perbedaan surat makkiyah dan madaniyyah

Alquran. Foto: Freepik

Alquran merupakan pedoman hidup seluruh umat Muslim hingga akhir zaman. Allah Ta’ala menurunkan Alquran melalui Nabi Muhammad SAW secara bertahap dengan tujuan untuk memudahkan manusia dalam membaca dan memahaminya.

Allah SWT berfirman, yang artinya: “Dan Alquran itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian” (QS. Al Israa`: 106).

Karena hal inilah para ulama membagi ayat Alquran menjadi dua macam, yaitu ayat makkiyah dan madaniyah. Mengutip buku Pengantar Studi Al-Qur'an oleh Abdul Hamid, ayat makkiyah berarti ayat yang diturunkan di Makkah, sedangkan madaniyah merupakan ayat yang turun di Madinah.

Agar lebih paham, simak perbedaan dan contoh ayat makkiyyah dan madaniyah selengkapnya dalam artikel di bawah ini.

Alquran. Foto: Freepik

Perbedaan Ayat Makkiyah dan Madaniyah

Merujuk buku Ulumul Quran: Telaah tekstualitas dan Kontekstualitas Alquran oleh Drs. Ahmad Izzan, ayat yang turun di Makkah sebelum hijrah (Makkiyah) dan yang turun di Madinah sesudah hijrah (Madaniyyah) mempunyai konteks, baik dari sisi psikososial maupun sosiantropologis, yang berbeda-beda.

Tidak seperti masyarakat Makkah yang sangat menolak, masyarakat Madinah justru menerima risalah dan ajaran Nabi Muhammad SAW. Karena itu, kedua kelompok ayat tersebut mempunyai beberapa perbedaan yang sangat khusus, yaitu sebagai berikut:

  1. Ayat dan surat Makkiyah umumnya pendek-pendek, sedangkan ayat dan surat Madaniyah umumnya panjang-panjang.

  2. Ayat dan surat Makkiyah umumnya dimulai dengan sapaan ya ayyuhannas (hai sekalian manusia), sedangkan ayat dan surat Madaniyyah dimulai oleh ungkapan ya ayyuha al-aladzina amanii (hai orang-orang yang beriman).

  3. Ayat dan surat Makkiyah umumnya berbicara tentang ketauhidan (iman), sedangkan ayat dan surat Madaniyyah umumnya berbicara tentang sosial-kemasyarakatan dan hukum.

  4. Setiap surat yang di dalamnya mengandung ayat sajdah berarti termasuk Makkiyah, sedangkan setiap surat yang mengandung kata kalla (jangan begitu) adalah Makkiyah.

  5. Surat-surat yang mengandung kisah-kisah para nabi dan umat terdahulu, kecuali surat Al-Baqarah, adalah Makkiyah.

  6. Setiap surat yang didahului oleh huruf-huruf muqaththa'ah, kecuali surat Al-Baqarah dan Ali Imran, adalah Makkiyah; sedangkan surat Ar-Ra'd masih diperselisihkan oleh ulama tafsir.

Alquran. Foto: Freepik

Contoh Ayat Makkiyah dan Madaniyah

Dijelaskan dalam buku ‘Ulumul Qur’an: Prinsip-Prinsip dalam Pengkajian Ilmu Tafsir Al-Qur’an oleh Badrudin, sebenarnya tidak mudah mengidentifikasikan ayat makkiyah dan madaniyyah dalam Alquran. Namun, para ulama tafsir berusaha mengidentifikasinya menjadi dua acara, yaitu:

(1) memperoleh informasi dari para sahabat nabi tentang turunnya ayat-ayat dalam Alquran; dan (2) memperhatikan ciri-ciri ayat makkiyah dan madaniyyah.

Berikut ini beberapa contoh ayat makkiyah dan madaniyyah dalam Alquran seperti yang dinukil dari buku Pengantar Studi Ilmu Al-Qur'an oleh Syaikh Manna Al-Qaththan.

اقْتَرَبَتِ السَّاعَةُ وَانْشَقَّ الْقَمَرُ

Artinya: “Telah dekat datangnya saat itu dan telah terbelah bulan.” (QS. Al Qamar: 1).

يٰٓاَيُّهَا الْمُدَّثِّرُۙ

Artinya: "Wahai orang yang berkemul (berselimut)." (QS. Al Mudassir: 1).

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَوْفُوا بِالْعُقُودِ ۚ أُحِلَّتْ لَكُمْ بَهِيمَةُ الْأَنْعَامِ إِلَّا مَا يُتْلَىٰ عَلَيْكُمْ غَيْرَ مُحِلِّي الصَّيْدِ وَأَنْتُمْ حُرُمٌ ۗ إِنَّ اللَّهَ يَحْكُمُ مَا يُرِيدُ

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu. Dihalalkan bagi kalian binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepada kalian. (Yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kalian sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya.” (QS. Al Maidah: 1).

۞ قُلْ تَعَالَوْا اَتْلُ مَا حَرَّمَ رَبُّكُمْ عَلَيْكُمْ اَلَّا تُشْرِكُوْا بِهٖ شَيْـًٔا وَّبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًاۚ وَلَا تَقْتُلُوْٓا اَوْلَادَكُمْ مِّنْ اِمْلَاقٍۗ نَحْنُ نَرْزُقُكُمْ وَاِيَّاهُمْ ۚوَلَا تَقْرَبُوا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَۚ وَلَا تَقْتُلُوا النَّفْسَ الَّتِيْ حَرَّمَ اللّٰهُ اِلَّا بِالْحَقِّۗ ذٰلِكُمْ وَصّٰىكُمْ بِهٖ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُوْنَ

Artinya: “Katakanlah (Muhammad), “Marilah aku bacakan apa yang diharamkan Tuhan kepadamu. Jangan mempersekutukan-Nya dengan apa pun, berbuat baik kepada ibu bapak, janganlah membunuh anak-anakmu karena miskin. Kamilah yang memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka; janganlah kamu mendekati perbuatan yang keji, baik yang terlihat ataupun yang tersembunyi, janganlah kamu membunuh orang yang diharamkan Allah kecuali dengan alasan yang benar. Demikianlah Dia memerintahkan kepadamu agar kamu mengerti.” (QS. Al An’am: 151).