Pertunjukan wayang orang topeng dalang terdapat di daerah ...

Sebut dan jelaskan penggolongan ragam hias berdasarkan motifnya! Berikan contoh gambar motif masing-masing 2 !​

arti seni sastra daerah?​

Sebutkan dua pendekatan dalam menggambar bentuk benda?​

Date. Page. menulis tangga nada minor 1# sampai 7# dan dari 16 sampai 7 b​

patung adalah wujud kebudayaan sebagai......​

tolong dong butuh banget jawabannya ​

Gambarkan pola lantai pada tarian berikutIni Juga yah Kaa:)​

bahan pembuatan kerajinan polymer clay adalah polymer clay warna warni siap pakai, bahan ini dapat digunakan untuk membuat kotak pensil, wadah serbagu … na dan bingkai foto, teknik pembuatannya kerajinan bahan lunak polymer clay adalah... a. disulam b. dijahit c. dipaku d. dicetak​

2. Berikan contoh bahan-bahan yang dapat digunakan untuk membuat patung! Jawab: 3. Sebutkan empat teknik membuat patung! Jawab:4.Tuliskan prosedur-pro … sedur dalam membuat patung! Jawab:5 Jelaskan alasan bahan logam baik digunakan untuk membuat patung! Jawab:​

1. Amati bahan dasar kerajinan bahan keras tersebut.2. Amati bentuk kerajinan bahan keras tersebut. 3. Amati nilai produk kerajinan bahan keras terseb … ut. 4. Perasaan yang dirasakan.​

Pertunjukan wayang orang topeng dalang terdapat di daerah ...

Pertunjukan Wayang Topeng (Foto: Google)

Pada awal Abad XX wayang topeng sering dipertunjukkan di pendopo Kabupaten Malang, yaitu saat pemerintahan Bupati Malang A.A. Suryaadiningrat yang memerintah 1898-1934. Dahulu banyak perkumpulan wayang topeng tersebar di wilayah Malang. Tetapi pada saat ini perkumpulan wayang topeng yang masih aktif berasal dari Perkumpulan Wayang Topeng Asmarabangun dari Dusun Kedungmonggo, Pakisaji dan Perkumpulan Wayang Topeng Sri Marga Utama dari Dusun Glagahdowo, Tumpang.

Penyajian pertunjukan wayang topeng di Malang pada umumnya mempertunjukkan lakon-lakon Panji seperti Malat, Wasing, Wangbang-Wideha, dan Kisah Angraeni. Dengan tokoh-tokohnya seperti : Panji Inu Kertapati, Klana Swandana, Dewi Ragil Kuning, Raden Gunungsari dan lain-lain. Dalam penyajiannya tari topeng Malang seringkali dilakukan di dalam ruangan dan diposisikan dalam panggung. Posisi penonton duduk sejajar di depan penari. Antara penari dengan penonton tidak dibatasi jarak apapun, sehingga antara tempat duduk dengan panggung gerak penari tidak jelas batasnya dan hanya menurut perkiraan anggota pertunjukan saja. Pada bagian depan panggung terdapat kain geber yang digantungkan pada tiang di sisi kanan dan kiri panggung. Proses keluarnya penari dari pintu kain merah tersebut diibaratkan sebagai proses kelahiran bayi yang keluar dari rahim ibunya, pertanda dimulainya suatu kehidupan. Para panjak dan sinden yang bertugas mengiringi proses penampilan berada di sisi kiri depan panggung. Penempatan panjak di samping ini yaitu untuk mempermudah komunikasi antara penari dengan dalang.

Penyajian pertunjukan wayang topeng dengan tata urutan sebagai berikut:

1. Gending Giro, terlebih dahulu menabuh gending Eleng-eleng, Krangean, Loro-loro, gending Gondel dan diakhiri dengan gending Sapujagad. Nggiro adalah musik pengiring pementasan yang dimainkan dengan perangkat musik khas Jawa. Biasanya permainan musik ini juga disebut dengan instrumen musik karawitan atau gendingan. Adapun para pemain musik ini lazim disebut panjak atau pengrawit. Waktu permainan musik ini dimulai dari awal pertunjukan akan dimulai sampai pertunjukan tersebut selesai.

2. Pembukaan. Sebelum pertunjukan dimulai, salah seorang dari kru pementasan (biasanya panjak) menghaturkan ucapan salam dan selamat datang kepada para penonton. Pada penyambutan ini sang penyambut juga memberikan sedikit ringkasan lakon pada para penonton sehingga mempermudah pemahaman isi cerita yang akan dimainkan. dari arah dalam sanggar para penari anak wayang yang dipimpin oleh sang dalang keluar dengan membawa sesajen persembahan. Para pemain tersebut duduk di depan penonton dan mengheningkan cipta sambil mengucapkan mantra yang diyakini untuk menjaga keselamatan penari dan penonton yang hadir.

4. Prosesi pertunjukan. Pada tiap-tiap adegannya, pertunjukan ini dibagi secara runtut yang menjadi pakem pertunjukan. Susunan tersebut adalah sebagai berikut:

a. Jejer sepisan: adegan kerajaan Jawa/Panji. Pada adegan ini sebelum para penari berdialog, dalang mengucapkan janturan yang menggambarkan sifat keadilan raja yang memimpin negaranya dengan makmur dan adil. (gending Angleng atau kalem). b. Grebeg Jawa: pengembaraan Panji (gending Angleng atau kalem). c. Jejer kapindo: adegan di kerajaan Sabrang (gending Setro atau agak keras). d. Grebeg Sabrang: adegan pengelanaan raja Klana bersama para patih untuk mencari putri yang akan dinikahi atau menaklukkan kerajaan lain (gending Gondoboyo atau keras). e. Perang grebeg: adegan pertemuan antara Panji dengan kerajaan Sabrang (gending Gondoboyo atau keras). f. Jejer katelu: adegan pertapaan/kerajaan lain (gending Angleng atau kalem). g. Patrajaya-Gunung sari (gending Pedhat atau biasa). h. Adegan ulangan kerajaan pertama.

i. Jejer kalima (Perang Brubuh dan Bubaran): perang besar antar kedua kerajaan (gending Gondoboyo atau keras).

5. Penutupan. Setelah pertunjukan selesai, sang dalang menutup kegiatan tersebut kemudian anak wayang beserta panjak memakan sesajinya.

Dalam pertunjukan tari topeng terdapat 140-an tokoh, namun dalam tiap-tiap momen pertunjukan yang dijadikan tokoh utama hanya 6 saja. Nama dan karakter tokoh utama yang dimaksud tersebut dijelaskan sebagai berikut:

1. Klana (Sewandana): golongan raksasa sombong, adigang-adigung, pethakilan, suka berkelahi, agresif, lugas, keras, pemimpin yang tegas. Memakai atribut endhong. Dalam wayang kulit tokoh ini dianalogikan sebagai Rahwana.

2. Bapang: sombong, licik, ahli strategi, hipokrit (munafik). Memakai atribut endhong. Tokoh ini dianalogikan sebagai Dursasana (Kurawa).

3. Gunung Sari: Golongan satria, bersifat rendah hati (andhap), berpengetahuan luas, lemah lembut, agak feminin, suka berdandan dan berkelana. Memakai atribut pedangan. Tokoh ini disamakan dengan figur Samba, putra Batara Kresna.

4. Panji (Asmarabangun): Golongan satria, mata keranjang, suka bertapa, pengabdian ke orang tua besar, digdaya, diam-diam menghanyutkan. Memakai atribut pedangan. Tokoh ini memiliki karakter khas Arjuna dalam cerita wayang purwa.

5. Sekartaji: Seorang putri kerajaan Kediri. Lemah lembut, rendah hati, feminin, bersikap pasrah. Penggambarannya mirip dengan tokoh Sumbadra.

6. Ragil Kuning: Seorang putri, adik dari Panji. Peran ini digambarkan sebagai sosok pemberani, tegas, dan suka berkata apa adanya. Dalam wayang kulit tokoh ini bisa disamakan dengan tokoh Srikandi. [ant]

Dirangkum dari berbagai sumber.

WAYANG Topeng pada dasarnya mirip dengan Wayang Orang. Perbedaannya pada wayang topeng adalah saat pementasan para pemain mengenakan topeng yang penutup wajah. Selebihnya, iringan gamelan, cara pementasan, gerak tari tidak jauh berbeda dengan pementasan Wayang Orang.

Seperti juga, Wayang Topeng Madura yang sering juga disebut Topeng Dalang Madura, sampai awal tahun 1990-an masih tetap digemari masyarakatnya. Topeng Dalang adalah jenis teater rakyat yang didalamnya terkandung unsur tari, musik, pedalangan dan lakon. 

Menurut kisah para seniman wayang topeng Madura atau topeng dalang ini, baik dari Bangkalan, Sampang dan Pamekasan, kesenian topeng dalang ini berasal dari Keraton Jambringan (Jambringen) yang berada di kecamatan Proppo, Kabupaten Pamekasan yang diperintah oleh Raden Ario Menak Sanoyo atau juga dijuluki Pangeran Prabu Menak Sanoyo. 

Kesenian rakyat Madura ini diperkirakan telah berkembang sejak abad ke XV, pada saat Prabu Menak Sanoyo, cucu Prabu Brawijaya dari kerajaan Majapahit yang memerintah Paropo, Pamekasan, yang ingin menghidupkan pewayangan dan seni pedalangan di Madura. 

senibudayasenitari.blogspot.com

Lakon cerita dalam topeng wayang gaya Madura ini intinya sama dengan wayang kulit, yakni lakon Mahabharata dan Ramayana. Dalam pertunjukannya, Topeng Dalang akan melibatkan 15-25 pemain dalam setiap lakon yang dipentaskan semalam suntuk.

Sebelum dimulai, pertunjukan Topeng Dalang diawali dengan tarian yang disebut tari Gambu.

Di jaman dulu, hanya laki-laki yang boleh mementaskan wayang topeng ini. Namun seiring dengan kemajuan zaman dan kebutuhan masyarakat, maka akhirnya perempuan diperbolehkan ikut tampil dalam kesenian ini.

Seperangkat gamelan yang terdiri dari kendang, gambang, saron, gong, kenong, gender, ponggang, bonang dan peking serta ada kalanya ditambah dengan terompet khas Madura (Sronen) akan mengiringi pementasan topeng dalang Madura ini. (Vey si Sendal Jepit)***