Perintah Amar ma ruf Nahi Munkar terdapat dalam Surat Ali Imran Ayat

  • وَلْتَكُنْ مِّنْكُمْ اُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ اِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ

    104. Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.

Perintah Amar ma ruf Nahi Munkar terdapat dalam Surat Ali Imran Ayat

Ilustrasi Al-Quran. Surat Ali 'Imran Ayat 104. /PIXABAY / Afshad

PORTAL JEMBER - Allah menyarankan agar ada segolongan dari umat muslim yang melaksanakan amar ma'ruf dan nahi munkar.

Amar Ma'ruf adalah perbuatan menyeru orang-orang uuntuk mengerjakan kebajikan.

Sedangkan nahi munkar adalah perbuatan melarang orang-orang mengerjakan perbuatan yang munkar.

Baca Juga: Surat Ali 'Imran Ayat 97, Dalil Wajibnya Pergi Haji Bila Mampu

وَلْتَكُنْ مِّنْكُمْ اُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ اِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ

>

waltakum mingkum ummatuy yad'ụna ilal-khairi wa ya`murụna bil-ma'rụfi wa yan-hauna 'anil-mungkar, wa ulā`ika humul-mufliḥụn

Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung." (Q.S. Ali 'Imran : 104)

Perintah Amar ma ruf Nahi Munkar terdapat dalam Surat Ali Imran Ayat

BincangSyariah.Com- Pada dasarnya amar ma’ruf dan nahi munkar sebagai salah satu upaya untuk menegakkan agama dan kemaslahatan di tengah masyarakat Islam. Pelaksanaan amar makruf dan nahi munkar dilakukan sebagai bentuk mengantisipasi atau sebagai langkah preventif menghilangkan kemungkaran agar masyarakat tidak mendapatkan dampak yang lebih besar. (Tafsir Surah Ali Imran Ayat 190-191: Orang Cerdas Versi Al-Qur’an)

Hal ini didasarkan atas ayat,

Perintah Amar ma ruf Nahi Munkar terdapat dalam Surat Ali Imran Ayat

ولتكن منكم أمة يدعون إلى الخير ويأمرون بالمعروف وينهون عن المنكرسورة آل عمران: آية 104

Artinya:

Dan hendaklah ada di antara kamu yang mengajak kepada kebaikan dan mencegah kepada kemunkaran (Ali Imran, 104).

Dari ayat ini, sebagian orang menafsirkan bahwa keimanan sejati harus mencakup kepada melaksanakan yang baik dan mencegah kepada kemunkaran. Dengan alasan menegakkan amar makruf dan nahi munkar seseorang bebas untuk melakukan kekerasan kepada orang lain. Sebenarnya bagaimana tafsiran para ulama terkait ayat ini.?

Berikut penjelasannya. Menurut al-Qurthubi dalam tafsirnya al-Jami Li Bayan al-Quran, bahwa ayat amar ma’ruf dan nahi munkar pada dasarnya tidak terkhususkan kepada umat Islam saja. Pada ayat lain dijelaskan bahwa perintah untuk mengajak kepada kebaikan dan menolak kerusakan, juga dialami oleh umat/bangsa sebelumnya. Tidak disebutkan secara spesifik siapa umat terdahulu ini.

Di dalam kesempatan yang lain, mencegah kemunkaran dijelaskan dengan sangat baik oleh al-Ghazali, bahwa kemunkaran tidak bisa dicegah dengan menciptakan kemunkaran yang baru. Dalam salah satu tulisannya, Cak Nur menggambarkan amar ma’ruf dan nahi munkar ibarat dua mata koin yang saling mengisi satu sama lain. Maka mencegah kemunkaran pun juga mesti dilakukan dengan cara-cara yang baik, lembut dan tidak dengan secara paksaan, dikenal secara umum.

Konon sahabat Sufyan al-Tsauri, salah seorang ahli fikih pada masa tabi’ al-tabi’i. pernah mengatakan

لا يأمر بالمعروف وينهى عن المنكر إلا من كان فيه ثلاث خصال: رفيق فيما يأمر رفيق فيما ينهى، عدلٌ بما يأمر عدلٌ فيما ينهى، عالمٌ فيما يأمر وعالمٌ فيما ينهى، وهو الأصل في أسلوب الأمر والنهي، وما كان على خلافه فهو الاستثناء، والنبي قال: ((إنّ الله رفيق يحب الرفق في الأمر كله، ويعطي عليه ما لا يعطي على العنف

Melaksanakan kebaikan dan mencegah kemungkaran hanya bisa dilakukan dengan tiga syarat. Pertama, dengan cara lembut, elegan terhadap apa yang diperintahkan dan yang dilarang. Bersikap adil terhadap yang diperintah dan dilarang, mengetahui apa yang diperintah dan apa yang dilarang. Sedangkan Nabi tidak memberikan paksaan dan memerintah dengan secara kasar.

Syekh an-Nawawi Banten dalam kitab tafsir al-Munir fi Ma’alim al-Tanzil mengatakan bahwa sesungguhnya orang yang bodoh terkadang malah mengajak kepada perkara yang batil. Memerintahkan perkara yang munkar, melarang perkara yang baik. Terkadang bersikap keras di tempat yang seharusnya bersifat halus dan bersikap halus di dalam tempat yang seharusnya bersikap keras.

Atas landasan ini bahwa meski hukumnya fardhu kifayah, tetapi seseorang harus mengetahui kadar, dan tidak boleh melakukan amar makruf dan nahi munkar agar tidak salah dan keliru dalam bertindak. Dalam berbagai kitab tafsir, kata al-Ma’ruf berasal dari kata ‘arafa, yang bermakna dikenal atau disepakati sebagai standar umum kebaikan. Di sisi lain juga disandingkan dengan kebiasaan baik (al-adat al-Mu’tabarah) yang dipraktikkan dalam masyarakat. Artinya mengajak kepada kebaikan dilandaskan dengan cara-cara yang elegan. Atas landasan ini, para ulama ushul fikih mengatakan bahwa urf menjadi salah satu sumber hukum Islam. Bahwa adat yang baik bisa dijadikan sebagai pijakan hukum.

Wallahu A’lam bi al-Shawab

Ilustrasi membaca Al-Quran. Foto: Unsplash

Kehadiran manusia di muka bumi memiliki dua tugas utama, yaitu menyerukan al-khair dan amar ma’ruf nahi munkar. Keduanya sangat penting dilakukan untuk menunaikan fadhilah yang dianjurkan agama Islam.

Jika perintah amar ma'ruf nahi munkar ditinggalkan, maka akan terjadi keretakan hubungan antarmanusia. Keseimbangan dunia tidak lagi bisa diciptakan dan ketenangan di alam akhirat pun mustahil diwujudkan.

Allah Swt dan Rasul-Nya banyak membahas tentang perintah amar ma’ruf nahi munkar melalui Alquran dan sunnah. Salah satunya adalah surat Ali Imran ayat 104. Allah Swt berfirman yang artinya:

وَلْتَكُنْ مِّنْكُمْ اُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ اِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ

"Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung."

Apa isi kandungan ayat tersebut? Untuk mengetahuinya, simak penjelasan berikut.

Isi Kandungan Surat Ali Imran Ayat 104

Surat Ali Imran ayat 104 secara umum membahas tentang perintah dakwah amar ma’ruf nahi munkar bagi setiap Muslim. Memerintahkan perkara ma'ruf berarti menyerukan segala hal yang berkaitan dengan ajaran Islam. Lalu, mencegah yang munkar berarti mencegah segala perbuatan yang bertentangan dengan ajaran Islam.

Ilustrasi Alquran Foto: Pexels

Mengutip buku Menjadi Pembela Islam oleh M.R Kurnia, melalui ayat tersebut, Allah mewajibkan umat Muslim untuk memiliki teman yang senantiasa mengajak kepada amar ma'ruf nahi munkar. Tidak lupa pula mengerjakan al-khair dan menjauhi al-munkar seperti yang disebutkan di awal.

Menurut para ulama, al-khair adalah semua bentuk kebaikan yang dilakukan untuk mendapatkan ridha Allah Swt dan menjauhkan diri dari murka-Nya. Sedangkan al-munkar adalah semua bentuk perbuatan maksiat yang memiliki pengaruh negatif terhadap orang lain, mencakup soal akidah, ibadah maupun mu’amalah.

Dalam Surat Ali Imran ayat 104 disebutkan bahwa umat Islam merupakan umat yang utama (khaira ummah). Mereka akan tetap menjadi yang terbaik selama mau menjalankan dakwah amar ma`ruf nahi munkar.

Diperintahkan baginya untuk menjauhi kelompok yang membawa dampak buruk bagi keberlangsungan Islam. Kelompok ini sangat dibenci dan dilaknat oleh Allah Swt dan Rasul-Nya

Mengutip buku Al-qur’an Hadits untuk Madrasah Aliyah Kelas XII, ada tiga hal yang menyebabkan sebuah komunitas itu jauh dan dilaknat oleh Allah SWT, di antaranya:

Ilustrasi Al-Qur'an. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan

  • Pertama, karena sering melakukan kerusakan atau maksiat. Ia tidak menaati nilai-nilai agama secara khusus dan tidak mematuhi norma-norma sosial secara umum.

  • Kedua, karena berlebihan dan melampaui batas kewajaran di dalam bertindak dan berbuat.

  • Ketiga, karena tidak lagi melaksanakan dakwah amar ma`ruf nahi munkar.

Kelompok ini telah difirmankan Allah dalam Surat al-Maidah ayat 78-79 yang artinya:

“Telah dilaknati orang-orang kafir dari Bani Israel dengan lisan Daud dan Isa putra Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan munkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu."

Dari pembahasan di atas, telah jelas bahwa dakwah amar ma’ruf nahi munkar merupakan kewajiban bagi setiap Muslim, tanpa terkecuali. kewajiban ini tentunya dibebankan sesuai dengan kemampuan dan kompetensi yang dimiliki oleh masing-masing individu.