Apa yang terjadi pada kehidupan kita bila petani gagal panen

DPRD Sijunjung meminta pemerintah mengantisipasi dampak kerugian petani akibat gagal panen. Supaya petani mau kembali menanami lahan pertaniannya. Selain itu untuk menjaga ketahanan pangan Kabupaten Sijunjung.

Dasri Rajo Timbu, Anggota Komisi II DPRD ketika melaksanakan Rapat Pembahasan LKPJ Bupati di ruang Komisi II, Selasa (24/4) menuturkan bahwa petani sering mengeluhkan jika terjadi gagal panen. Kerugian yang ditimbulkan akibat gagal panen tersebut cukup besar “Sehingga petani kesulitan untuk menanami kembali lahan pertaniannya,”ungkapnya.

Dasri Rajo timbu mengutarakan, bahwa ketahanan pangan di daerah perlu dijaga. Termasuk lahan pertanian, supaya tetap ditanami oleh petani. Sehingga, lahan pertanian tetap menghasilkan dan memberikan dampak yang baik pada masyarakat..

Untuk mengantisipasi, pemerintah harus menyiapkan gabah. Dan gabah tersebut diberikan pada petani yang mengalami gagal panen tersebut.

Hal ini dilakukan, supaya petani, mau menanami lahan pertaniannya. Selain itu, bantuan itu sebagai bentuk perhatian terhadap petani akibat gagal panen.

Sementara, Kepala Pertanian, Ronaldi menyebutkan, upaya itu sedang dilakukan pemerintah. Pemerintah akan memberikan cadangan gabah untuk meringankan beban petani akibat gagal panen-yan@sijunjung,go,id

KEBUMEN - Wereng menyerang tanaman padi di wilayah pegunungan. Bahkan petani di Desa Kalisono Kecamatan Karangsambung terancam gagal panen akibat serangan hama tersebut. Muson (60) petani di Desa Kalisono mengatakan, serangan wereng diketahui sejak tanaman padi masih muda. Kini padi tersebut berumur 1,5 bulan. Awalnya, padi yang dijangkiti wereng itu terlihat layu. Selanjutnya berangsur-angsur kering. "Pemupukan yang kami lakukan tidak bisa mencegah serangan wereng," katanya, Minggu (8/6).


Sejumlah petani lain juga mengeluhkan hal sama. Hartini (67) mengungkapkan, gejala serangan wereng juga ditemukan pada lahan persemaian bibit padi. Praktis, bibit yang sudah diserang wereng itu tidak bisa tumbuh normal. Kini, sebagian besar petani setempat tidak memiliki harapan lagi untuk panen padi. Pasalnya, serangan wereng sudah meluas satu desa, bahkan merambah ke desa tetangga.


Kepala Desa Kalisono, Susanto menuturkan, wereng yang menyerang tanaman padi petani ada tiga macam, wereng berwarna cokelat, hijau dan putih. Akibat serangan wereng ini petani sangat merugi. Mengingat, para petani sudah mengelurakan modal yang tidak sedikit, antara lain untuk biaya membajak sawah, penyebaran benih dan pembelian pupuk. "Kalau dihitung, rata-rata petani mengalami kerugian Rp 2 juta sampai Rp 3 juta, tergantung lahan yang dimiliki," ungkapnya.


Hanya Pasrah


Terkait dengan hama wereng ini, pihaknya sudah menyampaikan ke dinas terkait. Namun kondisi sekarang, petani sudah tidak mungkin dapat ditolong, karena serangan wereng sudah meluas dan rata-rata kondisi tanamannya sudah kering. Para petani pun hanya bisa pasrah. 


Petugas Pertanian Lapangan UPT Karangsambung, Nasrudin membenarkan, hama wereng telah menyerang tanaman padi di pegunungan. Tidak hanya di Desa Kalisono saja, namun hampir di seluruh Kecamatan Karangsambung.
Menurut dia, hama wereng itu berasal dari daerah barat, seperti Jawa Barat dan Cilacap. Bibit wereng itu dibawa pengendara mobil yang melakukan perjalanan malam. Lebih lanjut, wereng itu menempel di lampu mobil, kemudian terbawa ke Kebumen. Selanjutnya berkembang biak dan menyebar ke mana-mana. ''Satu wereng betina yang menetas, dapat menghasilkan 100 sampai 500 wereng. Jadi sangat cepat berkembang biak dan sangat membahayakan petani," jelasnya.


Lebih lanjut, serangan hama tersebut diketahui sejak petani panen padi pertama, sehingga saat tanam padi kedua dipastikan serangannya lebih besar. "Sebetulnya Dinas Pertanian Kabupaten telah memberikan pengobatan hama secara gratis kepada petani, seperti obat granul dan fluradan. Namun karena tidak semua petani mengetahui informasi ini, sehingga hama wereng menyerang kembali pada tanam padi kedua," imbuhnya. (K5-32,48)

sumber : suaramerdeka.com

PURWOREJO – Kerugian ekonomi karena gagal panen kini tak lagi dialami oleh 5.103 orang petani padi di Kabupaten Purworejo. Dengan mengikuti program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) dari Kementerian Pertanian (Kementan) Republik Indonesia, jika gagal panen, ribuan petani tersebut dapat mengajukan klaim ganti rugi maksimal Rp6 juta.

Hal itu disampaikan Kepala Dinas Pertanian Perikanan Kelautan dan Peternakan (DPPKP) Kabupaten Purworejo, Wasit Diono pada acara penyerahan klaim asuransi kepada 108 orang petani Purworejo, di di Aula pertemuan Kecamatan Grabag, Rabu (17/6/2020).

Menurutnya, AUTP dapat membantu petani agar tetap bisa produktif dan terhindar dari kerugian nilai ekonomi usaha tani padi akibat gagal panen. Program tersebut ditujukan khusus bagi para petani padi, dan buruh tani yang mengerjakan sawah dengan luasan lahan maksimal dua hektare.

Sayangnya, jumlah kepesertaan AUTP di Kabupaten Purworejo baru mencapai sekitar 5,9 persen dari total 86.962 orang petani. Karenanya, Diono mengimbau para petani untuk mengikuti program perlindungan usaha tersebut.

“Untuk menjadi peserta AUTP mendaftar melalui online yang akan didampingi Penyuluh pertanian Lapangan (PPL). Sedangkan subsidi anggaran pemerintah dari APBN dan APBD Provinsi Jawa Tengah. Program AUTP merupakan kerjasama pemerintah dengan pihak perusahaan asuransi,” jelas Wasit Diono.

Klaim asuransi, beber Diono, akan diberikan kepada peserta apabila terjadi gagal panen sebagai akibat risiko banjir, kekeringan, dan serangan OPT seperti hama penggerek batang, wereng batang coklat, walang sangit, tikus, ulat grayak, dan keong mas. Selain itu, klaim juga diberikan bila terjadi gagal panen akibat penyakit tanaman, seperti blast, bercak coklat, tungro, busuk batang, kerdil hampa, kerdil rumput/kerdil kuning, dan kresek. Syaratnya, intensitas kerusakan mencapai minimal 75 persen dari luas kerusakan.

Wakil Bupati Purworejo, Yuli Hastuti menjelaskan, AUTP dapat memberikan jaminan perlindungan kegagalan panen kepada para petani, baik karena bencana alam, maupun serangan organisme pengganggu tanaman (OPT). Dengan premi yang relatif murah, para petani akan merasa tenang karena terlindungi dari kerugian gagal panen.

“Premi yang harus dibayar tidak mahal yakni Rp36 ribu per hektare per musim tanam, karena 80 persen di antaranya sudah disubsidi pemerintah. Sementara nilai asuransi yang akan diterima mencapai Rp6 juta per hektare, sehingga akan sangat membantu petani dalam proses produksi selanjutnya,” papar Wabup Yuli.

Ditambahkan, Indonesia merupakan negara agraris. Sebagian penduduk bekerja pada sektor pertanian sebagai pekerjaan utama. Ketika para petani mengalami persoalan dalam proses produksi seperti gagal panen, masyarakat juga bisa terkena imbasnya. Contohnya, saat banyak lahan pertanian mengalami gagal panen, seringkali memicu kenaikan harga kebutuhan pokok yang tentunya dapat menambah beban eknomi masyarakat.

Kondisi kerugian yang dialami petani, kata Yuli, terkadang dimanfaatkan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab untuk mencari keuntungan pribadi. Biasanya, petani akan langsung pergi ke tengkulak untuk meminjam modal, guna membangun kembali usaha mereka yang gagal. Kemudian, ketika musim panen tiba, hasil panen tersebut akan dijual sangat murah ke tengkulak sebagai bayarannya.

“Tentunya kita semua hendak memutus rantai ini agar petani kita dapat hidup dengan sejahtera,” tandasnya.

Wabup pun berharap agar semua petani di wilayah Purworejo menjadi peserta AUTP sehingga dapat mengantisipasi potensi kerugian yang terjadi bila ada kegagalan pada proses pertaniannya, seperti saat pandemi Covid-19 ini.

“Saya berharap asuransi ini bisa bermanfaat bagi petani, agar bisa terus bertani dan meningkatkan produksi padi. Di tengah kesulitan hidup saat ini akibat pandemi virus Corona, maka sesungguhnya para petani juga merupakan pahlawan yang bekerja untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat,” tuturnya.

Apa yang terjadi jika petani gagal panen?

Dampak yang paling terasa akibat gagal panen ini, yaitu para petani yang biasanya tidak membeli beras, sekarang mau tidak mau mereka harus membeli beras. Dampak lainnya yaitu langkanya gabah hasil penggilingan padi.

Apa yang akan terjadi jika dalam hubungan tersebut petani kapas mengalami gagal panen karena hama?

Apabila petani kapas gagal panen (dalam skala besar) tentu akan berpengaruh buruk pada industri yang menjadikan kapas sebagai bahan baku. Selain itu, petani juga mengalami kerugian dan harga pasaran menjadi lebih tinggi dari normalnya.

Apa yang menyebabkan petani gagal panen saat terjadi perubahan iklim?

Suhu yang terlalu panas dan berkurangnya ketersediaan air akan menghambat produktivitas pertanian. Perubahan iklim juga akan menyebabkan perubahan masa tanam dan panen ataupun menyebabkan munculnya hama dan wabah penyakit pada tanaman yang sebelumnya tidak ada.

Apa yang dimaksud dengan gagal panen?

Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “gagal” artinya “tidak berhasil” atau “tidak tercapai (maksudnya)” sedangkan kata “panen” artinya “pemungutan (pemetikan) hasil sawah atau ladang”. Jadi, gagal panen adalah suatu kondisi dimana petani tidak berhasil atau tidak dapat memetik hasil dari sawah atau ladangnya.