26 Feb 2015, 11:33 WIB - Oleh:
Kabar24.com, SEMARANG— Dalam rangka pemberlakuan grafik perjalanan kereta api (Gapeka) 2015-2016 pada 1 April 2015, terjadi perubahan jadwal perjalanan kereta api di wilayah PT KAI Daerah Operasional 4 Semarang. Manajer Humas PT KAI Daops 4 Semarang Suprapto mengatakan perubahan jadwal itu baik jam berangkat, jam kedatangan, titik stasiun berhenti dan waktu tempuh perjalanan. Dari segi titik pemberhentian stasiun, kata dia, mulai 1 April 2014 beberapa jenis kereta api antara lain KA Matarmaja, KA Brantas, dan KA Kertajaya yang sebelumnya berhenti di Stasiun Semarang Poncol, akan dipindah titik stasiun pemberhentiannya menjadi di Stasiun Semarang Tawang. Hal ini salah satunya dikarenakan terkait kegiatan bongkar muat barang hantaran paket (BHP) dipindah ke Stasiun Semarang Tawang, sedangkan untuk KA Jayabaya untuk pemberhentiaanya yang sebelumnya berhenti di Stasiun Semarang Tawang dipindah ke Stasiun Semarang Poncol. “Sedangkan perjalanan KA Kamandaka yang setiap harinya enam perjalanan KA (tiga perjalanan KA Kamandaka /PP), pada 1 April tahun ini berhenti normal di Comal. Sementara bagi KA Kalijaga akan berhenti normal di Stasiun Brumbung dan Stasiun Telawa,” papar Suprapto, Kamis (26/2/2015). Berikut jam keberangkatan bagi kereta api yang pemberangkatan awalnya dari Semarang Tawang diantaranya : tiga perjalanan KA Kamandaka (Semarang Tawang-Purwokerto) 05:00 WIB, 11:00 WIB dan pukul 17:30 WIB. KA Argosindoro (Semarang Tawang - Gambir/Jakarta) 06:00 WIB. KA Argo Muria (Semarang Tawang - Gambir /Jakarta) 16.00 WIB. Dua perjalanan KA Menoreh (Semarang Tawang – Pasar Senen /Jakarta) 08.00 WIB dan 21.00 WIB. Simak Video Pilihan di Bawah Ini :
BERITA TERKAIT BACA JUGA
We’ve detected that JavaScript is disabled in this browser. Please enable JavaScript or switch to a supported browser to continue using twitter.com. You can see a list of supported browsers in our Help Center. Help Center
Alamat KamiStasiun Semarang Tawang (SMT), juga disebut Stasiun Tawang, adalah stasiun kereta api kelas besar tipe A yang terletak di kawasan Kota Lama Semarang, Kelurahan Tanjung Mas, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang, Jawa Tengah. Stasiun yang terletak pada ketinggian +2 meter di atas permukaan laut ini merupakan stasiun utama di Kota Semarang dan Jawa Tengah bagian utara dan berada dalam pengelolaan Kereta Api Indonesia Daerah Operasi IV Semarang.
Stasiun Semarang Tawang
Tanjung Mas, Semarang Utara, Semarang, Jawa Tengah 50174 IndonesiaKoordinat6°57′52″S 110°25′40″E / 6.9643838°S 110.4278219°E / -6.9643838; 110.4278219Koordinat: 6°57′52″S 110°25′40″E / 6.9643838°S 110.4278219°E / -6.9643838; 110.4278219Ketinggian+2 mPengelolaKereta Api Indonesia Daerah Operasi IV SemarangLetak dari pangkalkm 0+000 lintas Semarang Tawang-:
Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya
Stasiun Semarang Tawang merupakan stasiun sibuk karena menjadi persimpangan antara jalur lintas utara dan tengah Pulau Jawa; melayani hampir seluruh kelas kereta api antarkota seperti kelas eksekutif, campuran dan sebagai kecil ekonomi. Nama "Tawang" diambil dari nama kampung di dekat stasiun ini, yaitu Tawangsari. Letak Stasiun Semarang Tawang tidak jauh dari objek wisata Kota Lama dan Pasar Johar. Hall Stasiun Semarang Tawang pada zaman NIS. Pada tahun 1911, Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) mulai menyusun rencana induk sistem perkeretaapian di jalur kereta api Semarang–Surakarta–Yogyakarta yang sebelumnya diresmikan pada tahun 1873. Hal ini terjadi karena Stasiun Samarang NIS yang telah ditutup enam tahun sebelumnya sudah tidak memungkinkan dioperasikan kembali sebagai stasiun pusat NIS apabila Semarang dilanda banjir rob. Dalam melaksanakan rencana induk tersebut, NIS mulai membangun stasiun kereta api baru di wilayah Tawang yang mulai dibangun pada 29 April 1911.[4] Stasiun ini telah selesai dibangun dan diresmikan pada 1 Juni 1914.[5] Meskipun telah dibangun, Stasiun Semarang Tawang selalu mengalami banjir rob. Hal ini terjadi karena Laut Jawa selalu mengalami pasang dan bercampur dengan air hujan dan air limbah yang berasal dari beberapa saluran air sehingga ketinggian stasiun turun menjadi 0 m di atas permukaan laut. Dalam menyelesaikan masalah ini, maka Pemerintah Kota Semarang mendirikan polder di depan stasiun yang mulai dibangun pada tahun 1998.[6][7] Ruang tunggu VIP di Stasiun Tawang pada zaman NIS Stasiun Semarang Tawang pada awalnya memiliki lima jalur kereta api dengan jalur 4 merupakan sepur lurus. Setelah jalur ganda menuju Stasiun Alastua resmi beroperasi pada awal Desember 2013[8] dan menuju Stasiun Semarang Poncol pada awal Februari 2014,[9] jumlah jalur bertambah menjadi delapan dan jalur 5 juga dijadikan sebagai sepur lurus. Jalur 1 dan 2 digunakan sebagai tempat pemberhentian kereta api antarkota untuk menaikturunkan penumpang, jalur 3 digunakan sebagai tempat kedatangan maupun keberangkatan kereta api antarkota yang memulai perjalanan dari stasiun ini dan digunakan untuk parkir rangkaian kereta, jalur 6 digunakan sebagai tempat persilangan maupun persusulan kereta api, serta jalur 7 dan 8 juga digunakan sebagai tempat parkir rangkaian kereta sekaligus tempat cuci rangkaian kereta. Di ujung timur jalur 6 dan 7—dekat dengan Jalan Ronggowarsito—terdapat tempat bongkar muat peti kemas. Meskipun stasiun besar, stasiun ini masih menggunakan peron berukuran rendah, sementara peron berukuran tinggi hanya tersedia di jalur 1 yang digunakan untuk mempermudah naik-turun penumpang dan mengakomodasi penumpang difabel.[10] Pada tahun 2019, tata letak jalur di stasiun ini mengalami sedikit perombakan dan sistem persinyalan elektrik yang lama telah diganti dengan yang terbaru produksi Len Industri. Bangunan stasiun yang bergaya Hindia ini diarsiteki oleh Ir. Louis Cornelis Lambertus Willem Sloth-Blaauboer.[11] Stasiun ini tergolong stasiun sisi; memanjang mengikuti sumbu jalur kereta api. Bentuk massa bangunan adalah perpaduan kubus dan balok, dan atapnya berbentuk limas segiempat pada lobi utama serta prisma segitiga pada kedua sisi sampingnya. Atap pada bangunan lobi dimahkotai kubah sehingga memberi kesan megah, tegas, dan kokoh yang menjadi ciri khas arsitektur Hindia. Atap bangunan utama stasiun yang menjadi fokus utama stasiun ini terbuat dari genteng, sedangkan kanopi peron stasiun menggunakan atap seng yang ditopang tiang-tiang baja. Tebal dinding stasiun 30 cm; dan pada penopangnya mendapatkan penebalan 50 cm untuk memperkukuh konstruksi. Pada pintu dan jendelanya diberi ornamen berupa konstruksi bata rolaag, yang disambungkan dengan hiasan keramik glazur, memberikan kesan artistik bangunan.[12] Stasiun Semarang Tawang memiliki melodi penyambutan kereta api berupa lagu instrumental berjudul "Gambang Semarang" karya Oey Yok Siang dan Sidik Pramono[13] yang dimainkan dalam bentuk Langgam Keroncong kembali dipasang pada pertengahan Februari 2022 menandakan kedatangan kereta api. Selain itu, di depan bangunan stasiun dan di sebelah polder terdapat monumen lokomotif D301 59 yang dihiasi lampu berwarna-warni dan air mancur menari di sekelilingnya.[14][15] Semua layanan kereta api yang melintas di Kota Semarang berhenti di Stasiun Semarang Tawang, kecuali Kertajaya, Jayabaya, dan layanan kereta barang selain parsel ONS dan kereta api peti kemas Ronggocargo. PenumpangAntarkota
Lokal
Komuter
Barang
(Indonesia) Situs resmi KAI dan jadwal kereta api
|