Perubahan sejarah yang terjadi dari setiap zaman ke zaman ternyata berdampak pada berbagai hal dalam kehidupan manusia yang ada dimuka bumi ini. Beberapa dampak atas perubahan sejarah tersebut salah satu diantaranya ialah penerimaan hal-hal baru, adanya kehidupan yang semakin baik dengan terbukanya pada pengetahuan baru dan tersedianya benda-benda peninggalan bersejarah yang bisa dipelajari oleh semua orang baik dari kalangan pelajar maupun kalangan lain pada umumnya. Salah satu peninggalan sejarah yang patut dibanggakan dari Indonesia ialah patung. Patung ini memanglah terdiri dari berbagai bentuk. Salah satu diantanya ialah patung prajnaparamita yang paling dikenal di dunia lantaran kehalusan struktur pembuatannya. Patung PrajnaparamitaPrajnaparamita ialah penyebutan arca Bodhisattwadewi (bodhisattwa wanita) yang diperkirakan berasal dari abad ke-13 M, tepat waktu itu menjadi era daripada kerajaan Singhasari. Dalam arti sejarahnya arca Prajnaparamita ditemukan dari reruntuhan Cungkup Putri dekat Candi Singhasari, Kota Malang, Provinsi Jawa Timur. Berdasarkan kepercayaan yang ada di masyarakat setempat, Prajnaparamita merupakan perwujudan Ken Dedes ratu pertama Singhasari yang sauminya ialah Ken Arok. Akan tetapi disisi lain ada yang berpendapat pula bahwa Prajnaparamita ialah perwujutan Gayatri yang menjadi istri Kertarajasa sebagai raja pertama Majapahit. Tetapi yang pasti, patung Prajnaparamita baru diketahui keberadaannya antara Tahun 1818 sampai dengan 1819 oleh D. Monnereau yang seorang aparat Hindia Belanda. Meski pernah dibawa ke Belanda tetapi pada Bulan Januari Tahun 1978 sudah dikembalikan di Indonesia, yang pada saat ini Patung Prajnaparamita berada di Gedung Arca, Museum Nasional, Jakarta. Fungsi Patung PrajnaparamitaSecara spesifik tujuan dan fungsi pembuatan patung Prajnaparamita. Antara lain; Tujuan yang menjadi fungsi atas pembuatan Patung Prajnaparamita ialah untuk berdoa kepada dewa-dewa, khususnya yang beragama hindu. Hal ini sangatlah wajar mengingat dalam pengkategoriannya Prajnaparamita bukalnlah patung bisanya, melaikan arca bisa digunakan sebagai media agama oleh masyarakat pada zaman sejarah. Arca Prajnaparamita dibangun untuk dapat digunakan dalam memberikan persembahan atau sesaji atas bentuknya yang halus, alasannya karena masyarakat pada zaman dahulu mempercayai bahwa melakukan persembahan atau memberikan sesaji pada arca Prajnaparamita merupakan hal yang masuk dalam kegiatan keagamaan. Arca Prajnaparamita juga difungsikan sebagai perwujudan atas peran maharatu yang berpengaruh pada kehidupan masyarakat kala itu. Karena dengan kepercayaannya pada dewa-dewi, maka dari arca inilah masyarakat bisa melakukan penyebahan atau pemujaan khusus sesuai dengan apa yang diyakininya masing-masing. Fungsi lain dari adanya patung Prajnaparamita ialah menjadi warisan bagi pemerintah Indonesia. Sebab dengan adanya struktur bentuknya yang halus, tak khayal dalam bangunannya dinilai memiliki nilai arstik sendiri sehingga meski pernah di bawa ke Belanda tetapi akhirnya di kembalikan ke Indonesia.
Dari pembahasan dapatlah dikatakan bahwa Prajnaparamita ialah sebuah arca yang juga disebut pula sebagai patung. Namun untuk Prajnaparamita sendiri bukanlah patung biasa seperti pada umumnya. Akan tetapi sudah dianggap arca lantaran benda yang berwujud seperti patung yang memiliki dasar keagamaan begitu kuat. Disisi lain, untuk arti arca yang telah terbentuk secara utuh ini bisanya juga mengenakan perhiasan yang begitu gemilang atau mewah. Beberapa bentuk perhiasan yang digunakan antara lain ialah jamang, pending, ikat perut, ikat pinggul, subang (anting-anting), jatamakuta (mahkota), upawita, gelang kaki, ikat pinggang, cincin, dan kelat bahu.
February 18, 2010 by febriy
1. SUMBER SEJARAH
Kerajaan singasari dibangun oleh Ken Arok setelah runtuhnya kerajaan Kediri. Ken Arok bergelar Sri Rajasa Sang Amurwabhumi dengan Dinasti Girindrawanca, dengan tujuan untuk menghilangkan jejak tentang siapa sebenarnya Ken Arok & mengapa ia berhasil mendirikan kerajaan. Ken Arok berkuasa ± 5 tahun (1222 – 1227 M). pada tahun 1227 Ken Arok terbunuh oleh kaki tangan Anusapati. ₪ Tohjaya ₪ Wisnuwardhana (Ranggawuni) ₪ Kertanegara Silsilah Raja Singasari 2. ASPEK KEHIDUPAN SOSIAL 3. ASPEK KEHIDUPAN EKONOMI 4. ASPEK KEHIDUPAN BUDAYA 5. ASPEK KEHIDUPAN AGAMA Prajñāpāramitā dari Jawa mengacu kepada sebuah citra terkenal Bodhisatwa Prajñāpāramitā, yang berasal dari abad ke-13 zaman Kerajaan Singasari di Jawa Timur, Indonesia.[1] Arca ini memiliki nilai estetika dan sejarah yang besar, dan dianggap sebagai mahakarya seni Hindu-Buddha klasik Jawa kuno.[2] Saat ini, arca itu merupakan salah satu koleksi berharga Museum Nasional Indonesia, Jakarta.[3] DeskripsiArca Prajnaparamita dari Jawa Timur mungkin merupakan citra sang dewi kebijaksanaan transendental yang paling terkenal. Ekspresi raut wajah yang tenang dengan pose dan gestur meditatif menunjukkan kedamaian dan kebijaksanaan, kontras dengan perhiasan dan dekorasi yang beraneka ragam dan rumit. Sang dewi sedang dalam posisi meditasi lotus sempurna yang disebut postur vajrasana, duduk di atas sebuah bantalan lotus ganda yang disebut padmasana, di atas sebuah fondasi persegi.[1] Arca ini bersandar pada stela (sandaran arca) berukir.[3] Tangan sang dewi melakukan dharmachakra-mudra (mudra yang melambangkan pemutaran roda dharma).[1] Lengan kirinya mengempit sebatang utpala (lotus biru), yang di atasnya bersemayam atribut; keropak Sutra Prajnaparamita. Kepala dan wajah dipahat sempurna, dengan mata sayu dan dahi urna. Sang dewi menggelung rambutnya tinggi ke atas dalam mahkota Jatamakuta, dan di belakang kepalanya memancarkan prabhamandala, sebuah halo atau aura lingkaran cahaya yang melambangkan makhluk suci yang telah mencapai kebijaksanaan tertinggi.[4] Arca ini ditemukan dalam kondisi yang hampir sempurna di reruntuhan Cungkup Putri dekat Candi Singasari, Malang, Jawa Timur. Tradisi lokal menghubungkan arca ini dengan Ratu Ken Dedes, ratu pertama Singasari, mungkin sebagai perwujudan ratu yang dianggap sebagai seorang dewi.[1] Pendapat lain menghubungkan arca ini dengan Ratu Gayatri Rajapatni, permaisuri Kertarajasa, raja pertama Majapahit.[2][5] SejarahPrajnaparamita adalah seorang dewi dengan kedudukan tinggi dalam Buddhisme Tantra Mahayana; dia dianggap sebagai yang sakti, atau pendamping, dari Buddha tertinggi dalam panteon Buddhis yang dikenal sebagai Vajradhara; dia melambangkan pengetahuan yang sempurna.[1] Pada abad ke-13, Buddhisme Tantra memperoleh perlindungan kerajaan dari Raja Kertanegara Singasari, dan setelah itu beberapa arca Prajnaparamita dibuat di wilayah tersebut, seperti Prajnaparamita dari Singasari di Jawa Timur dan Prajnaparamita dari Jambi, Sumatra. Arca Prajnaparamita Jawa Timur dan Jambi keduanya memiliki kemiripan dalam gaya karena mereka dibuat pada periode yang sama, tetapi sayangnya arca Prajnaparamita dari Jambi tidak memiliki kepala dan ditemukan dalam kondisi yang buruk.[6] Sebaliknya, arca Prajnaparamita Singasari ditemukan dalam kondisi yang hampir sempurna. Kondisi arca yang masih asli menunjukkan bahwa arca tersebut telah terkubur cukup lama. Ditemukan di dekat Candi E, bangunan paling selatan di kompleks candi dekat Candi Singasari. Bangunan tersebut disebut Candi Wayang atau Cungkup Putri oleh penduduk setempat.[4] Arca Prajnaparamita dari Jawa ditemukan pada tahun 1818 atau 1819 oleh D. Monnereau, seorang pejabat Hindia Belanda. Pada tahun 1820 Monnereau memberikan arca tersebut kepada C.G.C. Reinwardt, yang kemudian membawanya ke Belanda, di mana ia menjadi koleksi Museum Nasional Etnologi yang berharga di Leiden.[2] Pada Januari 1978, pemerintah Belanda melalui Museum Nasional Etnologi mengembalikan arca tersebut ke Indonesia dan ditempatkan di Museum Nasional Indonesia hingga saat ini. Arca tersebut dipajang di lantai 2 Gedung Arca, Museum Nasional Indonesia, Jakarta.[3] Galeri
Lihat pula
Referensi
|