FILE ASLI INI DISINI |