Peran yang mendukung dan membantu itikad atau maksud tokoh utama untuk mencapai tujuannya disebut

Peran yang mendukung dan membantu itikad atau maksud tokoh utama untuk mencapai tujuannya disebut

Unsur-unsur pemeranan harus diketahui oleh pemeran agar penampilannya menjadi lebih menarik. (unsplash)

adjar.id – Adjarian, seorang aktor harus memahami unsur-unsur pemeranan demi menunjang modal dasar pemeranan dari aktor tersebut.

Pemeranan merupakan suatu unsur terpenting di dalam seni pertunjukkan atau teater, istilah pemeranan juga bisa disebut sebagai seni peran.

Nah, kali ini kita akan membahas mengenai beberapa unsur pemeranan yang ada dalam seni pertunjukan, di mana menjadi satu materi seni budaya kelas 10 SMA.

Pentingnya pemahaman mengenai unsur-unsur pemeran bagi seorang aktor yaitu untuk memberikan kesempurnaan dan totalitas ekspresi watak tokoh.

Baca Juga: Inilah Macam-Macam Teknik Dasar Akting Teater, Ada Latihan Olah Suara

Selain itu, dengan memahami unsur-unsur pemeranan, pesan moral yang ingin diungkapkan seorang aktor bisa tersampaikan dalam suatu hubungan.

Hubungan pemeranan ini merupakan suatu pola dorongan hati dan motivasi untuk menciptakan irama permainan secara bersama-sama dengan adanya tokoh lain dan unsur artistik. Yuk, kita simak penjelasan lebih lengkap mengenai unsur-unsur pemeranan berikut ini!

“Inti dari seni pertunjukkan ialah adanya tokoh, pemeran, pelaku yang media utamanya adalah manusia.”


Page 2

Peran yang mendukung dan membantu itikad atau maksud tokoh utama untuk mencapai tujuannya disebut

Unsur-unsur pemeranan harus diketahui oleh pemeran agar penampilannya menjadi lebih menarik. (unsplash)

1. Lakon

Kata lakon memiliki arti melakukan, di mana seorang tokoh akan melakoni suatu cerita.

Kedudukan lakon, cerita, atau naskah ini merupakan unsur terpenting dalam seni pertunjukan yaitu sebagai nyawa dalam menjalin hubungan cerita atau struktur cerita.

Lakon inilah yang akan dibawakan pemeran dalam menerapkan seorang tokoh atau peran dalam lakon tersebut.

Lakon ini merupakan hasil karya pemeran, seniman, atau juga sastrawan yang diwujudkan ke dalam pentas seni pertunjukan, baik secara langsung ataupun tidak langsung.

Baca Juga: Mengenal Apa Itu Drama: Pengertian, Struktur, dan Jenis-Jenisnya

Lakon inilah yang menjadi sumber ide, gagasan, dan juga pesan moral untuk berkreativitas dengan karya seni pertunjukan.

2. Unsur Penokohan

Penokohan merupakan usnur penting dari pemeranan yang bersumber dari lakon yang ditulis oleh pengarang.

Penokohan dalam seni pertunjukkan di bagai menjadi beberapa kedudukan, seperti protagonis, antagonis, deutragonis, foil, confident, tetragonis, raisonneur, dan utility.

“Lakon menjadi sumber gagasan awal dari suatu pertunjukkan yang akan dimainkan oleh pemeran.”


Page 3

Peran yang mendukung dan membantu itikad atau maksud tokoh utama untuk mencapai tujuannya disebut

Unsur-unsur pemeranan harus diketahui oleh pemeran agar penampilannya menjadi lebih menarik. (unsplash)

Karakter yang dimiliki tokoh atau pemeran di dalam lakon dihadirkan pengarang berupa ciri, tanda, identitas yang secara khusus sifatnya pencitraan sebagai simbol.

Simbol-simbol tersebut bisa berupa fisik, status sosial, psikis, religi, dan intelektual.

3. Unsur Tubuh

Tubuh yang memiliki perangkat anggota badan dan ekspresi wajah merupakan unsur penting yang dilakukan pelatihan.

Tujuan pelatihan ini adalah untuk membentuk aktor agar memiliki stamina yang kuat, kelenturan, dan kepekaan tubuh.

Nah, agar tujuan tersebut bisa tercapai, seorang pemeran harus rajin melakukan latihan olah tubuh agar tubuh pemeran bisa tampil maksimal saat pertunjukan.

Baca Juga: Pengertian Elemen Gerak Tari dalam Seni Budaya

4. Unsur Suara

Suara dikeluarkan oleh indra mulut dan hidung melalui rongga dan pita suara yang bertujuan untuk menyampaikan pesan pemeranan melalui pengucapan kata-kata.

Unsur suara ini sebagai sarana dalam pemeranan seni pertunjukan yang memiliki manfaat dalam menunjang seni pertunjukan.

Hal ini bisa dimaksimalkan dengan melakukan pelatihan terhadap unsur-unsur anggota tubuh yang ada kaitannya dengan pengucapan dan juga pernapasan.

“Dalam mendukung unsur tubuh dan unsur suara dalam seni pertunjukan, dibutuhkan beberapa pelatihan untuk menunjang hal tersebut.”


Page 4

Peran yang mendukung dan membantu itikad atau maksud tokoh utama untuk mencapai tujuannya disebut

Unsur-unsur pemeranan harus diketahui oleh pemeran agar penampilannya menjadi lebih menarik. (unsplash)

5. Unsur Penghayatan

Penghayatan atau penjiwaan merupakan pengisi suasana perasaan ke dalam pemeranan saat membawa peran tokoh sesuai dengan lakon yang dipertunjukkan.

Unsur penghayatan ini bisa muncul tergantung dari upaya pengalaman pemeranan dalam mengasah kepekaan hatinya yang membuat munculnya kesadaran rasa simpati dan empati kepada orang lain.

Latihan yang bisa dilakukan untuk memperoleh penghayatan ini bisa dengan pengaturan emosi melalui teknik olah rasa.

6. Unsur Ruang

Ruang dalam pemeranan adalah unsur yang menunjukkan menganai tempat pemeran dalam memainkan peranan.

Baca Juga: 3 Unsur Tari: Wiraga, Wirama, dan Wirasa, Apa Maksudnya?

Hal ini bisa berbentuk pengolahan posisi tubuh dengan jarak rentangan tangan dengan anggota badan lainnya.

Ruang sendiri secara umum merupakan tempat atau wilayah untuk bermain peran dalam melakukan gerak diam atau berpindah.

7. Unsur Kostum

Kostum dalam seni pertunjukan merupakan perlengkapan yang dikenakan, menempel, dan mendandani pemeran untuk memperindah tubuhnya yang sesuai dengan tokoh yang diperankan.

Konstum sendiri meliputi unsur busana, rias, dan aksesoris yang bertujuan untuk memperkuat watak tokoh.

“Unsur ruang bisa diciptakan dengan mengolah tubuh pemeran dan juga melakukan gerak-gerak untuk mengisi panggung.”


Page 5

Peran yang mendukung dan membantu itikad atau maksud tokoh utama untuk mencapai tujuannya disebut

Unsur-unsur pemeranan harus diketahui oleh pemeran agar penampilannya menjadi lebih menarik. (unsplash)

8. Unsur Property

Unsur property merupakan peralatan yang digunakan oleh pemeran, baik yang melekat di tubuh maupun yang tidak melekat di tubuh.

Tujuan adanya unsur property ini adalah untuk menguatkan karakter seorang pemeran di atas panggung.

9. Unsur Musikal

Unsur musikal merupakan suatu unsur pengisi, penguat, dan pembangun suasana pemeranan di atas panggung.

Baca Juga: Mengenal Unsur-Unsur Seni Rupa, Materi Seni Budaya kelas 10 SMA

Unsur musikal ini meliputi irama suasana hati, irama vokal, suara pengucapan pemain, dan irama musik.

Semua suara tersebut diperdengarkan kepada penonton demi mendukung suasana pemeranan yang sedang dipertunjukkan.

O iya, musik yang digunakan sebagai pengiring pementasan bisa berupa musik live atau musik rekaman tergantung kebutuhan pertunjukan.

Nah, itu tadi Adjarian, unsur-unsur pemeranan yang terdapat dalam seni pertunjukan yang salah satunya adalah unsur penokohan.

Yuk, sekarang jawab pertanyaan berikut ini!

Pertanyaan

Apa manfaat dari unsur suara dalam seni pertunjukan?

Petunjuk: Cek halaman 3.

Seni Budaya 163

1. Lakon

Kata lakon sama halnya dengan istilah ‘ngalalakon-boga lalakon’ dalam, Bahasa Sunda, atau ‘ngelelakon’ dalam, Bahasa Jawa artinya melakukan, melakoni cerita yang dilakukan oleh seorang tokoh, biasanya tokoh atau pemeran utama dengan kata-kata verbal atau tanpa berkata-kata non verbal dalam suatu peran yang dibawakan. Kedudukan lakon, cerita atau naskah merupakan unsur penting dalam seni teater sebagai nyawa, nafas atau roh dalam menjalin hubungan cerita struktur cerita melalui tokoh atau peran yang dibawakan seorang pemeran. Lakon, cerita atau naskah teater adalah hasil karya seniman dan atau sastrawan yang diwujudkan atau diangkat ke atas pentas teater. Lakon yang ditulis orang lain pengarang di mata seniman teater merupakan bahan baku atau sumber ide, gagasan dan pesan moral yang mengilhami untuk berkreativitas seni peran melalui pementasan teater, salah satunya bersumber cerita atau lakon teater tradisonal yang ada di daerahmu.

2. Unsur Penokohan atau Peran

Penokohan, peran atau kedudukan tokoh yang disajikan oleh seorang dan atau beberapa pemain merupakan unsur penting dalam seni peran yang bersumber dari lakon, cerita, dan naskah yang ditulis atau tidak ditulis oleh seorang pengarang. Penokohan didalam seni teater dapat dibagi dalam beberapa kedudukan tokoh atau peran, antara lain: Protagonis, Antagoni, Deutragonis, Foil, Tetragoni, Conident, Raisonneur, dan Utility. a. Protagonis adalah tokoh utama, pelaku utama atau pemain utama boga lalakon disebut sebagai tokoh putih. Kedudukan tokoh utama adalah yang menggerakan cerita hingga cerita memiliki peristiwa dramatic konlik. pertentangan b. Antagonis adalah lawan tokoh utama, atau penghambat pelaku utama, hal ini disebut sebagai tokoh hitam. Kedudukan tokoh Antagonis adalah yang mengahalangi, menghambat itikad atau maksud tokoh utama dalam menjalankan tugasnya atau mencapai tujuannya. Tokoh Antagonis dan Protagonis biasanya memiliki kekuatan yang sama, artinya sebanding menurut kacamata kelogisan cerita di dalam membangun keutuhan cerita. c. Deutragonis adalah tokoh yang berpihak kepada tokoh utama. Biasanya tokoh ini membantu tokoh utama dalam menjalankan itikadnya. Kadangkala, tokoh ini menjadi tempat pengaduan atau memberikan nasihat kepada tokoh utama. 164 Kelas X SMA MA SMK MAK d. Foil adalah tokoh yang berpihak kepada lawan tokoh utama. Biasanya tokoh ini membantu tokoh Antagonis dalam menghambat itikad tokoh utama. Kadangkala, tokoh ini menjadi tempat pengaduan atau memberikan nasihat yang memperburuk kondisi kepada tokoh Antagonis. e. Tetragonis adalah tokoh yang tidak memihak kepada salah satu tokoh lain, lebih bersifat netral. Tokoh ini memberi masukan-masukan positif kepada kedua belah pihak untuk mencari jalan yang terbaik. f. Conident adalah tokoh yang menjadi tempat pengutaraan tokoh utama. Pendapat-pendapat tokoh utama tersebut pada umumnya tidak boleh diketahui oleh tokoh-tokoh lain selain tokoh tersebut dan penonton. g. Raisonneur, adalah tokoh yang menjadi corong bicara pengarang kepada penonton. h. Utilitty adalah tokoh pembantu, baik dari kelompok hitam atau putih. Tokoh ini dalam dunia pewayangan disebut goro-goro punakawan. Kedudukan tokoh utilitty, kadangkala ditempatkan sebagai penghibur, penggembira atau hanya sebatas pelengkap saja, Artinya, kehadiran tokoh ini tidak terlalu penting. Ada atau tidaknya tokoh ini, tidak akan mempengaruhi keutuhan lakon secara tematik. Kalau pun dihadirkan, lakon akan menjadi panjang atau menambah kejelasan adegan peristiwa yang dibangun. Perwatakan atau watak peran atau karakteristik yang dimiliki pemeran atau pemain di dalam lakon adalah ciri-ciri, tanda-tanda, identitas secara khusus bersifat pencitraan sebagai simbol yang dihadirkan peran, berupa; status sosial, isik, psikis, intelektual dan religi. Status sosial sebagai ciri dari perwatakan adalah menerangkan kedudukan atau jabatan yang diemban peran dalam hidup bermasyarakat pada lingkup lakon, antara lain; orang kaya, orang miskin, rakyat biasa atau jelata, penggangguran, tukang becak, kusir, guru, mantri, kepala desa, camat, bupati, gubernur, direktur atau presiden, dan seterusnya Fisik sebagai ciri dari perwatakan, menerangkan ciri-ciri khusus tentang jenis kelamin laki-laki perempuan atau waria, kelengkapan pancaindra atau keadaan kondisi tubuh cantik-jelek, tinggi-pendek, kurus-buncit, kekar- lembek, rambut hitam atau putih, buta, pincang, lengan patah, berpenyakit atau sehat, dan lain-lain. Psikis sebagai ciri dari perwatakan menerangkan ciri-ciri khusus mengenai hal kejiwaan yang dialami pemeran, seperti; sakit ingatan atau normal, depresi, traumatik, penyimpangan seksual, mudah lupa, pemarah, pemurah, penyantun, pedit, pelit, dermawan, dan sebagainya Seni Budaya 165 Intelektual sebagai ciri dari perwatakan menerangkan ciri-ciri khusus mengenai hal sosok peran dalam bersikap dan berbuat, terutama dalam mengambil sebuah keputusan atau menjalankan tanggung jawab. Misalnya, kecerdasan pandai-bodoh, cepat tanggap-masa bodoh, tegas-kaku, lambat- cepat-berpikir, kharismatik gambaran sikap sesuai dengan kedudukan jabatan, tanggung jawab berani berbuat berani menanggung resiko, asalkan dalam koridor yang benar. Unsur seni peran berikutnya adalah tubuh pemain sebagai media ungkap wujud isik dengan kelenturan dan ekspresi tubuhnya.

4. Unsur Tubuh