Jakarta, CNN Indonesia -- Hari ini 112 tahun yang lalu atau 20 Mei 1908 organisasi modern pertama yang digagas putra Indonesia didirikan, yakni Budi Utomo. Tanggal 20 Mei tersebut dianggap sebagai tonggak sejarah kebangkitan pribumi untuk melawan kolonialisme. Karena itu pada 1948, Presiden Sukarno menetapkan 20 Mei sebagai Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas). Budi Utomo berdiri sebagai organisasi tak lepas dari peristiwa dan kebijakan pemerintah kolonial beberapa tahun sebelumnya. Ada peran Novel Max Havelaar di dalamnya Novel Max Havelaar merupakan karya seorang keturunan Belanda bernama Edward Douwes Dekker dengan nama pena Multatuli. Novel itu pertama kali terbit pada 1860 dan diterjemahkan ke berbagai bahasa. Douwes Dekker merupakan mantan asisten residen Lebak, Banten. Lewat Max Havelaar, dia menceritakan betapa pemerintah kolonial Belanda menyengsarakan negeri jajahannya. Max Havelaar membuka mata orang-orang Eropa yang selama ini tidak tahu bagaimana kehidupan di negara jajahan dan tidak tahu bagaimana pemerintahnya memperlakukan orang-orang pribumi yang dijajah. Walhasil, novel tersebut menjadi terkenal di Eropa.Kaum liberal Belanda juga mengutuk pemerintahnya ihwal praktik kolonialisme yang dilakukan selama ini. Mereka lalu mengkampanyekan Politik Etis atau politik balas budi kepada negara jajahan. Terdiri dari tiga program, yakni edukasi, irigasi dan transmigrasi.Kaum liberal lalu memenangkan pemilu. Ratu Belanda, Wilhelmina lalu mengeluarkan kebijakan Politik Etis tersebut untuk diterapkan di Hindia Belanda (Indonesia dulu).Dalam program edukasi Politik Etis, pemerintah kolonial lebih membuka kesempatan kepada pribumi untuk menuntut ilmu di sekolah-sekolah Belanda. Selain sebagai balas budi, Belanda juga ingin menciptakan tenaga kerja dari kalangan pribumi.
Mengutip Nusantara Sejarah Indonesia karangan Bernard Vlekke, mereka lalu mendirikan Budi Utomo pada 20 Mei 1908 bersama Gunarwan dan Sunarja di Jalan Abdulrahman Saleh No. 26, Jakarta. Soetomo didapuk sebagai ketua. Bahasa Melayu dijadikan bahasa resmi organisasi tersebut.Budi Utomo bertekad menyadarkan masyarakat Indonesia, melestarikan budaya dan berupaya meningkatkan taraf hidup lewat pendidikan. Budi Utomo kala itu masih fokus di Jawa dan Madura.Dalam setahun, anggota Budi Utomo mencapai 10 ribu orang di berbagai daerah. Jumlah anggota terus bertambah seiring berjalannya waktu.Kala itu Budi Utomo membatasi kegiatan di aspek pendidikan dan kebudayaan di Jawa dan Madura. Belum memiliki cita-cita politik, misalnya memerdekakan Indonesia. Di kemudian hari, Budi Utomo memiliki cita-cita demikian dan tidak lagi terpatok di Jawa dan Madura saja.Tokoh-tokoh Budi Utomo berperan dalam pergerakan nasional di masa selanjutnya. Misalnya Dr Cipto Mangunkusumo serta Dr. Radjiman Wediodiningrat dan beberapa tokoh lainnya.
"Pada awal abad ke-20 kan mana ada orang pribumi yang berpikir mendirikan negara seluas Hindia Belanda atau Indonesia sekarang," kata Anto saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (19/5). "Bukan dari pedagang, petani atau elite yang bukan pelajar, tapi nasionalisme Indonesia ini lahir dari para pelajar yaitu pelajar calon dokter dari STOVIA," kata Anto. (bmw/bmw) [Gambas:Video CNN]
Soal IPS SMPN 2 Tarakan Page 2
|