Pernyataan berikut ini faktor yang mempengaruhi panas permukaan bumi oleh sinar matahari kecuali

Jika kita berbicara mengenai suhu pasti kita akan membedakanya menjadi dua macam yaitu panas dan dingin. Hal itu juga bisa kita rasakan ketika terjadi perbedaan suhu udara antara di siang hari dan malam hari. Sudah tentu kita akan merasakan suhu udara di siang hari akan terasa sangat panas sedangkan saat malam hari tiba suhu udara akan terasa sejuk atau dingin. Namun ada kalanya suhu udara pada malam hari juga akan terasa panas dan yang kita rasakan yaitu gerah bahkan hingga berkeringat.

Suhu udara yang kita rasakan saat ini misal panas, belum tentu suhu di tempat lain akan sama meskipun berada di dalam waktu yang sama. Atau suhu udara saat di siang hari mungkin tidak terlalu berbeda jauh dengan suhu di malam hari. Ada banyak faktor yang mempengaruhi perubahan suhu udara di setiap tempat dan agen yang sangat berperan dalam menentukan suhu udara tersebut yaitu matahari. Seperti yang kita ketahui jika matahari adalah pusat di sistem tata surya kita. Sinar matahari yang masuk ke dalam bumi tidak 100% langsung diterima oleh bumi, setidaknya sekitar 7% sinar matahari dipantulkan kembali ke luar angkasa, dan 15% diserap oleh partikel debu dan udara yang berada di atmosfer bumi. Sinar matahari juga dipantulkan oleh awan sekitar 24% dan sebagian lagi diserap partikel awan sebesar 3%. Jika ditotal sinar matahari yang berada di atmosfer bumi sekitar 49% sedangkan sisanya sebesar 51% sampai ke permukaan bumi. Sinar yang sampai ke permukaan bumi tidak digunakan seluruhnya, masih dipantulkan kembali sebesar 4%, sehingga sinar matahari yang dimanfaatkan sebesar 47%.

Namun, 47% energi matahari yang sampai ke permukaan bumi telah membuat kita yang berada di bumi merasa panas saat di siang hari, terutama kita yang tinggal di daerah khatulistiwa atau tropis. Bisa dibayangkan jika sinar matahari yang sampai ke bumi lebih dari 47%, mungkin kita akan terpanggang dan besar kemungkinan tidak akan ada kehidupan di bumi ini. Lalu, apa sajakah yang mempengaruhi suhu udara yang kita rasakan ini? Berikut adalah faktor yang mempengaruhi suhu udara:

  1. Durasi atau lamanya waktu penyinaran matahari

Matahari memang memiliki peran yang amat penting dalam mempengaruhi suhu udara. Semakin lama matahari menyinari suatu wilayah, sudah dipastikan wilayah tersebut mempunyai suhu udara yang tinggi. Seperti contoh yang terjadi di daerah tropis yaitu Indonesia yang setidaknya mendapat sinar matahari selama kurang lebih 12 jam, tentu suhu udara terasa panas. Berbeda dengan yang terjadi di belahan bumi bagian utara atau belahan bumi bagian selatan, hanya waktu – waktu tertentu saja wilayah tersebut mendapatkan sinar matahari lebih lama, biasanya terjadi saat musim panas tiba. Dan saat musim dingin tiba, lamanya sinar matahari di kedua tempat tersebut berlangsung sangat singkat, sehingga suhu udara menjadi dingin.

  1. Sudut atau arah datangnya sinar matahari

Sudut terkecil dari datangnya sinar matahari terjadi pada pagi dan sore hari, saat itu sinar matahari yang dipancarkan tidak terlalu besar sehingga suhu udara tidak terlalu panas. Semakin besar sudut sinar matahari yaitu tepat tengah hari, maka suhu udara akan semakin panas. Sudut datangnya sinar matahari merupakan sudut yang dibentuk dari sinar matahari terhadap bidang permukaan bumi. Sehingga sinar matahari yang membentuk tegak lurus dengan permukaan bumi akan menghasilkan sinar matahari yang banyak.

Peran awan juga ikut mempengaruhi suhu udara. Saat awan melintas besar kemungkinan sinar matahari akan terhalang oleh awan tersebut. Akibatnya suhu udara di daerah tersebut perlahan menjadi turun. Hal lain yang bisa dirasakan oleh kita saat terjadi hujan sepanjang hari, sinar matahari akan terhalang oleh awan mendung sehingga suhu menjadi turun dan kita biasanya akan merasa kedinginan.

Semakin rendah suatu tempat suhu udara akan semakin tinggi, dan sebaliknya semakin tinggi suatu tempat maka suhu udara menjadi rendah. Perbedaan suhu udara tersebut akibat adanya perbedaan tinggi rendahnya daerah yang lebih dikenal dengan sebutan amplitudo. Saat kita pergi ke dataran rendah seperti pantai, kita akan merasa jika udara di sana terasa panas dan menjadi sangat dingin ketika kita berada di dataran tinggi seperti gunung dan pegunungan, sehingga kita perlu memakai pakaian tebal untuk menghangatkan tubuh.

  1. Perbedaan garis lintang di suatu wilayah

Adanya garis lintang ini membagi bumi menjadi empat wilayah yaitu tropis, sub tropis, sedang dan dingin. Daerah yang berada di wilayah tropis atau garis khatulistiwa akan merasakan suhu udara yang sangat panas, sedangkan di daerah dingin tepatnya di kawasan kutub, suhu udara akan terasa sangat dingin. Hal ini disebabkan karena sinar matahari lebih cendrung mengarah pada wilayah khatulistiwa atau tropis.

  1. Pergerakan arus laut dan angin

Arus laut dan juga angin juga turut mempengaruhi suhu udara. Seperti yang bisa terjadi ketika Australia mengalami musim dingin, angin dan arus laut yang mengarah ke Indonesia akan menyebabkan beberapa wilayah di Indonesia akan terasa dingin akibat suhu udara yang menurun. Sebaliknya jika angin dan arus laut yang datang berasal dari daerah yang bersuhu panas, bisa jadi daerah yang dilalui akan terasa panas juga dan suhu udara menjadi meningkat.

  1. Kondisi geografis suatu wilayah

Bagi Indonesia yang sebagian besar pulaunya dikelilingi oleh perairan. Perairan sendiri lama dalam menyerap panas dari sinar matahari tetapi lama pula dalam melepas panas sinar matahari. Akibatnya, perbedaan suhu udara antara malam dan siang hari tidak terlalu besar. Perbadaan suhu udara yang besar terjadi pada daerah yang letaknya jauh dari perairan atau laut, seperti di Gurun Sahara. Perbedaan suhu antara siang dan malam malam hari di gurun sangat besar, jika di siang hari suhu udara bisa sangat tinggi dan panas sedangkan pada malam hari suhu udara akan menurun sangat drastis bahkan bisa mencapai minus 0 derajat celsius. Untuk mengukur suhu udara tersebut dibutuhkan sebuah alat ukur yang bernama termometer atau termograf.

Nah, demikian faktor – faktor yang mempengaruhi suhu udara yang ada di beberapa daerah di muka bumi. Semoga informasi di atas dapat berguna untuk kita semua.

Dalam sistem astronomi, matahari merupakan pusat peredaran planet di tata surya, sumber energi dan kehidupan, serta pengendali atas cuaca, iklim, udara dan arus laut, sehingga disebut dengan heliosentris. Matahari memancarkan sinar radiasinya dengan panjang gelombang yang sangat lebar. Radiasi matahari adalah suatu bentuk energi gelombang elektromagnetik, terdiri dari medan listrik dan magnet, yang dipancarkan oleh matahari yang memiliki suhu di atas nol dan merupakan satu-satunya bentuk energi yang dapat menjalar pada kevakuman udara.

Para ilmuwan mengklasifikasikan radiasi matahari menjadi tiga macam, yaitu ultraviolet, inframerah, dan cahaya tampak. Pada ketiga tipe radiasi matahari ini disebut juga dengan radiasi global matahari, yaitu radiasi matahari yang langsung menyinari ke permukaan bumi dan radiasi yang berasal dari persebaran atmosfer. Secara umum, radiasi matahari memiliki energi setiap menitnya sebesar 56 x 1026kalori dan energi ini tiba di bumi hanya 2,55 x 1018kalori saja.

Radiasi matahari yang tiba atau menyinari bumi disebut dengan insolasi, yaitu penerimaan energi matahari oleh permukaan bumi yang berbentuk pancaran sinar bergelombang pendek yang menembus lapisan atmosfer. Insolasi ini berperan penting dalam mengatur dan mengendalikan kelangsungan hidup di bumi dan bergantung pada waktu dan tempat penerimaan pancaran sinar matahari.

Dari pemaparan di atas, ada tiga cara radiasi matahari yang sampai ke permukaan bumi, yaitu:

  • Radiasi langsung, yaitu radiasi matahari yang masuk ke bumi tanpa adanya perubahan arah atau radiasi yang diterima oleh bumi dalam posisi yang sejajar pada saat datangnya sinar.
  • Radiasi hamburan, yaitu radiasi matahari yang mengalami perubahan akibat proses pemantulan dan penghamburan cahaya matahari.
  • Radiasi total, yaitu jumlah total dari radiasi langsung dan radiasi hamburan.

Intensitas radiasi matahari yang menyinari bumi juga mengalami pengurangan sehingga bukan merupakan radiasi langsung. Hal ini terpengaruh oleh adanya beberapa sebab, yaitu:

  • Adanya proses pemantulan oleh lapisan atmosfer bumi
  • Adanya penyerapan zat-zat di lapisan atmosfer, khususnya oleh gas O3, H2O, O2, dan CO2
  • Adanya proses penghamburan Rayleigh
  • Adanya penghamburan Mie. Sehingga dapat dikatakan bahwa radiasi matahari yang menyinari bumi mengalami refleksi, absorbsi, dan transmisi.

Radiasi sinar matahari yang masuk ke bumi dapat diketahui melalui lama penyinaran matahari, yaitu lamanya sinar pancaran matahari sampai ke permukaan bumi dalam periode satu hari yang diukur dalam satuan waktu jam. Periode satu hari disebut dengan panjang hari atau jangka waktu matahari berada di atas cakrawala. Lamanya sinar matahari setiap harinya sangat berbeda dari satu bulan ke bulan lainnya dalam waktu setahun.

Biasanya waktu pengamatan lama penyinaran radiasi sinar matahari dilakukan pada jam 08.00 hingga 16.00 setiap harinya. Di Indonesia, maksimal durasi pancaran sinar matahari rata-rata terdapat pada bulan Juli dan Agustus, dan pancaran radiasi sinar matahari minimal terjadi pada bulan Januari. Hal ini menyebabkan pembagian musim di Indonesia memiliki dua musim yang tergantung pada lama penyinaran radiasi matahari, yaitu musim panas dan musim hujan.

Dalam kajian ini, proses penyinaran matahari ke bumi dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mempengaruhi penyinaran matahari terhadap bumi berpengaruh dalam menentukan jumlah dan waktu radiasi pancaran sinar matahari itu sendiri, yaitu sebagai berikut ini:

  • Waktu dan posisi lokasi bumi terhadap matahari

Radiasi matahari berdasarkan waktu tergantung pada letak garis lintang bumi terhadap matahari dan kondisi atmosfer. Sedangkan berdasarkan posisinya, sinar matahari tergantung pada posisi matahari sendiri pada bumi apakah terletak di atas garis ekuator atau khatulistiwa atau jauh dari posisi garis khatulistiwa di bumi.

Saat posisi matahari tepat berada di atas garis khatulistiwa maka intensitas radiasi matahari akan semakin kuat, dan sebaliknya, jika berada jauh dari garis khatulistiwa maka intensitasnya akan semakin berkurang. Hal ini menyebabkan perbedaan iklim dan musim di beberapa daerah di permukaan bumi. Selain itu, hal ini menyebabkan adanya perubahan siang dan malam di bumi.

  • Jarak antara matahari dan bumi

Jarak bumi ke matahari adalah sekitar 1,495 x 1011 m dengan sudut kemiringan matahari sekitar 32 derajat. Selama proses revolusi, bumi memiliki sudut kemiringan sekitar 23,5 derajat dengan lintasannya yang berbentuk elips. Hal ini menyebabkan pergantian musim dan siang malam.

  • Durasi hari dan sudut datang radiasi matahari

Durasi hari ini berdasarkan pada perbedaaan tempat berdasarkan garis lintang yang menyebabkan periode penerimaan sinar matahari. Sedangkan sudut datang radiasi sinar matahari menentukan banyak sedikitnya radiasi matahari yang diterima bumi. Semakin luas permukaan horizontal suatu area yang mendapat radiasi sinar matahari maka semakin besar sudut datang radiasi matahari, dan semakin besar sudut datang radiasi sinar matahari maka semakin sempit lapisan atmosfer yang dilalui.

  • Pengaruh lapisan atmosfer bumi

Saat datangnya radiasi sinar matahari ke lapisan atmosfer, radiasi matahari akan terpengaruh oleh beberapa gas aerosol (yang terbentuk dari proses pembakaran, reaksi gas fasa, disperse partikel padat dan reaksi kimia, dispersi lautan, hembusan gas dari gunung berapi) serta kondisi awan yang ada pada lapisan tersebut. Sehingga, radiasi matahari ada yang dipantulkan kembali ke luar angkasa dan ada lagi yang diserap ke permukaan bumi.

Jenis radiasi matahari yang masuk ke permukaan bumi dapat berupa radiasi langsung dan hamburan. Lebih lanjut, peranan awan sendiri juga menentukan panjang pendeknya penyinaran radiasi matahari ke bumi per jamnya, dan karena ada tidaknya awan akan menentukan lama penyinaran matahari dalam per harinya. Baca juga mengenai lapisan lapisan matahari.

Demikian penjelasan faktor yang mempengaruhi penyinaran matahari terhadap bumi. Semoga bermanfaat.