Produk apakah yang diimpor masyarakat indonesia

Ilustrasi impor. Foto: Shutterstock

Setiap negara memiliki keterbatasan masing-masing dalam memenuhi kebutuhan masyarakatnya. Untuk menutupi kekurangan-kekurangan yang ada, dilakukanlah kegiatan perdagangan internasional, termasuk kegiatan ekspor dan impor.

Ekspor adalah kegiatan menjual barang dan jasa ke luar negeri. Orang atau badan yang menjual barang ke luar negeri ini disebut eksportir.

Harga barang-barang yang diekspor ke luar negeri lebih mahal dibandingkan dengan harga di dalam negeri. Karena itu, kegiatan ekspor ini juga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara. Semakin banyak ekspor, semakin besar devisa yang diperoleh negara.

Kebalikan dari ekspor, impor adalah kegiatan membeli barang dari luar negeri. Orang atau lembaga yang melakukan kegiatan impor disebut importir.

Importir melakukan kegiatan ini karena menginginkan laba. Namun, ada beberapa barang impor yang harganya justru lebih murah daripada barang produksi dalam negeri.

Mengutip buku Ilmu Pengetahuan Sosial (Geografi, Sejarah, Sosiologi, Ekonomi) untuk Kelas IX Sekolah Menengah Pertama oleh Nana Supriatna dkk, ada beberapa faktor penyebabnya, antara lain:

  • Negara pengimpor tidak mampu memproduksi barang tersebut karena tidak memiliki sumber daya alam.

  • Negara pengimpor sebenarnya bisa memproduksi barang impor, tetapi biayanya lebih mahal.

  • Negara pengimpor sebenarnya dapat menghasilkan sendiri, tetapi jumlahnya tidak dapat mencukupi kebutuhan masyarakatnya.

Suatu negara biasanya membatasi jumlah atau kuota impor yang masuk ke dalam negeri. Hal ini dilakukan untuk melindungi produsen di dalam negeri, sehingga tidak kalah saing dengan produsen dari luar negeri.

Selain itu, pembatasan kuota impor dilakukan untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap produk dalam negeri, mengurangi ketergantungan terhadap barang-barang impor, serta mengurangi mengalirnya devisa ke luar negeri.

Namun, pembatasan impor juga membawa dampak kurang baik terhadap negara yang diimpor. Misalnya, kuota ekspor ke negara lain ikut dibatasi oleh negara bersangkutan dan berkurangnya motivasi produsen dalam negeri untuk meningkatkan produknya. Ini karena barang-barang dari luar negeri yang menjadi pesaing hanya sedikit.

Berdasarkan golongan penggunaan barang ekonomi, impor dibedakan atas empat kelompok, yaitu barang konsumsi, bahan baku, barang-barang penolong, dan barang modal.

Impor bahan baku dan barang modal dimaksudkan untuk menunjang industri dalam negeri. Sebaliknya, impor barang-barang konsumsi dibatasi hanya untuk memenuhi kebutuhan tambahan yang belum tercukupi dari produksi dalam negeri.

Contoh Barang Impor di Indonesia

Ilustrasi kegiatan impor. Foto: ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin

Menurut data dari Kementerian Dalam Negeri, dalam lima tahun terakhir, China masih menjadi negara yang paling banyak mengimpor produk non migas ke Indonesia. Sementara golongan barang konsumsi yang paling banyak diimpor adalah makanan dan minuman untuk rumah tangga.

Berikut beberapa contoh barang impor di Indonesia yang digunakan untuk memehuhi kebutuhan sehari-hari.

  • Kendaraan bermotor, seperti sepeda motor dan mobil.

  • Mesin-mesin, seperti mesin pabrik, motor, mobil, pesawat dan suku cadangnya.

  • Barang-barang elektronik, seperti komputer, televisi, mesin cuci, lemari es.

  • Barang-barang konsumsi, seperti pakaian, sepatu, makanan, dan sebagainya.

  • Plastik dan barang dari plastik.

  • Perangkat optik, fotografi, sinematografi, dan medis.