Perhitungan tahun kabisat yang berjumlah 366 hari dalam satu tahun berdasarkan

Tahun kabisat menjadi tahun penting karena pada tahun ini kalender masehi sesuai dengan tahun matahari. Tahun matahari merupakan tahun yang dibutuhkan bumi melakukan perjalanan mengelilingi matahari. Contohnya, Juli musim panas jika tidak ada tahun kabisat maka jumlah waktu yang hilang bisa bertambah menjadi hari, minggu hingga bulan.

Jika perhitungan tersebut berjalan terus-menerus maka beberapa ratus tahun kemudian Juli akan berubah menjadi bulan musim dingin. Selain bumi, planet lain juga memiliki tahun kabisat karena orbit planet mengitari matahari dan berotasi pada sumbunya tidak sempurna. Fenomena planet mengitari matahari ini berlaku di hampir seluruh planet lain dalam sistem tata surya.

Baca juga: Yuk Mengenal Lebih Dalam Semaphore: Sejarah, Manfaat dan Gerakan

Sejarah Tahun Kabisat

Tahun kabisat adalah tahun yang pertama kali dicetuskan oleh seorang astronom bernama Sosigenes Alexandria, yang saat itu sudah hidup di masa kepemimpinan Julius Caesar. Sosigenes menghitung jika bumi memerlukan waktu selama 365 hari, 5 jam, 48 menit dan 5 detik. Guna mengelilingi matahari dalam orbitnya dan untuk memudahkan perhitungan.

Sebelum tahun kabisat, masyarakat zaman dulu mengenal bulan kabisat sementara ahli sejarah masih belum meyakini cara bangsa Romawi mempertahankan dan menjaga sistem kalendernya. Bangsa Romawi seperti tidak terlalu yakin dengan seluruh sistem penanggalan, kalender Romawi sebelumnya memiliki 11 bulan ditambah dengan periode musim dingin.

Panjang musim dingin yang bervariasi ini menyebabkan kalender Romawi tidak dapat untuk dipatenkan, hingga bangsa tersebut menggantinya dengan bulan Januari dan Februari yang baru guna mengatasi kondisi tersebut. Romawi menerapkan bulan kabisat yang juga dikenal dengan Macedonius, fungsinya untuk membedakan sistem penanggalan dengan solar.

Macedonius tak diterapkan antara bulan namun di sela-sela bulan Februari dengan alasan berkaitan lunar cycles. Meski demikian, sistem ini justru membuat bingung hingga pada akhirnya di zaman Julius Caesar kalender Romawi dan solar tidak lagi sinkron. Sejarah memperkirakan hanya ada lima juta orang di dunia yang lahir pada 29 Februari.

Perhitungan Tahun Kabisat

Dimulai dari memilih tahun mana yang akan dihitung, kemudian periksa tahun tersebut apakah habis dibagi empat dan hasilnya adalah bilangan bulat tanpa sisa. Apabila hasilnya tidak demikian, seperti pada tahun 1997 maka tahun tersebut bukan tahun kabisat. Jika iya, seperti 2012 maka bisa dilanjutkan ke poin berikutnya.

Periksa kembali apakah tahun tersebut habis dibagi 100, jika habis dibagi empat tetapi tidak habis dibagi 100 maka tahun tersebut adalah tahun kabisat. Jika habis dibagi empat dan 100 seperti 2000 maka langkah perhitungan bisa dilakukan ke poin selanjutnya. Periksa kembali tahun tersebut, jika habis dibagi 100 tetapi tak habis dibagi 400 maka tahun itu bukan tahun kabisat.

Cara perhitungan ini juga bisa digunakan untuk menjawab pertanyaan, tahun kabisat berapa tahun sekali. Mereka yang lahir di tahun kabisat disebut leaplings dan tak bisa merayakan hari lahir tiap tahun, meskipun usia mereka tetap dihitung per hari bukan per empat tahun, inilah istimewanya tahun kabisat.

Demikian penjelasan mengenai tahun kabisat, pengertian, sejarah dan cara perhitungan. Di Sampoerna Academy, pembelajaran tentang sains juga merupakan bagian dari kurikulum yang diajarkan. dikenal dengan istilah STEAM.

STEAM adalah pendekatan pendidikan untuk pembelajaran yang menggunakan Sains, Teknologi, Teknik, Seni dan Matematika sebagai titik akses untuk membimbing penyelidikan siswa, dialog, dan pemikiran kritis. Hasil akhirnya adalah siswa yang berani mengambil risiko, terlibat dalam pembelajaran berdasarkan pengalaman, bertahan dalam pemecahan masalah, merangkul kolaborasi, dan bekerja melalui proses kreatif. Inilah para inovator, pendidik, pemimpin, dan pembelajar abad ke-21.

Dapatkan info lebih lanjut seputar STEAM Learning di Sampoerna Academy dengan klik di sini.

Referensi
ipb.ac.id – Tahun Kabisat

Perhitungan tahun kabisat yang berjumlah 366 hari dalam satu tahun berdasarkan
Ilustrasi kalender kerja. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta -Februari tahun 2022 hanya sampai tanggal 28, yang artinya non tahun kabisat. Berbeda 2 tahun lalu saat genap 2020, maka tanggal di bulan Februari sampai tanggal 29.

Jika Anda memerhatikan sistem penanggalan dengan saksama, Anda akan menjumpai hal yang berbeda di setiap bulan Februari. Jika normalnya, setiap bulan dalam kalender masehi akan memiliki jumlah hari 30 atau 31.

Namun, pada bulan Februari, Anda hanya akan mendapati penanggalan hingga tanggal 28 atau 29 saja. Selain itu, untuk tanggal 29 pada bulan Februari tidak ada setiap tahun. Hal ini sering disebut dengan leap year atau tahun kabisat.

Lalu, apa itu tahun kabisat dan bagaimana sejarahnya?

Menurut laman Time and Date, tahun kabisat adalah sebuah tahun yang memiliki jumlah hari 366. Hal ini berlainan dengan jumlah hari pada umumnya yang hanya berjumlah 365 hari. Sejatinya, konsep ini memiliki tujuan untuk menggenapi penghitungan kalender supaya penghitungan tahun tetap akurat.

Tahun kabisat pertama kali dicetuskan oleh seorang astronom bernama Sosigenes Alexandria yang hidup di zaman kepemimpinan Jukius Caesar. Saat itu, Sosigenes menghitung bahwa bumi membutuhkan waktu selama 365 hari, 5 jam, 48 menit, dan 5 detik untuk mengelilingi matahari dalam orbitnya dan untuk memudahkan perhitungan, satu tahun dibulatkan menjadi 365 hari.

Dengan pembulatan tersebut maka akan ada kelebihan sekitar enam jam dalam setiap tahun dan kelebihan tersebut digabungkan di tahun keempat sebagai satu hari.

Namun, ada satu hal yang patut diingat, tidak semua tahun yang bisa dibagi dengan empat adalah tahun kabisat, khususnya pada tahun yang menjadi tanda sebuah abad baru. Untuk kasus tersebut, terdapat kriteria tambahan sebuah tahun bisa disebut dengan tahun kabisat, yaitu harus bisa dibagi empat dan harus bisa dibagi dengan 400.

EIBEN HEIZIER
Baca : Tahun Kabisat Bawa Kebahagiaan untuk Semua Zodiak Hari Ini

Tahun kabisat terjadi empat tahun sekali, sehingga dalam satu windu akan terdapat 2 tahun kabisat dan 6 tahun biasa.

Jadi, jawaban yang tepat adalah A.

Perhitungan tahun kabisat yang berjumlah 366 hari dalam satu tahun berdasarkan

Artikel ini membahas terkait tahun kabisat, sejarah adanya tahun kabisat, bulan, tanggal, serta keunikannya.

--

Bulan Februari adalah bulan yang unik, karena jumlah hari pada bulan ini hanya berjumlah 28, sedangkan jumlah hari pada semua bulan pada tahun Masehi memiliki jumlah 30 dan 31.

Kenapa ya bisa berjumlah 28, sedangkan yang lainnya memiliki jumlah hari 30 dan 31? Nah, kita harus terbang dan berselancar sejarah ke sekitar tahun 753 SM ketika raja Romulus sedang berkuasa. 

Perhitungan tahun kabisat yang berjumlah 366 hari dalam satu tahun berdasarkan

Raja Romulus (Sumber: www.thevintagenews.com)

Pada kekuasaan beliau, raja Romulus ini menetapkan sistem pengkalenderan dengan hanya 10 bulan saja. Sepuluh bulan tersebut terdiri dari bulan Martius, Aprilis, Maius, Junius, Quintilis, Sexitilis, September, Oktober, November, dan Desember.

Kok bisa ya? Tentu saja bisa, karena kekuasaan lah yang dapat menentukan bagaimana arah peradaban dibangun. Pada saat itu raja Romulus yang berkuasa, maka dari itu semua sistem mengacu kepada kekuasaan saat itu.

Pada zaman tersebut, perayaan tahun baru itu bukan di tanggal 31 Desember ke 1 Martius lho, bukan juga dari tanggal 31 Desember ke 1 Januari seperti saat ini. Bukan karena belum ada bulan Januari, tetapi perayaan tahun baru dilakukan untuk menyambut musim semi yang setiap tahunnya jatuh pada bulan Martius tanggal 21 atau tanggal 21 Maret.

Nah, Karena kekuasaan raja Romulus berakhir, kekuasaan pun diduduki oleh raja-raja yang dipilih berikutnya, salah satunya Raja Numa Pompilius. Pada kepemimpinan raja Numa Pompilius yang berkuasa pada kisaran tahun 715 sampai 673 SM jumlah bulan pada satu tahun diubah menjadi 12 bulan. 

Perhitungan tahun kabisat yang berjumlah 366 hari dalam satu tahun berdasarkan

Raja Numa Popilius (Sumber: fineartamerica.com)

Raja Pompilius ini menambahkan dua bulan setelah bulan Desember yakni Bulan Januari dan Februari. Nah pada bulan ini diberikan jumlah hari yang sama yakni 28 hari. Jadi jumlah hari pada satu tahun bertambah menjadi 354 hari. 

Jumlah hari pada satu tahun yang genap diubah karena kepercayaan di masyarakat pada waktu itu yang menganggap bahwa angka genap adalah angka sial. Nah jadi ditambah 1 hari menjadi 355 hari. Sistem penanggalan ini berjalan sangat lama. 

Perjalanan sistem pengkalenderan tidak hanya sampai di situ lho. Pada periode kekuasaan berikutnya diubah kembali. Raja Julius Caesar,  raja yang berkuasa pada kisaran tahun 44 SM, adalah raja yang mengubah sistem penanggalan kalender Masehi.

Baca Juga: Belajar dari Fiki Naki, Sepenting Itukah Bahasa Asing?

Pada zaman kekuasaan raja Julius Caesar ini, sistem pengkalenderan diubah menjadi sistem pengkalenderan yang menggunakan pergerakan matahari sebagai pengatur panjangnya hari dalam setahun. Kemudian ditetapkanlah satu tahun menjadi 365 hari, yang mana pada setiap 4 tahun sekali perputaran bumi mengelilingi matahari bertambah sekitar 24 Jam yang dinamakan sebagai tahun kabisat, dan jumlahnya menjadi 366 hari.

Perhitungan tahun kabisat yang berjumlah 366 hari dalam satu tahun berdasarkan

Raja Julius Caesar (Sumber: theleidencollection.com)

Bumi ketika mengelilingi matahari dalam satu tahun, tidak tepat 365 hari lho. Bumi mengelilingi matahari membutuhkan waktu 365 hari 5 jam, 48 menit, dan 46 detik yang kalau dijumlahkan, kelebihan jam dan menit ini berkisar sampai 24 jam, yang artinya sama dengan satu hari. Jadi, pada kelipatan empat akan menghasilkan 1 hari tambahan yang kita sebut sebagai tahun kabisat.

Nah, apa lagi nih yang unik pada bulan Februari selain jumlah harinya pendek? Bulan Februari adalah bulan yang dianugerahi hari pada penambahan hari pada tahun kabisat. Kok bulan Februari ya yang ditambah kenapa engga di bulan yang lainnya? Karena lagi-lagi itu adalah ketetapan yang dibuat Julius Caesar pada penanggalan yang ia ciptakan.

Perhitungan tahun kabisat yang berjumlah 366 hari dalam satu tahun berdasarkan

Raja Octavianus Augustus (Sumber: cdn.idntimes.com)

Sebenarnya jumlah hari pada bulan Februari itu pada sistem penanggalan Julius Caesar memiliki jumlah hari sebanyak 29, dan pada tahun kabisat menjadi 30 hari. Namun, sistem penanggalan tersebut diubah oleh kaisar Agustus. Kaisar Agustus ini mengubah bulan Sexitilis menjadi bulan Agustus dan memindahkan satu hari pada bulan Februari bulan Agustus yang tadinya memiliki jumlah hari 30 menjadi 31.

Perhitungan tahun kabisat yang berjumlah 366 hari dalam satu tahun berdasarkan

Selanjutnya, yang unik dari tahun kabisat adalah tahun “lompatan”. Maksudnya, ketika pada setiap tahun nya maju satu hari. Misal, tanggal 1 Januari pada tahun non-kabisat jatuh pada hari Senin, maka tanggal 1 Januari pada tahun berikutnya di tahun non-kabisat jatuh pada hari Selasa. 

Nah, berbeda dengan tahun kabisat, misal tanggal 1 Januari pada tahun non-kabisat jatuh pada hari Senin, sedangkan tahun berikutnya adalah tahun kabisat, maka tanggal 1 Januari jatuhnya pada hari Rabu. Maka dari itu tahun kabisat adalah tahun lompatan.

Perhitungan tahun kabisat yang berjumlah 366 hari dalam satu tahun berdasarkan

Terus, gimana ya kalau ada yang lahir di tanggal kabisat? Ulang tahunnya empat tahun sekali ya? Ya bisa dibilang kalau merayakan pada tanggal 29 Februari memang empat tahun sekali. Namun, pada abad ke-18 salah seorang moralis dari Jerman menulis esai yang berjudul “Consolations for the Unfortunates Born on 29 February” yang menuliskan saran untuk melakukan perayaan ulang tahun untuk orang-orang yang lahir pada tanggal 29 Februari.

Orang-orang yang lahir pada tanggal kabisat memiliki tradisi unik, yaitu mereka biasanya hanya menghitung umur mereka ketika mereka berulang tahun pada tahun kabisat. Jadi, mereka memiliki umur lebih muda empat kali dari orang-orang yang seumuran mereka. semisal si A berumur 28 tahun maka si B yang lahir pada tanggal kabisat memiliki umur 7 tahun, unik kan?

Perhitungan tahun kabisat yang berjumlah 366 hari dalam satu tahun berdasarkan

Gimana, gimana, seru nggak?  Sekarang kamu sudah tahu kan keunikan bulan Februari dan Kabisat? Sangat beruntung sekali ketika bisa lahir di tanggal kabisat yah. Banyak nih yang dapat kamu pelajari di berbagai bulan yang ada, karena tentunya setiap apa yang kita jalani sekarang ini, adalah hasil cipta dan karya orang-orang terdahulu, seperti sistem penanggalan ini. 

Mungkin terkesan sangat sulit dan rumit ya menghafalkan sejarah yang ada tapi, ketika kita belajar dengan media audio visual yang menarik pasti kamu akan lebih mudah untuk paham dan mengerti. Salah satu media pembelajaran yang menarik dan dapat menambah pemahaman terkait sejarah adalah Ruangguru.

Dengan berlangganan produk ruangbelajar dari Ruangguru, kamu bisa belajar sejarah mulai dari pengetahuan dasar sampai pemahaman-pemahaman yang dalam lho. Selain itu sangat seru juga belajarnya karena kamu akan mendapatkan rangkuman infografis, video pembelajaran yang menarik sehingga kamu dapat memahami pelajaran dengan cepat dan mudah.

Perhitungan tahun kabisat yang berjumlah 366 hari dalam satu tahun berdasarkan

Referensi:

Barbara A. Mowat, Paul Werstine. (1969). "The Tragedy of Julius Caesar." In Julius Caesar, by William Shakespeare, 1-209. Washington DC: The Folger Shakespeare Library.

Randy Rahayu Melta, Media Rosha, Riry Sriningsih. (2018). "Model Penentuan Hari dari Sebuah Tanggal." UNP Journal of Mathematics 65-70.

Turner, Aimee. (2016). "The Importance of Numa Pompilius: A Reconsideration of Augustan Coins." Open Library of Humanities 1-19.

Sumber Gambar:

Raja Romulus, https://www.thevintagenews.com/2020/02/26/romulus/

Raja Numa Pompilius, https://fineartamerica.com/featured/numa-pompilius-the-second-king-of-rome-mary-evans-picture-library.html

Raja Julius Caesar, https://www.theleidencollection.com/artwork/julius-caesar/

Raja Octavianus Augustus, https://www.idntimes.com/science/discovery/ganjar-firmansyah/fakta-menarik-octavianus-augustus-kaisar-pertama-romawi-exp-c1c2