Iveta Rahmalia Rabu, 1 September 2021 | 14:30 WIB Show Ada perbedaan antara cara pernapasan katak dengan berudu. [macrovector/Freepik] Bobo.id - Meskipun berudu adalah salah satu fase daur hidup katak, ternyata ada perbedaan cara bernapas katak dan berudu, lo! Apa perbedaanya? Sebelumnya, kita cari tahu dulu daur hidup katak agar lebih mudah memahaminya. 4 Fase Daur Hidup Katak Katak mengalami empat fase dalam daur hidupnya, yakni: 1. Telur Katak Siklus hidup katak bermula dari telur. Induk katak akan mengeluarkan banyak telur di air, misalnya di kolam. Baca Juga: Cari Jawaban Kelas 3 Tema 1, Apa Saja Alat Pernapasan Hewan? Tergantung pada jenisnya, ada telur katak yang menetas dalam waktu beberapa hari, ada juga telur katak yang menetas dalam waktu beberapa minggu. 2. Berudu Saat menetas dari telur, katak mengalami fase kecebong atau berudu. Berudu memiliki bentuk tubuh yang lebih mirip ikan dibandingkan katak, karena berudu punya ekor dan tidak punya kaki. Berudu memiliki insang, sehingga ia bisa bernapas di dalam air, teman-teman. Berudu mulai mencari makanan seperti alga atau tumbuhan air. Page 2Page 3macrovector/Freepik Ada perbedaan antara cara pernapasan katak dengan berudu. Bobo.id - Meskipun berudu adalah salah satu fase daur hidup katak, ternyata ada perbedaan cara bernapas katak dan berudu, lo! Apa perbedaanya? Sebelumnya, kita cari tahu dulu daur hidup katak agar lebih mudah memahaminya. 4 Fase Daur Hidup Katak Katak mengalami empat fase dalam daur hidupnya, yakni: 1. Telur Katak Siklus hidup katak bermula dari telur. Induk katak akan mengeluarkan banyak telur di air, misalnya di kolam. Baca Juga: Cari Jawaban Kelas 3 Tema 1, Apa Saja Alat Pernapasan Hewan? Tergantung pada jenisnya, ada telur katak yang menetas dalam waktu beberapa hari, ada juga telur katak yang menetas dalam waktu beberapa minggu. 2. Berudu Saat menetas dari telur, katak mengalami fase kecebong atau berudu. Berudu memiliki bentuk tubuh yang lebih mirip ikan dibandingkan katak, karena berudu punya ekor dan tidak punya kaki. Berudu memiliki insang, sehingga ia bisa bernapas di dalam air, teman-teman. Berudu mulai mencari makanan seperti alga atau tumbuhan air. Perbedaan Katak dan Kodok – Katak maupun kodok merupakan hewan amfibi dengan kemampuan hidup di dua alam. Meski sering dianggap sama, namun keduanya berbeda. Lalu, apa bedanya katak dan kodok? Berikut ini adalah penjelasan ilmiahnya. Oleh sebagian besar masyarakat Indonesia, kodok dan katak sering dianggap sama atau istilahnya saling tertukar. Hal ini wajar, karena kedua spesies dengan kemampuan hidup di daratan dan perairan ini sekilas mempunyai bentuk yang sama. Mengenal Katak dan KodokIstilah “katak” dan “kodok” diambil dari istilah dalam bahasa Inggris, yakni “frog” dan “toad”. Frog atau katak adalah penyebutan untuk hewan amfibi dari suku Ranidae dengan ciri utama berkulit mulus dan sanggup melompat jauh. Sedangkan, Toad atau kodok adalah penyebutan untuk hewan amfibi dari suku Bufonidae dengan ciri utama berkulit kasar dan lompatannya pendek. Berbeda dengan Inggris yang hanya memiliki jenis dari kedua suku tersebut, ternyata tidak semua katak dan kodok di Indonesia hanya berasal dari suku Ranidae dan Bufonidae. Misalnya yang berasal suku-suku dari ordo Anura, termasuk Dicroglossidae yang menaungi katak sebesar ayam di Enrekang [Limnonectes grunniens]. Oleh karena itu, penyebutan “kodok” di Indonesia digunakan untuk spesies yang lebih dekat dengan suku Bufonidae, serta penyebutan “katak” digunakan untuk spesies yang lebih dekat dengan Raniade, Microhylidae dan Racophoridae. baca juga: 10 Sungai Terpanjang di Benua Amerika, Foto & Penjelasan
Katak dan kodok merupakan spesies dari bangsa Anura yang tersebar hampir ke seluruh dunia. Secara umum, hewan ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Keduanya bertelur di perairan tenang. Telur-telur yang menetas akan tumbuh menjadi larva yang dikenal dengan nama berudu. Selanjutnya, berudu akan mengalami metamorfosis menjadi katak atau kodok dewasa. Perbedaan Katak dan KodokDalam istilah Bahasa Indonesia, belum ada kesepakatan penggunaan sebutan “katak” atau “kodok”. Sebab, penyebutan keduanya mengacu pada penamaan dari Bahasa Jawa. Misalnya, di Jawa Barat katak dan kodok disebut bangkong, sedangkan bancet merupakan sebutan untuk katak kecil atau kodok kecil. Sementara itu, di Jawa Tengah katak kecil atau kodok kecil disebut percil. Untuk membedakan katak dan kodok, kita dapat mengetahuinya dengan cara melihat ciri fisik atau morfologi keduanya, seperti bentuk tubuh, bentuk kaki belakang, kulit, kemampuan melompat, serta habitat hidupnya.
Perbedaan fisik diatas tidak selalu benar. Sebab, pada beberapa spesies kodok seperti kodok merah [Leptophryne cruentata] yang sering disebut sebagai katak merah atau dalam bahasa Inggris bernama Bleeding Toad atau Fire Toad. Padahal jika dilihat dari ciri fisiknya, spesies ini mempunyai kaki belakang yang ramping. baca juga: Hutan Lindung - Pengertian, Status Fungsi & Kawasan di Indonesia Kodok dan katak merupakan amfibi yang bernapas menggunakan kulit. Oleh karena itu, meski dapat bertahan di daratan [terutama kodok], tetap memerlukan kelembapan untuk bernapas. Di Indonesia, terdapat satu spesies yang benar-benar murni akuatik atau hidup di dalam air, yaitu Barbourula kalimantanensis atau katak tak berparu. Perbedaan antara kodok dan katak juga dapat diketahui berdasarkan ciri lain, seperti suara kodok yang lebih keras dan berisik daripada katak, bau kodok yang lebih tajam dibanding katak, perilaku katak lebih agresif dibandingkan kodok, katak memiliki lidah lebih panjang daripada kodok, dan perbedaan-perbedaan spesifik lainnya. Manfaat Katak dan KodokIndonesia memiliki sekitar 450 jenis katak dan kodok. Jumlah ini mewakili 11 persen keseluruhan bangsa Anura di dunia. Sebagai pemakan serangga, keduanya memiliki peran penting bagi ekosistem alam dan dapat menjadi pengendali hama. Hal ini memberikan manfaat bagi bidang pertanian, karena serangga hama akan berkurang dengan adanya populasi katak dan kodok di persawahan. Selain itu, katak maupun kodok juga menjaga lingkungan rumah dari wabah penyakit yang disebabkan oleh nyamuk, kecoa, hingga rayap. Tidak jarang beberapa orang sengaja membuat habitat buatan agar hewan-hewan ini datang dan hidup di sekitar rumah. Caranya adalah dengan membuat kolam atau pot yang berisi tumbuhan air. Katak dan Kodok Semakin TerancamBerdasarkan beberapa penelitian, kini keberadaan katak dan kodok kian terancam. Ada empat faktor utama yang menyebabkan gangguan terhadap populasi keduanya, yaitu:
Meski memiliki keragaman spesies katak nomor satu di dunia, ternyata 10 persen spesies katak di Indonesia terancam punah. Totalnya adalah 450 spesies yang telah diidentifikasi yang 178 jenis diantaranya hidup di Kalimantan dan sekitar 73 persennya merupakan katak endemik. Hampir 30 persen katak di Indonesia masuk dalam daftar IUCN Redlist sebagai katak yang belum terdidentifiaksi secara lengkap. Ancaman kepunahan ini juga dipengaruhi oleh faktor perubahan iklim dan upaya konservasi yang minim. Video yang berhubungan |