Planet-planet kecil yang jumlahnya ribuan dan bersama-sama planet lain mengelilingi matahari disebut

tirto.id - Alam semesta hingga kini masih menyimpan berbagai misteri bagi umat manusia. Di ruang angkasa terdapat berbagai benda langit termasuk di antaranya asteroid, komet, meteoroid yang bisa saja menghantam bumi kapan saja.

Sebenarnya apa perbedaan dari ketiga benda langit tersebut?

Asteroid

Dilansir Space Place asteroid merupakan batu kecil yang turut mengorbit matahari. Kebanyakan dari asteroid banyak ditemukan di sabuk asteroid yang ada di antara Planet Mars dan Jupiter. Akan tetapi pada kenyataanya asteroid juga bisa berada di luar sabuk tersebut, sebagai contohnya asteroid yang mengorbit matahari di dekat bumi dan mengakibatkan berbagai ancaman asteroid.

Asteroid terbentuk dari objek yang tersisa dari pembentukan tata surya. Ketika gas dan debu bergabung dengan matahari maka beberapa material akan bergabung dan menjadi batuan terestrial dan menjadi planet gas yang turut mengelilingi matahari. Debu yang lebih kecil lagi dan tidak mampu menjadi planet akan menjadi asteroid.

Asteroid dan meteoroid memiliki persamaan yakni keduanya merupakan batuan ruang angkasa. Perbedaan dari kedua benda ini adalah seberapa dekat jaraknya dengan permukaan bumi.

Meteorit

Benda langit lainnya yakni meteoroid yang berasa dari pecahan asteroid. Terkadang saat sedang melakukan orbit, asteroid satu dan yang lainnya bisa saja saling bertabrakan dan mengakibatkan beberapa bagiannya pecah. Pecahan tersebutlah yang selanjutnya kita kenal dengan meteoroid.

Apabila ada meteorid yang berada di dekat bumi dan masuk ke dalam atmosfer bumi maka pecahan batu tersebut akan terbakar, hal inilah yang selanjutnya kita panggil dengan meteorit atau yang lebih populer dengan nama bintang jatuh karena bentuknya yang bercahaya setelah mengalami pembakaran.

Setelah meteoroid memasuki bumi dan akhirnya menyentuh tanah maka namanya akan menjadi meteorit.

Dilansir Solar System, di Bumi terdapat fenomena yang disebut dengan Meteor Shower atau hujan meteor.

Para ilmuwan memperkirakan bahwa sekitar 48,5 ton (44 ton atau 44.000 kilogram) bahan meteorit jatuh di Bumi setiap hari. Hampir semua batuan tersebut menguap di atmosfer Bumi dan meninggalkan jejak terang.

Beberapa meteorit biasanya bisa dilihat pada malam tertentu. Tetapi terkadang jumlahnya meningkat secara signifikan, hal inilah yang disebut hujan meteor.

Hujan meteor biasanya terjadi setiap tahun atau secara berkala. Kejadian ini terjadi ketika bumi melewati jejak puing-puing berdebu yang ditinggalkan oleh komet. Hujan meteor biasanya dinamai bintang atau konstelasi yang sedang dekat dengan tempat hujan meteor tersebut muncul.

Salah satu yang paling terkenal yakni hujan meteor Perseid, yang memuncak pada bulan Agustus setiap tahun. Setiap meteor Perseid adalah bagian kecil dari komet Swift-Tuttle yang memiliki masa orbit terhadap matahari selama 135 tahun.

Karena bentuknya yang hampir sama maka meteorit kadang sulit dibedakan dengan komet. Padahal kedua benda langit ini memiliki perbedaan yang cukup jauh.

Komet

Komet merupakan benda langit yang memiliki orbit sendiri terhadap matahari. Akan tetapi perbedaanya komet terbuat dari es dan debu, bukan batu.

Seperti yang dikutip dari Scientific American, komet juga terbentuk dari material sisa dari pembentukan tata surya. Komet terbentuk di tempat yang jauh dari matahari atau yang dikenal dengan garis es atau salju dan melewati orbit Mars dan Jupier, di mana suhu cukup rendah untuk membekukan air.

Komet mengorbit matahari seperti halnya planet dan asteroid, akan tetapi komet biasanya memiliki waktu orbit yang lebih panjang.

Saat komet semakin dekat dengan Matahari, sebagian es mulai mencair dan mendidih, bersama dengan partikel debu. Partikel dan gas ini membuat awan di sekitar nukleus, yang disebut koma.

Koma dan ekor komet akan diterangi oleh Matahari sehingga komet tampilan komet akan terang benderang.

Komet memiliki ukuran yang besar sehingga ketika kita bisa melihat komet maka komet tersebut berada jauh dari bumi. Sedangkan ketika kita melihat meteor maka meteor tersebut sudah berlokasi di atmosfer bumi.

Baca juga:

  • Astronot Nasa Selesaikan Instalasi International Docking Adapter
  • NASA Prediksi Dampak Asteroid Aphophis Jika Hantam Bumi pada 2029

Baca juga artikel terkait ASTEROID atau tulisan menarik lainnya Rachma Dania
(tirto.id - rch/ylk)


Penulis: Rachma Dania
Editor: Yulaika Ramadhani
Kontributor: Rachma Dania

Subscribe for updates Unsubscribe from updates

Jika melihat ke langit di malam hari, sahabat akan menemukan banyak bintang yang berkelap-kelip. Kalau melihat ke langit, banyak orang yang hanya mengenal matahari, bulan, dan bintang. Namun, sebenarnya ada berbagai macam benda langit yang memiliki ciri dan karakteristik berbeda-beda.

Meski sama-sama memancarkan sinar, ternyata tidak semua cahaya berkelap-kelip di langit malam itu bintang, loh. Sistem tata surya merupakan sebutan untuk kumpulan benda langit yang mengelilingi matahari. Yuk, simak terus untuk mengetahui lebih lengkap mengenai benda langit yang ada di sistem tata surya.

Objek Pembentuk Tata Surya

Seperti disebutkan sebelumnya, langit bukan hanya terdiri dari bulan dan bintang saja, masih banyak objek pembentuk tata surya yang bisa diketahui. Setiap benda langit juga memiliki karakter yang menjadi pembeda meskipun ada yang terlihat sama. Nah, untuk mengetahui lebih lanjut, berikut ini beberapa objek pembentuk tata surya.

Bintang

Sebagai salah satu benda langit yang paling terlihat jelas secara kasat mata, bintang memiliki kemampuan untuk memancarkan cahayanya sendiri. Apakah sahabat tahu bahwa matahari termasuk salah satu bintang karena bisa memancarkan cahaya sendiri.

Tak hanya itu, matahari juga memiliki massa terbesar daripada bintang lain di sistem tata surya. Oleh karena itu, matahari memiliki gravitasi yang berpengaruh pada benda langit lainnya. Semua benda langit beredar pada lintasan tertentu akibat gravitasi matahari.

Planet

Nah, planet adalah salah satu benda langit tempat tinggal kita. Planet memiliki massa dan gravitasi yang cukup untuk membentuk struktur bulat dengan lintasan orbit yang tidak dilalui oleh benda langit lainnya. Tadinya, jumlah planet dalam sistem tata surya ada sembilan sebelum Pluto tidak lagi dianggap sebagai planet karena orbitnya tidak bersih.

Namun, sembilan planet yang terdapat di dalam sistem tata surya ini juga dipelajari sebagai benda langit yang penting. Nanti karakteristik planet juga akan dibahas pada artikel ini, ya.

Satelit

Kalau selama ini benda langit yang populer dikenal bercahaya adalah bulan dan matahari, sudah tahukah bahwa bulan adalah satelit bumi? Ya, setiap planet memiliki satelit yang mengitarinya. Planet juga dibedakan menjadi satelit alami dan buatan. Nah, bulan adalah satelit alami yang dimiliki oleh Bumi dan memantulkan sinar dari matahari.

Semua satelit bergerak mengelilingi matahari bersama dengan planet yang diputarinya. Sementara itu, satelit juga berputar pada porosnya sendiri dan mengitari planet yang diiringinya.

Asteroid

Berbeda dengan benda-benda langit sebelumnya, asteroid merupakan benda berbatu kecil yang ukurannya juga lebih kecil daripada planet. Pada sistem tata surya, lintasan asteroid terletak di antara planet Mars dan Jupiter dan dikenal dengan sebutan sabuk asteroid. Asteroid juga disebut planet minor dan mengorbit pada matahari.

Komet

Nah, benda langit ini juga terdiri atas sejumlah partikel-partikel batuan, kristal, es, dan gas. Komet terdiri atas tiga bagian yaitu inti, koma, dan ekor. Karena itu, banyak orang yang menyebut komet sebagai bintang berekor. Hal ini disebabkan oleh bentuk komet yang bercahaya saat muncul di langit malam.

Meteoroid

Sebutan untuk benda langit ini mungkin paling sering tertukar dengan meteorit dan meteor. Namun, ketiga jenis benda langit ini sesungguhnya berbeda. Meteoroid adalah batuan kecil atau puing yang berada di dalam sistem tata surya. Ukuran meteoroid bahkan bisa sangat mikro seperti debu.

Bagaimana dengan meteor? Meteor adalah meteoroid yang terbakar saat melewati atmosfer planet Bumi dan terlihat seperti cahaya bintang jatuh. Saat berhasil melewati atmosfer dan jatuh ke permukaan Bumi, meteoroid dikenal dengan sebutan meteorit.

Planet di Sistem Tata Surya Beserta Karakteristiknya

Dalam ilmu astronomi, planet menjadi salah satu benda langit yang secara karakteristik memiliki ukuran cukup besar. Dengan karakteristiknya yang beragam, planet dipelajari sebagai ilmu pengetahuan umum.

Setiap planet memiliki kala rotasi dan revolusi yang berbeda-beda. Rotasi merupakan perputaran planet yang berputar pada porosnya masing-masing. Sementara itu, revolusi merupakan gerakan planet atau satelit yang berputar mengelilingi matahari. Nah, untuk mengetahui lebih lengkap tentang planet, yuk simak ulasan singkat tentang planet.

Merkurius

Planet Merkurius adalah planet yang paling dekat dengan matahari. Nama planet ini diambil dari nama utusan bangsa Romawi pada para dewa. Setelah Pluto tidak lagi dianggap sebagai planet di dalam sistem tata surya, Merkurius menjadi planet yang ukurannya paling kecil. Merkurius memiliki kala rotasi 59 hari dan kala revolusi 88 hari.

Venus

Venus merupakan benda langit yang bisa dilihat secara kasat mata dan sering dianggap seperti bulan. Planet ini memiliki sebutan bintang fajar atau bintang senja karena kemunculannya terlihat jelas sebelum matahari terbit atau setelah matahari terbenam. Kala rotasi Venus adalah 243 hari dengan arah berlawanan dengan jarum jam.

Bumi

Nah, kalau planet satu ini adalah planet tempat tinggal manusia. Bumi memiliki kemampuan untuk mendaur ulang komposisi planetnya secara konstan dan dinamis. Bumi berotasi selama 24 jam yang menyebabkan perbedaan zona waktu, sedangkan kala revolusinya adalah 365 – 366 hari.

Mars

Planet Mars menjadi salah satu planet yang juga dianggap mampu menyokong kehidupan makhluk hidup. Hal ini dipicu oleh temuan air yang dilakukan oleh Lembaga Antariksa Amerika Serikat saat berada di planet Mars. Rotasi mars hanya 4,6 jam dengan kala revolusinya 687 hari.

Jupiter

Planet di urutan kelima ini juga cukup terkenal karena ukurannya paling besar dibandingkan dengan planet lainnya. Jika diibaratkan, Jupiter berukuran dua kali lebih besar dari kumpulan seluruh planet di dalam sistem tata surya. Kala rotasi Jupiter hanya sekitar 10 jam dengan kala revolusi 11 tahun 315 hari.

Saturnus

Sebagai planet terbesar kedua, Saturnus juga memiliki cincin yang mengitarinya. Sebagian besar komposisi planet Saturnus merupakan gas dan cairan dengan kerapatan rendah. Kala rotasinya 10 jam 20 menit, sedangkan kala revolusinya 29 tahun 5 bulan. Saturnus memiliki satelit alami yang dikenal sebagai satelit Titan.

Uranus

Uranus memiliki warna kebiru-biruan dan ditemukan oleh Wilhelm Herschell pada 1781. Planet ini memiliki kerapatan yang paling rendah kedua setelah planet Saturnus. Kala rotasi Uranus adalah 17 jam, sedangkan kala revolusinya 84 tahun.

Neptunus

Nah, planet kedelapan ini adalah planet terakhir yang berada di urutan sistem tata surya. Karakteristik Neptunus mirip dengan Uranus, terutama dari karakteristik warnanya. Karena itulah, kedua planet ini juga sering disebut sebagai planet kembar. Ukuran Neptunus 17 kali lebih besar dibandingkan planet Bumi. Kala rotasinya 16,1 jam dan kala revolusinya 164 tahun 9 bulan.

Jadi, itulah berbagai fakta yang perlu sahabat ketahui tentang sistem tata surya dan benda langit yang berada di dalamnya. Bukan hanya bulan, bintang, dan matahari, tapi ada berbagai benda langit lain yang bisa sahabat kenali sebagai bagian dari sistem tata surya.

Penulis : Rizkita Darajat