KOMPAS.com - Industrialisasi awalnya terjadi di Eropa dan Amerika Utara pada abad ke-18 dan 19 kemudian di negara-negara lain di dunia termasuk Indonesia. Show Sebenarnya apa pengertian industrialisasi, bagaimana ciri-ciri, faktor dan prosesnya? Pengertian IndustrialisasiMenurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), industrialisasi adalah usaha menggalakan industri dalam suatu negara. Menurut Kamus Oxford, industrialisasi adalah pengembangan industri di suatu negara atau wilayah dalam skala luas. Baca juga: Gencarkan Investasi, Pemerintah Bangun 19 Kawasan Industri Prioritas Menurut Kamus Cambridge, industrialisasi adalah proses pengembangan industri dalam sebuah negara. Dilansir dari Encyclopaedia Britannica, industrialisasi adalah proses konversi menuju tatanan sosial ekonomi yang didominasi industri. Dikutip dari Ekonomi Pembangunan (2004) karya Lincolin Arsyad, industrialisasi adalah proses modernisasi ekonomi yang mencakup seluruh sektor ekonomi yang berkaitan satu sama lain dengan industri pengolahan. Artinya, industrialisasi bertujuan meningkatkan nilai tambah seluruh sektor ekonomi dengan sektor industri pengolahan sebagai sektor utama. Maksudnya, dengan adanya perkembangan industri maka akan memacu dan mengangkat pembangunan sektor-sektor lainnya. Baca juga: Kementan Dorong Geliat Industri Benih Dalam Negeri SR Parker dalam The Sociology of Industry (1967) menjelaskan industrialisasi adalah proses segala hal yang berkaitan dengan teknologi, ekonomi, perusahaan dan orang-orang yang terlibat di dalamnya.
R Biernacki telah menjelaskan definisi industrialisasi melalui International Encyclopedia of the Social and Behavioral Sciences (2001). Industrialisasi adalah proses menerapkan ilmu mekanik, kimia dan listrik untuk mengatur kembali produksi dengan sumber energi tak bergerak. PK O'Brien dalam International Encyclopedia of The Social and Behavioral Sciences (2001) menjelaskan pengertian industrialisasi. Industrialisasi mencakup transformasi cepat dalam manufaktur yang signifikan kaitannya dengan semua bentuk produksi lainnya dan pekerjaan yang dilakukan dalam ekonomi nasional atau regional. Baca juga: Kawasan Industri di Jawa Fokus pada Teknologi dan Padat Karya Kesimpulannya, industrialisasi adalah transformasi dari ekonomi berbasis pertanian atau sumber daya menuju ekonomi berbasis manufaktur massal. Kapan industrialisasi terjadi?Sharon Q. Yang dan Lili Li dalam Emerging Technologies for Librarians (2016), meringkas sejarah singkat terjadinya industrialisasi di dunia. Berikut ini awal mula terjadi industrialisasi: 1. Revolusi industri Inggris Revolusi Industri pertama biasanya dikaitkan dengan revolusi industri di Inggris antara 1760-an sampai 1840-an. Penemuan mesin uap memulai proses revolusioner penggunaan mesin di pabrik untuk menggantikan tenaga kerja manual. Baca juga: 2019 Tahun yang Berat bagi Industri Penerbangan Dunia, Mengapa?
2. Revolusi industri kedua Revolusi industri kedua bermula dari penggunaan listrik secara meluas dan mesin pembakaran internal pada 1870. Revolusi industri kedua ini mendorong perkembangan kapitalisme di dunia barat. 3. Revolusi industri ketiga Revolusi industri ketiga dimulai setelah Perang Dunia II akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang biologi, komputer, digital, nuklir, ruang angkasa dan lainnya. Revolusi industri ketiga adalah lompatan besar lain yang mengubah masyarakat informasi modern. Baca juga: Universitas dan Industri Perlu Berkolaborasi Aktif Siapkan SDM Lima faktor industrialisasiAgar dapat tumbuh dalam skala yang signifikan, industrialisasi membutuhkan beberapa elemen atau faktor kunci. Faktor kunci industrialisasi meliputi tanah, tenaga kerja, modal, teknologi dan koneksi. Tanpa pasokan besar dari elemen-elemen tersebut dan kemampuan mengaturnya, masyarakat tidak dapat berkembang menjadi masyarakat industri. Berikut ini faktor industrialisasi dan penjelasannya:
1. Tanah Tanah merujuk bukan hanya permukaan yang digunakan untuk pertanian, pabrik atau sarana transportasi. Apa yang ada di bawah tanah terutama mineral adalah penting. Kandungan material mentah membantu industri suatu negara menjadi berkembang. Baca juga: Menyelisik Peran Industri Hulu Migas untuk Pembangunan Daerah 2. Tenaga kerja Tenaga kerja adalah elemen manusia dalam industrialisasi. Pada awal perusahaan bekerja, banyak tenaga dibutuhkan. Faktor manusia ini juga meliputi para pelaku usaha, atau orang yang membuat keuangan, mengelola materi dan pekerja, operasional dan lainnya. 3. Modal Modal adalah uang, mesin produksi, dan perusahaan itu sendiri.
Modal memungkinkan pekerja mendapatkan izin untuk mengeola dan memproses materi menjadi produk. Baca juga: Cita-cita Jokowi: Jadikan Indonesia Pusat Industri Mobil Listrik Dunia 4. Teknologi Teknologi adalah ilmu pengetahuan terapan untuk penggunaan industri maupun komersil. Ribuan penemuan pada abad ke-19 membantu mekanisasi dan memperbaiki proses manufaktur. Penemuan-penemuan tersebut membuat lebih efisien dan meningkatkan produktivitas. 5. Koneksi Koneksi adalah elemen kunci dalam perkembangan industrial. Transportasi menghubungan antara materi mentah, produsen dan konsumen. Koneksi adalah infrastruktur yang merupakan kombinasi jaringan transportasi dan komunikasi. Koneksi adalah pondasi dan bingkai pertumbuhan ekonomi. Baca juga: Dorong Daya Saing UMKM di Era Industri 4.0, Ini Langkah Pemerintah
Industrialisasi adalah proses transformasi ekonomi dari pertanian menjadi berbasis pada produksi barang. Kerja manual individu sering digantikan oleh produksi massal mekanis dan pengrajin diganti oleh jalur perakitan. Dikutip dari Investopedia, berikut ini adalah karakteristik atau ciri-ciri industrialisasi:
Baca juga: Industri Fashion Penyumbang Devisa Terbesar Ketiga di Indonesia, Capai Rp 122 T Menurut PK O'Brien, proses industrialisasi ditandai dengan:
Proses industrialisasiEsensi proses industrialisasi pada masyarakat kapitalis dan juga masyarakat yang didominasi negara dengan perencanaan pusat (seperti bekas Uni Soviet) memiliki kesamaan. Berikut ini bagaimana proses industrialisasi terjadi menurut R Biernacki:
Lihat Foto KOMPAS.com - Dinamika perkembangan ekonomi Indonesia masa Orde Baru dalam rentang waktu 32 tahun memberikan pengaruh yang besar terhadap keadaan ekonomi Indonesia masa kini. Kegagalan ekonomi Orde Lama masa Soekarno sangat berpengaruh terhadap perencanaan program ekonomi masa Orde Baru era Soeharto. Konsep, program, dan kebijakan ekonomi pada masa Orde Baru sangat bertolak belakang dengan kebijakan ekonomi Orde Lama. Berikut beberapa program ekonomi masa Orde Baru:
Pelunasan hutang luar negeri Indonesia peninggalan pemerintahan Orde Lama merupakan salah satu kebijakan ekonomi prioritas dari Orde Baru. Kebijakan tersebut ditempuh agar Indonesia mendapat kepercayaan dari negara lain ketika akan mengajukan program hutang sebagai modal pemerintahan Orde Baru. Baca juga: Integrasi Timor Timur ke Indonesia masa Orde Baru Dalam buku Ekonomi Indonesia: Dalam Lintasan Sejarah (2017) karya Boediono, pada awal pemerintahan Orde Baru (1966), Indonesia memiliki hutang pada Belanda sebesar 600 juta gulden sebagai ganti rugi atas nasionalisasi perusahaan Belanda masa Orde Baru. Selain itu, Indonesia harus membayar ganti rugi kepada Inggris atas peristiwa konfrontasi Indonesia-Malaysia yang mengakibatkan pengrusakan Kedutaan Besar Inggris di Indonesia.
Undang-Undang Penanaman Modal Asing (PMA) disahkan pada tahun 1967. Pemberlakuan UU PMA bertujuan memberikan peluang bagi pemodal luar negeri untuk berinvestasi di Indonesia. Dengan tujuan memajukan perusahaan serta ekonomi di Indonesia. Melalui UU PMA Orde Baru ingin menjalin kedekatan dengan negara-negara maju melalui sektor ekonomi. UU PMA juga menandakan dimulainya era liberalisasi dan kapitalisasi Indonesia masa Orde Baru.
Dalam Sejarah Indonesia Modern 1200-2004 (2005) karya M.C Ricklefs, para kreditor internasional nonkomunis Indonesia setuju untuk bertindak bersama dan membentuk Inter Governmental Group on Indonesia (IGGI) pada tahun 1967. Baca juga: Terjadinya Perubahan Masyarakat Masa Orde Baru Hingga Reformasi IGGI dicetuskan dalam pertemuan antara delegasi Indonesia dan lembaga-lembaga bantuan internasional di Amsterdam, Belanda. IGGI merupakan pembiayaan bersama proyek liberalisasi ekonomi Indonesia yang dilakukan oleh lembaga-lembaga keuangan luar negeri.
Undang-Undang Penanaman Modal Dalam Negeri termuat dalam UU no 6 tahun 1968. Kebijakan ini bertujuan untuk mengalirkan investasi dari pemodal-pemodal dalam negeri untuk perusahaan di Indonesia. Melalui UU PMDN, industrialisasi di Indonesia diharapkan mampu bertumbuh lebih pesat di berbagai bidang usaha. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Baca berikutnya |