Perhatikan qs al-anbiya/21: 19 berikut! sifat-sifat malaikat yang tercermin pada ayat di atas adalah

وَلَهٗ مَنۡ فِى السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضِ‌ؕ وَمَنۡ عِنۡدَهٗ لَا يَسۡتَكۡبِرُوۡنَ عَنۡ عِبَادَتِهٖ وَلَا يَسۡتَحۡسِرُوۡنَ‌ۚ

Wa lahuu man fis samaawaati wal ard; wa man 'indahuu laa yastakbiruuna 'an 'ibaada tihii wa laa yastahsiruun

Dan milik-Nya siapa yang di langit dan di bumi. Dan (malaikat-malaikat) yang di sisi-Nya, tidak mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tidak (pula) merasa letih.

Dan milik-Nya, diciptakan dan tunduk kepada-Nya, semua makhluk Allah yang berada di langit seperti para malaikat, dan makhluk Allah yang berada di bumi. Dan para malaikat yang berada di sisi-Nya, tidak menyombongkan diri dengan menolak beribadah kepada-Nya dan para malaikat itu tidak pula merasa letih dalam beribadah kepada Allah.

Dalam ayat ini Allah mengingatkan kembali tentang kekuasaan-Nya yang mutlak, baik di langit maupun di bumi, yaitu bahwa Dialah yang menciptakan, menguasai, mengatur, mengelola, menghidupkan, mematikan, memberikan pahala dan menimpakan azab kepada makhluk-Nya. Tidak ada selain Allah yang mempunyai wewenang dan hak untuk campur tangan dalam masalah tersebut. Demikian pula kekuasaan-Nya terhadap makhlukmakhluk-Nya yang berada di sisi-Nya, yaitu para malaikat muqarrabin, yang diberi-Nya kedudukan yang mulia, patuh dan taat serta beribadah kepada-Nya tanpa henti-hentinya, dan tidak merasa lelah atau letih dalam mengabdi kepada-Nya.

(Dan kepunyaan-Nyalah) kepunyaan Allahlah (segala yang di langit dan di bumi) sebagai milik-Nya (dan makhluk yang di sisi-Nya) yakni para malaikat. Jumlah kalimat ayat ini menjadi Mubtada, sedangkan Khabarnya ialah (mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tiada pula merasa letih) tiada merasa payah dalam menyembah-Nya.

Hanya hak Allahlah segala yang ada di langit dan di bumi, baik hak cipta maupun hak milik. Oleh karena itu, hanya Dialah yang pantas disembah. Malaikat-malaikat yang dekat di sisi-Nya itu tidak pernah sombong untuk beribadah dan selalu tunduk kepada-Nya. Mereka tak pernah merasa lelah dan bosan melakukan ibadah yang lama, siang dan malam.

Anda harus
untuk dapat menambahkan tafsir

Semua adalah hamba-Nya dan milik-Nya.

Sebagaimana halnya bernafas, tidak sulit bagi kita.

Page 2

(Mereka selalu bertasbih malam dan siang dengan tiada henti-hentinya) bertasbih bagi mereka bagaikan nafas dalam diri kita; tiada sesuatu pun yang mengganggunya.

Mereka menyucikan Tuhan Yang Mahaagung dari sifat-sifat yang tak layak disandang-Nya, tiada jenuh- jenuhnya. Sebuah tasbih penyucian yang abadi dan tak terganggu oleh apa pun.

Anda harus
untuk dapat menambahkan tafsir

Page 3

(Apakah) makna lafal Am di sini sama dengan lafal Bal, artinya akan tetapi. Sedangkan Hamzah Istifhamnya menunjukkan makna ingkar (mereka mengambil tuhan-tuhan) yang diadakan (dari bumi) seperti dari batu, emas dan perak (yang mereka) yakni tuhan-tuhan itu (dapat menghidupkan) orang-orang yang telah mati? Tentu saja tidak dapat; bukanlah Tuhan melainkan yang dapat menghidupkan orang-orang yang mati.

Orang-orang musyrik tidak pernah melakukan ibadah kepada Allah dengan tulus seperti apa yang dilakukan oleh makhluk-makhluk terdekat-Nya. Mereka malah menyembah sesuatu yang tak pantas disembah, seperti bumi, sebagai tuhan selain Allah. Bagaimana mereka menyembah sesuatu selain Allah, padahal ia tidak mampu menghidupkan orang mati?

Anda harus
untuk dapat menambahkan tafsir

Setelah Allah Subhaanahu wa Ta'aala menerangkan sempurnanya kekuasaan-Nya, kebesaran-Nya dan segala sesuatu tunduk kepada-Nya, Dia mengingkari orang-orang bmusyrik yang mengambil tuhan-tuhan dari bumi yang keadaannya sangat lemah dan tidak memiliki kemampuan.

Seperti dari batu, emas, perak, dsb.

Mereka tidak akan sanggup menghidupkannya. Oleh karena itu, Allah yang mampu menghidupkan sesuatu yang telah mati, Dialah yang berhak disembah.

Page 4

(Sekiranya ada pada keduanya) di langit dan di bumi (tuhan-tuhan selain Allah tentulah keduanya itu telah rusak binasa) maksudnya akan menyimpang daripada tatanan biasanya sebagaimana yang kita saksikan sekarang, hal itu disebabkan adanya persaingan di antara dua kekuasaan yang satu sama lain tiada bersesuaian, yang satu mempunyai ketentuan sendiri dan yang lainnya demikian pula. (Maka Maha Suci) yakni sucilah (Allah Rabb) Pencipta (Arasy) yakni singgasana atau Al Kursi (daripada apa yang mereka sifatkan) dari apa yang disifatkan oleh orang-orang kafir terhadap Allah swt. seperti mempunyai sekutu dan lain sebagainya.

Seandainya di langit dan bumi ini terdapat beberapa tuhan selain Allah yang ikut mengatur, niscaya sistem yang menjadi dasar penciptaannya dan yang sangat teliti dan tepat akan hancur berantakan. Allah, Pemilik kerajaan ini, Mahasuci dari apa yang dinisbatkan orang-orang musyrik itu.

Anda harus
untuk dapat menambahkan tafsir

Yakni tidak akan tersusun rapi seperti yang kita saksikan, karena adanya keengganan dari pihak yang lain sebagaimana ketika ada dua penguasa yang sama-sama berkuasa dalam satu wilayah, tentu wilayah itu tidak akan teratur, di mana yang satu ingin seperti ini, sedangkan yang satu lagi ingin seperti itu. Dalam ayat lain disebutkan, “Allah sekali-kali tidak mempunyai anak, dan sekali-kali tidak ada Tuhan (yang lain) beserta-Nya, kalau ada Tuhan beserta-Nya, masing-masing Tuhan itu akan membawa makhluk yang diciptakannya, dan sebagian dari tuhan-tuhan itu akan mengalahkan sebagian yang lain. Mahasuci Allah dari apa yang mereka sifatkan itu,” (terj. Al Mu’minun: 91)

Yakni orang-orang kafir.

Seperti menyifati-Nya dengan memiliki anak dan istri serta memiliki sekutu. Mahasuci Allah dari sifat itu.

Page 5

(Dia tidak ditanya tentang apa yang diperbuat-Nya dan merekalah yang akan ditanyai) tentang perbuatan-perbuatan mereka.

Allah tidak dihisab dan tidak ditanya mengenai apa yang diperbuat. Karena hanya Dialah yang Agung dan Berkuasa, Yang Mahabijaksana lagi Maha Mengetahui, hingga tak akan pernah salah dalam melakukan sesuatu. Sementara mereka, sebaliknya, akan dihisab dan ditanya mengenai apa yang mereka perbuat, karena mereka dapat bersalah akibat kelemahan dan kebodohan mereka dan lantaran dikuasai oleh hawa nafsu.

Anda harus
untuk dapat menambahkan tafsir

Karena keagungan-Nya, keperkasaan-Nya dan sempurnanya kekuasaan-Nya. Tidak ada seorang pun yang sanggup menghalangi-Nya atau menentang-Nya, baik dengan kata-kata maupun perbuatan. Demikian pula karena sempurnanya hikmah (kebijaksanaan)-Nya dan karena Dia telah menempatkan sesuatu pada tempatnya. Dia juga tidak ditanya, karena ciptaan-Nya tidak ada cacatnya.

Tentang apa yang mereka katakan dan kerjakan, karena kelemahan mereka, butuhnya mereka, dan karena mereka adalah hamba.

Page 6

(Apakah mereka mengambil selain daripada-Nya) selain dari Allah (sebagai tuhan-tuhan) kata tanya atau Istifham di sini mengandung makna ejekan (Katakanlah, "Unjukkanlah bukti kalian!") yang menunjukkan kebenaran dugaan kalian itu. Dan sekali-kali kalian tidak akan dapat melakukannya. (Ini adalah peringatan bagi orang-orang yang bersamaku) yakni umatku; yang dimaksud "ini" adalah Alquran, (dan peringatan bagi orang-orang yang sebelumku) umat-umat sebelumku, yang dimaksud adalah kitab Taurat, Injil dan kitab-kitab Allah yang lainnya: Tidak ada satu pun kitab-kitab itu yang mengatakan, bahwa ada Tuhan di samping Allah, sebagaimana yang dikatakan mereka; Maha Suci Allah dari hal tersebut. (Sebenarnya kebanyakan mereka tiada mengetahui yang hak) tidak mengetahui keesaan Allah (karena itu mereka berpaling) dari memikirkan hal-hal yang dapat mengantarkan mereka kepada ajaran tauhid.

Mereka tidak mengetahui kewajiban mereka terhadap Allah. Bahkan mereka menyembah tuhan-tuhan lain selain Allah tanpa bukti yang masuk akal atau alasan yang benar. Katakan, wahai Rasulullah, "Tunjukkanlah bukti kalian bahwa Allah mempunyai sekutu dalam penguasaan alam, yang menjadi alasan kalian menyekutukan ibadah dengan selain-Nya. Al-Qur'ân yang datang mengingatkan umatku tentang apa yang harus mereka lakukan, dan kitab-kitab suci para nabi sebelumku yang datang mengingatkan umat- umat terdahulu, seluruhnya menyeru kepada pengesaan Allah." Akan tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui apa yang ada di dalam kitab-kitab suci itu, karena mereka tidak punya perhatian dalam merenunginya. Oleh karena itu, mereka menentang untuk beriman kepada Allah.

Anda harus
untuk dapat menambahkan tafsir

Selanjutnya Allah mencela kembali keadaan kaum musyrik.

Yang membenarkan perbuatanmu itu (menjadikan tuhan selain-Nya).

Keyakinan tauhid (keesaan Allah dan bahwa Dia saja yang berhak disembah) itu adalah salah satu di antara pokok-pokok agama yang tersebut dalam Al Quran dan kitab-kitab yang dibawa oleh rasul-rasul sebelum Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, semua kitab sepakat terhadapnya.

Yakni mereka melakukan perbuatan itu, tidak lain karena ikut-ikutan dengan generasi sebelum mereka, mereka membantah dengan tanpa ilmu dan petunjuk. Namun ketidaktahuan mereka terhadap kebenaran, bukanlah karena samarnya kebenaran itu dan tidak jelas, akan tetapi karena mereka berpaling darinya. Karena kalau sekiranya mereka melihatnya meskipun sebentar, niscaya akan nampak kebenaran bagi mereka.

Dari memperhatikan sesuatu yang dapat menyampaikan mereka kepada tauhid.

Page 7

(Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan) dalam satu qiraat lafal Nuuhii dibaca Yuuhaa (kepadanya, "Bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Aku, maka sembahlah Aku olehmu sekalian") artinya tauhidkanlah atau esakanlah Aku.

Tidak seorang rasul pun sebelummu, Muhammad, yang Aku utus tanpa Aku wahyukan untuk menyampaikan kepada umatnya bahwa tidak ada yang pantas disembah kecuali Aku. Oleh karena itu, tuluslah dalam beribadah kepada-Ku.

Anda harus
untuk dapat menambahkan tafsir

Oleh karena itu, semua rasul dan semua kitab memerintahkan manusia menyembah hanya kepada Allah saja dan meninggalkan sesembahan selain-Nya.

Page 8

(Dan mereka berkata, "Tuhan Yang Maha Pemurah telah mengambil anak") berupa Malaikat-malaikat (Maha Suci Allah. Sebenarnya) para malaikat itu (adalah hamba-hamba Allah yang dimuliakan) di sisi-Nya; dan pengertian kehambaan ini jelas bertentangan dengan pengertian keanakan.

Sebagian orang Arab yang kafir berkata, "Tuhan Sang Pemurah mempunyai anak," dengan mengira bahwa malaikat adalah anak perempuan-Nya. Dia Mahasuci dari sangkaan bahwa diri-Nya mempunyai anak. Malaikat hanyalah hamba-hamba yang mendapat kehormatan di sisi Allah dengan kedekatan dan ibadah mereka kepada-Nya.

Anda harus
untuk dapat menambahkan tafsir

Ayat ini diturunkan untuk membantah tuduhan-tuduhan orang-orang musyrik yang mengatakan bahwa malaikat-malaikat itu anak Allah, mereka hanyalah hamba-hamba yang dimuliakan di sisi-Nya, dan keadaan mereka sebagai hamba yang senantiasa beribadah kepada-Nya menolak sekali anggapan sebagai anak.

Page 9

(Mereka tidak mendahului-Nya dengan perkataan) mereka sama sekali tidak pernah berkata melainkan setelah ada firman-Nya (dan mereka mengerjakan perintah-perintah-Nya) yakni setelah diperintahkan oleh-Nya.

Mereka tidak pernah mendahului mengucapkan ucapan Allah sebelum mendapat izin untuk itu. Mereka melaksanakan perintah-Nya dan tidak melampaui batas-batas apa yang diperintahkan.

Anda harus
untuk dapat menambahkan tafsir

Yakni mereka tidaklah mengatakan suatu ucapan yang terkait tentang pengaturan kerajaan-Nya sampai Allah berfirman karena sempurnanya adab mereka kepada Allah dan pengetahuan mereka tentang sempurnanya kebijaksanaan Allah dan ilmu-Nya.

Page 10

(Allah mengetahui segala sesuatu yang di hadapan mereka dan yang di belakang mereka) apa yang telah mereka kerjakan dan yang sedang mereka kerjakan (dan mereka tiada memberi syafaat melainkan kepada orang yang diridai) oleh Allah swt. untuk mendapatkannya (dan mereka karena takut kepada-Nya) kepada Allah swt. (selalu berhati-hati) selalu takut kepada-Nya.

Allah mengetahui seluruh keadaan dan perbuatan mereka--baik yang telah lalu maupun yang akan datang--dan mereka tidak memberi syafaat kecuali kepada orang yang mendapat perkenan Allah. Karena begitu takutnya kepada Allah dan karena selalu mengagungka-Nya, mereka selalu bersikap hati-hati.

Anda harus
untuk dapat menambahkan tafsir

Yakni apa yang telah mereka kerjakan.

Yang sedang mereka kerjakan.

Ucapan dan amalnya, yaitu orang yang ikhlas dan mengikuti rasul-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam. Ayat ini termasuk dalil adanya syafaat, dan bahwa para malaikat juga memberi syafaat.

Page 11

(Dan barang siapa di antara mereka mengatakan, "Sesungguhnya aku adalah tuhan selain daripada-Nya") selain daripada Allah swt., dia adalah iblis yang menganjurkan manusia untuk menyembah dan taat kepada perintahnya (maka orang itu Kami beri balasan dengan Jahanam, demikianlah) sebagaimana Kami memberikan balasan kepada iblis (Kami memberikan pembalasan kepada orang-orang yang zalim) yakni orang-orang yang musyrik.

Apabila di antara malaikat ada yang berkata, "Aku adalah tuhan selain Allah yang harus disembah," pasti akan Kami balas dengan neraka Jahanam. Balasan seperti ini juga Kami berikan kepada mereka yang melampaui batas-batas kebenaran dan menzalimi dirinya sendiri, dengan mengaku tuhan atau mengakui adanya tuhan lain selain Kami.

Anda harus
untuk dapat menambahkan tafsir

Setelah Allah menerangkan, bahwa mereka (malaikat) tidak berhak disembah, Dia menerangkan bahwa jika di antara mereka ada yang berani mengatakan bahwa dirinya adalah tuhan di samping Allah, maka Allah akan memberinya balasan dengan neraka Jahanam.

Ada yang berpendapat, bahwa yang berkata seperti ini adalah Iblis, di mana ia mengajak manusia menyembah dirinya dan memerintahkan untuk menaatinya.

Sebagaimana orang itu Kami balas dengan Jahanam.

Yakni orang-orang musyrik. Mereka adalah orang-orang zalim, karena kezaliman apa lagi yang lebih besar daripada pengakuan makhluk yang lemah, fakir lagi memiliki kekurangan setara dengan Allah dalam keberhakannya diibadahi dan dalam rububiyyah (kepengaturannya) terhadap alam semesta.

Page 12

(Apakah tidak) dapat dibaca Awalam atau Alam (melihat) mengetahui (orang-orang yang kafir itu, bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu merupakan suatu yang padu) bersatu (kemudian Kami pisahkan) Kami jadikan langit tujuh lapis dan bumi tujuh lapis pula. Kemudian langit itu dibuka sehingga dapat menurunkan hujan yang sebelumnya tidak dapat menurunkan hujan. Kami buka pula bumi itu sehingga dapat menumbuhkan tetumbuhan, yang sebelumnya tidak dapat menumbuhkannya. (Dan daripada air Kami jadikan) air yang turun dari langit dan yang keluar dari mata air di bumi (segala sesuatu yang hidup) tumbuh-tumbuhan dan lain-lainnya, maksudnya airlah penyebab bagi kehidupannya. (Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?) kepada keesaan-Ku.

Apakah orang-orang kafir itu buta hingga tidak melihat bahwa langit dan bumi pada awalnya penciptaannya adalah satu kesatuan dan saling melekat satu sama lain, lalu--dengan kekuasaan Kami--masing-masing Kami pisahkan? Tidak melihat pulakah mereka bahwa dari air yang tak mengandung kehidupan Kami dapat membuat segala sesuatu menjadi hidup? Lalu, setelah itu mereka tetap juga membangkang dan tidak percaya bahwa tiada tuhan selain Kami?(1). (1) Ayat ini mengungkap konsep penciptaan planet, termasuk bumi, yang belakangan dikuatkan oleh penemuan ilmu pengetahuan mutakhir dengan teori-teori modernnya. Dalam konsep itu dinyatakan bahwa pada dasarnya bumi dan langit merupakan satu kesatuan yang bersambungan satu sama lain. Kenyataan itu pula yang kemudian ditemukan oleh ilmu pengetahuan mdern dengan sejumlah bukti yang kuat. Kata al-fatq pada ayat ini berarti 'pemisahan', yaitu pemisahan bumi dari langit yang sebelumnya menyatu. Ini pula yang kemudian ditemukan oleh ilmu pengetahuan modern. Ada beberapa teori yang dapat mengungkap sejumlah gejala berkaitan dengan hal ini tetapi tidak dapat mengungkap beberapa gejala yang lain. Hal ini membawa kita kepada satu kesimpulan: tidak ada satu teori pun yang paling akurat dan disepakati oleh seluruh ahli. Namun demikian, berikut ini ada baiknya kalau kita melihat dua dari sejumlah teori itu, sebagai contoh. Teori pertama, berkaitan dengan tercpitanya tata surya, menyebutkan bahwa kabut di sekitar matahari akan menyebar dan melebar pada ruangan yang dingin. Butir-butir kecil gas yang membentuk kabut akan bertambah tebal pada atom-atom debu yang bergerak amat cepat. Atom-atom itu kemudian mengumpul, akibat terjadinya benturan dan akumulasi, dengan membawa kandungan sejumlah gas berat. Seiring dengan berjalannya waktu, akumulasi itu semakin bertambah besar hingga membentuk planet-planet, bulan dan bumi dengan jarak yang sesuai. Penumpukan itu sendiri, seperti telah diketahui, mengakibatkan bertambah kuatnya tekanan yang pada gilirannya membuat temperatur bertambah tinggi. Dan pada saat kulit bumi mengkristal karena dingin, dan melalui proses sejumlah letusan larva yang terjadi setelah itu, bumi memperoleh sejumlah besar uap air dan karbon dioksiada akibat surplus larva yang mengalir. Salah satu faktor yang membantu terbentuknya oksigen yang segar di udara setalah itu adalah aktifias dan interaksi sinar matahari melalui asimilasi sinar bersama tumbuhan generasi awal dan rumput-rumputan. Teori kedua, berkenaan dengan terciptanya alam raya secara umum yang dapat dipahami dari firman Allah Swt. : "…anna al-samâwâti wa al-ardla kânatâ ratqan…" yang berarti bahwa bumi dan langit pada dasarnya tergabung secara koheren sehingga tampak seolah satu massa. Hal ini sesuai dengan penemuan mutakhir mengenai teori terjadinya alam raya. Menurut penemuan itu, sebelum terbentuk seperti sekarang ini, bumi merupakan kumpulan sejumlah besar kekuatan atom-atom yang saling berkaitan dan di bawah tekanan sangat kuat yang hampir tidak dapat dibayangkan oleh akal. Selain itu, penemuan mutakhir itu juga menyebutkan bahwa semua benda langit sekarang beserta kandungan-kandungannya, termasuk di dalamnya tata surya dan bumi, sebelumnya terakumulasi sangat kuat dalam bentuk bola yang jari-jarinya tidak lebih dari 3. 000. 000 mil. Lanjutan firman Allah yang berbunyi "…fa fataqnâhumâ…" merupakan isyarat tentang apa yang terjadi pada cairan atom pertamanya berupa ledakan dahsyat yang mengakibatkan tersebarnya benda-benda alam raya ke seluruh penjuru, yang berakhir dengan terciptanya berbagai benda langit yang terpisah, termasuk tata surya dan bumi. Sedangkan ayat yang berbunyi "wa ja'alnâ min al-mâ'i kulla syay'in hayyin" telah dibuktikan melalui penemuan lebih dari satu cabang ilmu pengetahuan. Sitologi (ilmu tentang susunan dan fungsi sel), misalnya, menyatakan bahwa air adalah komponen terpenting dalam pembentukan sel yang merupakan satuan bangunan pada setiap makhluk hidup, baik hewan maupun tumbuhan. Sedang Biokimia menyatakan bahwa air adalah unsur yang sangat penting pada setiap interaksi dan perubahan yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup. Air dapat berfungsi sebagai media, faktor pembantu, bagian dari proses interaksi, atau bahkan hasil dari sebuah proses interaksi itu sendiri. Sedangkan Fisiologi menyatakan bahwa air sangat dibutuhkan agar masing-masing organ dapat berfungsi dengan baik. Hilangnya fungsi itu akan berarti kematian.

Anda harus
untuk dapat menambahkan tafsir

Ada pula yang mengartikan dengan “melihat,” yakni apakah orang-orang kafir tidak melihat bahwa langit dan bumi keduanya sama-sama rekat (tidak terbelah), kemudian Kami belah langit sehingga menurunkan hujan, dan Kami belah bumi sehingga menumbuhkan tumbuh-tumbuhan…dst.” Bukankah yang mengadakan awan di langit yang sebelumnya bersih tanpa gumpalan dan menyimpan di dalamnya air yang banyak, lalu diarahkan ke negeri yang mati yang sebelumnya kering dan berhamburan debu, kemudian diturunkan hujan sehingga tumbuh berbagai tanaman dengan beraneka macam menunjukkan bahwa Allah adalah yang hak dan selain-Nya batil, dan bahwa Dia mampu menghidupkan orang yang telah mati, dan bahwa Dia Maha Pengasih lagi Maha Penyayang?

Yakni lalu Kami jadikan langit berjumlah tujuh, dan bumi pun tujuh. Atau maksudnya, dibelah langit yang sebelumnya tidak menurunkan hujan menjadi dapat menurunkan hujan, dan dibelahnya bumi yang sebelumnya tidak dapat menumbuhkan, menjadi dapat menumbuhkan.

Dengan iman yang benar tanpa ada keraguan dan kemusyrikan di dalamnya.

Page 13

(Dan telah Kami jadikan di bumi ini berpatok-patok) yakni gunung-gunung yang kokoh (supaya) tidak (goncang ia) yakni, bumi (bersama mereka dan telah Kami jadikan pula padanya) di gunung-gunung itu (celah-celah) yang dapat ditempuh (sebagai jalan-jalan) lafal Subulan ini menjadi Badal dari lafal Fijaajan, artinya jalan-jalan yang luas dan dapat ditempuh (agar mereka mendapat petunjuk) untuk sampai pada tujuan-tujuan mereka dalam bepergian.

Di antara bukti-bukti kekuasan Kami adalah bahwa Kami menciptakan gunung-gunung yang kokoh di muka bumi, agar tidak goncang dengan ulah mereka. Dan Kami jadikan pula di bumi jalan-jalan yang lapang dan luas agar mereka dapat dengan mudah meniti jalan ke arah yang mereka tuju(1). (1) Hal itu dapat kita pahami kalau kita mengingat bahwa perut bumi merupakan cairan. Apabila kita umpamakan bahwa gunung- gunung itu terletak di beberapa bagian bola dunia bagai karang mahabesar nan tinggi, maka beratnya itu akan mengakibatkan terjadinya pergeseran, perenggangan atau bahkan peretakan pada kulit bumi. Oleh karena itu, Allah Swt. menjadikan gunung-gunung itu sebagai rawâsî, artinya 'yang mempunyai akar yang menancap panjang ke dalam lapisan kulit bumi'. Kedalaman akar itu sendiri disesuaikan dengan ketinggian gunung. Secara sederhana, akar-akar itu dapat diibaratkan seperti pasak penyangga. Selain itu, kerapatan jarak gunug-gunung dan akar-akarnya itu tidak lebih dari kerapatan kulit bumi yang mengelilinginya. Itu semua diciptakan demikian, agar tekanan pada kulit dalam bumi terbagi secara merata ke semua arah. Dengan demikian, tidak akan terjadi pergeseran atau perenggangan pada kulit bumi, karena tekanan yang tersebar secara merata itu hampir tidak menimbulkan pengaruh yang berarti. Di samping itu, distribusi daratan dan lautan pada satu sisi dan adanya gunung-gunung di muka bumi pada sisi lain, seperti dibuktikan ilmu pengetahuan modern, merupakan faktor penyebab keseimbangan pada bumi seperti sekarang ini. Terbukti pula bahwa gunung-gunung yang berat selalu mempunyai bagian bawah yang lunak dan lembut, dan di bawah air samudera selalu terdapat benda-benda yang berat. Dengan demikian, terjadi penyebaran berat di seluruh bagian bumi secara merata dan seimbang. Distribusi sedemikian itu, di mana posisi gunung merupakan dasarnya, memang bertujuan untuk menjaga keseimbangan bola bumi. Maka, di mana terdapat gunung-gunung yang tinggi selalu terdapat pula lembah, dataran rendah atau lorong di antara gunung-gunung itu dan tepi laut atau samudera. Dan itu merupakan jalan yang dapat dilalui.

Anda harus
untuk dapat menambahkan tafsir

Selanjutnya Allah menyebutkan kembali dalil-dalil yang ada di alam semesta yang menunjukkan keesaan-Nya, kekuasaan-Nya, rahmat-Nya dan keberhakan-Nya untuk diibadahi tidak selain-Nya.

Sesungguhnya dataran yang kita kelilingi ini di atas perairan yang luas. Agar dataran ini tidak goyang, maka Allah Subhaanahu wa Ta'aala tancapkan gunung-gunung.

Ke tempat yang mereka tuju.

Page 14

(Dan Kami menjadikan langit itu sebagai atap) bagi bumi, sebagaimana atap yang menaungi rumah (yang terpelihara) tidak sampai ambruk (sedang mereka dari segala tanda-tanda yang ada padanya) berupa matahari, bulan dan bintang-bintang (berpaling) mereka yakni orang kafir tidak mau memikirkan hal itu hingga mereka mengetahui, bahwa pencipta kesemuanya itu tiada sekutu bagi-Nya.

Selain itu, Kami pun menjadikan langit di atas mereka bagaikan atap yang ditinggikan. Langit itu Kami lindungi agar tidak jatuh atau menjatuhkan benda-bendanya kepada mereka. Meskipun demikian, mereka tetap enggan untuk meneliti dan mengambil pelajaran dari ayat-ayat yang menunjukkan kekuasaan, kebijaksanaan dan kasih sayang Kami(1). (1) Ayat ini menyatakan bahwa langit dan benda-benda angkasa selalu dalam keadaan terlindungi yang saling menguatkan satu sama lain, sehingga tidak akan jatuh ke muka bumi. Definisi langit itu sendiri adalah "segala sesuatu yang ada di atas kita", mulai dari atmosfer yang melindungi penduduk bumi dari berbagai benda luar angkasa--seperti meteor, komet dan sinar gamma--yang mungkin jatuh ke permukaan bumi. Tanpa atmosfer, yang dipertahankan oleh bumi melalui daya grafitasi, kehidupan di muka bumi ini tidak akan berjalan dengan baik. Di atas lapisan atmosfer terdapat berbagai macam benda langit yang jarak antara satu sama lainnya berbeda-beda. Dengan demikian, yang dimaksud "wa ja'alnâ al-samâ'a saqfan mahfûzhan" pada bagian awal ayat ini adalah bahwa atmosfer dan seluruh benda langit yang terlihat pada posisinya masing-masing di kubah langit dan tampak oleh mata seolah-olah berada di permukaan kubah langit, secara horizontal kelihatan sangat luas, lebih luas jika dibandingkan dengan luasnya secara vertikal. Gejala ini akan semakin tampak jelas pada saat terbit atau terbenamnya matahari. Saat itu bola matahari kelihatan lebih besar jika dibandingkan dengan bola matahari saat berada di atas azimut. Hal itu disebabkan oleh tipuan mata sehingga kita dapat menentukan jarak horizontal jauh lebih tepat daripada jarak vertikal. Kubah langit ini mencakup atmosfer yang memiliki perbedaan karakter sesuai dengan ketinggiannya di atas permukaan bumi, di samping benda-benda langit lainnya yang kasat mata.

Anda harus
untuk dapat menambahkan tafsir

Bagi bumi.

Maksud yang terpelihara adalah bahwa segala yang berada di langit itu dijaga oleh Allah dengan peraturan dan hukum-hukum yang menyebabkan dapat berjalannya dengan teratur dan tertib. Bisa juga maksud terpelihara adalah terjaga dari setan-setan pencuri berita dari langit.

Tidak mau memikirkannya, padahal dari sana mereka dapat mengetahui bahwa Penciptanya Mahakuasa dan Maha Agung, tidak ada sekutu bagi-Nya.

Syaikh As Sa’diy berkata, “Hal ini adalah umum mencakup semua tanda-tanda (kekuasaan Allah) yang ada di langit, dengan ketinggiannya, keluasannya dan kebesarannya, warnanya yang indah, susunannya yang rapi, dan hal lainnya yang dapat disaksikan, seperti bintang-bintang yang kokoh, planet-planet, matahari dan bulan yang bercahaya, di mana dari keduanya muncul malam dan siang, dan keadaannya yang selalu beredar pada orbitnya, demikian pula bintang-bintang sehingga dengan sebab itu manusia memperoleh banyak manfaat, seperti panas, dingin, pergantian musim, dan mereka dapat mengenal perhitungan waktu ibadah dan mu’amalah mereka, mereka dapat beristirahat di malam harinya dan dapat merasakan ketenangan, demikian pula dapat bertebaran di siang harinya serta berusaha untuk hal yang menghidupi mereka. Semua ini, jika dipikirkan oleh orang yang pandai dan diselidiki secara mendalam, akan membuahkan kepastian yang tidak ada keraguan lagi, bahwa Allah membatasinya sampai waktu yang ditentukan, sampai waktu yang pasti, di mana pada waktu-waktu itu manusia dapat memenuhi kebutuhannya, manfaat untuk mereka pun tegak, dan agar mereka dapat bersenang-senang dan mengambil manfaat. Setelah itu, ia akan sirna dan hilang dan akan ditiadakan oleh Yang menciptakannya, diberhentikan oleh yang menggerakannya, dan manusia yang mendapat beban (ibadah) akan berpindah ke tempat selain tempat ini, di mana pada tempat itu mereka mendapatkan balasan terhadap amal mereka secara penuh dan sempurna, dan akan dietahui bahwa maksud dari tempat ini (dunia) adalah sebagai ladang untuk kampung yang kekal, dan bahwa dunia adalah tempat untuk melanjutkan perjalanan, bukan tempat menetap.”

Page 15

(Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari semua itu) lafal Kullun ini tanwinnya merupakan pergantian daripada Mudhaf ilaih, maksudnya masing-masing daripada matahari, bulan dan bintang-bintang lainnya (di dalam garis edarnya) pada garis edarnya yang bulat di angkasa bagaikan bundaran batu penggilingan gandum (beredar) maksudnya semua berjalan dengan cepat sebagaimana berenang di atas air. Disebabkan ungkapan ini memakai Tasybih, maka didatangkanlah Dhamir bagi orang-orang yang berakal; yakni keadaan semua yang beredar pada garis edarnya itu bagaikan orang-orang yang berenang di dalam air.

Allahlah yang menciptakan malam, siang, matahari dan bulan. Semua itu berjalan pada tempat yang telah ditentukan Allah dan beredar pada porosnya masing-masing yang tidak akan pernah melenceng dari garis edarnya(1). (1) Masing-masing benda langit mempunyai poros dan garis edar sendiri-sendiri. Semua benda langit itu tidak pernah kenal diam, tetapi terus beredar pada garis edarnya yang disebut orbit. Kenyataan ini tampak jelas terlihat pada matahari dan bulan. Demikian halnya dengan peredaran bumi pada porosnya menjadikan siang dan malam datang silih berganti seolah-olah beredar pula.

Anda harus
untuk dapat menambahkan tafsir

Page 16

Ayat ini diturunkan ketika orang-orang kafir berkata, bahwa sesungguhnya Muhammad itu pasti akan mati (Kami tidak menjadikan hidup kekal bagi seorang manusia pun sebelum kamu) hidup abadi di dunia (maka jika kamu mati, apakah mereka akan kekal?) di dunia? Tentu saja tidak. Jumlah kalimat yang terakhir inilah yang mengandung pengertian ingkar.

Tidak seorang pun sebelummu, Muhammad, yang Kami jadikan kekal dalam kehidupan ini sehingga orang-orang kafir itu menanti-nanti kematianmu. Bagaimana mereka menanti-nanti lalu bergembira dengan kematianmu, padahal mereka akan mati juga seperti kamu? Apakah, jika kamu mati, mereka akan tetap hidup?

Anda harus
untuk dapat menambahkan tafsir

Oleh karena musuh-musuh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menunggu-nunggu waktu kematian Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam, maka Allah Subhaanahu wa Ta'aala menerangkan bahwa tidak ada seorang pun yang hidup kekal di dunia dan bahwa mereka pun sama akan mati.

Page 17

(Tiap-tiap yang berjiwa itu akan merasakan mati) di dunia (dan Kami akan menguji kalian) mencoba kalian (dengan keburukan dan kebaikan) seperti miskin, kaya, sakit dan sehat (sebagai cobaan) kalimat ini menjadi Maf'ul Lah, maksudnya supaya Kami melihat, apakah mereka bersabar dan bersyukur ataukah tidak. (Dan hanya kepada Kamilah kalian dikembalikan) kemudian Kami akan membalas kalian.

Setiap jiwa pasti akan merasakan mati. Kami memperlakukan kalian sebagai orang yang diuji dengan berbagai kenikmatan dan bencana, agar nampak jelas siapa di antara kalian yang bersyukur atas kebaikan dan bersabar atas cobaan, dan siapa yang tidak bersyukur serta kecewa saat tertimpa musibah. Kalian semua akan kembali kepada Kami, lalu Kami akan memperhitungkan segala perbuatan kalian.

Anda harus
untuk dapat menambahkan tafsir

Seperti kefakiran dan kekayaan, sakit dan sehat.

Yakni agar Kami melihat apakah kamu bersabar dan bersyukur atau tidak.

Untuk diberikan balasan. Syaikh As Sa’diy berkata, “Ayat ini menunjukkan batilnya perkataan orang yang mengatakan bahwa Khadhir itu kekal, dan bahwa ia hidup kekal di dunia. Perkataan ini adalah perkataan yang tidak ada dalilnya dan bertentangan dengan dalil-dalil syar’i.”

Page 18

(Dan apabila orang-orang kafir itu melihat kamu tidaklah mereka menjadikanmu melainkan hanyalah sebagai bahan perolokan) yakni mereka memperolok-olok kamu seraya mengatakan, ("Apakah ini orang yang mencela tuhan-tuhan kalian?") orang yang mencaci maki tuhan-tuhan kalian. (Dan mereka adalah orang-orang yang bila disebutkan nama Tuhan Yang Maha Pemurah) kepada mereka (maka mereka) lafal ini berfungsi menjadi taukid (ingkar) kepada-Nya, karena mereka menjawab, "Kami tidak mengetahui-Nya."

Apabila orang-orang yang ingkar kepada Allah dan kepada ajaran yang kau bawa itu melihatmu, Muhammad, mereka hanya akan mengejek dan menghinamu. Mereka saling berkata kepada sesamanya, "Inikah orang yang mencela tuhan-tuhan kalian?" Padahal mereka sendiri tidak percaya dengan zikir kepada Allah yang melimpahkan rahmat-Nya kepada mereka.

Anda harus
untuk dapat menambahkan tafsir

Hal ini karena kerasnya kekafiran mereka, sampai-sampai ketika melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, mereka menjadikannya bahan ejekan, dan berkata, “Apakah ini orang yang mencela tuhan-tuhanmu?" Mereka menghina dan mengolok-oloknya, padahal Beliau adalah manusia yang paling sempurna dan paling utama. Merekalah yang sesungguhnya hina karena menggabung semua akhlak terela, kalau pun tidak ada perbuatan mereka selain kafir kepada Allah Yang Maha Pengasih dan kafir kepada Rasul-Nya, hal itu pun sudah cukup menjadikan mereka sebagai makhluk yang paling hina karena yang mereka ingkari adalah Tuhan Yang Maha Pengasih, di mana tidak ada satu pun nikmat yang diperoleh hamba kecuali berasal dari-Nya dan tidak ada yang menghindarkan bahaya selain Dia.

Mereka berkata, “Kami tidak mengenal Ar Rahman.”

Page 19

Ayat ini diturunkan sewaktu mereka meminta disegerakan turunnya azab atas mereka. (Manusia telah dijadikan dari tergesa-gesa) disebabkan manusia itu bertabiat tergesa-gesa di dalam semua tindakannya, maka seolah-olah ia diciptakan daripadanya. (Kelak Aku akan perlihatkan kepada kalian tanda-tanda azab-Ku) yakni ketentuan waktu bagi azab-Ku (maka janganlah kalian minta kepada-Ku mendatangkannya dengan segera) kemudian Allah memperlihatkan kepada mereka turunnya azab itu, yaitu dengan dibunuhnya mereka dalam perang Badar.

Jika dahulu mereka meminta agar siksaan untuk mereka disegerakan, itu memang sudah merupakan tabiat manusia. Akan Aku perlihatkan kepada kalian, wahai orang-orang yang menginginkan disegerakannya siksa, nikmat-Ku di dunia dan siksa-Ku di akhirat. Oleh karena itu, kalian tidak perlu minta dipercepat sesuatu yang memang pasti akan tiba(1). (1) Yang dimaksud dengan kata "âyâtî" ('ayat-ayat-Ku') dalam ayat ini adalah âyât kawniyyah, yaitu tanda-tanda wujud dan kekuasaan Allah yang terdapat di alam raya. Kemajuan ilmu pengetahuan akan dapat menyingkap tanda-tanda itu sejalan dengan perkembangan pemikiran manusia pada waktu yang telah ditentukan. Maka, apabila waktu yang ditentukan itu telah tiba, Allah akan memudahkan manusia untuk dapat menyingkap rahasia tanda-tanda kekuasaan-Nya itu.

Anda harus
untuk dapat menambahkan tafsir

Ayat ini turun karena mereka meminta disegerakan azab.

Orang-orang mukmin meminta kepada Allah agar disegerakan azab kepada orang-orang kafir, dan orang-orang kafir meminta pula agar azab itu disegerakan kepada mereka saking ingkarnya mereka terhadap ancaman itu. Mereka berkata, “Kapankah janji itu (akan datang), jika kamu orang yang benar?" Padahal Allah Subhaanahu wa Ta'aala menunda bukan berarti membiarkan, akan tetapi telah menetapkan waktu yang ditentukan, di mana apabila waktu itu datang maka mereka tidak bisa meminta diundur dan tidak pula meminta dimajukan.

Terhadap orang yang kafir kepada-Ku.

Kemudian Allah Subhaanahu wa Ta'aala memperlihatkan terbunuhnya mereka di Badar.

Page 20

(Mereka berkata, "Kapankah janji itu akan datang) yang dimaksud kiamat itu (jika kamu sekalian adalah orang-orang yang benar?") tentang adanya janji itu.

Dengan meminta dipercepat dan mengingkari bahwa siksaan itu akan tiba, orang-orang kafir itu berkata, "Kapankah siksa yang kalian janjikan itu akan tiba, hai orang orang yang beriman, jika kalian memang benar dengan apa yang kalian ucapkan?"

Anda harus
untuk dapat menambahkan tafsir

Yakni azab atau hari kiamat.

Mereka mengucapkan kata-kata ini karena tertipu, dan karena mereka belum tertimpa azab.

Page 21

Allah berfirman (Andaikata orang-orang kafir itu mengetahui waktu mereka tidak dapat mengelakkan) di waktu mereka tidak mampu menolak (api neraka dari muka mereka dan tidak pula dari punggung mereka sedangkan mereka tidak pula mendapat pertolongan) yang dapat mencegah diri mereka daripada api neraka itu, di hari kiamat nanti. Jawab dari pada lafal Lau tidak disebutkan, yaitu, niscaya mereka tidak akan mengeluarkan perkataan tersebut.

Kalau saja orang-orang yang ingkar kepada Allah itu mengetahui keadaan mereka ketika tidak mampu mengelakkan api neraka dari muka dan punggung mereka, serta tidak menemukan orang yang mampu menolong mereka mengelakkanya, niscaya mereka tidak akan mengatakan yang mereka katakan ini.

Anda harus
untuk dapat menambahkan tafsir

Karena azab mengepung mereka dari berbagai sisi.

Page 22

(Sebenarnya akan mendatangi mereka) hari kiamat itu (dengan sekonyong-konyong lalu membuat mereka menjadi panik) menjadi bingung dan panik (maka mereka tidak sanggup menolaknya dan tidak pula mereka diberi tangguh) ditangguhkan untuk bertobat atau meminta ampunan.

Hari kiamat itu akan datang dengan tidak ditunggu dan dikira-kira, tetapi dengan tiba-tiba, sehingga mereka menjadi panik lalu tidak dapat menahan dan memperlambat kedatanganya agar dapat memohon ampun dari perbuatan mereka yang telah lampau.

Anda harus
untuk dapat menambahkan tafsir

Untuk bertobat. Kalau seandainya mereka mengetahui keadaan ini, tentu mereka tidak akan meminta disegerakan azab dan mereka akan benar-benar takut.

Page 23

(Dan sungguh telah diperolok-olok beberapa orang rasul sebelum kamu) ayat ini mengandung hiburan yang ditujukan kepada Nabi saw. (maka turunlah) yakni menimpa (kepada orang-orang yang mencemoohkan rasul-rasul itu apa yang selalu mereka perolok-olokkan) yaitu berupa azab; demikian pula orang-orang yang memperolok-olokkan dirimu akan tertimpa azab yang sama seperti mereka.

Rasul-rasul sebelummu pun pernah diejek dan dihina oleh kaumnya yang ingkar. Mereka yang mengejek dan menghina itu akhirnya mendapat siksaan berupa ejekan dan hinaan yang mereka lemparkan itu.

Anda harus
untuk dapat menambahkan tafsir

Ayat ini sebagai hiburan bagi Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ketika orang-orang kafir mencemoohkan Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam, seperti yang disebutkan dalam ayat 36 di atas.

Yaitu azab. Demikian pula azab itu akan menimpa kepada orang-orang yang mencemoohkan engkau (Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam).

Page 24

(Katakanlah) kepada mereka, ("Siapakah yang dapat memelihara kalian) yang dapat menjaga diri kalian (di waktu malam dan siang hari daripada Tuhan Yang Maha Pemurah") daripada azab-Nya, jika azab itu turun kepada kalian. Maksudnya, tentu saja tidak ada seorang pun yang dapat melakukan hal itu. Orang-orang yang diajak bicara oleh ayat ini tidak merasa takut kepada azab Allah, disebabkan mereka ingkar kepada-Nya atau tidak percaya kepada adanya azab itu. (Sebenarnya mereka terhadap peringatan Rabb mereka) yakni Alquran (adalah orang-orang yang berpaling) tidak mau memikirkan tentangnya.

Katakan kepada mereka, wahai Muhammad, "Siapakah yang dapat memelihara kalian dari azab Allah di waktu malam dan siang hari, dan siapa pula yang dapat memberi kasih sayang dan kenikmatan kepada kalian? Tak seorang pun yang dapat melakukan itu." Terhadap al-Qur'ân yang mengingatkan mereka tentang hal-hal yang dapat mendatangkan keuntungan dan mencegah siksaan, mereka malah berpaling.

Anda harus
untuk dapat menambahkan tafsir

Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman menyebutkan kelemahan mereka yang mengambil tuhan-tuhan selain-Nya, dan bahwa mereka membutuhkan pertolongan Tuhan mereka yang sesungguhnya, yaitu Ar Rahman (Yang Maha Pengasih), di mana rahmat-Nya mengena kepada orang yang baik maupun yang buruk.

Ketika kamu tidur dan tidak sadar.

Ketika kamu sedang bertebaran di muka bumi dan sedang lalai.

Yakni jika turun kepadamu. Tentu tidak ada yang mampu menjagamu.

Tidak mau memikirkan.

Yakni Al Qur’an. Padahal kalau mereka mau mendatangi peringatan itu dan menerima nasehatnya, tentu mereka ditunjuki kepada jalan yang lurus dan diberi taufiq dalam urusan mereka.

Page 25

(Atau) di dalam kalimat ini terkandung makna ingkar, maksudnya, apakah (mereka mempunyai tuhan-tuhan yang dapat memelihara diri mereka) dari apa-apa yang mencelakakan diri mereka (selain dari Kami) maksudnya apakah mereka mempunyai tuhan-tuhan selain Kami yang dapat mencegah diri mereka dari azab Allah? Tentu saja tidak (mereka pasti tidak akan sanggup) yakni tuhan-tuhan itu (menolong diri mereka sendiri) maka mereka tidak dapat menolongnya (dan tidak pula mereka) orang-orang kafir itu (dari Kami) yakni dari azab Kami (dilindungi) mendapat perlindungan. Asal katanya ialah dari kalimat Shahabakallaahu artinya mudah-mudahan Allah memelihara dan melindungimu.

Adakah mereka mempunyai tuhan selain Kami yang dapat memelihara mereka dari siksaan? Tidak. Mereka tidak dapat menolong diri sendiri, apalagi menolong orang lain. Dan tidak ada seseorang pun yang dapat menjaga dan menemani mereka jika Kami hendak memberikan siksaan dan memusnahkan mereka.

Anda harus
untuk dapat menambahkan tafsir

Maksudnya, apakah tuhan-tuhan mereka mampu menghindarkan azab yang Kami turunkan.

Yakni orang-orang kafir.

Page 26

(Sebenarnya Kami telah memberi mereka dan bapak-bapak mereka kenikmatan) melalui yang Kami anugerahkan kepada mereka (sehingga panjanglah umur mereka) oleh karenanya mereka menjadi lupa daratan. (Maka apakah mereka tidak melihat bahwasanya Kami mendatangi negeri) mereka, yakni Kami menuju ke negeri orang-orang kafir (lalu Kami kurangi luasnya dari segala penjurunya) melalui penaklukkan yang dilakukan oleh Nabi saw. (Maka apakah mereka yang menang?) tentu saja tidak, tetapi Nabi dan sahabat-sahabatnyalah yang menang.

Kami memang tidak segera menyiksa mereka akibat kekufuran itu tetapi membiarkan dan memberikan kenikmatan di dunia seperti Kami membiarkan nenek moyang mereka sampai berumur panjang. Apakah mereka pura-pura buta lalu tidak melihat bahwa Kami mengurangi sisi-sisi bumi dengan cara penaklukan dan memenangkan orang-orang Mukmin? Merekakah yang menang, atau orang-orang Mukmin yang telah dijanjikan oleh Allah Swt. untuk diberi kemenangan dan dukungan?(1). (1) Ayat ini merupakan salah satu bukti kemukjizatan al-Qur'ân dilihat dari sudut pandang ilmu pengetahuan. Bumi, seperti ditunjukkan oleh ayat ini, tidak sepenuhnya bulat. Para ahli belum berhasil mengukur berbagai dimensi bumi sebelum ± 250 tahun yang lalu. Ketika sebuah misi yang terdiri atas para ahli mengadakan penelitian terhadap jarak panjang garis lintang di antara dua bujur yang sama panjang dan dipisah oleh satu derajat lengkung di seluruh belahan bumi, ditemukan bahwa separuh belahan katulistiwa lebih panjang dari separuh belahan kutub sekitar 21,5 km. Ini berarti bahwa bumi mengalami penyusutan pada sisi-sisinya yang tampak pada kutub utara dan kutub selatan. Bentuk dan dimensi bumi adalah dasar untuk menggambar peta.

Anda harus
untuk dapat menambahkan tafsir

Seperti harta, anak dan panjang umur.

Sehingga mereka tertipu. Mereka sibuk bersenang-senang, dan lupa untuk apa mereka diciptakan, waktu yang lama berlalu bagi mereka sehingga hati mereka menjadi keras, sikap melampaui batasnya semakin menjadi, dan kekafiran mereka semakin besar.

Maksudnya, tidakkah orang-orang kafir melihat ke sebelah kanan negeri mereka dan ke sebelah kirinya, di mana mereka akan melihat sebagiannya binasa, tidak terdengar lagi selain berita kematian, kematian siap datang ke segenap tempat untuk mencabut nyawa mereka sedikit demi sedikit sehingga diwarisi Allah. Bisa juga maksud, “lalu Kami kurangi luasnya dari ujung-ujung negeri” dengan diberikannya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan Beliau berhasil menaklukkannya. Jika seandainya mereka memperhatikannya, niscaya mereka tidak akan tertipu dan tidak akan terus menerus di atas kekafiran.

Tidak, bahkan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabatnya yang menang. Atau maksudnya, apakah mereka dapat keluar dari taqdir Allah atau lolos dari kematian?

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA