Perhitungan biaya makanan awetan dari bahan nabati kue

4. Apa yang menjadi latar belakang perlunya suatu negara menerbitkan suatu kebijakan untuk melakukan pinjaman dalam kegiatan pemerintahan yang termasu … k dalam kewajibannya terhadap rakyatnya ?. Kemana sajakah sumber-sumber peminjaman itu dapat dilakukan ?

Apa pentingnya kualitas air dalam budidaya pembenihan ikan kunsumen?

Dalam sebuah perusahaan yg akan gulung tikar dikarenakan sebuah kebijakan yang Salah dari pimpinan perusahaan, padahal di dalam perusahaan tersebut te … rdapat karyawan atau bawahan yang memiliki potensi besar dalam memajukan perusahaan, apa yg akan anda lakukan serta strategi apa yang akan anda terapkan terhadap situasi tersebut?

Terdapat 4 langkah langkah balance scorecard sebutkan dan jelaskan salah satu dari langkah langkah tersebut!

Tanaman hias berikut yang diletakkan dengan cara digantung dan bagian tubuhnya menjalar panjang sehingga sangat bagus jika digantung, kecuali…..​

Cukil kayu dan cap merupakan teknik cetak…..​

diketahui biaya variabel Rp. 2.500, biaya tetap Rp. 20.000.000, total produksi 100.000 bungkus, dan harga jual Rp. 7.500. tentukan laba yang diinginka … n!​

Kewirausahaan merupakan kemampuan menciptakan sesuatu yang baru secara kreatif dan inovatif untuk mewujudkan nilai tambah. Nilai tambah artinya adalah … l​

mutu makanan yang baik yaitu​

Toko Bunga “Barokah” mendapat pesanan 25 buket bunga untuk acara pernikahan dengan rincian bunga, sebagai berikut : - Bungan Krisan 100 @ Rp 2.000,00 … - Bunga Mawar 150 @ Rp 1.500,00 - Bunga Garbera 100 @ Rp 1.500,00 - Kain Spunbun 25 m @ Rp 5.000,00 - Plastik 1 pack @ 25 Rp 25.000,00 - Tali pita 25 m @ Rp 1.000,00 - Biaya tenaga kerja Rp 200.000,00 - Ongkos kirim Rp 25.000,00 Hitunglah HPP apabila toko bunga “Barokah” mengambil laba 25% serta gratis dalam biaya pengiriman!

Perhitungan biaya produksi makanan awetan dari bahan nabati pada dasarnya sama dengan cara biaya produksi lainnya. Biaya yang harus dihitung adalah biaya investasi, biaya tetap (listrik, air, penyusutan alat/gedung, dll),serta biaya tidak tetap (bahan baku, tenaga kerja dan overhead). Bahan baku dapat terdiri dari bahan baku utama dan bahan baku tambahan, serta bahan kemasan.

Biaya bahan baku adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan baku. Biaya produksi termasuk biaya tenaga kerja.Biaya pembelian alat-alat kerja tersebut dihitung sebagai modal kerja. Biaya modal kerja ini akan terbayar dengan laba yang diperoleh dari hasil penjualan. Titik impas (Break Even Point) adalah seluruh biaya modal yang telah dikeluarkan sudah kembali. Setelah mencapat titik impas, sebuah usaha akan mulai dapat menghitung keuntungan penjualan.

Titik impas (Break Even Point) adalah seluruh biaya modal yang telah dikeluarkan sudah kembali. Setelah mencapat titik impas, sebuah usaha akan mulai dapat menghitung penjualan. Perhitungan biaya produksi meliputi biaya investasi, biaya tetap dan tidak tetap (variabel) untuk lidah buaya disajikan berikut ini. Hal ini untuk menjadi bahan pembelajaran jika akan membuat perencanaan kewirausaahan jenis produk lainnya. 

1. Investasi Alat dan Mesin
Investasi alat dan mesin, yaitu pembelian perlengkapan alat dan mesin produksi yang dibutuhkan untuk proses produksi. Alat dan mesin produksi yang dibeli harus sesuai dengan kapasitas produksi, dan hal teknis lainnya, seperti ketersediaan daya listrik, dan lainnya. Pada proses produksi lidah buaya, alat dan mesin yang dibutuhkan pada Tabel 4. 

Perhitungan biaya makanan awetan dari bahan nabati kue

2. Biaya Tidak tetap (Variabel)Biaya tidak tetap adalah biaya yang dikeluarkan sesuai dengan jumlah produksi. Jadi, sifatnya tidak tetap, bisa berubah sesuai jumlah produksinya. Biaya tidak tetap ini, biasanya meliputi biaya bahan baku, bahan pembantu dan bahan kemasan. Pada proses produksi minuman lidah buaya, kebutuhan bahan baku pada Tabel 2.

Perhitungan biaya makanan awetan dari bahan nabati kue

3. Biaya Tetap
Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan yang jumlahnya tetap setiap bulannya, berapa pun jumlah produksinya. Biaya tetap meliputi biaya tenaga kerja, listrik/air, gas, penyusutan alat, dan lainnya. Pada produk lidah buaya, biaya tetap yang dibutuhkan tersaji pada Tabel 3.

Perhitungan biaya makanan awetan dari bahan nabati kue

4. Total Biaya
Total biaya adalah jumlah keseluruhan biaya tidak tetap dan biaya tetap. Pada proses produksi lidah buaya, total biaya yang dibutuhkan adalah

Total biaya = Biaya variabel + Biaya tetap = Rp 1.039.750 + Rp 369.200 = Rp 1.408.950

5. Harga Pokok Produksi (HPP)
Harga Pokok Produksi (HPP) adalah harga pokok dari suatu produk. Jika dijual dengan harga tersebut, produsen tidak untung dan juga tidak rugi. HPP ditentukan untuk bisa menentukan harga jual. Harga jual adalah HPP ditambah margin keuntungan yang akan diambil. Untuk produk lidah buaya ini, HPP-nya adalah

Total Biaya / Jumlah produksi Rp 1. 408.950,- / 500 = Rp. 2.818,

6. Harga Jual
Harga jual adalah harga yang harus dibayarkan pembeli untuk mendapatkan produk tersebut. Harga jual bisa ditentukan dengan mempertimbangkan HPP dan juga produk pesaing. Harga jual ini meliputi harga dari pabrik dan harga konsumen. Harga dari pabrik tentu lebih murah karena saluran distribusi (agen, toko, counter, dll) tentu juga harus mendapatkan keuntungan. Pada produk lidah buaya dalam kemasan mangkok ini, melihat HPP-nya yaitu Rp2.818,- dan produk pesaing dengan volume yang relatif sama dijual berkisar Rp5.000,- sampai Rp7.000,-, ditetapkan harga jual untuk minuman lidah buaya dari pabrik adalah Rp 4.000,- (pada Tabel 4), dengan harapan di tingkat konsumen, harganya adalah Rp 4.500,- sampai Rp 6.000,

Perhitungan biaya makanan awetan dari bahan nabati kue

7. Penerimaan Kotor
Penerimaan Kotor adalah penerimaan uang yang didapatkan oleh perusahaan, sebelum dipotong total biaya. Pada produksi lidah buaya ini, jumlah penerimaan kotor pada Tabel 8.

Perhitungan biaya makanan awetan dari bahan nabati kue

8. Pendapatan Bersih (Laba)
Pendapatan bersih adalah jumlah penerimaan uang yang didapatkan oleh perusahaan, setelah dipotong total biaya. Pada produksi lidah buaya ini, jumlah penerimaan bersih adalah:

Pendapatan Bersih = Penerimaan kotor – Total biaya = Rp2.000.000 – Rp1.408.950 = Rp591.050

Jadi perkiraan pendapatan untuk satu kali produksi, yaitu sebanyak 500 mangkok lidah buaya, akan mendapatkan laba/keuntungan sebesar Rp 591.050,- (lima ratus Sembilan puluh satu ribu lima puluh rupiah).

Kunjungi juga : Sistem Pengolahan Makanan Awetan dari Bahan Nabati

Perhitungan biaya produksi makanan awetan dari bahan nabati pada dasarnya sama dengan cara biaya produksi lainnya. Biaya yang harus dihitung adalah biaya investasi, biaya tetap (listrik, air, penyusutan alat/gedung, dll), serta biaya tidak tetap (bahan baku, tenaga kerja dan overhead).Bahan baku dapat terdiri dari bahan baku utama dan bahan baku tambahan, serta bahan kemasa. Biaya bahan baku adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan baku. Biaya produksi termasuk biaya tenaga kerja. Jasa tenaga kerja ditetapkan sesuai keterampilan yang dimiliki pekerja dan sesuai kesepakatan antara pekerja dan pemilik usaha atau kesepakatan dalam kelompok kerja. Biaya produksi menentukan harga jual produk. Penentuan harga jual juga harus mempertimbangkan modal dan biaya yang sudah dikeluarkan untuk produksi. Pengolahan produk kesehatan membutuhkan peralatan dan mesin kerja. Biaya pembelian alat-alat kerja tersebut dihitung sebagai modal kerja. Biaya modal kerja ini akan terbayar dengan laba yang diperoleh dari hasil penjualan. Titik impas (Break Even Point) adalah seluruh biaya modal yang telah dikeluarkan sudah kembali. Setelah mencapat titik impas, sebuah usaha akan mulai dapat menghitung keuntungan penjualan. Harga jual produk adalah sejumlah harga yang dibebankan kepada konsumen yang dihitung dari biaya produksi dan biaya lain di luar produksi seperti biaya distribusi dan promosi. Biaya produksi adalah biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk terjadinya produksi barang. Unsur biaya produksi adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead.

Secara umum biaya overhead dibedakan atas biaya overhead tetap, yaitu biaya overhead yang jumlahnya tidak berubah walaupun jumlah produksinya berubah dan biaya overhead variabel, yaitu biaya overhead yang jumlahnya berubah secara proporsional sesuai dengan perubahan jumlah produksi. Biaya yang termasuk ke dalam overhead adalah biaya listrik, bahan bakar minyak, dan biaya-biaya  lain yang dikeluarkan untuk mendukung proses produksi. Biaya pembelian bahan bakar minyak, sabun pembersih untuk membersihkan bahan baku, benang, jarum, lem dan bahan bahan lainnya dapat dimasukan ke dalam biaya overhead. Jumlah biaya-biaya yang dikeluarkan tersebut menjadi Harga Pokok Produksi (HPP). 

Pada bahasan kali ini, akan dipaparkan contoh perhitungan harga untuk minuman lidah buaya. Diasumsikan dalam satu kali proses produksi akan diproduksi 500 mangkok lidah buaya, masing-masing berisi 240 gram lidah buaya (buah dan kuah). 

Perhitungan biaya produksi meliputi biaya investasi, biaya tetap dan tidak tetap (variabel) untuk lidah buaya disajikan berikut ini. Hal ini untuk menjadi bahan pembelajaran jika akan membuat perencanaan kewirausaah jenis produk lainnya. 

Investasi alat dan mesin, yaitu pembelian perlengkapan alat dan mesin produksi yang dibutuhkan untuk proses produksi. Alat dan mesin produksi yang dibeli harus sesuai dengan kapasitas produksi, dan hal teknis lainnya, seperti ketersediaan daya listrik, dan lainnya. Pada proses produksi lidah buaya, alat dan mesin yang dibutuhkan pada Tabel Berikut.

Perhitungan biaya makanan awetan dari bahan nabati kue

Investasi Alat dan Mesin

2. Biaya Tidak tetap (Variabel) Lidah Buaya

Biaya tidak tetap adalah biaya yang dikeluarkan sesuai dengan · jumlah produksi. Jadi, sifatnya tidak tetap, bisa berubah sesuai jumlah produksinya. Biaya tidak tetap ini, biasanya meliputi biaya bahan baku, bahan pembantu dan bahan kemasan. Pada proses produksi minuman lidah buaya, kebutuhan bahan baku pada Tabel.

Perhitungan biaya makanan awetan dari bahan nabati kue

Biaya Tidak tetap (Variabel)

Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan yang jumlahnya tetap setiap bulannya, berapa pun jumlah produksinya. Biaya tetap meliputi biaya tenaga kerja, listrik/air, gas, penyusutan alat, dan lainnya. Pada produk lidah buaya, biaya tetap yang dibutuhkan tersaji pada Tabel.

Perhitungan biaya makanan awetan dari bahan nabati kue

Total biaya adalah jumlah keseluruhan biaya tidak tetap dan biaya tetap. Pada proses produksi lidah buaya, total biaya yang dibutuhkan adalah

Perhitungan biaya makanan awetan dari bahan nabati kue

Harga Pokok Produksi (HPP) adalah harga pokok dari suatu produk. Jika dijual dengan harga tersebut, produsen tidak untung dan juga tidak rugi. HPP ditentukan untuk bisa menentukan harga jual. Harga jual adalah HPP ditambah margin keuntungan yang akan diambil. Untuk produk lidah buaya ini, HPP-nya adalah Total Biaya I Jumlah produksi

Rp 1. 408.950,- I 500 = Rp. 2.818,-

Harga jual adalah harga yang harus dibayarkan pembeli untuk mendapatkan produk tersebut. Harga jual bisa ditentukan dengan mempertimbangkan HPP dan juga produk pesaing. Harga jual ini meliputi harga dari pabrik dan harga konsumen. Harga dari pabrik tentu lebih mu rah karena saluran distribusi (agen, toko, counter, dll) tentu juga harus mendapatkan keuntungan.

Pada produk-lidah-buaya dalam kemasan mangkok ini, melihat HPP-nya yaitu Rp2.818,- dan produk pesaing dengan volume yang relatif sama dijual berkisar Rp5.000,- sampai Rp?.000,-, ditetapkan harga jual untuk minuman lidah buaya dari pabrik adalah Rp 4.000,- (pada Tabel 4), dengan harapan di tingkat konsumen, harganya adalah Rp 4.500,- sampai Rp 6.000,

Perhitungan biaya makanan awetan dari bahan nabati kue
Harga Jual 

Penerimaan kotor adalah jumlah penerimaan uang yang didapatkan oleh perusahaan, sebelum dipotong total biaya. Pada produksi lidah buaya ini, jumlah penerimaan kotor pada Tabel

Perhitungan biaya makanan awetan dari bahan nabati kue
Penerimaan Kotor


Pendapatan bersih adalah jumlah penerimaan uang yang didapatkan oleh perusahaan, setelah dipotong total biaya. Pada produksi lidah buaya ini, jumlah penerimaan bersih adalah:

Pendapatan Bersih  = Penerimaan kotor - Total biaya 

= Rp2.000.000 - Rp 1.408.950
= Rp591.050 

Jadi perkiraan pendapatan untuk satu kali produksi, yaitu sebanyak 500 mangkok lidah buaya, akan mendapatkan laba/keuntungan sebesar Rp 591.050,- (lima ratus Sembilan puluh satu ribu lima puluh rupiah).

Postingan Terbaru

Pemeliharaan Pengertian Menurut Para Ahli Menurut Jay Heizer dan Barry Render,  pemeliharaan adalah segala kegiatan yang di dalamnya adalah untuk menjaga sistem peralatan agar bekerja dengan baik. Menurut M.S Sehwarat dan J.S Narang, (2001)  adalah sebuah pekerjaan yang dilakukan secara berurutan untuk menjaga atau memperbaiki fasilitas yang ada sehingga sesuai dengan standar (sesuai dengan standar fungsional dan kualitas). Menurut Sofy dan Assauri (2004)  pemeliharaan adalah kegiatan untuk memelihara atau menjaga fasilitas/peralatan pabrik dan mengadakan perbaikan atau penyesuaian/penggantian yang diperlukan agar supaya terdapat suatu keadaan operasi produksi yang memuaskan sesuai dengan apa yang direncanakan. Jenis-Jenis  1. Preventive Maintenance Merupakan suatu kegiatan pemeliharaan yang sudah terjadwal dan terencana. 2. Predictive Maintenance Predictive maintenane merupakan suatu kegiatan pemeliharaan yang dalam melakukannya dengan c

Usaha Kerajinan Dari Limbah Di sekitar kita banyak limbah yang dihasilkan setiap hari. Limbah tidak selamanya hanya menjadi sampah yang tidak berguna. Limbah yang tidak bernilai tersebut dapat dimanfaatkan dan diolah sehingga menjadi produk yang bernilai jual. Selain bernilai jual, limbah juga dapat dimanfaatkan menjadi kerajinan pakai. Kerajinan pakai pada dasarnya adalah kerajinan yang memiliki fungsi utama sebagai barang pakai.  Kerajinan pakai sangat bermanfaat bagi manusia karena dapat digunakan sehari-hari. Kerajinan pakai dari bahan limbah pada umumnya digunakan sebagai wadah yang dapat digunakan atau dipakai sehari-hari. Seperti tas dari kain perca dan koran bekas adalah contoh dari kerajinan pakai dari limbah. Modal utama untuk menciptakan kerajinan pakai dari limbah adalah kreativitas. Hal ini merupakan wujud untuk menjaga dan melestarikan alam dan juga menghargai dan peduli terhadap pengolahan limbah menjadi kerajinan pakai sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa.

Tiada kata yang lebih patut kita ucapkan terlebih dahulu selain ucapan syukur, puja dan puji hanya kepada Allah SWT., Penguasa jagat semesta. Dia-lah yang menganugerahkan kepada kita umat manusia berbagai macam kenikmatan yang tiada terhingga. Shalawat dan salam semoga tetap dicurahkan kepada panutan kita Nabi Muhammad SAW., beserta keluarganya, sahabat-sahabatnya serta kita sekalian orang -orang yang beriman kepadanya sampai akhir zaman. Terima kasih saya sampaikan kepad saudara pembawa acara yang telah memberikan kepada saya kesempatan untuk berbicara di hadapan hadirin pada saat yang berbahagia ini. Baiklah, untuk mempersingkat waktu, izinkanlah saya untuk memulai berbicara tema : Tuhid dalam Islam Sebagaimana kita ketahui bahwan Nabi Muhammad SAW adalah nabi terakhir yang diutus Allah untuk mengajarkan Islam kepada seluruh umat manusia. Prinsip pertama dalam ajaran Islam adalah pengakuan bahwa tiada tuhan yang wajib serta berhak disembah dengan benar selain All