Pengolahan limbah cair kelapa sawit menjadi biogas

Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas ekspor Indonesia yang cukup penting sebagai penghasil devisa negara selain minyak dan gas. Industri kelapa sawit menghasilkan produk utama berupa minyak kelapa sawit. Produksi kelapa sawit akan menyebabkan banyaknya limbah kelapa sawit yang dihasilkan. Limbah kelapa sawit terdiri dari limbah padat dan limbah cair. Limbah cair kelapa sawit atau sering disebut dengan palm oil mill effluent (POME) banyak mengandung bahan organik dan dapat diolah menjadi biogas yang di produksi secara anaerob. Bahan organik lainnya dapat ditambahkan dalam produksi biogas yaitu kotoran sapi dan kalsium. Kotoran sapi adalah biomassa yang mengandung karbohidrat, protein dan lemak. Mikroorganisme pada kotoran sapi yang dicampurkan dengan POME diharapkan dapat merombak bahan organik menjadi metana secara optimal. Penambahan nanopartikel kalsium dapat mempersingkat waktu produksi biogas dan mempercepat waktu fermentasi. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui karakteristik biogas dan pengaruh penambahan kalsium terhadap peningkatan produksi biogas. Perbandingan POME dengan kotoran sapi kemudian ditambahkan kalsium dengan variasi waktu milling dan konsentrasi yang berbeda. Kalsium yang dihasilkan dari proses kalsinasi cangkang telur ayam kemudian di milling dan dianalisis dengan XRD, SEM, dan EDX. Analisis XRD menunjukan bahwa hasil fasa dari masing-masing sampel adalah kalsium oksida (CaO). Puncak-puncak fasa dan sudut 2 yang dihasilkan juga tidak jauh berbeda dengan database JCPDS CaO. Analisis SEM menujukkan bahwa morfologi permukaan pada sampel tidak beraturan dan terjadi penggumpalan. Analisis EDX digunakan untuk mengetahui persen (%) massa dan unsur yang terdapat pada sampel. Hasil analisis EDX menunjukkan bahwa unsur yang terdeteksi dari masing-masing sampel kalsium adalah Ca, O, Mg, dan karbon. Persen kalsium (Ca) yang di hasilkan dari setiap sampel dengan waktu milling 1 jam, 1,5 jam, dan 2 jam menunjukkan bahwa sampel tersebut adalah kalsium, karena memiliki persen kalsium hampir 50%. Produksi biogas yaitu dengan mencampurkan bahan-bahan organik seperti POME, kotoran sapi dan kalsium yang kemudian di masukkan ke dalam digester dan disimpan selama 20 hari. Biogas yang dihasilkan pada digester kemudian dilakukan pengukuran volume biogas dan dianalisis kandungan metana dengan gas kromatografi. Penelitian ini dilakukan dengan formula rancangan percobaan central composite design dan didapatkan 20 data percobaan. Berkaitan dengan kendala teknis di lapangan, hanya diperoleh 7 data pengukuran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan nanopartikel kalsium (CaO) menunjukkan terjadinya kenaikan pada produksi biogas yang dihasilkan. Sampel juga menghasilkan gas metana yang cukup tinggi, dimana metana paling tinggi dihasilkan dari sampel dengan konsentarsi nanopartikel 7,5 g/L.