Penelitian tentang minat baca di Indonesia

Penelitian tentang minat baca di Indonesia
  • March 14, 2020
  • buku, minat baca, Trending

Minat Baca Orang Indonesia Paling Rendah di Dunia, Karena Tak Ada Akses dan Kesempatan

Orang Indonesia bukannya tak mau membaca, namun keterbatasan akses sering membuat masyarakat tak bisa membaca. Bagi perempuan, akses bacaan adalah hal paling penting agar perempuan mendapatkan kesempatan yang sama dengan laki-laki
  • Poedjiati Tan

Konde.co Membuka akses bagi masyarakat untuk membaca adalah hal penting. UNESCO menyebutkan Indonesia berada pada urutan kedua dari bawah soal literasi dunia, artinya minat baca orang Indonesia masih sangat rendah.

Apakah benar ini karena minat baca masyarakat yang rendah atau akses yang masih minim bagi mereka?

Menurut data UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,001%. Artinya, dari 1,000 orang Indonesia, cuma 1 orang yang rajin membaca!. Ini merupakan jumlah yang mengecewakan karena artinya masih kecil budaya membaca orang Indonesia.

Riset yang bertajuk Worlds Most Literate Nations Ranked, dilakukan oleh Central Connecticut State University, Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca. Padahal kalau dilihat di pameran-pameran buku, selalu ramai dikunjungi oleh banyak anak yang antusias membaca.

Ternyata penyebab rendah minat dan kebiasaan membaca itu karena kurangnya akses, terutama untuk masyarakat Indonesia yang berada di daerah terpencil. Hal itu merupakan salah satu yang terungkap dari Indeks Aktivitas Literasi Membaca (Alibaca) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

Seorang peneliti di Pusat Penelitian Kebijakan Pendidikan dan Kebudayaan Balitbang Kemendikbud mengatakan bahwa ada korelasi antara akses dengan kebiasaan. Jika tidak akses, bagaimana masyarakat Indonesia bisa membaca?.

Para pegiat literasi melihat bahwa minat baca orang Indonesia cukup tinggi, tapi itu potensi yang belum mewujud jadi perilaku, kebiasaan, dan budaya.

Di Indonesia Timur Lebih Parah. Data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia mengungkapkan, anak di Indonesia timur menghadapi tantangan multisektoral, salah satunya karena kesenjangan pendidikan dan kemampuan dasar.

Keterbatasan itulah yang membuat 4 dari 34 provinsi di Indonesia, terutama di Indonesia timur memiliki tingkat literasi terendah, yakni Papua, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Barat dan Nusa Tenggara Timur.

Salah satu faktor pemicunya adalah kurangnya fasilitas, seperti buku bacaan dan perpustakaan. Pegiat literasi Nila Tanzil bercerita betapa minimnya fasilitas pendidikan di Indonesia timur.

Saya pernah bekerja di Nusa Tenggara Timur selama empat bulan dan sempat berjalan-jalan keluar masuk kampung, saya lihat di sekolah-sekolah tidak ada buku bacaan dan perpustakaan.

Jika secara umum masyarakat tidak mendapatkan akses, bagaimana dengan perempuan? Perempuan adalah warga yang selalu tertinggal dibandingkan laki-laki. Bukan tidak tertarik untuk membaca, namun perempuan tak punya akses untuk itu.

Keterbatasan akses ini seharusnya bisa diatasi, salah satunya yaitu dengan memanfaatkan teknologi internet dan gawai (gadget) serta perangkat elektronik lain, terutama untuk sekolah di daerah pelosok desa.

Untuk perempuan, tentu tak hanya sekedar terbukanya akses teknologi, namun juga kesempatan dan waktu. Jika tak punya waktu dan kesempatan, maka perempuan akan selalu tertinggal. Kebiasaan masyarakat yang memandang perempuan tak harus membaca adalah faktor yang menyebabkan perempuan selalu ketinggalan membaca selama ini. Seolah membaca adalah urusan laki-laki, padahal perempuan harus diberikan kesempatan yang sama.

Biasanya di daerah terpencil memang masih susah ditemui toko buku dan perpustakaan yang memadai. Persoalannya bagaimana sekolah-sekolah dan perpustakaan di seluruh Indonesia bisa mendapatkan bacaan yang murah bahkan kalau bisa gratis, mendidik dan mudah penggunaannya. Kita semua mengetahui bahwa harga buku di Indonesia sangatlah mahal dan jarang buku-buku bermutu yang mudah dan murah disebarkan ke seluruh Indonesia.

Dewa Rai Aribawa, Pustakawan dari Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Badung, Bali mempunyai solusi untuk ini, selain sumber koleksi dari perpustakaan digital yang telah ada, ada salah satu aplikasi yang cukup baik dalam meningkatkan minat baca. Sebuah aplikasi di komputer yang bisa dimanfaatkan untuk mengatasi masalah ini dengan mudah & murah.

Aplikasi tersebut bernama Kipin School 4.0 for Windows 10, penggunaannya cukup mudah, kita hanya perlu menghubungkan komputer berbasis windows 10 milik perpustakaan dengan jaringan WiFi, kemudian download aplikasi tersebut di komputer.

Di aplikasi tersebut sudah tersedia banyak sekali bacaan literasi yang berupa komik, semua bersifat mendidik, sangat direkomendasikan sebagai bacaan yang sehat, mendidik tapi menarik bagi anak-anak di seluruh Indonesia.

Ada sekitar 300 komik pendidikan yg bisa di download, belum dihitung buku-buku yang dari Kemdikbud, Setelah semua komik di download, maka pengunjung perpustakaan sudah bisa membaca komik-komik tersebut tanpa membutuhkan jalur internet lagi, semua komik sudah ada di harddisk komputer yang bisa dibaca setiap saat kapanpun.

Rai Aribawa mengatakan lagi jika solusi ini bisa dimanfaatkan oleh semua sekolah-sekolah & perpustakaan daerah di seluruh Indonesia, maka terjadi penghematan yang sangat besar dan manfaat yang positif dalam literasi yang mendidik untuk anak-anak.

(Foto/ Ilustrasi: Pixabay)

Poedjiati Tan

Psikolog, aktivis perempuan dan manager sosial media www.Konde.co. Pernah menjadi representative ILGA ASIA dan ILGA World Board. Penulis buku Mengenal Perbedaan Orientasi Seksual Remaja Putri.

Let's share!

Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
Share on whatsapp
Share on email

video

MORE THAN WORK

Handle @konde_co

Mari Menulis

Konde mengundang Anda untuk berbagi wawasan dan opini seputar isu-isu perempuan dan kelompok minoritas
Kirim Tulisan

latest news

Penelitian tentang minat baca di Indonesia

G20 Belum Punya Perhatian Khusus Untuk Perempuan: Tugas Indonesia di KTT G202022

Penelitian tentang minat baca di Indonesia

Dear Bucin, Kenali Sinyal Red Flag yang Bikin Hubunganmu Nggak Sehat

Penelitian tentang minat baca di Indonesia

Saatnya Kamu Speak Up, Banyak Korban Kekerasan Seksual Berjatuhan

Penelitian tentang minat baca di Indonesia

Migrant Care Laporkan Perbudakan Pekerja Sawit: Dikerangkeng Di Rumah Bupati Langkat

Penelitian tentang minat baca di Indonesia

Riset Konde.co: Their Story, Bagaimana Media Memandang Keragaman Gender dan Seksual Non-Normatif LGBT

Penelitian tentang minat baca di Indonesia

Cerita PRT: Berkat Gabin Tape, Kami Bisa Bertahan Melalui Pandemi

popular

Penelitian tentang minat baca di Indonesia

Perempuan dan Informasi Akurat Seputar Kehamilan

Penelitian tentang minat baca di Indonesia

Apa Saja Problem Perempuan Asia? Dari Pertemuan Asia Womens Day 2020

Penelitian tentang minat baca di Indonesia

Manifesto Politik Perempuan Indonesia 22 Desember 2019

Penelitian tentang minat baca di Indonesia

Alata Baun, Sukinah, Mariana: Perempuan Aktivis Gerakan Lingkungan Indonesia

Penelitian tentang minat baca di Indonesia

Perempuan Bergerak, Mengurus Limbah

Penelitian tentang minat baca di Indonesia

Seberapa Penting Identitas bagi Perempuan?