MAKALAH AKHLAK, MORAL, ETIKA, DAN KESUSILAAN Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Akhlak dan Tasawuf Pengampu: Komarudin, M.Ag Di susun oleh:
PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2016 BAB I PENDAHULUAN Pemahaman yang salah, dapat membuat orang satu dengan orang yang lain menjadikan suatu masalah kecil menjadi masalah yang besar. Kita pasti sudah mengetahui dalam kehidupan sehari-hari. Pada makalah ini, kami berusaha menguraikan masalah serupa yaitu antara akhlak, etika, moral dan susila yang hingga saat ini masih ada kesan seolah-olah istilah akhlak sama dengan etika, moral dan susila. Selain itu dalam makalah ini perlu juga dilihat secara jelas hubungan antara keempat istilah tersebut. 2. Rumusan Masalah
BAB II PEMBAHASAN a. Akhlak Secara bahasa, kata akhlak berasal dari bahasa arab jama’ dari bentuk mufrodnya khulqun yang menurut logat diartikan budi pekerti. Sedangkan secara istilah akhlak adalah kehendak dan tindakan yang sudah menyatu dengan pribadi seseorang dalam kehidupannya sehingga sulit untuk dipisahkan. Karena kehendak dan tindakan itu sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan, maka seseorang dapat mewujudkan kehendak dan tindakannya itu dengan mudah, tidak memerlukan banyak pertimbangan dan pemikiran. Oleh karena itu, tidak salah apabila akhlak sering diterjemahkan dengan kepribadian lantaran kehendak dan tindakannya itu sudah menjadi bagian dari kepribadiannya. Sebagai salah satu contoh: seseorang tidak bisa dikatakan sebagai berakhlak dermawan, apabila dalam menyerahkan hartanya hanya dimotivasi oleh kebutuhan yang mendadak bukan oleh keadaan yang sudah menancap dan melekat di dalam jiwanya. Demikian juga orang yang dalam melakukan perbuatan dengan terpaksa maka perbuatannya itu tidak bisa dikatakan sebagai akhlak. b. Etika Secara Bahasa, dalam kamus umum Bahasa Indonesia, etika diartikan ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral). Dari kebahasaan ini terlihat bahwa etika berhubungan dengan upaya menentukan tingkah laku. Sedangkan secara istilah, etika adalah suatu ilmu yang membahas perbuatan manusia yang bersumber dari pikiran atau filsafat sebagai penilai, penentu dan penetap yaitu apakah perbuatan tersebut dinilai baik, buruk, mulia, terhormat, hina dan sebagainya yang bersifat relatif yakni dapat berubah-ubah sesuai tuntunan zaman. Dengan demikian, etika lebih merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan upaya menentukan perbuatan yang dilakukan manusia untuk dikatakan baik atau buruk. Berbagai pemikiran yang dikemukakan para filosof barat mengenai perbuatan yang baik atau buruk dapat dikelompokan kepada pemikiran etika, karena berasal dari hasil berpikir. Dengan demikian etika sifatnya humanistis dan anthropocentris, yakni berdasar pada pemikiran manusia dan diarahkan pada manusia. Dengan kata lain etika adalah aturan atau pola tingkah laku yang dihasilkan oleh akal manusia. Sebagai Contoh: ketika masuk kerumah orang lain, harus mengetuk pintu rumah dan memberikan salam. c. Moral Dari segi bahasa, moral berasal dari bahasa latin, mores yaitu jamak dari kata mos yang berarti adat kebiasaan. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, moral adalah penentuan baik-buruk terhadap perbuatan dan kelakuan. Menurut istilah, moral adalah suatu istilah yang digunakan untuk menentukan batas-batas dari sifat, kehendak, pendapat atau perbuatan yang secara layak dapat dikatakan benar, salah, baik atau buruk. Sebagai contoh dari moral adalah kalau kita menemukan tas yang berisikan dokumen penting dan juga sejumlah uang yang terdapat dalam tas tersebut. Seandainya kita memiliki moral yang baik maka kita akan memberikan tas itu kepada pemiliknya atau kalau tidak pada yang berwajib. d. Susila Susila atau kesusilaan berasal dari kata susila yang mendapat awalan ke dan akhiran an. Kata tersebut berasal dari bahasa sansekerta , yaitu su dan sila. Su berarti baik, bagus dan sila berarti dasar, prinsip, peraturan hidup atau norma. Kata susila selanjutnya digunakan untuk arti sebagai aturan hidup yang lebih baik. Orang yang susila adalah orang yang berkelakuan baik, sedangkan orang yang asusila adalah orang yang berlakuan buruk, contohnya para pelaku zina (pelacur) sering diberi gelar sebagai tuna asusila. Selanjutnya kata susila dapat berarti sopan, beradab, baik budi bahasanya. Dan kesusilaan sama dengan kesopanan. Dengan demikian kesusilaan lebih mengacu kepada upaya membimbing, memandu, mengarahkan, membiasakan dan memasyarakatkan hidup yang berlaku dalam masyarakat. Kesusilaan menggambarkaan keadaan dimana orang selalu menerapkaan nilai-nilai yang di pandang baik. Setelah mengetahui beberapa Pengertian antara Akhlak, Etika, Moral dan Susila dapat kita tarik persamaan dan perbedaan yaitu:
2. Hubungan Antara Akhlak, Etika, Moral dan Susila Dilihat dari fungsi perannya, dapat dikatakan bahwa akhlak , etika, moral, dan susila sama, yaitu menentukan hukum atau nilai dari suatu perbuatan yang dilakukan manusia untuk ditentukan baik buruknya. Kesemua istilah tersebut sama-sama menghendaki terciptanya keadaan masyarakat yang baik, teratur, aman, damai dan tentram sehingga sejahtera batiniah dan lahiriyah. Perbedaan antara etika, moral dan susila dengan akhlak adalah terletak pada sumber yang dijadikan patokan untuk menentukan baik dan buruk. Jika dalam etika penilaian baik buruk berdasarkan pendapat akal pikiran, dan pada moral dan susila berdasarkan kebiasaan yang berlaku umum dimasyarakat, maka pada akhlak ukuran yang digunakan untuk menentukan baik dan buruk itu aadalah Al Quran dan Al Hadits. Perbedaan lain antara etika, moral dan susila terlihat pada sifat dan kawasan pembahasannya, Jika etika lebih banyak pada sifat dan kawasan pembahasanya. Jika etika lebih banyak bersifat teoritis, maka pada moral dan susila lebih banyak bersifat praktis. Etika memandang tingkah laku manusia secara umum, sedangkan moral dan susila bersifat lokal atau idividual. Etika menjelaskan baik buruknya, sedangkan moral dan susila menyatakan ukuran tersebut dalam bentuk perbuatan. Namun demikian etika, moral, susila dan akhlak tetap saling berhubungan dan membutuhkan. Uraian tersebut diatas menunjukan dengan jelas bahwa etika, moral dan susila berasal dari produk rasi dan budaya masyarakat yang scara selektif diakui sebagai yang bermanfaat dan baik bagi kelangsungan hidup manusia. Sementara akhlak berasal dari wahyu, yakni ketentuan yang berdasarkan Al Quran dan Hadits. Dengan kata lain jika etika, moral dan susila berasal dari manusia, sedangkan akhlak berasal dari Tuhan. BAB III PENUTUP Berdasarkan uraian makalah di atas kita dapat sampai pada kesimpulan bahwa antara akhlak islam yang bersumber pada wahyu dapat menerima atau mengakui peranan yang dimainkan oleh etika, moral dan susila, yaitu sebagai sarana atau partner untuk menjabarkan akhlak islam yang terdapat dalam Al Quran dan Hadits, sepanjang etika, moral dan susila itu sejalan dengan Al Qur’an dan Hadits tersebut. Demikian makalah yang dapat kami susun, apabila masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam penulisan maupun penyampaian saran yang membangun sangat kami harapkan guna memperbaiki makalah selanjutnya. DAFTAR PUSTAKA Nata, M.A.,Prof. Dr. H. Abuddin.2012.Akhlak Tasawuf.Jakarta:PT RAJAGRAFINDO PERSADA Nasiruddin, M.Ag.,mohammad.2010.Pendidikan Tasawuf.Semarang:RaSAIL Media Group Drs. Zahruddin AR, M,M.Si.2004.Pengantar Studi Akhlak.Jakarata:PT Raja Grafindo Persada |