Penyakit yang menyerang tulang yang menjadikan tulang menjadi lunak dan melemah disebut

Halodoc, Jakarta – Sendi dan tulang adalah dua bagian penting dalam pergerakan tubuh. Sendi yang sehat seperti pergelangan tangan, bahu, lutut, pergelangan kaki, dan sendi jari memungkinkan seseorang untuk bergerak dengan mudah. Sedangkan, beberapa bagian tulang seperti tulang paha dan humerus (lengan atas) juga berkontribusi pada pergerakan. 

Maka dari itu, menjaga kesehatan tulang sangat penting untuk menunjang aktivitas harian. Tulang juga memiliki beberapa fungsi penting lainnya. Salah satunya untuk melindungi organ-organ dalam tubuh kamu, seperti tengkorak yang melindungi otak. Penting untuk mengetahui beberapa kelainan yang dapat terjadi pada tulang dan sendi. Berikut ulasan lengkapnya!

Beberapa Kelainan pada Tulang dan Sendi

Tulang dan sendi memainkan peran penting dalam memberikan tubuh kemampuan fisiknya, termasuk bergerak. Jelas, kesehatan tulang dan persendian adalah investasi yang berharga, terutama saat usia sudah tidak muda lagi. Mengabaikan bagian tubuh ini dapat menyebabkan rasa sakit kronis dan potensi kecacatan.

Itulah mengapa menjaga kesehatan sendi dan tulang sangat penting. Ini karena, penyakit tulang dapat mengganggu seluruh tubuh kamu. Ada banyak bentuk penyakit yang dapat memengaruhi sendi dan tulang, mulai dari patah kaki sampai artritis tangan yang secara bertahap dapat memburuk. Yuk, ketahui lebih lanjut di sini agar kamu bisa mewaspadainya.

Baca juga: Fungsi Tulang Kering Terganggu, Waspada Penyakit Ini

Penyakit Sendi

Artritis adalah penyakit sendi yang paling populer. Menurut The Centers for Disease Control and Prevention, pada tahun 2040 nanti, akan ada hampir 80 juta orang dewasa Amerika Serikat yang didiagnosis artritis. Ada berbagai penyakit yang memengaruhi sendi. Kelainan pada tulang dan sendi ini memiliki penyebab dan gejala yang berbeda, serta pengobatan yang berbeda. Berikut beberapa jenis penyakit sendi yang umum terjadi:

1. Osteoartritis

Osteoartritis adalah salah satu kelainan pada sendi yang paling umum. Penyakit ini terjadi ketika tulang rawan yang melapisi ujung tulang di persendian mengalami “keausan” seiring bertambahnya usia. Akibatnya, sendi akan terasa kaku dan nyeri, terutama ketika bergerak. Orang dewasa berusia 50 tahun ke atas dan wanita lebih berisiko untuk mengalami penyakit kronis dan progresif ini.

2. Rheumatoid Arthritis

Rheumatoid arthritis adalah kondisi autoimun yang memengaruhi lapisan sendi. Sel-sel sistem kekebalan tubuh yang biasanya tidak ada di dalam sendi, malah menumpuk di sendi dalam jumlah besar. Ketika sel-sel kekebalan berinteraksi dengan sel-sel sendi lokal, kelainan pada sendi ini bisa menyebabkan peradangan yang terus meningkat, sehingga kerusakan dan penghancuran tulang rawan dan tulang akhirnya dapat terjadi.

3. Spondyloarthritis

Dikenal juga sebagai spondylitis, istilah ini mencakup penyakit rheumatoid tertentu lainnya. Contohnya, spondilitis aksial yang merupakan peradangan di tulang belakang yang akhirnya dapat menyebabkan fusi tulang belakang atau spondylitis ankiolosa. 

Selain itu, ada juga artritis enterohepatik yang merupakan komplikasi yang mungkin dapat terjadi akibat penyakit radang usus, seperti kolitis ulserativa. Dan artritis psoriatik, yang berhubungan dengan kondisi kulit, yaitu psoriasis, yang cenderung memengaruhi persendian tangan dan kaki.

4. Lupus

Kondisi autoimun ini dapat memengaruhi berbagai bagian tubuh, termasuk kulit, organ dalam, darah, otak, tulang, dan persendian. Peradangan yang disebabkan oleh lupus dapat memicu radang sendi, terutama di tangan, siku, bahu, lutut dan kaki.

Baca juga: Lutut Sakit Ketika Digerakkan? Awas, Ini Penyebabnya

Penyakit Tulang

Berikut ini penyakit tulang yang umum terjadi pada orang dewasa dan anak-anak:

5. Osteoporosis

Osteoporosis merupakan kelainan pada tulang merupakan jenis penyakit tulang yang paling umum. Gangguan pada tulang ini terjadi saat pengeroposan pada tulang yang menyebabkan bagian tubuh tersebut melemah dan lebih rentan patah. Penyakit tulang ini sering menyebabkan kerusakan tanpa disadari pengidapnya. Menurut Institut Nasional Arthritis dan Penyakit Muskuloskeletal dan Kulit, lebih dari 53 juta orang di Amerika Serikat mengidap osteoporosis atau berisiko tinggi untuk mengembangkannya.

6. Penyakit Tulang Metabolik

Osteoporosis sebenarnya termasuk salah satu dari beberapa kelainan pada tulang metabolik. Penyakit ini adalah gangguan kekuatan tulang yang disebabkan oleh kekurangan mineral atau vitamin (seperti vitamin D, kalsium, atau fosfor) yang mengakibatkan massa atau struktur tulang yang tidak normal.

Jenis penyakit tulang metabolik, antara lain osteomalasia (pelunakan tulang), hiperparatiroidisme (rendahnya kalsium tulang akibat kelenjar yang terlalu aktif), penyakit Paget tulang dan gangguan perkembangan tulang yang memengaruhi anak-anak.

7. Patah Tulang

Fraktur akut biasanya disebabkan oleh trauma, meskipun kondisi tersebut juga dapat dikaitkan dengan kanker tulang. Patah tulang juga tergantung usia orang yang mengalaminya. Misalnya, anak-anak lebih berisiko mengalami patah tulang pergelangan tangan ketika jatuh saat berolahraga atau bermain. Namun, patah tulang yang dialami anak-anak lebih cepat sembuh, karena tulang mereka lebih fleksibel dan kuat.

Sedangkan orang dewasa yang lebih tua, rentan mengalami jatuh dan cedera pinggul karena masalah keseimbangan. Oleh karena tulang mereka lebih rapuh, orangtua juga lebih berisiko mengalami patah tulang pinggul. 

Baca juga: 8 Jenis Patah Kaki yang Dapat Dialami Seseorang

8. Kanker Tulang

Menurut National Cancer Institute, kanker tulang yang berasal dari tulang atau yang disebut kanker tulang primer jarang terjadi. Kanker tulang paling sering terjadi akibat kanker yang menyebar ke tulang dari bagian tubuh lain, seperti tumor metastasis dari prostat atau kanker payudara.

Itulah beberapa kelainan pada tulang dan sendi yang berisiko terjadi jika tidak dijaga kesehatannya. Maka dari itu, penting untuk menghindari segala gangguan yang dapat membahayakan tulang dan sendi. Pastikan juga untuk selalu mengonsumsi makanan yang sehat dan rutin berolahraga agar tulang menjadi lebih padat dan sehat.

Selain itu, bila kamu mengalami gejala-gejala seperti nyeri sendi atau tulang yang tidak kunjung sembuh, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter. Untuk melakukan pemeriksaan, kamu bisa langsung buat janji di rumah sakit pilihan kamu lewat aplikasi Halodoc. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.

 
Penyakit yang menyerang tulang yang menjadikan tulang menjadi lunak dan melemah disebut
Referensi:
Health US News. Diakses pada 2021. A Patient’s Guide to Bone and Joint Diseases.
Makati Medical Center. Diakses pada 2021. 8 Common Disorders That Affect the Bones and Joints
University of Iowa Hospitals & Clinics. Diakses pada 2021. Common bone and joint conditions.

Penyakit rakitis merupakan kondisi yang memengaruhi perkembangan tulang pada anak-anak. Kondisi ini dapat menyebabkan nyeri tulang, pertumbuhan tulang yang buruk dan lunak, melemahnya tulang yang mana hal tersebut dapat menyebabkan kelainan bentuk tulang.

Meskipun biasanya penyakit rakitis terjadi pada anak-anak, orang dewasa juga dapat mengalami kondisi serupa yang disebut sebagai osteomalasia atau pelunakan tulang.

Baca juga: Ketahui Apa Saja Penyebab Tulang Gampang Patah

Apa itu penyakit rakitis?

Penyakit rakitis merupakan kelainan tulang yang disebabkan oleh kekurangan vitamin D, kalsium, serta fosfat. Nutrisi ini sangat dibutuhkan oleh tubuh karena memegang peranan yang penting untuk perkembangan tulang yang kuat dan sehat.

Vitamin D dapat membantu tubuh anak menyerap kalsium dan fosfat dari makanan. Kekurangan vitamin D dapat membuat tubuh sulit untuk mempertahankan kadar kalsium dan fosfat yang cukup.

Ketika hal itu terjadi, tubuh akan memproduksi hormon yang menyebabkan kalsium dan fosfat  dilepaskan dari tulang. Ketika tulang kekurangan mineral tersebut, mereka dapat menjadi lemah dan lunak.

Maka dari itu, seseorang yang mengalami kondisi ini biasanya memiliki tulang yang lemah dan lunak, pertumbuhan yang terhambat, dan dalam kasus yang lebih parah dapat terjadi kelainan bentuk tulang.

Penyakit yang menyerang tulang yang menjadikan tulang menjadi lunak dan melemah disebut
Kondisi tulang normal dengan yang menderita rakitis. Foto: https://www.miraclesmediclinic.com

Apa saja penyebab terjadinya penyakit rakitis?

Moms, penyakit ini harus sangat diwaspadai. Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya penyakit ini.

Dilansir dari Medical News Today, berikut adalah faktor penyebab penyakit rakitis yang perlu Moms tahu.

1. Kekurangan vitamin D

Kekurangan vitamin D merupakan penyebab utama terjadinya penyakit rakitis. Tubuh membutuhkan vitamin D untuk menyerap kalsium dari usus. Sinar UV dari sinar matahari membantu sel-sel kulit mengubah senyawa vitamin D dari keadaan tidak aktif menjadi aktif.

Jika seseorang tidak membuat atau mengonsumsi cukup vitamin D, tubuh tidak dapat menyerap cukup kalsium dari makanan yang mereka konsumsi, hal ini dapat menyebabkan rendahnya kadar kalsium dalam darah.

Kurangnya kadar kalsium dapat menyebabkan kelainan pada tulang dan gigi, serta masalah saraf dan otot.

Anak-anak mungkin saja akan kekurangan vitamin D jika mereka:

  • Memiliki kulit yang gelap
  • Menghabiskan waktu lebih banyak di dalam ruangan
  • Mengikuti pola makan vegetarian secara ketat atau pola makan bebas laktosa
  • Memiliki kondisi kesehatan tertentu, seperti penyakit celiac, yang menghalangi tubuh untuk menghasilkan atau menggunakan vitamin D
  • Tinggal di lingkungan yang memiliki kadar polusi tinggi.

2. Faktor genetik

Beberapa jenis rakitis merupakan akibat dari kondisi genetik. Ini merupakan faktor turun-temurun, misalnya saja rakitis hipofosfatemik.  

Rakitis hipofosfatemik sendiri merupakan kondisi langka di mana ginjal tidak dapat memproses fosfat dengan baik. Kadar fosfat yang rendah di dalam darah dapat menyebabkan tulang menjadi lemah dan lunak.

Faktor genetik yang memengaruhi kemampuan tubuh untuk menggunakan kalsium dapat menyebabkan rakitis, termasuk juga memengaruhi fungsi hati, ginjal dan usus.

Siapa saja yang berisiko terkena penyakit rakitis?

Anak-anak memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terkena penyakit ini. Hal itu disebabkan karena mereka masih mengalami pertumbuhan.

Seorang anak mungkin saja tidak mendapatkan vitamin D yang cukup jika mereka tinggal di daerah dengan sinar matahari yang sedikit, mengikuti pola makan vegetarian, atau bahkan tidak mengonsumsi produk susu. Pada beberapa kasus, kondisi ini dapat diturunkan.

Untuk lebih jelasnya, berikut adalah faktor risiko dari penyakit rakitis seperti yang telah dilansir dari berbagai sumber.  

Faktor usia

Kondisi ini biasanya terjadi pada anak-anak yang berusia di antara 6 dan 36 bulan. Pada usia tersebut, anak-anak biasanya mengalami pertumbuhan yang pesat.

Periode ini adalah saat tubuh membutuhkan paling banyak kalsium dan fosfat untuk memperkuat dan mengembangkan tulang mereka.

Pola makan

Seorang anak akan memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terkena penyakit ini jika mereka mengonsumsi makanan vegetarian yang tidak menyertakan telur, ikan, atau susu sapi.

Tak hanya itu saja, risiko yang lebih tinggi juga dapat terjadi pada seseorang yang memiliki masalah dalam mencerna susu atau memiliki alergi terhadap gula susu (laktosa).

Bayi yang hanya mengonsumsi ASI juga dapat kekurangan vitamin D. Hal ini dikarenakan ASI tidak mengandung vitamin D yang cukup untuk mencegah rakitis.

Warna kulit

Warna kulit tertentu juga dapat menyebabkan seseorang memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap penyakit rakitis.

Kulit gelap memiliki lebih banyak pigmen melanin, yang mana dapat menurunkan kemampuan kulit untuk menghasikan vitamin D dari matahari.

Kulit gelap juga tidak bereaksi secara kuat pada sinar matahari, tidak seperti kulit yang lebih terang, sehingga kulit gelap menghasilkan lebih sedikit vitamin D.

Lokasi tempat tinggal

Tubuh menghasilkan lebih banyak vitamin D ketika mereka terkena paparan sinar matahari. Risiko terkena rakitis akan lebih tinggi jika seseorang tinggal di daerah dengan sinar matahari yang sedikit.

Faktor genetik

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa, penyakit rakitis tak hanya dapat disebabkan karena kekurangan vitamin D saja, salah satu bentuk rakitis juga dapat diwariskan.

Hal tersebut berarti kelainan tulang tersebut diturunkan kepada anak-anak melalui gen orang tua. Jenis rakitis ini disebut dengan rakitis herediter, yang mencegah ginjal menyerap fosfat.

Ibu kekurangan vitamin D selama kehamilan

Bayi yang lahir dari seorang ibu yang mengalami kekurangan vitamin D yang parah dapat lahir dengan gejala rakitis atau dapat mengembangkan kondisi tersebut dalam beberapa bulan setelah lahir.

Kelahiran prematur

Bayi yang lahir sebelum waktunya cenderung memiliki kadar vitamin D yang lebih rendah, karena mereka memiliki waktu yang lebih sedikit untuk menerima vitamin dari sang ibu ketika berada di dalam kandungan.

Pengunaan obat-obatan

Beberapa jenis obat antikejang atau antiretroviral, yang digunakan untuk mengobati infeksi HIV, dapat mengganggu kemampuan tubuh untuk menggunakan vitamin D.

Baca juga: Kanker Tulang, Satu dari 6 Kanker yang Kerap Menyerang Anak-anak

Gejala penyakit rakitis

Sama seperti penyakit lainnya, rakitis juga dapat menimbulkan gejala yang perlu diperhatikan. Moms, agar lebih sadar akan penyakit ini, berikut adalah gejala penyakit rakitis yang perlu Moms waspadai.

  • Nyeri di tulang lengan, kaki, panggul, atau tulang belakang
  • Pertumbuhan yang terhambat dan perawakan yang pendek
  • Patah tulang
  • Kram otot
  • Kelainan bentuk gigi, seperti pembentukan gigi yang tertunda, terdapat lubang di enamel, abses, cacat pada struktur gigi, dan jumlah gigi berlubang yang meningkat
  • Kelainan bentuk tulang, seperti tengkorang berbentuk tidak normal, kaki bengkok, benjolan di tulang rusuk, tulang dada yang menonjol, tulang belakang yang melengkung, serta kelainan bentuk panggul.

Moms, jika si kecil mengalami gejala tersebut, sebaiknya segeralah periksakan ia ke dokter untuk mendapatkan penanganan secara cepat sebelum kondisi tersebut semakin parah.

Bagaimana penyakit ini didiagnosis?

Dengan melakukan pemeriksaan fisik yang dilakukan oleh dokter, penyakit rakitis dapat didiagnosis. Dokter akan memeriksa tulang dengan menekannya secara perlahan, ini dilakukan untuk memeriksa ketidaknormalan pada tulang.

Dokter akan memfokuskan pemeriksaan pada:

  • Tengkorak: Anak-anak yang menderita kondisi ini, seringkali memiliki tulang tengkorak yang yang lebih lunak dan mungkin saja mengalami keterlambatan dalam menutup bintik-bintik lunak (fontanel)
  • Kaki: Kaki yang menekuk secara berlebihan merupakan hal yang biasanya terjadi akibat penyakit rakitis
  • Dada: Beberapa anak yang mengalami kondisi ini dapat mengembangkan ketidaknormalan di dalam tulang rusuk mereka, yang dapat meratakan dan membuat tulang dada menjadi menonjol
  • Pergelangan tangan dan kaki: Anak-anak yang menderita rakitis, seringkali memiliki pergelangan tangan dan kaki yang lebih besar atau lebih tebal dari biasanya.

Adapun beberapa tes yang akan dilakukan oleh dokter dapat meliputi:

  • Tes darah untuk mengukur kadar kalsium dan fosfat dalam darah
  • Rontgen tulang untuk memeriksa kelainan bentuk tulang
  • Pada kasus yang jarang terjadi, biopsi tulang juga dapat dilakukan. Ini melibatkan pengangkatan sebagian kecil tulang yang akan dikirim ke laboratorium untuk dianalisis.

Pengobatan yang dapat dilakukan untuk penyakit rakitis

Pengobatan betujuan untuk memaksimalkan asupan kalsium, fosfat, serta vitamin D. Tergantung penyebabnya, dokter biasanya akan meresepkan suplemen vitamin D. Mereka juga mungkin saja akan memberikan rekomendasi sebagai berikut:

  • Meningkatkan paparan sinar matahari
  • Mengubah pola makan
  • Mengonsumsi minyak ikan
  • Mendapatkan lebih banyak paparan sinar UVB
  • Mengonsumsi kalsium dan fosfor.

Pengobatan rakitis akibat dari pola makan yang salah

Jika rakitis disebabkan oleh pola makan yang salah, dokter mungkin saja akan meresepkan:

  • Suplemen kalsium dan vitamin D harian
  • Suntikan vitamin D tahunan (jika seseorang tidak dapat mengonsumsi vitamin D secara oral)
  • Rencana pola makan yang memfokuskan pada makanan yang kaya akan vitamin D.

Vitamin D juga dapat diperoleh dengan mengonsumsi makanan tertentu. Berikut adalah beberapa makanan yang dapat membantu asupan vitamin D.

  • Telur
  • Minyak ikan kod
  • Minyak ikan, seperti salmon, tuna, sarden, serta ikan todak
  • Susu, beberapa jus, sereal, beberapa merek margarin, dan beberapa produk susu kedelai
  • Hati sapi.

Perubahan pola makan yang dibantu dengan menghabiskan beberapa waktu di luar ruangan setiap hari dapat mencegah rakitis pada anak-anak.

Pengobatan rakitis akibat faktor genetik dan kondisi medis tertentu

Jika rakitis diakibatkan oleh faktor genetik, dokter mungkin saja akan meresepkan suplemen fosfat dan kalsitirol untuk mengurangi pembengkokan di kaki.

Sedangkan jika rakitis didasari oleh kondisi medis tertentu, seperti penyakit ginjal, mengobati kondisi ini mungkin saja dapat membantu mencegah penyakit rakitis.

Baca Juga: Kanker Tulang, Satu dari 6 Kanker yang Kerap Menyerang Anak-anak

Adakah cara mencegah penyakit rakitis?

Pada kebanyakan kasus, rakitis dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan yang mengandung kalsium, fosfor, dan vitamin D.

Office of Dietary Supplements (ODS), merekomendasikan asupan harian vitamin D sebanyak:

  • 400 IU (10 mcg) untuk bayi yang berusia 0-12 bulan
  • 600 IU (15 mcg) untuk seseorang yang berusia 1-70 tahun
  • 800 IU (20 mcg) untuk seseorang yang berusia di atas 70 tahun.

Moms, untuk mencegah penyakit rakitis, sebaiknya selalu pastikanlah anak-anak mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin D secara alami. Seperti ikan berlemak (salmon dan tuna), minyak ikan, dan kuning telur.

Anak-anak juga dapat memperoleh vitamin D melalui makanan berikut:

  • Susu formula bayi
  • Sereal
  • Roti
  • Susu, tetapi bukan makanan yang terbuat dari susu, seperti yoghurt dan keju
  • Jus jeruk.

Untuk memastikan makanan memiliki kandungan vitamin D, Moms dapat memeriksa kandungan yang tertera pada kemasan produk.

Selain mencukupi asupan vitamin D, penyakit rakitis juga dapat dicegah dengan memperoleh paparan sinar matahari yang cukup. Sebaiknya usahakanlah untuk terkena paparan sinar matahari setidaknya selama 10 hingga 15 menit menjelang tengah hari.

Untuk menghindari kanker kulit, bayi dan anak-anak diperingatkan untuk menghindari sinar matahari langsung dengan cara selalu memakai tabir surya dan pakaian pelindung.

Moms, penyakit rakitis harus diobati dengan penanganan yang tepat. Jika kelainan tersebut tidak diobati selama masa pertumbuhan, anak mungkin memiliki perawakan pendek ketika dewasa. Tak hanya itu saja, kelainan juga dapat menjadi permanen jika tidak diobati.

Jaga kesehatan Anda dan keluarga dengan konsultasi rutin bersama mitra dokter kami. Download aplikasi Good Doctor sekarang, klik link ini, ya!